si.matamalaikatAvatar border
TS
si.matamalaikat
Sejarah Eka dan Mira - Berawal dari Usaha Toko Kain, Inilah Bus Asli Kota Mojokerto
Eka dan Mira, nama tersebut sangat mudah diingat. Terlebih lagi nama yang identik dengan nama orang tersebut dijadikan nama bus asal Jawa Timur. Bicara bus di Jawa Timur gan sist, pasti kalian lebih mengenal Sumber Kencono. Tak heran, selain kondang dengan kecepatannya bus ini juga sempat mendapat cap negatif pada masanya.

Sumber Kencono menjadi salah satu penguasa di jalur Surabaya-Jogja, meski mereka sudah berganti nama menjadi Sugeng Rahayu dan Sumber Selamat, bus ini masih jadi pilihan di jalurnya. Dan salah satu rival mereka di bidang jasa transportasi adalah PO Eka dan Mira. Bus asal Mojokerto ini memang kurang dikenal masyarakat di luar Jatim dan Jateng, umumnya masyarakat lebih mengenal Sumber Kencono.

Namun, bagi ane dan mungkin agan sista yang tinggal di Jatim dan Jateng pasti tidak asing dengan nama Eka Mira. Meski namanya tak seharum Sumber Kencono, namun eksistensi mereka tak bisa dilupakan. Faktanya sampai sekarang hanya Eka Mira yang masih bisa mengimbangi kedigdayaan Sumber Group. Pada kesempatan kali ini TS akan coba membahas bus asal Kota Mojokerto ini, sudah ane siapkan dibawah. Selamat membaca.


Bermula dari Toko Kain, Awalnya Bernama PO Flores


Jika Sumber Kencono berdiri pada tahun 1981, maka Eka Mira yang waktu itu masih bernama PO Flores berdiri lebih dulu gan sist, tepatnya pada tahun 1971. Faktanya EkanMira ternyata lebih tua 10 tahun dari Sumber Kencono. Sebelum bergelut di bidang jasa transportasi, awalnya sang pemilik bus memiliki sebuah toko kain yang berada di Jl Mojopahit No. 188 Mojokerto.

Bapak Fendi Haryanto adalah pemilik toko tersebut, sekitar tahun 1971 Bapak Fendi kemudian mendirikan perusahaan otobus dengan nama PO Flores. Nama tersebut sama dengan nama toko kain miliknya, untuk trayek pertamanya adalah Surabaya-Solo PP, untuk armada bus yang digunakan adalah Hino BT dan Mercedes Benz LP 911.

Selain Po Flores, Bapak Fendi juga mendirikan PO Surya Agung yang melayani trayek AKDP (Antar Kota Dalam Propinsi) Jurusan Malang-Surabaya-Ponorogo/Magetan, pada era tersebut Surya Agung terkenal sebagai bus mewah, karena selalu menggunakan chasis yang bertenaga dan body dari karoseri terbaik. Demikian pula dengan fasilitas AC yang jarang dimiliki oleh PO lain, Surya Agung merupakan satu-satunya bus ekonomi yang sudah menggunakan AC, untuk armadanya sebagian besar menggunakan Mitsubishi BM.





Ilustrasi: javalandtransportation.blogspot.com



Pada perkembangannya usaha jasa transportasi bus yang dirintis Bapak Fendi berkembang dengan pesat, selain dikenal sebagai bus mewah, bus asal Mojokerto ini juga terkenal dengan ciri khas 'banter' (kencang). Apalagi memang karakter penumpang di jalur Surabaya-Jogja yang memang menyukai bus yang kencang, alhasil nama PO Flores pun semakin dikenal. Po Flores juga kadang dicap ugal-ugalan saking banternya, meskipun tidak semua armada PO Flores ugal-ugalan karena beberapa armada busnnya masih banyak yang menggunakan mesin keluaran lama.

