- Beranda
- Komunitas
- Story
- Stories from the Heart
KALAGENDA | RITUAL
TS
re.dear
KALAGENDA | RITUAL
Mohon maaf bagi yang sudah menunggu terlalu lama🙏
Kami ucapkan terimakasih banyak atas kesabarannya yang luar biasa.
Kalagenda telah kembali, semoga masih cukup menarik untuk disimak.
Konten Sensitif
"Sejatinya tidak ada ilmu hitam dan ilmu putih, ilmu tetaplah ilmu. Yang ada hanyalah pelakunya menapaki jalan yang mana."
Spoiler for SEASON 1 SAJEN:
Chapter: Sajen
adalah chapter pembuka dari kisah ini. Seperti ritual, sesajen dibutuhkan sebagai syarat utama.Kisah yang menceritakan persinggungan dengan seorang dukun sakti yang dipanggil Ki Kala. Seorang pelaku ilmu hitam yang sanggup memenuhi setiap permintaan. Tentu dengan bayaran nyawa.
Akankah kami dapat bertahan?
Spoiler for TOKOH UTAMA:
Kang Adul Ojol
Seorang pengemudi ojek online berumur 40tahunan. Seorang bapak dengan 2 anak yang selalu mengutamakan keluarga. Kesialan yang dirinya atau rekan-rekannya alami membawa sisi yang jarang diekspos dari pekerjaan ojek online.
Mang Ian Warung
Perantau 27tahun dari kampung yang masih betah dalam status lajang ini mengelola sebuah warung yang berlokasi disebuah pertigaan angker.
Bang Herul Akik
Mantan satpam berumur 35 tahunan dari beberapa perusahaan. Seorang bapak dengan 1 anak yang selalu penasaran dengan hal mistis. Pun kejadian sial yang ia alami membuatnya terjun ke dunia batu akik untuk menyambung hidup.
Teh Yuyun
Wanita berumur 50 tahun lebih yang menolak tua. Mempunyai 2 anak tanpa cucu. Siapa sangka dibalik sikapnya yang serampangan, ia adalah sosok yang mempunyai ilmu kebatinan.
INDEX:
1.1.Kang Adul Ojol: Resto Fiktif
1.2.Mang Ian Warung: Singkong Bakar
1.3.Bang Herul Akik: Lembur
1.4.Teh Yuyun: Pesugihan Janin
===============================
Mitaku Malang, Mitaku Kenang
1.5.Mang Ian Warung: Kupu-Kupu Malam
1.6.Kang Adul Ojol: "Offline aja mbak."
1.7.Teh Yuyun: Susuk Nyai
===============================
1.8.Bang Herul Akik: Cici Cantik
1.9.Kang Adul Ojol: Ayu Ting Ting
1.10.Bang Herul Akik: Mess Sial
===============================
Kala Bermula
1.11.Kang Adul Ojol: Harum
1.12.Kang Adul Ojol: Cicak
1.13.Teh Yuyun: Akhir Awal
===============================
1.14.Mang Ian Warung; Bayawak
1.15.Bang Herul Akik: Pabrik Tekstil [I]
1.16. Bang Herul Akik: Pabrik Tekstil [II]
1.17. Bang Herul Akik: Pabrik Tekstil [III]
===============================
KONFRONTASI
1.18. Teh Yuyun: Tumbal
1.19. Teh Yuyun: Kunjungan
1.20. Teh Yuyun: Getih Laris
===============================
1.21. Kang Adul Ojol: Petaka Hamil Tua
1.22. Mang Ian Warung: Puputon [I]
1.23. Mang Ian Warung: Puputon [II]
1.24. Mang Ian Warung: Puputon [III]
===============================
BAHLA
1.25. Teh Yuyun: Rega [I]
1.26. Teh Yuyun: Rega [II]
1.27. Teh Yuyun: Rega [III]
===============================
1.28. Mang Ian Warung: Panon
1.29. Bang Herul Akik; No.19
TALAMBONG JARIAN
1.30. Citraghati [I]
1.31. Citraghati [II]
1.32. Citraghati [III]
1.33. Dalak Natih [I]
1.34. Dalak Natih [II]
1.35. Purwayiksa [I]
1.36. Purwayiksa [II]
1.37. Purwayiksa [III]
1.38.
