Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

einchayoAvatar border
TS
einchayo
[Wife's Diary] Eps. 1 - Perbedaan
Cinta kadang tak butuh alasan
Saat memutuskan menikah, aku tahu ada begitu banyak perbedaan di antara kami. 


Kami berbeda usia !

Usia kami terpaut 11 tahun. Sungguh, ini tidak disengaja. Kami bahkan baru menyadarinya ketika kami telah serius menjalani hubungan kami, karena kami memulai hubungan ini dengan sebuah hubungan pertemanan. Mungkin... kami terlalu merasa nyaman satu sama lain, sampai lupa menanyakan soal ini sejak awal. Tapi, pada saat kami mulai serius memikirkan arah hubungan kami, jujur … kami baru menyadari soal ini. Bukan suami yang goyah saat tahu perbedaan usia ini, tapi aku. Banyak hal yang membuatku insecure… Bagaimana reaksi orang tua kami - reaksi teman-temannya - reaksi teman-temanku - reaksi masyarakat, saat mereka tahu perbedaan ini. Beban paling berat rasanya ada di pihakku. Apa hinaan yang datang akan membuatku goyah ? Belum lagi, perbedaan ini membuatku semakin minder. Aku merasa tak pantas berada di sisinya. Banyak perempuan-perempuan muda yang lebih cantik akan muncul di hidupnya - mungkin hanya sebagai relasi, kenalan, teman - tapi apa ia yakin tidak akan tergoda suatu saat nanti ? Aku akan menua lebih dulu darinya, aku akan renta lebih dulu darinya… dan saat itu terjadi, apakah dia masih akan setia menemaniku sampai akhir ? 


Perbedaan yang tak kalah mengacaukan pikiranku saat itu adalah perbedaan ras keturunan. Aku seorang pribumi asli dan dia adalah cucu laki-laki dari garis keturunan ketiga yang masih murni berdarah Tionghoa. Ini aja rumitnya minta ampun. Selain bakal ditentang habis-habisan, bayangkan bagaimana kami harus menyatukan dua kultur yang berbeda. 


Perbedaan paling mendasar yang tak kalah gilanya adalah perbedaan keyakinan di antara kami. Suamiku bahkan boleh dibilang atheis. Sama sekali ga meyakini Tuhan itu ada. Aku bahkan pernah mengatakan padanya, kalau suatu hari nanti … dia akan mengenal Tuhan, bukan karena aku, tapi karena perjumpaannya secara pribadi denganNya. Kami tidak saling memaksa satu sama lain untuk hal yang satu ini. Meski pada akhirnya, suamiku yang mengalah, mengikuti keyakinanku - dan tentunya doaku terkabul - ia mengenal Tuhanku secara pribadi bukan karena mencintai aku. 


Semua itu adalah perbedaan-perbedaan kategori sangat berat. Perbedaan ini, masih ditambah dengan perbedaan-perbedaan kecil, seperti suamiku gamer akut, sementara aku tidak pernah suka dengan berbagai jenis game apapun. Aku orang yang selalu berpikir terlampau serius, sementara suamiku orang yang malas memikirkan hal-hal berat. Aku pedulian, dia cuek dan egois. Soal cinta, dia adalah cinta terakhir setelah aku kelelahan melanglang buana percintaan...sementara bagi dia… aku adalah cinta pertama dan terakhirnya.


Tapi dari semua perbedaan ini, kami punya kesamaan yang pada akhirnya mampu menyatukan kami. Kami punya konsep masa depan yang sama, punya mimpi yang sama. Pada akhirnya, kami memutuskan untuk menikah dan menghadapi dunia bersama-sama. Dengan satu PR, tak ada restu dari keluarganya.

*bersambung




papachanyt
jiyanq
bukhorigan
bukhorigan dan 2 lainnya memberi reputasi
3
640
9
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
m.juniorAvatar border
m.junior
#3
Itulah cinta mbak, nggak melihat perbedaan usia, perbedaan adalah ujian buat pasangan itu sendiri yang menghasilkan karakter baru maupun kebiasaan bagi suami istri serta menentukan kelanggengan kehidupan rumah tangga. Contoh sederhana dalam hal makanan saja, saya dan pasangan beda selera, aku mau yang pedas, sedangkan pasangan saya tidak suka, jadi supaya selera juga menjadi satu maka sekarang selera kami berdua sudah jadi sama, yang penting ada pedasnya.
einchayo
einchayo memberi reputasi
1
Tutup