Sama seperti nasib Sumber Kencono yang sering mengalami kecelakaan, PO Flores juga tak luput dari hal tersebut. Di saat berada di puncak kejayaan terjadi tragedi besar yang menjadi klimaks dari PO Flores, kecelakaan itu terjadi di daerah Karang Anyar Sekitar tahun 1981. Bus saat itu dikemudikan Bapak Marwan berisi rombongan pelajar SMP Wijana Jombang yang hendak melakukan karya wisata. Bus ditabrak kereta api yang melintas, kejadian yang merenggut banyak korban pun tak bisa dihindarkan.

Imbas dari kecelakaan tersebut adalah dihentikannya trayek AKAP PO Flores oleh DLLAJR Pusat (sekarang kita kenal dengan Dishub), sehingga PO ini hanya bisa beroperasi dari Surabaya-Mantingan (perbatasan Ngawi-Sragen) saja. Akhirnya banyak penumpang yang memilih bus lain supaya tidak perlu oper-oper bus lagi, di titik inilah PO Flores terpuruk dan hampir bangkrut.

Untuk mengatasi masalah tersebut manajemen PO Flores kemudian menyiapkan PO EKA dan PO MIRA untuk menggantikan Flores melayani rute Surabaya-Solo PP. Nama EKA dan MIRA sendiri diambil dari nama-nama anak Bapak Fendi Haryanto.




PO Flores.

Ilustrasi: solopos.com




Surya Agung, jadi tandem PO Flores saat itu.




PO Mira, namanya diambil dari nama Bapak Fendi.

Ilustrasi: awansan.com



Hadir dengan nama baru dan peruntungan baru, Eka dan Mira berhasil meneruskan kiprah PO Flores. Di saat yang bersamaan, Sumber Kencono sudah mulai eksis di jalur Surabaya-Jogja, menjadi saingan dari Eka dan Mira. Persaingan trayek pun semakin menarik di jalur tersebut, tak ingin ketinggalan dengan rivalnya, pada tahun 1990, Eka dan Mira membuka rute hingga Yogyakarta.

PO Eka biasanya diberangkatkan dari Surabaya pada pagi sampai petang hari, sedangkan armada PO Mira diberangkatkan sebaliknya (petang sampai pagi hari) dari Surabaya. PO Flores sendiri akhirnya difokuskan melayani Rute Surabaya-Ponorogo. Sedangkan PO Surya Agung tetap melayani rute Malang-Surabaya-Madiun-Ponorogo/Magetan PP.

Pada perkembangannya setelah membuka rute sampai Yogyakarta, pihak manajemen juga mulai membeli bus-bus baru produksi Malindo dengan armada bus menggunakan Nissan Diesel CB. Namun, dalam waktu beberapa bulan salah satu bus yang dikemudikan Bapak Darno ini mengalami kecelakaan hebat yaitu menabrak truk bermuatan elpiji. Kejadian itu menewaskan sang pengemudi dari menghanguskan bus tersebut.

Meski kembali mengalami kecelakaan, hal itu tidak menyurutkan langkah PO Eka-Mira untuk tetap melanjutkan ekspansinya ke rute Surabaya-Jogja PP. Sekitar 2 tahun kemudian semua armada PO Eka-Mira telah melayani rute tersebut, sang pemilik mengganti warna dasar armada busnya yang tadinya putih menjadi abu-abu berikut dengan livery-nya.




Eka dengan mesin Mitsubishi.

Ilustrasi: awansan.com



Pada tahun 1992, Bapak Fendi juga meluncurkan PO bus baru bernama 'ITA',yang melayani trayek Surabaya-Madiun-Ponorogo PP. Nama 'ITA' juga diambil dari nama anak sang pemilik bus gan sist. Jadi dulu itu ada 3 bersaudara yakni Eka, Mira dan Ita. Sayangnya Ita sudah tidak dipakai menjadi nama bus, bagi TS sendiri rasanya ada yang kurang kalau membahas bus Eka-Mira tapi tidak ada nama Ita.

Masih di tahun 1992, pihak manajemen memutuskan menjual seluruh armada PO Flores dan PO Surya Agung sebanyak 52 unit yang seluruhnya bermesin Mitsubishi BM ke PO AKAS II beserta trayek, kru dan teknisinya. Hal tersebut dilakukan karena kedua PO tersebut dirasa tidak lagi memberikan kontribusi maksimal, selain itu penjualan itu dilakukan untuk meremajakan armadanya.

