hansiphoaxAvatar border
TS
hansiphoax
Inilah Hasil Riset Penyebar Hoaks di Dunia Maya


Mencari informasi di dunia maya saat ini sangatlah mudah didapatkan. Hanya dengan bermodalkan koneksi internet dan aplikasi browser hingga media sosial saja Agan sudah dengan mudahnya mendapatkan informasi terbaru mengenai isu yang sedang hangat dibicarakan.

Akan tetapi, disamping informasi yang bermanfaat, dunia maya juga penuh dengan informasi hoaks yang dapat menyesatkan pemikiran Agan. Mengenai hal tersebut, Hansip Hoax pernah membagikan cara mudah agar tidak menjadi korban hoax melalui thread ini.

Namun, pernahkah Agan bertanya, sebenarnya seperti apakah ciri-ciri penyebar hoaksdi dunia maya?

Melalui thread ini, Hansip Hoax akan menjabarkan hasil riset mengenai penyebar hoaks yang telah diteliti oleh Associate Lecturer in Communication Universitas Padjadjaran, Kunto Adi Wibowo, Lecturer in Communication Science Universitas Padjadjaran, Detta Rahmawan, dan Head of Centre for Study of Communication, Media and Culture Universitas Padjadjaran, Eni Maryani.

Penelitian yang dilakukan oleh ketiga ilmuwan tersebut berdasarkan pada pertanyaan yang diajukan kepada 480 responden di seluruh kota dan kabupaten di Jawa Barat. Seperti diketahui, Jawa Barat merupakan provinsi dengan penduduk terbanyak di Indonesia. Penelitian dilangsungkan untuk mengetahui kecenderungan mereka dalam menyebarkan hoaks.

Lantas seperti apa hasil risetnya? Simak thread ini sampai selesai, ya!


1. Usia tidak berpengaruh

Hasil survei menunjukkan bahwa hampir di setiap kategori umur mempunyai kecenderungan yang sama dalam menyebarkan informasi hoaks. Baik itu muda maupun tua, keduanya memiliki tingkat kecenderungan yang sama dalam menyebarkan hoaks. Jadi, para peneliti tidak dapat menyimpulkan adanya hubungan antara usia dan kecenderungan dalam menyebarkan informasi hoaks.


2. Hubungan dengan agama

Berdasarkan survei, didapatkan hasil bahwa faktor agama mempengaruhi kencenderungan dalam penyebaran informasi hoaks. Mereka yang rendah kepercayaan terhadap agamanya akan lebih rentan dalam menyebarkan hoaks. Akan tetapi, terdapat kemungkinan yang bias dalam hasil temuan ini. Karena, di Indonesia umumnya masyarakat akan cenderung menjawab secara positif jika ditanyakan mengenai agamanya.


3. Akibat durasi penggunaan internet

Temuan menarik dihasilkan dalam penelitian ini. Didapatkan hasil bahwa orang yang cenderung menyebarkan hoaks adalah orang yang lebih sering dan lebih lama dalam hal durasi penggunaan internet. Kesimpulan tersebut dibuktikan dari pengeluaran mereka yang cukup tinggi untuk kebutuhan internet.


4. Adanya kenaikan pengeluaran untuk internet

Ternyata, besaran pengeluaran untuk biaya internet dapat mempengaruhi kecenderungan seseorang untuk menyebarkan hoaks. Artinya, semakin tinggi tingkat pengeluaran internet, makan akan semakin meningkatkan kecenderungan seseorangan dalam menyebarkan hoaks. Hasil penelitian juga menyebut jika setiap kenaikan Rp 50 ribu per bulan untuk internet cenderung menjadikan seseorang semakin rentan menyebarkan hoaks.


5. Percaya terhadap konspirasi

Didapatkan temuan penelitian yang menyebut jika kepercayaan seseorang terhdap konspirasi akan meningkatkan kecenderungan untuk menyebarkan informasi hoaks. Kepercayaan terhadap konspirasi ini didefinisikan sebagai “asumsi tidak perlu tentang adanya konspirasi ketika ada penjelasan lain yang lebih memungkinkan”.


6. Tidak percaya diri dalam bermedia sosial

Mereka yang tidak percaya diri dengan kecakapannya dalam bermedia sosial cenderung lebih tinggi dalam menyebarkan hoaks. Kecapakan dalam bermedia sosial yang dimaksud adalah ketika seseorang tidak hanya menjadi konsumen terhadap konten yang ada, akan tetapi juga memiliki keterampilan dalam memproduksi konten.





Quote:


Diubah oleh hansiphoax 15-02-2021 09:59
fc88
superf1cial
dederafli16
dederafli16 dan 45 lainnya memberi reputasi
44
10.2K
111
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
little.siriusAvatar border
little.sirius
#8
Tambahan :

a. Kebencian berlebih
Rasa benci atau tidak suka pada seseorang atau sebuah golongan secara berlebihan dapat membuat seseorang menjadi pembuat hoax agar mendapat dukungan dari orang lain.

b. Pencari perhatian
Seseorang yang ingin menjadi pusat perhatian atau seakan akan menjadi seseorang yang paling up to date, biasanya cenderung membuat sebuah berita yang belum atau bahkan tidak nyata agar semua orang menganggap dirinya orang paling update.

c. ODGJ (Orang Dengan Gangguan Jiwa)
Kebiasaan berbohong dan menjadi ketagihan adalah sebuah gangguan pada kejiwaan, penyakit ini berperan sangat besar dalam penyebaran hoax. Karena biasanya orang yang memiliki gangguan jiwa ini cenderung akan aktif menjadi pembuat / creator hoax.
caerbannogrbbt
serapionIeo
ambarawan
ambarawan dan 10 lainnya memberi reputasi
11
Tutup