Dalam rangka meramaikan #KaskuserBerbagiTHR, ane ingin membuat tulisan kenangan ane saat berkunjung ke sebuah Masjid Agung yang ada di Kota Martapura.

Kakek ane berasal dari kota tersebut, jadi bisa di bilang, kota Martapura adalah kampungnya Ibu ane dan otomatis juga kampungnya ane.
Walaupun ane terlahir dan besar disana.
Namun kota Martapura adalah kampung halaman keluarga besar ane.

Sudah ada dua kali, ane pernah berkunjung kesana dan inginnya bisa kesana lagi.
Ibaratnya ingin mudik melihat kampung Kakek ane sekaligus Masjid Agung kebanggaan suku Banjar dimanapun berada.

Sayangnya kerinduan akan berkunjung kesana kini harus di tahan dulu.
#EnggaMudikDulu mungkin jalan terbaik agar kita tak rentan tertular atau menulari orang.
Masjid Agung Al Karomah memang bukan Masjid pertama yang berdiri di sana.
Namun di Masjid Agung ini terkenal sebagai wadah berkumpulnya ulama-ulama besar kaum muslim suku Banjar Kalimantan Selatan.




Apa yang menarik dari Masjid Agung ini selain nilai sejarahnya di masa lalu.
Ada empat tiang yang terbuat dari kayu ulin.
Yap....Kayu ulin bisa di bilang kayu besi eh malah lebih hebat dari besi lho yakk.
Kayu ulin semakin kena air maka semakin kuat batang kayunya, apa kagak gahar nih kayu.
Rayap aja ogah makan nih kayu, bisa rontok giginya.
Empat tiang kayu ulin tersebut merupakan tiang Masjid Agung Al Karomah saat di bangun kembali pada tahun 1863

Nah empat tiang tersebut masih ada hingga sekarang.
Dari tahun 1897 hingga 2021 loh yaak gansis.
Masih utuh dan kokoh berdiri tegak di tengah ruangan Masjid Agung Al Karomah Martapura.
Di luar sugesti yang sudah menjadi kepercayaan warga suku Banjar tentang empat tiang ini.
Empat tiang tersebut mempunyai nilai historis yang membuat ane terkagum-kagum.

Ane dan para sahabat ane saat berkunjung kesana tuk pertama kali, ingin melihat bangunan Masjid paling tua yang ada di dalamnya dan yang pasti juga penasaran dengan empat tiang tersebut.
Memasuki area tersebut sangatlah mudah, yang penting kita berwudhu dulu alias berbersih diri sebelum masuk ke dalam.

Bila ingin memfoto area di dalam, kudu izinlah ama pengurus Masjidnya.
Namanya wajib bersopan santun di mana bumi di pijak maka langit harus di junjung.
Oya gansis, bila hari jumat tiba dan waktunya sholat jumat.
Masjid ini di banjiri oleh banyak warga dan uniknya, mereka kalau pergi sholat terutama para pedagang,biasanya main tinggal aja tuh lapak mereka.

Ane cukup puas melihat keindahan Masjid Agung ini beserta nilai sejarah yang menyertainya.
Selepas pertama kali berkunjung kesana.
Dua tahun berikutnya ane juga singgah disana, sebelum menjenguk keponakan ane yang tinggal di kota Banjarmasinnya.
Namun tuk kunjungan kedua, ane lebih fokus membaca ayat-ayat Al Quran dan banyak berdoa seusai sholat dzuhur.

Tidak ada yang namanya kegiatan dokumentasi.
Hanya ingin menikmati kebutuhan rohani saja di dalam Masjid tersebut.
Kini Masjid Agung tersebut sekarang bagi ane hanya bisa mengingatnya dari kejauhan.
Ada rasa merindu ingin kesana lagi. Namun mungkin tahun depan baru bisa kesana lagi.
Dengan catatan pandemi covid19 ini sudah teratasi entah itu karena vaksin ataupun di temukannya obat penyembuh nya.

Semoga ada langkah dan jodoh tuk bisa beribadah di Masjid Agung Al Karomah.
Semoga Allah memberi ampunan kepada dunia dengan menyelamatkannya dari wabah virus covid19.

sumber foto ini