Tahun 1993 menjadi babak baru bagi Eka-Mira-Ita, setelah sekian lama setia menggunakan Nissan Diesel CB, pada tahun itu manajemen membeli 27 unit chasis Hino AK 176, yang terdiri dari 25 unit berchasis panjang dan 2 unit masih menggunakan chasis pendek. Chasis tersebut disiapkan untuk armada AC, Eka dan Mira mendapatkan bagian 10 unit armada ATB (AC Tarip Biasa), sedangkan Ita mendapatkan bagian 2 unit.

Sementara 5 unit disiapkan untuk menjadi armada PATAS (sebelum bergantu nama CEPAT). Dari armada inilah cikal bakal 'EKA CEPAT' berasal, sebagai upaya merambah ke segmen kelas non Ekonomi. Pada awalnya Eka-Mira bermain di kelas yang sama yakni 'Ekonomi', namun pada perkembangannya Eka disiapkan mengisi kelas 'Patas'. Pada awal tahun 2000, PO Ita angkat kaki dari rute Suarabaya-Ponorogo, tinggal Eka Mira yang masih bertahan.




Ilustrasi: awansan.com




Ilustrasi: Mira Mania/Facebook




Ita masih saudaranya Eka dan Mira emoticon-Big Grin

Ilustrasi: Mira Mania/Facebook



Tahun 2007 armada bus Eka yang mengisi kelas Ekonomi dihapus untuk memfokuskan diri pada armada Patas (CEPAT), sedangkan armada eks Eka digabungkan ke Mira. Pembagian kelas ini mempermudah masyarakat untuk membedakan antara armada CEPAT (Eka) dan armada Ekonomi (Mira) dalam memilih karena segmen pasar yang sudah dibedakan.

Pada tahun 2009 pihak manajemen mulai mendatangkan sekitar 100 armada baru ber-AC untuk menggantikan armada lawas yang beberapa masih non AC. Persaingan jalur Surabaya-Madiun-Solo-Jogja kelas ekonomi pun kembali ramai. Di kelas Ekonomi, Mira bersaing ketat dengan Sumber Kencono.




Ilustrasi: Mira Mania/Facebook



Sedangkan untuk kelas Patas, bisa dibilang EKA tanpa lawan di jalur Surabaya-Madiun-Solo-Jogja. Hal ini membuat EKA dikenal sebagai bus patas yang nyaman dan cepat semakin kuat, EKA baru mendapat saingan yang cukup sepadan ketika Sumber Group meluncurkan Armada patas Sugeng Rhayu dengan livery warna merah pada tahun 2015.

Hal tersebut mendorong PO Eka untuk terus berbenah agar tidak kalah dengan rivalnya tersebut, pihak manajemen kemudian meluncurkan bus bus baru yang lebih nyaman seperti “Hino RN 285 Air Suspension” . Po Eka juga membuka trayek baru yang lebih panjang seperti Surabaya-Cilacap, Surabaya-Semarang, Surabaya-Magelang, Surabaya-Purwokerto-Bobotsari, Surabaya-Jogja-Purwokerto via Wonosobo. Serta yang terbaru mereka juga membuka rute baru Surabaya-Bandung. Di rute tersebut mereka juga bersaing ketat dengan bus rivalnya yakni Sugeng Rahayu.

Eka Mira sendiri seangkatan dengan bus era 80 sampai 90-an seperti Maju Mapan, Sumber Kencono, Surya Jaya, Rukun Makmur, Adi Jaya, Tunggal Jaya, Hasti, Jaya Raya, Agung Express, Piala, serta Jaya Utama. Dulu jalanan masih sepi gan sist, belum banyak kendaraan. Sehingga banyak PO bus yang membuka trayek di jalur Surabaya-Jogja, dari semua nama tersebut praktis hanya Eka Mira dan Sumber Kencono (Sugeng Rahayu) yang masih eksis sampai hari ini.




