papahmuda099Avatar border
TS
papahmuda099
REUNI



Prolog




Quote:


Daftar isi :


Quote:




Tamat




*
Diubah oleh papahmuda099 17-10-2021 15:28
dewiyulli07
bebyzha
ferist123
ferist123 dan 74 lainnya memberi reputasi
69
49.7K
889
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
papahmuda099Avatar border
TS
papahmuda099
#30
Mata Yang Mengintai





Sebelum Dzuhur datang, kami ber-10 sudah selesai beres-beres semua barang bawaan kami. Karena diawal rencananya banyak orang yang ikut, Gatot memesan villa yang lumayan besar. Ada 5 kamar yang ada didalam villa itu.

Oya, biar sedikit aku jelaskan siapa-siapa saja yang ikut diacara reuni ini. Disini nama-nama mereka memang nama asli. Tujuannya? Agar aku bisa lebih menghayati lagi dalam menceritakan kisah kami ber-10.

Laki-laki :

1. Indra, yaitu aku sendiri. Securty. Berkeluarga.
2. Gatot, leader acara reuni. Guru disebuah SMA swasta. Status lajang.
3. Nova, usaha toko parfum di kota Bogor. Berkeluarga.
4. Yusuf, guru TPQ didesaku. Berkeluarga.
5. Slamet, TKI di Taiwan yang baru saja habis kontrak ( penyumbang dana terbesar ). Lajang
6. Ikhwan, paling kecil dan paling gesit. Punya usaha pemotongan ayam. Berkeluarga.

Perempuan :

1. Inas, sales motor. Berkeluarga.
2. Sofi, ibu rumah tangga.
3. Sri Widiastuti, kerja di kelurahan. Berkeluarga.
4. Wulan, hijabers cantik meskipun bertubuh mungil. Punya usaha toko baju. Lajang.


Itulah ke-10 orang yang ikut dalam acara reuni kali ini.

Sudah dari awal disampaikan, agar pada acara reuni ini, kami semua tidak boleh membawa keluarga masing-masing. Selain karena untuk menekan biaya, juga agar reuni kali ini lebih bisa saling temu kangen dan sedikit bebas.

Kanjut...

5 kamar itu kami bagi untuk perempuan 2 kamar dengan masing-masing 2 orang. Dan kami, laki-laki mendapatkan 3 kamar dengan masing-masing 2 orang juga. Inas bersama dengan Sofi, Sri tidur dengan Wulan.

Aku sendiri memilih untuk bersama dengan Gatot. Ya, karena kami sempat duduk bersama disatu bangku saat sekolah dulu. Jadi meskipun sudah lama tak bertemu, aku masihlah ingat-ingat dikit akan keakraban kami.

Nova dengan Yusuf, sedangkan Ikhwan, tidur bersama sultan kami, Slamet emoticon-Kroasia

Aku, Gatot, Inas, dan si penjaga villa melepas kepergian mobil pengantar kami, si elf. Dan nantinya akan kembali saat kami sudah selesai, yakni di hari Senin nanti.

Setelah elf itu menghilang dari pandangan mata, kini giliran si penjaga villa yang akan pulang. Rumah beliau sendiri berada di desa yang tak jauh dari villa ini berada. Kira-kira 10 menit kalau naik motor.

Saat beliau berpamitan, aku seperti menangkap ada sesuatu yang aneh di matanya, saat ia melirik ke villa kami. Jujur, aku sendiri masih ada rasa trauma setelah hampir setahun yang lalu, mengalami kejadian ganjil yang hampir membuat keluargaku hancur. Jadinya, aku agak sedikit peka dengan hal-hal yang seperti itu.

Aku menggaruk kepalaku yang mendadak jadi gatal.

"Semoga aja gak ada apa-apa disini ya Allah,"doaku dalam hati.

Saat si penjaga itu hendak menaiki motornya, ia tiba-tiba menggagalkan niatnya dan kembali berjalan kearah kami.

"Ada apa, pak?" Tanya Gatot.

Kulihat wajah si bapak-bapak penjaga villa itu menunjukkan raut wajah keraguan. Tapi beliau akhirnya berkata.

"Anu, mas. Nanti, setelah matahari terbenam atau saat masuk waktu Maghrib, bapak pesan jangan ada yang main-main masuk kedalam hutan di belakang villa ya."

"Memang ada apa pak disana?" Tanya Inas.

"Ya gak ada apa-apa. Cuman takut ada apa-apa aja, mbak. Soalnya itukan masih hutan. Sudah gitu, disini hanya villa yang mas dan mbak-mbak tempati ini yang terisi. Jadi saya takutnya, terjadi apa-apa, susah untuk bisa langsung meminta tolong," jawab bapak penjaga villa.

Aku mengangguk paham dengan penjelasannya.

"Masuk akal juga," pikirku.

Namun, lagi-lagi entah kenapa, perasaanku menunjukkan hal yang sebaliknya. Didalam otakku, bapak ini menyuruh kami agar tidak masuk hutan, pasti karena hal gaib.

Tapi aku memilih untuk diam. Takutnya aku keceplosan ngomong, bisa berabe. Karena Gatot, adalah salah satu dari laki-laki bertulang sedikit lunak. Taukan maksudnya ape...rempong ciinnn.
emoticon-Betty

Setelah mengobrol sedikit agak lama, si bapak ini akhirnya beneran pergi. Suara dari kenalpot motor king of jambret tahun 2004 itu menggema. Mengalahkan suara angin pegunungan yang sejuk ditelinga.

mulustrasi


google


Inas sedikit menggerakkan tangannya didepan wajahnya saat sisa-sisa asap knalpot racing itu sedikit mengenai wajahnya yang sedikit pucat...tapi cantik.
emoticon-Malu

Gatot lalu mulai melangkah kembali ke villa. Akupun segera mengajak Inas untuk mengikuti langkah kaki Gatot.