=====SARANANDANG=====
1.39. Kara
1.40. Vijaya (I)
1.41. Vijaya (II)
1.42. Vijaya (III)
1.43. Kusuma Han (I)
1.44. Kusuma Han (II)
1.45. Sang Bakul (I)
1.46. Sang Bakul (II)
1.47. Pathilaga
1.48. Hieum
1.49. EPILOG SEASON 1
Chapter: MANTRA
Setelah kisah pembuka dari kengerian seorang dukun, seluk-beluk, latar belakang, & segala yang melengkapi kekejamannya usai lengkap. Penulis kembali meneruskan kisah horornya.
Sebab tatkala persiapan sesajen telah memenuhi syarat, kini saatnya mantra tergurat.
Cara apa lagi yang akan digunakan untuk melawan Ki Kala?
Siapa lagi korban yang berhasil selamat dari kekejaman ilmu hitamnya?
Bagaimana perlawanan sang tokoh utama dalam menghadapi Ki Kala?
Akankah kali ini kami berhasil?
Spoiler for TOKOH UTAMA:
DINDA
Penerus sekaligus anak perempuan dari Nyi Cadas Pura alias Teh Yuyun di chapter sebelumnya. Usianya belumlah genap 30 tahun, namun ilmu yang ia kuasai hampir setara dengan milik ibunya.
RATIH
Seorang (mantan) Pelayan rumah dari keluarga besar Han yang sudah binasa. Manis namun keji, adalah gambaran singkat mengenai gadis yang baru berusia 25 tahun ini.
IMAM
Seorang mahasiswa di salahsatu kampus yang tak jauh dari tempat Dinda tinggal. Seorang keturunan dari dukun santet sakti di masa lalu. Meski ia menolak, namun para 'penunggu' ilmu leluhurnya kerap kali menganggu.
~~oOo~~
Penerus sekaligus anak perempuan dari Nyi Cadas Pura alias Teh Yuyun di chapter sebelumnya. Usianya belumlah genap 30 tahun, namun ilmu yang ia kuasai hampir setara dengan milik ibunya.
RATIH
Seorang (mantan) Pelayan rumah dari keluarga besar Han yang sudah binasa. Manis namun keji, adalah gambaran singkat mengenai gadis yang baru berusia 25 tahun ini.
IMAM
Seorang mahasiswa di salahsatu kampus yang tak jauh dari tempat Dinda tinggal. Seorang keturunan dari dukun santet sakti di masa lalu. Meski ia menolak, namun para 'penunggu' ilmu leluhurnya kerap kali menganggu.
~~oOo~~
INDEX
2.1. Prolog Mantra
2.2. Asih
2.3. Delman
2.4. Kaki Kiri
Santet
2.5. Tideuha Murak Pawon [I]
2.6. Tideuha Murak Pawon [II]
2.7. Bebegig
2.8. Mancing
Babak Pertama Pangkur
2.9. Tepak Hiji
2.10. Tepak Dua
2.11. Tepak Tilu
2.12. The Artefact
2.13. Pangkur: Maludra
2.14. Pangkur: Maludra (2)
2.15. Pangkur: Durma
2.16. The Unexpected One
2.17. Sastra Jingga
2.18. Socakaca
2.19. Calung Durma
2.20. Hanaca Raka
2.21. Hanaca Rayi
2.22. Sarangka Leungit
2.23. Mega Ceurik
2.24. Lumayung Mendung
2.25. Pangkur: Juru Demung (I)
2.26. pangkur: Juru Demung (II)
2.27. Aksara Pura
2.28. Tarung Aksara
2.29. Adinda Adjining Sanggah
2.30. Teh Tawar
2.31. Fleuron: Back Stage
Antawirya
2.32. Para Jaga Loka
2.33. Adarakisa
2.34. Niskala Eka Chakra
2.35. Rengga Wirahma
2.36. Astacala
2.37. Cantaka
2.38. Léngkah Kadua
~oOo~
2.39. Pelatihan Neraka
2.40. Anyaranta
Quote:
WARNING!!