Jadi Rival Abadi Sugeng Rahayu, Mereka Juga Punya Karoseri Sendiri


Rivalitas Sugeng Rahayu (dulu Sumber Kencono) dan Eka-Mira memang cukup sengit, tak jarang ketatnya persaingan sampai membuat kedua kru bus menjadi ikut-ikutan panas, sudah banyak insiden kecelakaan yang melibatkan dua bus asal Jawa Timur ini pada tahun 2009 ke atas. Dan pada puncaknya sekitar akhir tahun 2018-2019, beberapa kali PO Eka mengalami kecelakaan.

Untuk menekan angka kecelakaan tersebut, maka pihak manajemen Eka Mira memberikan limiter pada semua armada bus Eka dan Mira. Limiter disini bisa dibilang fungsinya mirip seperti alarm gan sist, limiter pada bus Eka dan Mira akan berbunyi jika kecepatan bus lebih dari 90 km/jam.

Saat ini rata-rata kecepatan bus Eka dan Mira maksimal hanya sampai 90 km/jam, jika lebih dari itu maka sopir akan dikenai sanksi. Untuk mengawasi perilaku sopirnya, GPS pun sudah terpasang pada Eka dan Mira. Jika terbukti melebihi batas kecepatan, maka otomatis pihak manajemen akan mengetahui hal tersebut.




Dua rival yang selalu bersama emoticon-Big Grin

Iluatrasi: m.kapanlagi.com



Meski sempat mendapat keluhan dari kru dan penumpang karena dirasa bus tidak bisa melaju seperti biasanya, namun lama kelamaan para kru dan penumpang sudah terbiasa dengan aturan tersebut. Pemasangan limiter ini juga menjadi gebrakan baru bagi bus Jawa Timuran, mereka yang biasanya lekat akan image ugal-ugalan, kini mulai membentuk image baru sebagai pelopor pentingnya keselamatan.

TS sendiri sudah beberapa kali menaiki armada Mira dengan 'speed limiter', dan ternyata masih bisa sampai tujuan tepat waktu. Artinya memang pemasangan ini tidak mengurangi ketepatan waktu dari bus tersebut, akan tetapi lebih kepada mengurangi kecepatan bus agar terhindar dari kecelakaan.

Speed limiter ini gan sist biasanya di pasang tepat pada dashboard berdekatan dengan setir, bentuknya kotak kecil dengan penunjuk angka digital. Pemasangan limiter ini seingat TS pada akhir tahun 2018 gan sist, limiter tersebut dipasang setelah beberapa bus Eka terlibat kecelakaan. Salah satunya terjadi di tol Kertosono, waktu itu bus menabrak truk tronton dan mengakibatkan kondekturnya tewas. Beberapa minggu kemudian Eka juga mengalami musibah dengan menabrak truk mixer di jalan tol.




Mira dengan body Inspiro buatan Tentrem.

Ilustrasi: javalandtransportation.blogspot.com



Eka Mira juga punya karoseri sendiri gan sist, jika ada unit bus yang harus diganti bodynya mereka tak perlu pergi ke karoseri. Biasanya mereka akan melakukan rombak body sendiri di garasinya di daerah Sidoarjo, karoseri milik Eka Mira ini biasa disebut Moro Gilang. Moro diambil dari nama karoseri Morodadi Prima dan Gilang merupakan lokasi garasi mereka berada, yakni di Jl. Raya Gilang No. 10.

Untuk urusan body bus, mereka memang identik dengan body buatan Morodadi Prima dari Malang, terutama untuk body bus patas dan pariwisatanya. Ketika merombak body mereka juga menggunakan basis body buatan Morodadi. Sementara untuk bus ekonomi mereka banyak menggunakan body buatan karoseri Tentrem dan Laksana, akhir-akhir ini mereka juga banyak memakai body buatan mereka sendiri.

Untuk liverynya mereka kompak memakai latar warna putih dengan garis melengkung horizontal yang besar pada Mira serta garis vertikal pada Eka. Garis pada body tersebut perpaduan merah dan coklat, menjadikan ciri khas bagi kedua bus ini.

