Jika ditanya siapa yang nembak, jujur aku sendiri masih bingung sampai sekarang. Ini terjadi pada tahun 2011. Sebut saja namanya S. Kami saling mengenal tanpa perkenalan. Karena tinggal di lingkungan (kontrakan) sama akhirnya kenal dengan sendirinya walaupun tak pernah berinteraksi.

Lima tahun berlalu kami tetap tak saling menyapa saat berpapasan. Hanya saling melempar senyuman basa-basi. Hingga suatu ketika teman sekamarku dan sekamarnya jadian. Mau tidak mau kami jadi saling kenal.

Hingga suatu malam ia menelpon tanpa alasan. Ternyata suaranya merdu dan tanpa disadari kami terlibat obrolan panjang selama satu jam. Sejak saat itu kami seperti kecanduan. Saling berkirim pesan dan telepon hanya untuk menanyakan kabar.

Hingga tiba di suatu senja, ia mengirim pesan tengah sakit meriang.



Setelah balasan terakhir terkirim. Aku baru sadar apa yang telah kulakukan. Barter cinta sejati. Entah di mana akal sehatku waktu itu. Rasanya jarum jam melambat. Kaki ini seakan tak menjejak di Bumi. Sedangkan nada dering SMS tidak lagi berbunyi. Padahal aku butuh penjelasan tentang apa yang terjadi barusan.

Seperti lepas dari tiang gantungan. Akhirnya pada malam harinya ia telepon dan secara resmi memintaku menjadi kekasihnya. Sebulan kemudian ia datang ke rumah untuk melamar dan dua bulan kemudian kami menikah. Semoga bahagia ini sampai ke surga. Aamiin.