Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

ZenMan1Avatar border
TS
ZenMan1
Bukan Menakuti, Menteri Ini Sebut Corona Bisa Sampai 2024
Bukan Menakuti, Menteri Ini Sebut Corona Bisa Sampai 2024

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Luar Negeri Prancis Jean-Yves Le Drian menyebutkan bahwa ancaman kekurangan pasokan vaksin itu benar nyata. Ia menyebut bahwa pandemi Covid-19 akan menghantui dunia hingga 2024, kecuali negara-negara G7 berfokus pada peningkatan produksi vaksin.

"Jika kita terus seperti ini maka kekebalan global tidak akan ada hingga 2024," katanya dalam forum G7 sebagaimana dikutip dari Guardians, Kamis (6/5).
Forum G7 alias Group of Seven organisasi antar negara yang anggotanya yaitu Inggris, Jepang, Amerika Serikat, Prancis, Kanada, Jerman, dan Italia. Pertemuan para menlu ini kini digelar di Inggris.

Dalam forum yang sama, ia juga mengingatkan pentingnya memfasilitasi vaksin untuk negara-negara yang saat ini belum mendapatkan jangkauan terhadap vaksin covid-19. Ia menganggap ini adalah masalah global dan kekebalan global diperlukan untuk mengatasi pandemi covid-19.

"Tidak akan ada kekebalan terhadap Covid-19 kecuali itu adalah kekebalan global," tambahnya.

Ia juga mengatakan bahwa pihaknya mengapresiasi skema COVAX yang dibentuk oleh PBB, di mana negara-negara kaya mendanai produksi dan distribusi vaksin ke negara-negara termiskin di dunia. COVAX adalah inisiatif besar untuk membuat 2 miliar dosis, termasuk 1,3 miliar untuk digunakan tahun ini
"Para pemimpin G7 perlu melangkah lebih jauh. Kami juga harus mempercepat distribusi. Kita juga harus melangkah lebih jauh dalam kerangka G7 dengan Afrika untuk menempatkan strategi menempatkan kapasitas produksi di Afrika," katanya.
"Kami harus berbuat lebih banyak untuk memastikan vaksin menjangkau orang yang tepat. Ini bukan hanya soal solidaritas. Ini masalah kepentingan pribadi dan efisiensi untuk diri kita sendiri."

Ia juga menyarankan dalam mempercepat proses produksi dan distribusi, para pembuat vaksin seharusnya mengabaikan paten yang memungkinkan negara-negara membuat dan menjual salinan vaksin yang dapat membantu percepatan proses vaksinasi.
Pasokan vaksin global saat ini sedang terganggu. Hal ini karena India yang merupakan produsen vaksin terbesar dunia itu saat ini defisit vaksin untuk kebutuhan domestiknya.

India sedang mengalami gelombang besar Covid-19 yang sangat ganas dengan kenaikan infeksi harian mencapai di atas 300 ribu per hari. Hingga saat ini saja baru 9,4% populasi negara itu yang telah menerima setidaknya satu dosis.
Sementara itu Indonesia juga sebagian sudah mendapatkan vaksin dari COVAX. Nantinya dalam skema COVAX ini akan sediakan sedikitnya 20% penduduk Indonesia. Berdasarkan sensus 2020, jumlah itu setara dengan 54 juta orang. Artinya setidaknya COVAX akan memasok 108 juta dosis vaksin Covid-19.


https://www.cnbcindonesia.com/news/2...sa-sampai-2024
selldomba
setiapmenit
nomorelies
nomorelies dan 2 lainnya memberi reputasi
3
1.3K
40
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
jurusdewa.comAvatar border
jurusdewa.com
#13
Liat statistiknya covid di Indonesia :

- 1.69 jt kasus

- 1.55 jt sembuh

- 46,349 meninggal

Itu 1.69 jt termasuk yang sembuh kan?

Berarti recovery ratenya 92%

Sedangkan fatality ratenya cuma 3%, dan rata-rata dari yang gue baca kasus kematian itu karena comorbid atau komplikasi.

Not so bad sepertinya.

Tapi virus emang engga bisa benar-benar hilang kan, penyakit yang jaman ini yang disebabkan sama virus yang dari berabad-abad lalu masih ada, cuma manusia lebih siap menanganinya, dan rata-rata penanganan penyakit yang berbasis virus itu rata-rata treatment, bukan cure.

DBD misalnya, treatmentnya lebih buat menjaga tingkat trombosit pada taraf normal, bukan pemusnahan virusnya itu sendiri dalam tubuh.
0
Tutup