![]()
- Part #9 (Malam Jumat)
Setelah pulang dari rumah bakso, seperti biasa aku kembali untuk beraktivitas seperti biasa. Siang itu hanya sebentar kerja, karna tengah hari nya mau pergi ke acara amal di masjid. Saat di masjid, sempat ketemu sama Jajay dan dia nanyain "jadikan nanti malam?", ku jawab "jadi donk..".
Setelah itu, tidak ada pembicaraan lain lagi karena kami sudah masuk masjid. Sepulang dari masjid, aku cuma tidur aja sampe sore karena hari itu cuma kerja setengah hari dan juga nanti malam mau begadang.
Skip aja....
Tibalah waktu malam hari, setelah selesai Isya, aku minta izin untuk pergi ke rumah bakso dan kali ini, Ayu ikut bersama ku. Dijalan, aku sambil ngobrol sama dia.
Aku: ay, kamu nanti malam temenin aku ya. kamu mau ke rumah kosong itu.
Ayu: mau apa, disana banyak penjaga nya.
Aku: gapapa. kan asal gak ganggu, mereka juga gak ganggu.
Ayu: disana ada berbagai macam bangsa jin. tidak semua nya baik. ada di antara mereka yang jahat dan suka mengganggu manusia.
Aku: justru karena itu aku ajak kamu, kan kamu sebangsa dengan mereka, setidaknya bisa ngobrol baik baik supaya gak ganggu kami.
Ayu: lagian kenapa sih kalian mau tidur disana, kaya gak ada kerjaan lain aja.
Aku: aku cuma ikut, mereka yang ngajakin.
Ayu: sama aja, intinya kamu tidur disana juga.
Aku: gapapa lah, sekali sekali.
Ayu: nanti jangan kaget kalo liat yang belum pernah kamu liat ya..
Aku: apaan..
Ayu: nanti kalau kamu kesana, bakalan tau sendiri.
Aku: yah, kamu gitu ay.. kasih tau lah.. ya.. ya.. ya... kasih tau donk.. plisss... (dengan manja hehe)..
Ayu: rahasia, liat aja nanti.
Aku: hmmm ... kamu gk asik..
Sesampainya di depan bakso, aku suruh Ayu jangan ikut masuk kedalam, karena Ahmad bisa liat. Nanti dia malah berpikir yang macam macam kalau liat aku berduaan.
Aku masuk ke dalam dan terlihat Rifan sudah bekerja. Aku duduk di meja sambil menunggu mereka mengantar makanan ku, karena mereka sdh tau aku pasti mau makan bakso, mustahil kan makan nasi goreng, sedangkan mereka cma jual bakso.
Kemudian, beberapa saat setelah menunggu, datanglah Rifan membawakan semangkuk bakso dan segelas air es.
Rifan: ini...
Aku: eh pan, dah sehat kamu..
Rifan: iya.. cuma minum obat.
Aku: oh.. syukur deh kalo sudah sehat, ini baru pertama ya kamu ketemu hantu. kok langsung sakit gitu
Rifan: gak kok. sudah sering, tapi cuma sekedar penampakan sekilas, bukan seperri tadi malam.
Aku: tapi kok, kamu langsung sakit.
Rifan: aku cuma masuk angin, tadi siang di kerokin sama jajay, sudah agak baikan.
Aku: oh.. syukur lah..
Kemudian dia kembali bekerja, aku cuma kepikiran aja sama kejadian tadi malam. Jangan jangan dia masuk angin gara gata aku hidupin kipas angin, soalnya dia cuma pakai celana dalam dan selimutnya aku tarik.. Untung aja dia gak tau itu kerjaan ku.
Setelah beberapa jam berlalu, sekitar jam setengah dua belas sudah mulai gak ada pembeli, mereka kemudian tutup dan beres beres. Aku bantuin mereka juga biar cepet selesai. Dan kami mempersiapkan barang barang yang akan dibawa.
Aku: yakin ni rifan mau ikut?
Rifan: yakin..
Aku: bukan nya tadi malam sampe trauma...
Rifan: tadi malam cuma kaget, soalnya gak pernah liat se jelas dan se dekat itu.
Aku: siapa tau nanti disana bakalan ada yang lebih mengerikan.
