Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

si.matamalaikatAvatar border
TS
si.matamalaikat
Mengapa Parasut Milik TNI Berlubang ?
Ada dua parasut yang ane ketahui digunakan oleh TNI dalam latihan penerjunan, pertama ada parasut free fall, parasut ini berbentuk kotak. Biasanya digunakan untuk misi infiltrasi, agar bisa mendarat di titik tertentu secara akurat. Karena di desain agar bisa mendarat secara tepat, maka parasut ini sepenuhnya dapat dikendalikan. Sementara untuk operasi lintas udara yang memerlukan penerjuanan pasukan dalam jumlah besar dan dalam waktu singkat, maka digunakan parasut static.

Parasut ini terhubung dengan tali static yang diikatkan dengan kabel baja pada pesawat. Ketika penerjun melompat, tali ini secara otomatis akan membuka parasut. Bentuk parasut ini adalah bundar, mirip seperti mangkok terbalik. Parasut static tidak bisa dikendalikan secara maksimal seperti jenis parasut free fall, parasut static dikendalikan secara terbatas. Misalnya untuk menghindari tabrakan antar penerjun serta menghindari pohon saat akan mendarat.

Pada kesempatan kali ini ane akan membahas parasut static, karena desainnya yang unik, pasalnya parasut ini memiliki lubang. Jika agan dan sista pernah melihat aksi penerjunan TNI menggunakan parasut berbentuk bundar ini, maka kalian akan melihat sobekan, seolah parasut tersebut sudah robek di beberapa bagian. Lalu muncul pertanyaan, apakah TNI menggunakan parasut rusak untuk terjun payung ? Tentu saja jawabannya adalah tidak gan sist.





Parasut untuk terjun static berlubang dan berbentuk bundar.

Ilustrasi: majumapan.yolasite.com




Parasut free fall berbentuk kotak.

Foto: Antara/M Risyal Hidayat



Terjun payung adalah aksi yang berbahaya, faktor keselamatan tentu diutamakan. Peralatan utama yang digunakan dalam terjun payung, yaitu parasut, harus dalam kondisi sempurna, tidak boleh cacat sedikitpun. Selain kondisi peralatan yang tidak boleh cacat, ada cara khusus untuk melipat dan mengikat talinya. Setelah melakukan aksi terjun payung, para prajurit harus melipat parasutnya sendiri, hal tersebut hanya sekadar agar parasut bisa dimasukkan ke dalam wadahnya.

Namun, untuk melipat parasut sebelum digunakan, harus dilakukan oleh personel khusus yang memiliki kualifikasi untuk mengemas parasut sebelum digunakan. Personel khusus yang bertugas melipat, mengikat sekaligus mempersiapkan parasut ini dikenal sebagai "Rigger".Teknik melipat parasut tersebut akan memastikan parasut bisa terkembang (terbuka) saat terjun payung dilakukan. Prosedur yang dilakukan sebelum terjun payung, memastikan aksi terjun payung dapat dilakukan dengan aman. Jadi kondisi parasut yang berlubang bukan karena sobek atau usianya sudah tua, lubang-lubang tersebut memang sengaja dibuat. Dari pabrik pembuatnya sudah di desain seperti itu.




Rigger, inilah sosok personel dengan keahlian khusus untuk melipat dan mengikat parasut sebelum digunakan dalam latihan/operasi terjun payung.

Foto: Department of Defense USA


Parasut berlubang ini tidak hanya digunakan oleh TNI, pasukan militer di negara lain yang melakukan terjun static juga memakai parasut berlubang. Tetapi desain lubang parasut ini bermacam-macam. Berikut ini berbagai jenis desain parasut static dari Indonesia dan negara lain:


1. T-10



Ilustrasi: sky-shop.eu


Parasut ini digunakan oleh pasukan Amerika, memiliki celah dengan bentuk vertikal.


2. T-11



Ilustrasi: wikipedia.org


Parasut ini berbentuk kotak, sekilas mirip tahu Sumedang. Parasut ini juga digunakan oleh Amerika, memiliki sobekan di keempat sisi sudutnya serta sobekan horizontal di keempat sisinya.


3. D-10



Ilustrasi: roe.ru


Parasut ini digunakan oleh pasukan Rusia, memiliki dua sobekan yang terletak di bagian bawah.


4. MC-1



Ilustrasi: bisnis.com


Inilah parasut static yang digunakan oleh TNI, namanya adalah MC-1. Ada beberapa varian dari tipe MC-1 yang digunakan oleh TNI, mulai dari MC-1A, MC-1B dan MC-1C. Parasut MC-1 memiliki dua lubang vertikal dengan cabang mendatar di bagian atas, mirip seperti huruf "t kecil", dan juga lubang-lubang berbentuk kotak berjajar di bagian bawah. Parasut tipe MC-1 ini sudah diproduksi di dalam negeri oleh CV Maju Mapan dengan nama Garuda P-1 serta juga diproduksi oleh PT Langit Biru dengan nama LBP MC-1.



Fungsi Lubang Pada Parasut Static


Parasut berfungsi untuk memperlambat kecepatan jatuh dari penerjun, untuk itu parasut memiliki penampang yang luas. Penampang ini akan menghasilkan drag (hambatan udara) yang besar, sehingga kecepatan turun dari penerjun diperlambat dalam kecepatan yang aman. Berdasar Keputusan Kementerian Pertahanan NOMOR KEP:1281/XI/2014 Tentang Standar Militer Indonesia NOMOR: SMI-STD-8305-00001 tentang Payung Udara. Disebutkan bahwa kecepatan jatuh yang ditentukan antara 3 sampai 6 m/detik.