Sama seperti Sugeng Rahayu, Mira juga menyediakan kartu sakti bernama KL (Kartu Langganan), kartu ini bisa didapat dari kondektur atau mandoran bus Eka-Mira di setiap terminal. Jika kita menunjukkan KL saat naik Mira, kita akan mendapat potongan harga 2 ribu emoticon-Big GrinSepengetahuan TS kartu ini berlaku untuk bus ekonomi saja.





Ilustrasi: New Eka Cepat Fans Club/Facebook



Untuk urusan armada bus, mereka banyak memakai merek Hino. Mulai dari Hino AK (mesin depan) sampai Hino RK8 dan RN 285 (mesin belakang). Perawatan yang mudah dan harga jual yang stabil membuat Hino laris manis di Jawa Timur. Untuk urusan body saat ini baik Eka dan Mira banyak memakai body Grand Tourismo buatan Morodadi, Discovery buatan Laksana dan Jetbus buatan Adiputro.

Untuk trayek terjauhnya saat ini sudah sampai Bandung gan sist, jika Sugeng Rahayu menuju Bandung via jalur Selatan melewati Jogja dan Tasik. Maka Eka menuju Bandung via jalur Utara melewati Cirebon, Sumedang dan jalur legendaris Cadas Pangeran. Selain bermain trayek AKAP, saat ini PO Eka juga melayani bus pariwisata.




Body Old Legacy buatan Laksana.




Body Discovery buatan Laksana.




Body Tourismo buatan Morodadi Prima.




Body Royal Travego buatan Morodadi Prima.




Body Grand Tourismo buatan Morodadi Prima.

Ilustrasi: javalandtransportation.blogspot.com




Body gado-gado buatan sendiri emoticon-Ngakak (S)

Ilustrasi: Mira Mania/Facebook




Hino RK8 beebaju Jetbus 3, sampai Bumiayu.




Hino RN 285 berbaju Jetbus 3, sampai Bandung.

Ilustrasi: New Eka Cepat Fans Club/Facebook




Ilustrasi: pariwisata.ekapatas.com



Saat ini Eka-Mira berada dibawah bendera PT Eka Mira Prima Sentosa gan sist, punya kantor pusat di Jl. Bhayangkara No. 63, Mojokerto sert punya pool alias garasi pusat di Jl. Raya Gilang No. 10, Taman, Sidoarjo. Perjuangan mereka selama hampir 50 tahun berkecimpung di dunia transportasi kini membuahkan hasil manis, dengan lebih dari 100 armada bus yang melayani rute dari Jawa Timur sampai ke Jawa Tengah dan Jawa Barat.

Satu hal lagi yang patut diapresiasi adalah mereka mulai menanggalkan kesan ugal-ugalan yang melekat, meski bukan perkara mudah menanggalkan cap ugal-ugalan tersebut, namun seiring berjalannya waktu mungkin kita akan mengenal Eka Mira sebagai bus yang aman dan nyaman bukan bus yang ugal-ugalan.


-------




Demikian ulasan panjang mengenai peejalanan Eka Mira yang merupakan bus legendaris di jalurnya, semoga kedepannya mereka terus memberi pelayanan yang terbaik kepada masyarakat mengingat usia mereka genap sudah genap 50 tahun. Bagaimana gan sist apakah kalian pernah menaiki bus satu ini ? Pernah dibuat deg-degan sepanjang jalan atau dibuat tidur nyaman sepanjang perjalanan ? Jangan lupa untuk share pengalaman kalian dibawah ya. Terimakasih sudah membaca tulisan ini dari awal sampai akhir, jangan lupa untuk keep ngaskus ya emoticon-Angkat Beer



Referensi: 1.2.3
Ikustrasi Gambar: facebook, google image, javalandtransportation.blogspot.com
arifdexone
tien212700
galigulagalu
galigulagalu dan 42 lainnya memberi reputasi
43
12.7K
153
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
banditos69Avatar border
banditos69
#21
Kecelakaan po Flores tjd di perlintasan ka Purwosari gan yg kebetulan dekat dng stasiun kereta purwosari, perlintasan tsb skrg sudah dibangun fly over...dan sempet juga dulu ad desas desus bus tsb jd bus hantuemoticon-Takut
jlamp
si.matamalaikat
si.matamalaikat dan jlamp memberi reputasi
2
Tutup