jajaqAvatar border
TS
jajaq
Tentang Sebuah Kehilangan


Sudah lama nggak buat tulisan, sekalinya bikin tulisan dapetnya tema yang “mengusik” relung hati dan pikiran. Ah, sungguh brengsek memang KOMPAK (Komunitas Menulis Aktif Kreatif) ini. Tema yang harus ditulis adalah KEHILANGAN. Sungguh menjebak dan akupun terjebak untuk mencurahkan sedikit isi hati.

Hmmm, harus mulai darimana ya? Akupun juga bingung, karena dalam hidup, kita pasti banyak merasakan kehilangan. Kehilangan dompet seisinya sudah pernah. Kehilangan percaya diri sudah pernah. Kehilangan kepercayaan terhadap orang lain sudah pernah. Kehilangan cinta. Kehilangan orang yang disayang juga. Semuanya terdengar sedih ya? Mungkin kehilangan berat badan adalah satu-satunya hal yang paling diharapkan, hehehe.



Jadi kehilangan barang, perasaan, dan orang yang disayang pun sudah. Uang masih bisa dicari lagi, perasaan galau dan gundah gulana masih bisa diobati, pun kalau kehilangan pacar atau pasangan masih bisa digantikan. Namun kehilangan yang paling membekas adalah kehilangan papa, yang kita sudah berbeda dunia.

Mungkin kalian pernah dengar pepatah KETIKA KEHILANGAN, KAMU AKAN MENGERTI ARTI MEMILIKI

Yup, pepatah itu bener banget. Walaupun sebenernya selama hidup, beliau jarang ngobrol sama aku sampai deep talk, tapi sosoknya selalu hangat dimataku. Beliau diam-diam memujiku, diam-diam mengajariku untuk mandiri. Setelah beliau berpulang, kami sangat merasa kehilangan. Kehilangan sosok yang usil, yang tindakannya kami rindukan. Seperti membuat kegaduhan di pagi hari untuk membangunkan adikku.

Medio 2008, saat divonis sakit gagal ginjal yang mengharuskannya cuci darah, belum ada BPJS seperti sekarang ini dan kami pun tidak memiliki asuransi atau askes. Otomatis semua harta benda yang kami punya, habis untukpengobatan. Nggak masalah, asal Papa bisa bertahan hidup. Sayangnya, aku belum selesai berkuliah. Jadi belum bisa banyak membantu.

Tapi, kami sadar bahwa sewaktu-waktu kami bisa saja kehilangan beliau, jadi sebisa mungkin waktu yang ada kami pakai untuk membuat memori. Kami mau memori kami tentang beliau tetap baik untuk sisa masa hidup kami. Beliau pun walaupun sakit, tetap mencoba beraktivitas seperti biasa. Nggak mau merasa menjadi beban.

Namun satu setengah tahun dari saat divonis sakit, papa dipanggil Allah SWT. Sedih banget, tapi yang bikin lebih sedih pada saat itu, kami telat untuk jadwal papa cuci darah, karena memang sudah kehabisan uang dan sudah sering meminta bantuan keluarga. Nyesek, wah jangan ditanya! Apalagi papa belum sempat datang ke wisudaku saat itu, padahal baru berselang seminggu dari sidang kelulusanku. Tapi gimanapun sudah jadi kehendak-Nya. Kita ini kecil di mata-Nya.

Walau kehilangan ini masih terasa, kami semua nggak boleh larut dalam kesedihan. Kehidupan harus tetap berjalan, karena bumi terus berputar emoticon-Smilie

Thanks sudah bisa bikin aku nulis
Diubah oleh jajaq 11-02-2021 17:00
KOMPAKOfficial
Rainbow555
tien212700
tien212700 dan 2 lainnya memberi reputasi
3
546
5
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
jajaqAvatar border
TS
jajaq
#1
Tentang Sebuah Kehilangan


Sudah lama nggak buat tulisan, sekalinya bikin tulisan dapetnya tema yang “mengusik” relung hati dan pikiran. Ah, sungguh brengsek memang KOMPAK (Komunitas Menulis Aktif Kreatif) ini. Tema yang harus ditulis adalah KEHILANGAN. Sungguh menjebak dan akupun terjebak untuk mencurahkan sedikit isi hati.

Hmmm, harus mulai darimana ya? Akupun juga bingung, karena dalam hidup, kita pasti banyak merasakan kehilangan. Kehilangan dompet seisinya sudah pernah. Kehilangan percaya diri sudah pernah. Kehilangan kepercayaan terhadap orang lain sudah pernah. Kehilangan cinta. Kehilangan orang yang disayang juga. Semuanya terdengar sedih ya? Mungkin kehilangan berat badan adalah satu-satunya hal yang paling diharapkan, hehehe.



Jadi kehilangan barang, perasaan, dan orang yang disayang pun sudah. Uang masih bisa dicari lagi, perasaan galau dan gundah gulana masih bisa diobati, pun kalau kehilangan pacar atau pasangan masih bisa digantikan. Namun kehilangan yang paling membekas adalah kehilangan papa, yang kita sudah berbeda dunia.

Mungkin kalian pernah dengar pepatah KETIKA KEHILANGAN, KAMU AKAN MENGERTI ARTI MEMILIKI

Yup, pepatah itu bener banget. Walaupun sebenernya selama hidup, beliau jarang ngobrol sama aku sampai deep talk, tapi sosoknya selalu hangat dimataku. Beliau diam-diam memujiku, diam-diam mengajariku untuk mandiri. Setelah beliau berpulang, kami sangat merasa kehilangan. Kehilangan sosok yang usil, yang tindakannya kami rindukan. Seperti membuat kegaduhan di pagi hari untuk membangunkan adikku.

Medio 2008, saat divonis sakit gagal ginjal yang mengharuskannya cuci darah, belum ada BPJS seperti sekarang ini dan kami pun tidak memiliki asuransi atau askes. Otomatis semua harta benda yang kami punya, habis untukpengobatan. Nggak masalah, asal Papa bisa bertahan hidup. Sayangnya, aku belum selesai berkuliah. Jadi belum bisa banyak membantu.

Tapi, kami sadar bahwa sewaktu-waktu kami bisa saja kehilangan beliau, jadi sebisa mungkin waktu yang ada kami pakai untuk membuat memori. Kami mau memori kami tentang beliau tetap baik untuk sisa masa hidup kami. Beliau pun walaupun sakit, tetap mencoba beraktivitas seperti biasa. Nggak mau merasa menjadi beban.

Namun satu setengah tahun dari saat divonis sakit, papa dipanggil Allah SWT. Sedih banget, tapi yang bikin lebih sedih pada saat itu, kami telat untuk jadwal papa cuci darah, karena memang sudah kehabisan uang dan sudah sering meminta bantuan keluarga. Nyesek, wah jangan ditanya! Apalagi papa belum sempat datang ke wisudaku saat itu, padahal baru berselang seminggu dari sidang kelulusanku. Tapi gimanapun sudah jadi kehendak-Nya. Kita ini kecil di mata-Nya.

Walau kehilangan ini masih terasa, kami semua nggak boleh larut dalam kesedihan. Kehidupan harus tetap berjalan, karena bumi terus berputar emoticon-Smilie

Thanks sudah bisa bikin aku nulis
Diubah oleh jajaq 11-02-2021 17:00
0