Cerita ini mempunyai komposisi sebagai berikut:
> 70% FIKSI
> 25% GOOGLING
> 4% NANYA ORANG
> 0,9% KEBOHONGAN MURNI
> 0,1% KENYATAAN YANG MASIH DIRAGUKAN KEBENARANNYA
Dengan demikian, penulis harap kebijaksanaannya. Apabila terjadi kesamaan dalam penokohan, alur, latar belakang, artinya hanya ada 3 kemungkinan:
1. Kejadian itu kebetulan benar terjadi.
2. Pengalaman agan mainstream.
3. Karya saya yang terlalu biasa.
Happy reading!
Jangan lupa cendol & rating bintang lima nya ya!
Jangan lupa cendol & rating bintang lima nya ya!
Spoiler for REFERENSI::
Diubah oleh re.dear 30-06-2021 17:18
arieaduh dan 74 lainnya memberi reputasi
65
93.4K
Kutip
2.3K
Balasan
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
TS
re.dear
#704
Antawirya:
Niskala Eka Chakra (I)
'Babak kedua pertarungan dalam sejarah panjang 2 kelompok seberang dimulai!'
Niskala Eka Chakra (I)
'Babak kedua pertarungan dalam sejarah panjang 2 kelompok seberang dimulai!'
Waktu semakin menipis, rembulan mulai turun tahta. Kantukku mulai manja memaksa pulang. Ayi menghentikan ceritanya sebentar, menungguku meneguk kopi dan menyalakan sebatang rokok sebagai teman tambahan.
Spoiler for Penasaranku kembali membuncah tentang bagaimana anak buah iblis itu tewas.:
Tawa cekikikan terdengar dari selusin orang yang dibawa Maludra. Haus darah, pancaran aura membunuh kental terasa bercampur angin malam bergesekan dengan ranting dan decakan kesal.
"Mari menari!"
Lala terjun ke tengah pertempuran mendahului rekan-rekannya.
"Pastikan jangan tersandung!"
Bayu membalas sembari berlari ke arah berlawanan.
"Kenapa aku merasa kalian malah menikmati ini dibandingkan aku?"
Denis mengeluh sembari memberi isyarat pada sepuluh demit yang ia panggil.
Lala menyelimuti kedua lengannya dengan percikan listrik kecil, seluruh bagian lengannya terlihat menghitam dan mengeras. Serangan yang dilancarkan Lala lemah namun lumayan cepat. Cukup satu sentuhan pada lawannya, listrik yang ia ciptakan dapat membuat siapapun tumbang.
Sementara Bayu, ia mengumpulkan uap air diudara mengubahnya menjadi bola-bola air yang melayang. Karena hal itu di punggungnya mencuat sesuatu seperti tulang dan darah yang melingkar membentuk suatu rajah. Bola-bola air yang Bayu ciptakan itu sebetulnya lemah, tak dapat digunakan untuk menghantam sesuatu. Menariknya, benda itu juga tak dapat diserang. Setiap serangan hanya akan menembusnya seolah memukul air. Bayu menempatkan bola air itu ke kepala lawannya hingga membuat tak dapat bernafas. Saat lawannya panik karena kekurangan udara, Bayu dengan tepat akan menyerang bagian vital dan berhasil melumpuhkan lawannya satu persatu.
Sementara Denis bertindak sebagai pendukung, ia terus menerus memberi perintah pada demit yang ia panggil untuk membantu kedua kawannya bertarung.