Rifan: santai aja. aku sudah sering makan jin (sebutan untuk pil zenith)
Kamipun tertawa mendengar nya..
Setelah selesai berkemas, kami segera menyebrang jalan karena letak nya ada di seberang jalan dari rumah bakso itu.
Saat kami sudah memasuki halaman rumah itu, sangat terasa sekali aura mistis yang kental. Bahkan ada beberapa jin bergelantungan di beberapa pohon disekitaran rumah itu. Aku cuma menepuk pundak Ahmad sambil ngasih kode. Dia juga menganggukan kepala, tandanya dia juga melihat hal yang demikian itu.
Saat masuk ke dalam, tempat nya sangat kotor, banyak dedaunan masuk ke dalam rumah, bahkan lantainya pun dipenuhi debu yang sangat tebal. Kayanya bakalan susah untuk tidur ditempat seperti ini. Sangat bau, pengap, banyak debu, ditambah lagi tikus dan nyamuk berkeliaran.
Aku: yakin gak nih kita bermalam disini. tempatnya gak meyakinkan.
Jajay: ya mau gimana lagi, kita sudah terlanjur kesini.
Ahmad: kita cari tempat yang agak luas aja.
Kemudian kami berjalan mencari ruangan yang lebih luas. Ada banyak jin terlihat ditempat itu, hanya saja mereka sepertinya memang berdian disitu. Jadi gak perlu ditakutkan, karena bukan tipe jin yang menyeramkan. Sampai pada sebuah kamar, aku merasa berbeda dengan kamar ini. Aku coba buka dan ternyata kamar itu merupakan sebuah pintu gerbang menuju alam lain.
Disana terlihat ada sebuah tempat yang sangat keren, bisa dibilang sangat modern. Ada banyak gedung pencakar langit, hanya saja, meskipun terlihat seperti sebuah kota modern, tidak ada terlihat satupun mobil dijalan. Mereka semua ada yang berjalan kaki, ada pulang yang berjalan di udara.
Untuk yang berjalan di udara, gak usah heran, mereka bukan punya alat canggih di kaki, tapi mereka memang bisa terbang, nama nya juga jin. Aku sempat terpesona melihat sebentar keindahan kota itu. Namun aku kemudian tersentak ketika ada yang menepuk pundak ku.
Ahmad: jangan lama lama liat nya, nanti malah tertarik.
Aku: sangat menakjubkan..
Kemudian Jajay dan Rifan datang menghampiri kami.
Jajay: apa nih.. kok kalian sepertinya terpesona dengan ruangan ini.
Ahmad: gak kok.. cuma kebayang aja, dulu tempat ini megah, sekarang jadi sarang tikus.
Jajay: oh.. iya juga sih. terlihat banget kamar ini perabotan nya masih lengkap, dan ranjang nya juga besar. gimana kalo kita tidur disini aja malam ini.
Aku: gak usah.. jangan disini.
Jajay: kenapa.
Aku: tempat ini sudah tua.. mungkin sudah lapuk.. takutnya ada yang roboh.
Jajay: bener juga. kita cari tempat lain aja.
Sampai kami ke sebuah ruangan yang agak luas. letaknya di tengah. Mungkin ini ruang tamu atau ruang untuk bersantai. Kami memutuskan untuk bermalam diruangan itu. Mereka menggelar karpet yang dibawa dan aku membersihkan area disekitar dengan sapu bulu kucing (kemoceng).
Setelah semua siap, obat nyamuk dan lilin dinyalakan lalu kami rebahan di karpet tadi. Kalihatan nya, seperti kurang kerjaan sih wkwk.. Tengah malam gitu tidur di tempat yang angker.
Tak lupa pula, dihidupkan musik lingsir wengi dengan volume keras, yang konon katanya bisa undang hantu. Padahal, itu mungkin cuma terpengaruh sama film Kuntilanak, dan akhirnya ikut ikutan bilang lagu ini bisa undang hantu, kalo di simak baik baik, lagu ini gak ada yg serem dalam makna lirik nya.
