Pagi ini, kutulis serangkaian aksara untuk menyapamu
Menyapa lewat untaian diksi
Meski kamu tak mungkin untuk meliriknya
Sebab aku sadar, aku bukan prioritasmu lagi

Kabarku kini, bukan lagi sesuatu yang ingin kau tahu
Menanyakan tentang itu pun, tak ingin lagi kau lakukan
Yah, aku sadar ... aku ini bukan yang terbaik
Aku tahu, bahwa bukan aku yang kamu inginkan

Sebenarnya, aku sudah tahu itu sejak lama
Namun ego selalu mengatakan sebaliknya
Itu karena aku tak ingin ada perpisahan
Tetapi ternyata aku salah, sebab itu hanya membuatku semakin terluka

Selama ini ... aku hanyalah pelarianmu saat kesusahan menghadang langkahmu
Saat kamu tak kuat lagi dengan masalah yang menyambutmu
Kamu hanya ingat tentangku saat butuh solusi
Saat dunia menentangmu dengan keras

Kamu mencariku saat tak ada yang ingin mendengar ceritamu
Saat orang lain menolak membantumu
Membantumu keluar dari sekelumit masalah yang Tuhan berikan
Yah, aku sangat sadar akan hal itu

Mungkin ceritamu waktu itu adalah percakapan terakhir kita
Aku sudah cukup terluka karenamu
Dan aku ... memilih untuk pergi, menjauh dari jangkauanmu
Sebab itu, kini kuhanya bisa mengucap, "Selamat tinggal, hatiku butuh menepi."

Adiva Azzahra,
Gowa, 6 April 2021.