1 lawan sepuluh mustahil, tapi akan beda ceritanya jika 1 tambah 5 demit melawan 10 orang.
Maludra memperhatikan bagaimana Denis dan kawan-kawannya bertarung. Ia tersenyum lebar hampir tertawa. Denis melihat hal itu dan menyadari sesuatu.
"Ada yang gak beres!"
Denis berteriak memberitahu kawan-kawannya.
Bayu memperlambat gerakannya, ia terus melawan sambil mencari tahu apa yang Denis maksud.
"Mereka kesurupan!"
Dan Bayu berteriak memberitahu yang lain saat ia mencapai kesimpulan.
"Eughh! Pantas saja mereka dapat bangun dengan cepat!"
Lala menggerutu.
Sebelum Bayu menyadari, Maludra telah berada di hadapannya, pukulan keras telak mengenai dagunya yang terlambat ditahan. Bayu menerima serangan itu sepenuhnya, tubuhnya terlempar hingga melewati posisi Denis beberapa langkah ke belakang lalu diam tak bergerak, Bayu kehilangan kesadarannya dan ajiannya perlahan pudar.
"Bocah pintar, tapi lambat."
Maludra mengejek.
"Agh! Sial!"
Lala jadi waspada pada gerakan Maludra, ia mempercepat serangannya dan memperhatikan Maludra sambil terus bertarung, membuat beberapa celah pada pertahanannya sendiri.
Karena itu, awalnya Lala yang dapat menghindari serangan lawan-lawannya, kini malah terkena beberapa pukulan dan mengganggu keseimbangan dan alur gerakannya sendiri.
"Lala! Fokus!"
Denis berteriak, ia akhirnya bersiap menghadapi Maludra.
"Ok!"
Jawaban singkat Lala yang dapat mengembalikan fokusnya untuk menghindar dan memberi serangan balasan.
Denis berdiri diam menunggu Maludra membuat gerakan, sementara para demitnya menunggu perintah di sekitarnya. Begitupun dengan Maludra dengan antek-anteknya.
"Kuharap kau sudah menyiapkan nisanmu, nak."
Maludra melemaskan ototnya.
"Hm? Apa lemparan tempo hari kurang terasa?"
Denis memancing amarah Maludra.
"Hahaha... Apa kau masih bisa mengoceh?!"
Maludra tertawa lalu berkata dengan kesal, ia kemudian menghampiri Denis dengan cepat dan mendaratkan sebuah pukulan di perut Denis.
Denis tersenyum tak menghindar, salahsatu demitnya berwujud genderuwo menahan pukulan Maludra.
"Biarkan dia. Kau bantu yang lain."
Denis memberi perintah, sosok itu mengangguk dan pergi.
"Benar-benar bocah sombong!"
Maludra mundur satu langkah, kemudian bersiap untuk melancarkan serangan bertubi-tubi.
Lalu dengan cepat, serangan Maludra mendarat di tubuh Denis tanpa jeda. Denis menerima serangan itu dengan penuh. Berkali-kali tubuhnya harus terdorong mundur, Denis tak sekalipun menahan atau menghindar. Meskipun dampak serangan Maludra terlihat, namun terasa hambar. Denis tak terpengaruh selain tubuhnya sedikit demi sedikit terdorong ke belakang.
Maludra seolah diremehkan, ia seketika menciptakan gelombang kejut di kepalan tangan kanannya dan memukul Denis sekuat tenaga. Denis terpental, tubuhnya terlempar, Maludra tak membuang kesempatan, ia melompat dan menendang tubuh Denis bertubi-tubi di udara hingga keduanya jatuh.
Pun saat kembali mendarat, Maludra duduk diatas tubuh Denis dan pukulan demi pukulannya ia arahkan semuanya tepat di wajah Denis. Sementara Denis ia memasang wajah datar seolah tak terganggu.