Tapi, Inas sedikit menggerakkan tangannya memberikan isyarat agar aku tetap disini.

Aku hanya mengerenyitkan dahi. Tapi aku menuruti keinginannya.

"Ada apa?"Tanyaku pelan.

"Jangan dulu keatas, kita muter-muter keliling villa-villa ini yuk. Pemandangannya kayaknya bagus juga lho," jawabnya.

Aku menghela nafas sejenak, tapi aku akhirnya menuruti keinginannya.

Kami berdua lalu berjalan kearah kanan.

Kami berjalan menyusuri jalan setapak yang kebanyakan dari kerikil-kerikil kecil ini menyebabkan setiap langkah kaki kami diiringi bunyi...

"srak...srak...srak."

denah villa



Sebagai catatan, semua villa kosong ya. Hanya villa kami, yang letaknya diujung atas yang berisi.


Lebatnya pepohonan, ditambah aneka macam bunyi burung, lalu suasana yang sedikit sepi ini, memang bisa membuat sepasang manusia beda kelamin lupa diri.

Hal ini juga tidaklah luput dariku. Ditambah lagi, Inas adalah mantan pacarku yang, apa ya...

Jelasnya gini bree...

Kami pacaran sejak kelas 2 semester genap. Lalu sampai kami jelas 3 semester ganjil, kami masih pacaran. Tapi, saat kami memasuki semester genap, Inas tiba-tiba saja pindah sekolah. Dan setelah itu, sampai Naruto tamat, kami belum pernah bertemu lagi.

Dan kali ini adalah kali dimana, kami berdua kembali berjumpa setelah sekian lama. Jadi, bisa dibilang, kami "mungkin" masih pacaran. Karena memang belum ada kata-kata putus dari mulut kami.


( Aduh, TS malah jadi curhat )


Kanjut...

Saat itu, aku sangat ingin menggenggam tangannya. Aku sungguh sudah tidak bisa fokus lagi dengan apa yang Inas bicarakan dari tadi. Di otakku ini, hanya ada bagaimana memanfaatkan waktu yang mepet ini untuk bisa mengulang kembali masa-masa kami pacaran.

Hingga tibalah kami disamping villa yang paling ujung. Villa ini berbatasan langsung dengan hutan lindung.

"Serr...,"

Bulu kudukku tiba-tiba saja merinding.

google lagi


Sontak berbagai cara yang ada di otak mesumku menghilang. Berganti dengan perasaan was-was akibat trauma beberapa bulan yang lalu.

Tanpa sadar, aku menggenggam tangan Inas.

Ia terkejut dengan kelakuanku. Tapi, entah kenapa Inas hanya diam.

Nafasku langsung terasa sesak. Dadaku seolah-olah mulai kehilangan kemampuan untuk memompa darah. Mataku nyalang memandang sekitarku berada. Terutama kedalam hutan disisi kiri kami.

Feelingku mengatakan, ada sesuatu disana. Keringat dingin mulai menetes dari keningku. Jantungku berdetak lebih cepat daripada biasanya.

Tapi, mendadak semua itu hilang saat tiba-tiba saja, jari jemari tangan Inas bergerak pelan dan mulai menghapus titik-titik keringat yang ada didahiku.

Kedua mata kami langsung bertemu disatu titik.

Blank!

Tidak ada lagi wajah anak dan istriku lagi. Tidak ada lagi batasan yang menghalangiku kini. Aku seperti menjadi manusia bebas kembali.

Rasa merinding dan takut yang tadi sempat merasuki ku hilang, berganti dengan rasa hangat dan penuh kelembutan.

Ya...entah siapa yang memulai, aku dan Inas berciuman.


Bukan ciuman ganas dan penuh nafsu birahi. Tapi ciuman hangat penuh kasih sayang. Seolah-olah dengan cara itulah kami berdua melepaskan segala kerinduan yang mendalam.
emoticon-Malu

Perlahan aku menjauhkan wajahku darinya. Bisa kulihat dengan jelas, wajahnya yang sedikit pucat agak memerah.

Aku tersenyum.

Ku usap rambut lurus pirangnya pelan. Lalu, dengan masih berusaha untuk meredakan berbagai gejolak dihati, aku mengajak Inas kembali berjalan.

Sepanjang kami berjalan, kami berdua diam. Kembali hanya suara-suara alam yang terdengar.

Sayup-sayup terdengar suara-suara berisik yang berasal dari villa yang kami sewa. Kami berdua akhirnya sampai disana.

Beberapa orang segera menyoraki kami. Berbagai macam kalimat terdengar mengejek kami. Aku tertawa saja mendengar candaan mereka. Sedangkan Inas hanya tersenyum malu.
emoticon-Malu

Karena mendadak gerah, aku lalu berjalan menuju kamarku.

Dan saat aku berjalan, aku merasakan ada sesuatu, atau mungkin seseorang, yang menatapku dengan tajam.

Refleks aku menoleh.

"Deg,"

Jantungku berdegup keras ketika aku melihat sosok yang mengawasi ku dengan tatapan matanya.

"Sofi...," Gumamku.




***
zoekyvalkrye
mas444
sulkhan1981
sulkhan1981 dan 28 lainnya memberi reputasi
29
Tutup