Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

matt.gaperAvatar border
TS
matt.gaper
Tol Trans Sumatera, Ditolak SBY Dieksekusi Jokowi, Kini BUMN Tanggung Kerugian
Presiden Jokowi pada periode pemerintahan ke-1 & ke-2 sangat masif mendorong proyek jalan Tol Trans Jawa dan Tol Trans Sumatera. Bila di Trans Jawa dikerjakan oleh swasta dan BUMN karena secara investasi menguntungkan, beda dengan proyek jalan tol di Sumatera.

Secara kelayakan bisnis, Internal Rate of Return (IRR) proyek Tol Trans Sumatera rendah atau di bawah bunga perbankan. Sehingga tak menarik dan tak menguntungkan secara bisnis. Akhirnya, Jokowi menugaskan BUMN infrastruktur, yakni PT Hutama Karya (Persero) untuk membangun Tol Trans Sumatera sepanjang 2.046 km.

Sebagai langkah awal, pemerintah memberikan bantuan permodalan berupa Penyertaan Modal Negara (PMN) untuk membantu pembiayaan di Tol Trans Sumatera yang diproyeksi menelan biaya investasi Rp 475,96 triliun. Artinya, 60 persen pembiayaan proyek dari PMN dan modal Perseroan, sisanya disokong oleh pinjaman perbankan hingga penerbitan surat utang.

“Ya. Memang itu tidak layak secara finansial tetapi sangat membantu pertumbuhan perekonomian jalan yang dilewati. Makanya kita minta penyertaan modal negara,” ujar Bintang Perbowo dalam wawancara dengan kumparan Kamis (13/2/2020). Saat itu, Bintang masih menjabat sebagai Dirut Hutama Karya.


Hingga akhir 2020, Hutama Karya bersama kontraktor pendukung telah menyelesaikan pembangunan 1.156 km jalan Tol Trans Sumatera, sementara 643 km sedang dalam proses konstruksi. Karena proyek tak layak secara bisnis, keuangan Perseroan ikut terdampak.

Hutama Karya mencatatkan kerugian Rp 2,09 triliun sepanjang tahun buku 2020. Kinerja Hutama Karya ini menurun tajam dibandingkan tahun 2019 yang masih mencatatkan laba bersih Rp 1,99 triliun. Biaya keuangan akibat pembayaran beban bunga pinjaman juga melonjak 215 persen di 2020 menjadi Rp 2,55 triliun.

Tol Trans Sumatera Sempat Ditolak SBY

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sebelum berakhirnya masa jabatan periode ke-2, disebutkan menolak campur tangan keuangan negara di proyek Tol Trans Sumatera. Suntikan PMN ke Hutama Karya ditolak DPR atas rekomendasi pemerintah. Dalam sebuah wawancara dengan Majalah Tempo pada Agustus 2014, Sekretaris Kabinet kala itu, Dipo Alam menolak pemberian PMN ke Hutama Karya untuk proyek tol di Pulau Sumatera. Dipo disebut ingin ‘mengamankan’ Presiden SBY dari masalah hukum.

https://riaunews.com/2021/04/tol-tra...gung-kerugian/

Masih rugi ya
areszzjay
d3m0litionlov3r
viniest
viniest dan 11 lainnya memberi reputasi
4
9K
234
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
pannotia.serverAvatar border
pannotia.server
#67
Masalah jalan tol ini, kalo bisa semua pulau ada jalan tolnya dari ujung ke ujung...contohya ane yang merasakan dari zaman blm masuk listrik ampe sekarang dah masak pake listrik jauh bedanya. Apalagi masyarakat yang jalannya masih tanah liat menjadi jalan ber aspal sangat besar pengaruhnya... Misalnya petani, akan ada motivasi sendiri,,,,"wah enak yah bertani sekarang gampang bawa hasil kebunnya ke kota" atau "bang belikan lah canter baru itu, kau kan toke sawit, biar cepat buah kami diagkat,biar jangan nunggu ampe sore. Jalan ditempat kita kan dah bagus". Dari sini nampak, bisa menambah semangat masyarakat yang terdampak pembagunan ini.
0