Dengan serangan bertubi-tubi seperti itu, Denis diam-diam menggerakkan jarinya dan menyentuh kaki kanan Maludra.
"Selesai?"
Satu kata dari Denis menghentikan gerakan Maludra secara tiba-tiba.
Ia tertegun namun wajahnya seolah memaksa tubuhnya kembali bergerak.
Denis mendorong tubuh Maludra dan menyingkirkannya dari posisi itu. Ia berdiri dan menepuk beberapa bagian tubuhnya yang terasa kotor. Barulah disitu ia menyadari bahwa ada beberapa bagian bajunya yang sobek.
"Jangan memaksakan diri, atau kau akan meledakkan tubuhmu sendiri dari dalam karena penumpukan energi yang dipaksakan keluar."
Denis kemudian duduk diatas tubuh Maludra yang tak bisa bergerak tanpa daya.
"... Bagaimana ... ?"
Maludra bertanya dengan susah payah.
Denis melihat ke arahnya, lalu dengan acuh mengambil sebungkus rokok, mengambilnya sebatang dan menyalakannya.
"Sederhana, kekuatan itu tidak sepenuhnya bersifat fisik. Kau tidak melatih tubuhmu, melainkan kau mengambil energi liar dari alam seberang, menyimpannya di dalam tubuhmu dengan menyebarkannya pada setiap inci otot, darah, organ, semuanya. Lalu ketika digunakan, energi itu kau ledakkan pada lawanmu."
Denis menjelaskan sambil menatap para demitnya melawan antek-antek Maludra.
Maludra memasang wajah tak mengerti.
"Kau bingung? Jawabannya adalah tubuh ini."
Denis menunjuk dadanya sendiri.
"Ajianku hanya berefek pada demit, makhluk halus, siluman, dan orang-orang yang menggunakan energi dari alam seberang. Manusia biasa jelas menjadi masalah besar untukku. Dan ohya, karena hanya lidahku yang paling berfungsi, aku melatih tubuhku untuk kebal menerima serangan dari mereka. Mengerti?"
Denis menatap wajah Maludra.
Maludra mengernyitkan dahi.
"Sesulit itukah kau memahami ini? Kau menggunakan energi alam seberang yang nyatanya hal itu adalah mangsa untukku. Kau memilih mencari masalah dengan lawan yang salah."
Denis menghisap dalam-dalam rokoknya, lalu mematikan rokok itu dengan menempelkannya pada dahi Maludra.
Maludra seolah ingin bicara.
"Bicaralah."
Denis membiarkan Maludra bicara lebih mudah.
"Tak kusangka kau begitu menyulitkan kami, seandainya Ki Kala mengetahui ini lebih dini, pasti kami dapat mengatur rencana lebih baik."
Maludra berkata dengan kesal.
"Ya ya ya, sesali itu di alam baka nanti."
Denis mengambil sebatang rokok lagi.
"Hahahaha! Sampai akhir, kau begitu angkuh! Kuakui itu, tapi tampaknya kau harus mengkhawatirkan kekasihmu saat ini."
Maludra berencana memancing amarah Denis.
"Ah... Dinda? Jangan khawatirkan itu, aku tahu Ira dan beberapa orang merencanakan sesuatu pada Dinda. Makanya kuberitahu Ratih, gara-gara itu juga pulsaku habis. Sial memang."
Denis menyalakan rokoknya dan menghisapnya dengan santai.
"Hahahaha..."
Maludra tertawa, entah apa yang ia tertawakan.
"Ohya, kumpulkanlah energi seberang sebanyak-banyaknya didalam tubuhmu, tahan selama mungkin."
Denis lalu berdiri.
"Bajingan! Kau ingin aku meledakkan diri? Potong saja leherku brengsek!"
Maludra berteriak menghujat Denis.
Denis tak menghiraukan kata-kata Maludra.
"Hey! Berhenti membuat tubuh manusia mereka lumpuh! Dorong saja makhluk yang mendiami tubuh mereka!"
