irulfm24Avatar border
TS
irulfm24
Cerita Waras (untold story)
Setelah sekian lama vakum dalam dunia perceritaan, aku kembali terniat ingin berbagi cerita dan kisah hidupku.

Sebenarnya sebelum ini aku sudah pernah membuat sebuah cerita di sini. Tapi sepertinya aku tidak bisa untuk melanjutkan cerita tersebut. Maaf ya.

Jika seandainya tulisanku ini kurang menarik. Harap maklum ya gan, aku cuma lulusan TSM (teknik sepeda motor).

Tapi aku akan mencoba menyampaikan kisah ini semaksimal mungkin.

Jangan berharap ada hal menarik dari kisah ini, karena ini hanya perjalanan hidupku. Aku hanya menceritakan apa adanya saja.

Status : On going


Quote:


Spoiler for Q&A:


Spoiler for INDEX:


Quote:

Quote:
Diubah oleh irulfm24 11-07-2022 01:19
aryanti.story
Menthog
wong.tanpo.aran
wong.tanpo.aran dan 10 lainnya memberi reputasi
9
15.7K
243
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
irulfm24Avatar border
TS
irulfm24
#53
Chapter 42 : Bercerita Kisah SMP
  Entah mimpi apa aku malam ini, entah mimpi apa juga dia malam ini. Tiba-tiba saja dia menyapaku, dengan ramah. Sangat ramah. Yah, walaupun hampir setiap hari aku melihatnya lewat di depan bengkel tempat aku bekerja, atau saat berpapasan dengannya di jalan, saat dia pulang dari kerja. Tidak pernah sekalipun dia menegurku di jalan. Tapi kali ini, seperti mimpi saja.

 "Eh, Diah. Lu mau ke Temajuk juga" Aku menghampiri dia yang sedang berdiri di sisi jalan. Ikut memperhatikan sekeliling yang sesak dan ramai.

 "Iya dong, gue ga mau kalah. Eh, by the way. Lu pergi sama siapa?" Ujar dia sambil celingak-celinguk memperhatikan ke arah belakang ku.

 "Oww, gue pergi sama pacar gue. Itu dia di sana" Aku menunjuk ke arah Ayunda yang masih sibuk berfoto tanpa menyadari kami yang sedang ngobrol berdua. Nadiah pun menoleh ke arah Ayunda dari kejauhan selama beberapa detik. Lalu kembali menatap ke arahku, aku ikut menatapnya. Sekarang aku lebih tinggi dari dia.

 "Liat, sekarang gue lebih tinggi dari lu" ujar ku sedikit menyombongkan diri sambil tersenyum. Dia hanya diam, tersenyum menahan malu.

 "Duh, kamu makin cantik aja sekarang" ucapku dalam hati.

 "Eh, lu pergi sama siapa?" Aku kembali bertanya.

 "Sama pacar gue, itu dia di sana" Jawab Nadiah, sambil menunjuk ke arah kerumunan orang yang masih mengantri dengan sepeda motornya masing-masing. Aku menoleh ke arah yang ditunjuknya, namun aku tidak tau yang mana yang pacarnya. Saking padatnya manusia. Akhirnya aku pun ber-Oh ria, seolah-olah mengerti.

 "Kalian mau nginap engga?" Tanya dia lagi.

 "Engga sih, sore ini langsung pulang" jawabku, sesekali aku menoleh ke belakang memperhatikan Ayunda yang ada di sana. Sepertinya dia memandang ke arah kami berdua.

 "Kalau gue sih, tergantung pacar aja. Kalau dia ngajak nginap ya kita nginap, kalau engga juga gpp" kata dia, padahal aku engga nanya.

 "Owh gitu ya. Eh, gue udah mau nyeberang nih. Udah dulu ya" Aku pun mengakhiri obrolan lalu pergi meninggalkan dia sendirian. Di depan ku sudah ada Ayunda yang memasang wajah "curiga". Tanda-tanda bakal menginterogasiku dengan berbagai pertanyaan.

 Aku yang menghampirinya, hanya diam dengan muka tak bersalah lalu berbicara "Dah yuk, kita nyeberang. Udah mau berangkat tuh" lalu berjalan turun ke perahu dan duduk di atas jok motor yang sudah diikat dengan tambang.