Gak sampe sepuluh menit, aku mulai gak enak. Bukan nya hantu yang datang, tapi malah aku yang terganggu dengan suara ini. Boleh jadi, mereka (para hantu) itu datang bukan karena "dipanggil" oleh lagu ini, tapi karena merasa terganggu dengan lagu ini. Karena lagu yang di ulang ulang akan membuat sensasi gak nyaman di kepala.
Aku ambil hp nya dan ku matikan musiknya.
Jajay: kok dimatikan.
Aku: aku gak bisa tenang dengar suara nya.
Rifan: jangan jangan ada sesuatu di dalam badan mu, makanya kamu gk tenang denger suara ini.
Aku: ngaco.. ini tu alami aja. justru kalo gak terganggu yang harusnya patut dicurigai, boleh jadi telinga mu sedang di tutupi sama hantu.
Rifan: ah.. jangan mengada ada. ayo lah lanjut tidur aja, siapa tau nanti ada hantu yang bangunin kita.
Kami kembali berbaring pada posisi masing masing. Tiba tiba lilin mati dan lagu di hp kembali dimainkan. Kami langsung duduk karena kaget, padahal gak ada yang megang tu hp, masih di atas tas. Dan juga gak ada angin, gimana mungkin bisa mati ni lilin. Ahmad menyalakan korek untuk menyalakan lilin namun lilin nya kembali mati ketika selesai dinyalakan.
Kejadian itu terus berulang sampai akhirnya kami putuskan untuk tidak jadi menyalakan lilin, mungkin karena kekurangan oksigen ditempat pengap jadi api tidak mampu menyala. Akhirnya kami tidur gelap gelapan.
Tak berapa lama, Rifan berkata.
Rifan: tangan mu oy tangan..
Aku: siapa..
Rifan: kamu..
Aku: kenapa tangan ku.
Rifan: tangan mu itu, ngapain gerayangan di celana ku.
Aku: mana ada, tangan ku masih didada. coba sini pegang dada ku.
Rifan: lalu.. tangan siapa ini.
Kami semua langsung bangun dan ternyata ada sepotong tangan yang sedang berjalan di paha Rifan. Spontan Jajay langsung menedang tangan itu dan terpental jauh, mungkin karena reflek ketakutan. Entah terpental kemana, gak kelihatan karena gelap.
Rifan: binatang apaan itu tadi..
Jajay: gak tau, kayanya mirip tangan.
Ahmad: emang nya tangan siapa yang putus. gak ada ah.. macam macam aja kalian ini. mungkin cuma tikus atau tupai.
Jajay: beneran, sumpah, aku sangat jelas melihat itu berbentuk tangan, meskipun gelap, tapi aku masih bisa bedain mana tangan mana tikus.
Aku: beneran. aku juga liat, itu tangan.
Ahmad: kayanya tempat ini mulai gak aman, kita pindah ruangan aja.
Rifan: jangan, kita sudah lama nungguin momen seperti ini, jangan di sia sia kan, kita lanjut aja disini sampai besok pagi, siapa tau ketemu yang lebih menarik.
Aku: kamu serius ?
Rifan: serius.. aku gak pernah takut sama yang nama nya hantu.
Aku: kok tadi takut.
Rifan: tadi itu kaget, bukan takut.
Ahmad: yaudah lah.. lanjut aja. lagian tanggung juga.
Kemudian terdengar suara cewe ketawa diatas plafon, aku memandang ke arah lampu gantung, arah suara itu terdengar dan ternyata ada seorang wanita berbaju putih yang berjuntai.
Rifan: kalian denger gak.
Aku: denger.. bahkan liat..
Rifan: kata orang, kalo suaranya jauh, berarti dia dekat, dan kalo suara nya semakin dekat berarti dia semakin menjauh.
Aku: kamu percaya kata orang, apa kata ku. tu liat di atas.
Kemudian Rifan, Jajay, dan Ahmad memandang ke arah lampu itu dan mereka kaget melihat wanita itu berjuntai. Rifan dengan spontan melempar sandal ke arah wanita itu sambil berkata "rasain ni kunti". Kemudian kunti tadi terbang ke arah atap dan menghilang sambil terbang dia berkata "goblooook....".
Disini aku jadi punya dua kesimpulan. Pertama, ternyata Rifan ini bener bener pemberani, kunti aja dilempar nya pakai sendal. Kedua, aku seperti kenal suara kunti tadi, kayanya dia Ayu, sengaja mau ngerjain kami.