Denis berkata pada para demit.
Salahsatu demit, berwujud nenek tua dengan empat tangan segera menghampiri Denis.
"Maaf nun, lalu apa yang harus kami lakukan setelahnya?"
Sosok itu bertanya dengan gemetar tanpa berani menatap mata Denis.
"Kau bisa melahap mereka."
Denis menjawab sambil berlalu pergi menjauh, ia menghampiri Bayu yang terkapar.
"Tuan menyuruh kita makan sepuasnya!!"
Teriakan-teriakan dari para Demit menggema dan menusuk telinga. Dalam sekejap, pertarungan berubah menjadi pembantaian. Pun dengan para Demit yang membantu Lala, mereka seolah berpesta.
Lala yang menyadari itu, segera mundur dan bergabung bersama Denis juga Bayu.
"Thanks man!Aing bener-bener kebantu."
Lala meninju pelan lengan atas Denis.
"Kaleum~"
Denis membalas sambil memeriksa Bayu tanpa menoleh ke arah Lala.
Denis lalu membalikkan tubuh Bayu, ia menamparnya berkali-kali.
"Woy bangun woy! Mandor udah datang! Siapa yang gak kerja gak dapat gaji hari ini!"
Denis berteriak tepat di telinga Bayu.
Lala melihat kejadian itu dengan heran.
Bayu perlahan membuka mata, ia mengusap-usap dagunya dan memeriksa sekitar.
"Cangkul aing yang warna oren, sia pake yang warna ijo. Kasih tau Mamat juga kita bakal beresin lantai 2 hari ini."
Setengah sadar, Bayu berdiri dan sebelum ia berjalan, Denis dan Lala tertawa terbahak-bahak.
Sontak hal itu membuat kesadaran Bayu kembali sepenuhnya.
Ia mengusap wajahnya, melihat Denis dan Lala dan menyadari ia pingsan di tengah pertarungan.
"Ah! Sialan!"
Dengan terburu, Bayu merapal dan mengaktifkan ajiannya. Ia segera berbalik bersiap terjun kembali ke pertarungan.
Tapi kemudian wajahnya keheranan, ia melihat Maludra tergelak tak berdaya juga antek-anteknya yang sedang dikerubungi para Demit.
"Hahahaha!! Mau kemana atuh kang cangkul?"
Lala berteriak pada Bayu yang kebingungan.
"Hahahaha! Parah sia La. Udah beres Bay! Telat bangun sia mah."
Tawa mengejek Denis sama meledaknya dengan Lala.
"Euh~"
Bayu membuang nafas panjang dengan kesal dan kecewa. Ia kembali duduk melingkar bersama Denis dan Lala.
'TIIIIIIN TIIIIIIN!'
Tak lama kemudian,
Sebuah mobil sedan dipacu dengan kencang mendatangi mereka.
Ketiganya berdiri, bersiap. Namun teriakan dari pengemudi mobil itu membuat semuanya kembali menurunkan penjagaannnya.
"Woyy anjing! Apa maksudnya sianinggalin aing?!"
Nata berteriak sambil menyumpahi Denis.
Setelah Nata turun dan menghampiri mereka, barulah Denis membalasnya.
"Yee kalo sia ikutan juga, siapa yang nganter si Nia sama si Lani?"
Denis berkacak pinggang.
"Ya kan bisa sia nyuruh salahsatu demit buat nganter. Gak harus aing juga!"
Nata bersikukuh.
"Terus nanti rumah sia ribut gara-gara ada genderuwo bawa 2 cewek? Begitu? Apa gak bakal jadi salah paham?"
Lala berkomentar.
Nata seolah tak dapat menjawabnya.
"Yang penting udah beres lah, tuh liat aja."
Bayu menunjuk ke tubuh Maludra dan lainnya.
"Yaudah beresin, gak mungkin aing biarian banyak mayat gini di tengah jalan. Ayok!"