 Perjalanan menyeberangi sungai pun di mulai. Perlahan pelabuhan pun terlihat semakin jauh, dan menghilang di ujung pandang. Sesekali perahu oleng ke kiri dan ke kanan digoyang ombak sungai yang berasal dari air laut. Beberapa buaya juga tampak mengapung dari kejauhan. Menambah kesan seram saat menyeberang. Ayunda berdiri di sebelahku, berpegang kuat ke tanganku, aku dapat merasakan tangannya yang sedikit bergetar tanda takut karna mungkin baru kali ini dia menyeberangi sungai yang bergelombang dan banyak buaya berkeliaran di sekeliling.

 "Kamu kenapa yank? Takut?" Tanyaku mencoba mencairkan suasana.

 Dia hanya terdiam, tidak berbicara sepatah katapun semenjak kami berangkat menaiki perahu. Bukannya menjawab, namun wajahnya dipalingkan ke lain, seperti tidak ingin melihat wajahku. Aku yang sedari tadi sudah sadar ada yang tidak beres, hanya bisa diam dan bersabar. Seolah-olah semua baik-baik saja.

Setelah beberapa menit melewati sungai yang menyeramkan, akhirnya kami sampai di seberang. Di pelabuhan Ceremai. Sepeda motor kami keluarkan satu persatu dari perahu. Sambil menunggu, aku pun mengeluarkan HP dari saku celana dan mencoba menelpon Idam. Namun sayang, kartu ku tidak ada sinyal. Aku pun memasukkan kembali HP ke saku celana, mengambil motor dan memarkirkannya di depan salah satu toko yang ada di sana. Ayunda masih terdiam, duduk di kursi dekat aku memarkirkan motor, sedangkan aku berjalan ke sekeliling mencari Idam.

 "Wuii, sini" teriak seseorang, aku menoleh ke arah suara itu. Ternyata itu Idam yang lagi minum di salah satu toko, dan ada seorang cewek duduk di sebelahnya. Ya, itu adalah pacarnya.
Aku pun berjalan menghampiri mereka berdua.

 "Udah lama Dam, nunggu?" Tanyaku

 "Udah hampir dua jam nungguin loe" jawab dia, untung saja temanku yang satu ini setia kawan dan penyabar. Aku pun menjawab dengan alasan "Tadi lama ngantri di penyeberangan"

 "Ya sama, tadi gue juga lama ngantri. Mana panas lagi. Eh pacar lu mana?" dia celingak-celinguk mencari Ayunda.

 "Owh, itu di sana" jawabku sambil menunjuk ke arah Ayunda.

 "Oh itu, kirain lu tinggal" ujarnya sambil menoleh, lalu tertawa.

 "Dah yuk, kita berangkat. Masih jauh perjalanan" ujar dia lagi, lalu berdiri dan mengambil helm yang ditaruh di meja.

 "Iya, tunggu bentar. Gue isi bensin dulu" jawabku, sambil berlari-lari kecil mengambil motor dan mengisi bensinnya kembali. Terlihat jarum indikator bensinnya sudah menunjuk ke warna merah.

 Singkat cerita, aku pun mengisi bensin lalu melanjutkan perjalanan. Di depan, ada Idam dengan pacarnya sebagai penunjuk jalan, sedangkan kami di belakang mengikuti. Di perjalanan, alu mencoba mengajak Ayunda mengobrol.

 "Yank, kok kamu diam terus dari tadi?" Aku memulai pembicaraan.

 "Entah" jawab dia ketus.

 "Kamu marah?" tanya ku lagi, padahal udah tau.

 "Siapa cewek tadi" dia malah balik nanya.

 "Owh, itu temen waktu SMP"

 "Mantan kamu?"

 Mendengar itu, aku bingung mau jawab apa. Dari pada bohong, dan daripada nanti dia tau dari orang lain. Akhirnya aku pun menceritakan apa adanya.

 Aku pun bercerita di sepanjang perjalanan kami. Ternyata Ayunda akhirnya lebih tenang dan memintaku menceritakan semua kisahku waktu SMP.

Bersambung...
Diubah oleh irulfm24 23-06-2021 13:26
ronasenja20
Menthog
Menthog dan ronasenja20 memberi reputasi
2