Ini adalah hari dimana semuanya adalah keajaiban akan hanya sebuah keajaiban belaka, dan keajaiban adalah bukti adanya Takdir Tuhan terhadap Manusia, yang mengesampingkan dalil rasio, dan mematahkan dalil akhli atau dalil akal sehat sebagai Tuhan palsu manusia....

Perjalanan ke barat kali ini macet, jalan hancur, padahal jalan propinsi , semua sibuk covid sementara si covid ya tetap tak mau mengaku dirinya siapa yang sejatinya, yang aneh adalah semua takut mati, pejabat takut mati, tua muda seolah takut mati, padahal takdir mati itu adalah haq, dia adalah jatah pasti dari manusia ini, mau cara apapun ya tetep mati....

Sesampainya menuju Rumah mbah kyai, tambah macet , jalan sepanjang 50 meteran di cor tapi macetnya bisa berjam jam, kenapa harus pakai cor ?
Dikeruk pakai forklif kemudian diaspal hotmix semalam kelar ? Lantas siapa yang bodoh dengan teknologi ? Semua harus cor pakai beton ?

Perjalanan ini semakin membingungkan saja, aku bawa pasukan 4 orang dimana hanya tinggal belok kanan 2 kilo udah nyampai rumah kyai di depan masjid sambitigo itu. Masjid ijo pupus yang bersih...

Lantas, apakah daya kita manusia, jika pemimpin ditipu investor dan pemborong dengan nama cor beton ini ? Aspal kenapa ? Mengapa langka ? Batinku berkata kata seolah menyalahkan keadaan ini...
Siapa yang salah sih ? Yang salah adalah kita ini...

Kita memilih pemimpin berdasarkan foto dan baliho dijalan, dengan jargon palsu dan menipu, pemimpin anu, wakil rakyat cap anu, tanpa liat pribadinya...

Belum juga cap anu, sarjana anu, kita kenal tidak ? Dan yang buat masqul adalah kita terima dan pilih dia karena uang amplop yang paling hanya cukup buat beli rokok dua pak saja, untuk jabatan 5 taun....

Murah ? Ya kita jadi kaum murahan, memilih badut dan ditipu para badut, sistem pemikiran yang kebalik balik dan kejungkir balik, kita adalah mengaku pintar tapi tolol besar !!! Alasan tak berdaya, cuek, ra urusan, ra perduli, modar !!! Semua akibat terjerumus pemikiran bebas, bukan lagi pergaulan tapi sudah menjadi lumut di otak kita ini....

Sebagaimana dalil yang aku nukil dalam cerita ini :

Abu Hurairah meriwayatkan saat Nabi shallallahu alaihi wa sallam berbincang dengan beberapa sahabat di majelisnya. tiba-tiba datang seorang badui, seraya bertanya, "Kapan hari kiamat?"
Nabi shallallahu alaihi wa sallam meneruskan percakapannya. Selesai bercakap, Nabi shallallahu aIaihi wa sallam bersabda. "Mana yang tadi bertanya tentang hari kiamat?"
Badui itu berkata, "Ini saya, wahai Rasulullah!
Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda, "Apabila amanah disia-siakan, maka bersiaplah menghadapi hari kiamat".
Badui itu berkata, "Bagaimana menyia-nyiakan amanah?"
Nabi SAW bersabda, "Apabila sebuah urusan/pekerjaan diserahkan kepada yang bukan ahlinya, maka bersiaplah menghadapi hari kiamat" (HR. Bukhari).

Yang dimaksud hadits ini bahwa bila sebuah tugas yang berkaitan dengan orang banyak, baik dalam urusan dunia maupun agama diemban orang yang tidak memiliki keahlian di bidang tersebut, ini pertanda hari kiamat sudah dekat.

Kembali ke cerita mau belok rumah mbah kyai, langsung saja meloncat setelah cium tangan dan kemudian anakku ketiga dicium dan dipeluk mbah kyai " cah pinter, prigel, ngerti karo wong tua, eling eling kabeh ya, besuk dia paling kaya dari pada kakak kakaknya, dia bisa jadi seniman, bisa joget, bisa apa saja pokoknya seni !!! Hem cah ayu, pinter !!" mbah kyai memeluk anakku ketiga dengan erat, dan seolah tak mau melepaskan, dan anakku seperti pasrah dalam pelukan mbah kyai, kami yang lain hanya memandang kejadian itu dengan bahagia, sambil istri membuka bagasi mobil kecil kami dan mengeluarkan opor ayam buatan istriku dan oleh oleh lain bakpia martabak, aku sangat bersyukur kata mbah kyai "sudah saatnya kalian berbuka dari puasa panjang kalian, dari ulah orang iri dan dengki, dari ulah pembenci, sudah berbahagialah kalian !!!"

Aku tak berkata apa apa, senyum bahagia kuliat di wajah istri dan anak anakku, inilah aku dsn keluargaku. Pemegang warisan banyak tapi tak kami nikmati, semua kami tahan dalam "puasa ingin"

Biarlah nanti Allah Ganti dengan rejeki berlimpah dari Allah langsung, bukan dari warisan leluhur kami, tapi dari Allah, yakinlah bahwa Allah itu adil dan tak pernah ingkar janji.....