Nata segera berjalan.
"Tunggu dulu."
Denis mencegah.
"Orang-orang itu belum mati, mending taro aja mereka di hutan di kanan-kiri sini."
Lala memberitahunya.
"Orang besar itu juga belum, ya anggaplah lagi loading sebelum shut down."
Denis menambahi.
Nata berhenti dan menepuk jidatnya yang kemudian diteruskan mengusap kepalanya dengan kesal.
"Dikira komputer jadul anying, loading dulu sebelum mati."
Nata membalas lalu kembali, ia kemudian duduk diatas kap mobil menunggu dan memperhatikan.
Denis hanya mengangkat bahu, Bayu mencolek Denis untuk meminta rokok, sementara Lala hanya menggeleng kepala kemudian memeriksa beberapa sobekan di bajunya.
Mereka sepakat dalam diam untuk beristirahat sejenak sebelum membereskan kekacauan ini. Terlihat Lala juga tengah melihat-lihat bagian hutan yang agak dalam, ia sedang merencanakan beberapa lokasi yang sesuai untuk memindahkan tubuh-tubuh tak sadar dari antek-antek Maludra.
Ketika mereka baru saja menghela nafas lega, seorang remaja laki-laki berusia 17 tahun tiba-tiba keluar dari balik semak-semak. Ia memakai seragam putih-abu, wajahnya menegang dan ketakutan dan lebih ketakutan lagi saat melihat pemandangan di hadapannya.
Lala, Bayu dan Nata segera menghampiri orang itu.
"Kamu kenapa?"
Tanya Lala.
"Sa... Saya dikejar mbak."
Jawabnya.
"Siapa yang ngejar?"
Bayu kini bertanya.
"Se... Setan pak."
Jawabnya ketakutan.
Sebelum mereka semua kembali mengajukan pertanyaan lain, Denis menghampiri mereka.
Tanpa aba-aba, ia segera menancapkan keris yang diambil dari dalam mobil Nata tepat ke dada remaja tersebut.
Lala, Bayu dan Nata berteriak kaget tak percaya atas apa yang Denis lakukan secara tiba-tiba.
"Guoblok! Apa-apaan sia?"
Lala berteriak dan menghampiri tubuh remaja itu yang tergeletak.
"Maksudnya apa nih ned?"
Nata melototi Denis.
Sebelum Bayu mendaratkan pukulannya pada wajah Denis, Denis menunjuk ke arah remaja itu.
"Kalian bakal tau, sekarang mundur dulu."
Denis mengajak semuanya mundur.
Lala tak mengerti, ia masih memegangi tubuh remaja tadi.
Sebelum semuanya menyadari, tiba-tiba tangan Lala muncul benjolan-benjolan kecil yang terasa gatal serta panas. Awalnya merah kemudian menghitam dan meletup satu persatu.
Lala meringis sambil mundur bersama yang lain.
"khekhekhe....."
Remaja itu bangun dengan cara yang aneh, alih-alih ia menopang tubuhnya untuk kemudian berdiri, malah terbang melayang perlahan lalu berdiri di hadapan mereka.
Suara seraknya yang menyeramkan membuat semua orang yang berhadapan dengannya merinding ketakutan.
"Akhirnya kita bertemu lagi .... "
Denis berujar.
"... Niskala ..."
"... ki Kala ..."
"... ki Kala ..."
Keduanya berkata bersamaan.
Mendengar nama itu keluar dari Denis, kawan-kawannya kaget. Bahkan Lala tak mampu tetap berdiri, pun dengan Nata yang kemudian berlari mundur sambil menyeret Lala. Tak jauh beda dengan Bayu yang menarik lengan Denis untuk mundur bersama yang lain.
Babak kedua belum selesai sepenuhnya.
Bersambung~
Bersambung~
Diubah oleh re.dear 24-03-2021 13:43
japraha47 dan 23 lainnya memberi reputasi
24
Kutip
Balas
Tutup