Aku: wah.. hebat kamu.. kunti nya langsung pergi.
Rifan: iya lah, masa sama kunti takut. kita itu manusia, mahluk yang paling sempurna diciptakan. ngapain sih takut sama bangsa lain.
Aku: salut aku sama kamu.
Rifan: kamu tenang aja, selama ada aku, kamu aman. aku bakalan lindungin kamu.
Jajay: mulai deh songong nya, lupa ya kemaren siapa yang pingsan di depan pintu kamar.
Rifan: itu cuma kaget aja.
Tiba tiba, lampu mendadak berkedip kedip, persis seperti di film horor rumah sakit. Padahal, rumah ini sudah gak ada listrik nya. Kami menjadi tegang. Tiba tiba muncul di hadapan kami sesosok mahluk hitam berbulu, gak kelihatan mana depan mana belakang, soalnya gelap. Dia berjalan mendekat ke arah kami dan mulai terlihat jelas bentuknya.
Ternyata, bentuknya mengerikan, mata nya besar dan melotot hampir copot. Mulutnya menganga dan banyak taring, lidah nya menjulur panjang sampai dada.
Rifan berteriak "leaakkk...", aku kaget dan bilang "leak?" sambil memandang ke arahnya, ternyata Rifan sudah gak ada di sebelah ku. Dan terdengar jauh di belakang suara Rifan "lari oyyy...". Ternyata dia sudah lari duluan. Kami langsung lari menyusul ke arah suara Rifan. Kami cuma bisa lari, mengikuti arah suara karena gak bisa liat dimana Rifan, sangat gelap.
Sampai di sebuah ruangan, ku lihat disana Rifan berdiam terpana melihat ke arah ruangan itu. Kami berjalan mendekati Rifan.
Aku: ada apa..
Rifan: ssssttt... coba liat ke dalam.
Saat kami lihat, ada banyak sekali anak kecil. Dia sedang duduk menghadap ke arah dinding. Di dinding itu ada sebuah cermin besar. Anak anak kecil tadi melompat lompat ketika cermin nya mengeluarkan asap dan keluarlah dari dalam cermin itu hantu lidah panjang tadi. Anak anak kecil tadi langsung berlarian ke arah kami dan menembus kami.
Kami juga lari karena melihat yang lidah panjang tadi. Sangat susah untuk diungkapkan dengan kata kata bagaimana ngerinya kalo liat muka nya. Kami terus berlari gak tentu arah, sampai ke sebuah ruangan lagi yang agak kecil.
Jajay kepikiran untuk mengambil hp nya dan menyalakan senter. Dari tadi, baru dia aja yang kepikiran untuk pakai kamera hp sebagai senter. Ketika kami sorot ke dalam, ternyata itu sebuah wc, ada duduk seoeang wanita tua tersenyum lebar ke arah kami, bibir nya sampai ke telinga.
Kami berlari lagi, mencari jalan untuk keluar. Hingga sampai di depan pintu yang aku yakin pintu keluar. Kami bergegas lari ke arah nya. Ternyata si lidah panjang tadi sudah lebih dahulu berdiri disana memblokir akses ke pintu keluar.
Kami mau lari balik arah, ternyata di belakang ada si nenek tua tadi mendekat ke arah kami. Diposisi itu aku bener bener gak berkutik. Mau ke depan, ada hantu, ke belakang juga ada hantu.
Tiba tiba ada suara kaca pecah di dinding, ternyata ada yang mencoba memecahkan jendela dari luar. Tak lama, jendela kaca itu pecah dan masuklah seorang pemuda memakai jaket hitam dan topi dan menarik kami keluar melalui jendela itu.
Kami berlari mengikuti dia dari belakang menuju jalan raya. Sampai di jalan raya, aku bilang ke dia "makasih udah bantuin kami...".. Dengan posisi nya yang masih membelakangi kami, dia berkata "kalo di perantauan, gak usah sok jago di daerah orang..." kemudian dia berjalan ke arah motornya dan meninggalkan kami dengan mengendarai motor nya.
Dari situ aku tau, dia adalah Rifky...
BERSAMBUNG...