Pada saat digunakan, parasut static yang berbentuk bundar akan memerangkap udara di dalamnya. Namun, udara yang terperangkap ini harus keluar. Jika parasut rapat, artinya tidak diberi lubang sama sekali, maka udara akan keluar dari bagian bawah menuju ke arah samping ke semua arah. Aliran udara ini pada akhirnya akan membuat parasut bergoyang, mengakibatkan penerjun berayun seperti pendulum. Hal ini berbahaya, karena parasut tidak dapat dikendalikan. Saat mendarat, penerjun bisa terbanting keras ke tanah. Berikut ini sekilas ilustrasinya gan sist.




Parasut yang rapat(tanpa lubang), maka mengakibatkan udara akan keluar dari bagian bawah menuju ke arah samping ke semua arah.




Parasut yang rapat akan jadi sulit dikendalikan, sehingga penerjun akan begoyang layakanya pendulum (bandul). Hal ini berbahaya, karena akan mengakibatkan penerjun terbanting keras ke tanah saat akan mendarat.

Ilustrasi: Screen Shot Lycma Mil-Tech/Youtube



Untuk menstabilkan gerakan turun dari parasut, maka diberikan lubang-lubang pada parasut, lubang ini berfungsi sebagai tempat keluarnya udara. Lubang tersebut akan membuat udara lebih terkontrol, sehingga parasut bisa stabil. Umumnya lubang dibuat lebih banyak di bagian belakang penerjun. Hal ini akan memberi sedikit gaya dorong ke depan, sehingga pada saat mendarat, tubuh penerjun akan sedikit begerak ke arah depan. Dengan begitu, penerjun lebih mudah dalam menjaga keseimbangan. Jika saat mendarat, penerjun justru bergerak ke arah belakang, penerjun pasti akan jatuh terjengkang.






Dengan adanya lubang pada parasut static, penerjun bisa mendarat dengan aman, karena udara punya tempat untuk keluar dari penampang parasut.

Ilustrasi: Screen Shot Lycma Mil-Tech/Youtube




Lubang dibuat lebih banyak di bagian belakang penerjun, hal ini memberi sedikit gaya dorong ke depan. Sehingga pada saat mendarat, tubuh penerjun akan sedikit begerak ke arah depan. Hal ini membuat penerjun bisa mendarat dengan aman serta akurat, selain itu pennerjun tidak akan jatuh terjengkang ke belakang.

Ilustrasi: Latihan terjun static Yonif Para Raider 433 Kostrad/shootlinenews.com




Suasana saat terjun payung static yang dilakukan oleh pasukan Kostrad.

Ilustrasi: polewaliterkini.net



Nah sekian dulu sedikit penjelasan mengenai lubang pada parasut yang digunakan oleh TN, lubang tersebut di desain khusus agar penerjun bisa mendarat dengan selamat. Semoga pembahasan kali ini bisa menambah wawasan baru untuk agan dan sista di bidang penerjunan, sampai jumpa emoticon-Angkat Beer


Spoiler for Terjun Static TNI:






Referensi: 1, 2dan 3
Ilustrasi: google image dan berbagai sumber
Diubah oleh si.matamalaikat 16-06-2021 13:53
gargantuar89
yoseful
catros
catros dan 56 lainnya memberi reputasi
57
16.7K
120
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
TUPAIKABELAvatar border
TUPAIKABEL
#11
ada beberapa metode di terjun payung dan masing2 metode punya fungsi yang berbeda, ada Static Jump, HALO & HAHO

Untuk pasukan kategori para / linud (paratroopers), Brevet terjun mereka umumnya sebatas static line dgn payung berbentuk jamur bulat.

Penerjunan dengan metode Static Line, atau bolehlah disebut parasut static, fungsinya untuk menempatkan pasukan di titik strategis dengan mempertimbangkan unsur pendadakan dan kecepatan tinggi. nah itu makanya pakai penerjunan static line, dgn type parasut yg tampak rombeng, supaya lebih cepat sampek kendali gampang & gak pake mampir mampir emoticon-Ngakak karena resiko terdeteksi musuh cukup tinggi, ketinggian dilakukan hanya 400 feet (120 meter), terjun secara estafet dan secepatnya mendarat.

Unutk HALO (High Altitude Low Opening) dan HAHO (High Altitude High Opening), Parasut yang digunakan tidak bisa pakai Jenis Static (TNI Seri MC / US seri T) , ketinggian antara 4600 - 11,000 meter.

Hanya pasukan eltite dengan Brevet terjun lanjutan (advance) yang mampu melakukan penerjunan ini, karena butuh skill khusus (biasanya parasut bentuknya kotak double layer) + ada Gear tambahan (jump suit, altitude meter, masker, oksigen).

ilustrasi paling mirip, kurang lebih sama dalam melakukan penyelaman (diving), semakin dalam maka semakin ribed alatnya.

Terjun bebas juga bisa terjadi dalam hubungan percintaan.. ga pake parasut langsung nacep ke tanah Jleelebbh.. udah kepalang pake perasaan + jor joran duit ..tapi ditinggal kaboor.. Rugi bandaaar emoticon-Leh Uga
Diubah oleh TUPAIKABEL 16-06-2021 16:12
69banditos
cakapsampah
majorminor666
majorminor666 dan 7 lainnya memberi reputasi
8