Kaskus

Story

meta.morfosisAvatar border
TS
meta.morfosis
SANTET - Dendam Berakhir Petaka
Prolog





“ ya tuhannn…kalau begitu perkataan ambu selama ini benar tang, kejadian menghilangnya ita ini bukanlah sebuah kejadian biasa, bisa jadi sosok wanita tua itu adalah penghuni ghaib di kawasan hutan kecil perbukitan yang merasa enggak suka dengan tingkah laku ita sewaktu ita memasuki kawasan hutan kecil perbukitan….”
“ entahlah mbu, atang jadi bingung di dalam meyikapi kejadian yang menimpa ita ini....karena semakin banyak kejadian aneh yang terjadi di rumah ini....semakin banyak juga terlihat fakta fakta yang saling bertentangan antara kejadian yang satu dengan kejadian lainnya.....”
“ ahhh perkataan kamu itu telalu ribet tang....ambu enggak mengerti dengan maksud perkataan kamu itu....” gerutu ambu seraya memasang ekspresi wajah kebingungannya
“ maksud atang begini mbu, pada awalnya atang menduga kejadian ghaib yang terjadi di rumah kita ini ada hubungannya dengan kejadian menghilangnya ita, tapi dengan semakin banyaknya kejadian ghaib yang terjadi di rumah ini, atang mulai merasa ragu dengan dugaan atang itu....”
Enggan rasanya bagiku untuk menceritakan aib yang teramat kelam ini, namun di saat malam mulai menancapkan sisi kegelapannya, aku hanya bisa terdiam diantara goresan penaku di dalam menuliskan baris demi baris kalimat yang mewakili jeritan hati dari suara suara tanpa raga




PETAKA – Akhir Sebuah Dendam


@meta.morfosis


Note : cerita ini berjudul awal SANTET - Dendam Berakhir Petaka, berhubung adanya beberapa perubahan mengikuti data penulisan maka judul diubah menjadi PETAKA - Akhir Sebuah Dendam



Chapter :
SANTET - Chapter 1
SANTET - Chapter 2
SANTET - Chapter 3
SANTET - Chapter 4
SANTET - Chapter 5
SANTET - Chapter 6
SANTET - Chapter 7
SANTET - Chapter 8
SANTET - Chapter 9
SANTET - Chapter 10
SANTET - Chapter 11
SANTET - Chapter 12
SANTET - Chapter 13
SANTET - Chapter 14
Diubah oleh meta.morfosis 30-08-2021 03:40
JohanZing0
JabLai cOY
anandaalvi27
anandaalvi27 dan 63 lainnya memberi reputasi
62
32.5K
160
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Tampilkan semua post
meta.morfosisAvatar border
TS
meta.morfosis
#43
Chapter 7







Munculnya perasaan takut di hatiku ini, kini telah membuatku merasa ragu untuk melakukan tindakan apapun di dalam menyikapi situasi ini, dan dikarenakan saat ini aku sudah tidak menemui lagi adanya tanda tanda yang mengarah pada keberadaan seseorang di dalam kamar mandi, aku memutuskan untuk beranjak pergi meninggalkan kamar mandi, namun kini baru saja aku membalikan tubuhku ini dan hendak berjalan pergi meninggalkan kamar mandi, aku kembali mendengar suara ambu yang terdengar dari arah bagian dalam kamar mandi, hanya saja suara ambu yang terdengar kali ini, tidaklah berupa suara panggilan ambu yang memanggil namaku, melainkan berupa suara rintihan ambu yang sepertinya tengah menahan rasa sakit, mendapati hal itu, tanpa berpikir panjang lagi, aku langsung menggerakan tanganku untuk membuka pintu kamar mandi, namun dikarenakan saat ini posisi pintu kamar mandi dalam keadaan terkunci oleh selot dari dalam, dengan sangat terpakasa, aku membuka pintu kamar mandi dengan cara mendobraknya, hingga akhirnya di saat keberadaanku ini kini telah berada di dalam kamar mandi, aku langsung merasa panik begitu mendapati ambu yang tengah berdiri menghadap ke arah dinding, dengan kedua telapak tangannya bertumpu pada dinding, sedangkan di sisi yang lain, aku juga melihat banyaknya cairan darah di lantai kamar mandi yang menjadi tempat ambu berdiri saat ini, dan kemungkinan besar cairan darah tersebut bersumber dari bagian wajah ambu yang saat ini tengah tertunduk ke arah lantai kamar mandi
“ astaga ambu...ambu kenapa....?” tanyaku dengan suara bergetar
“ ambu enggak tahu tang…mengapa tiba tiba saja hidung ambu ini mengeluarkan darah sebanyak ini…” jawab ambu seraya memutar tubuhnya ke arahku, dan di saat itulah aku melihat banyaknya cairan darah yang keluar dari kedua lubang hidung ambu
“ ya tuhann…kenapa bisa sampai seperti ini mbu….” ujarku dalam rasa tidak percaya atas apa yang tengah aku lihat saat ini, dan kini diantara keterdiaman ambu di dalam merespon perkataanku itu, aku segera meminta ambu untuk menengadahkan kepalanya lalu memapah ambu keluar dari dalam kamar mandi, hingga akhirnya di saat keberadaanku dan ambu kini telah berada di sekitar meja makan, aku langsung mendudukan ambu di kursi meja makan dan memintanya untuk tidak panik
“ mungkin ini hanya mimisan biasa mbu....biar atang ambilkan daun sirih untuk menghentikan pendarahan ini …”
Selepas dari perkataanku itu, aku segera berlari ke halaman rumah untuk memetik lembaran daun sirih dari pohon sirih yang tertanam di halaman rumah, hingga akhirnya diantara lembaran daun sirih yang kini telah berhasil aku petik, aku pun memutuskan untuk kembali masuk ke dalam rumah, namun belum sempat aku melangkahkan kakiku ini ke teras rumah, keberadaan ambu yang saat ini tengah berdiri di teras rumah, telah membuatku memilih untuk berdiam diri seraya mengarahkan tatapan mataku ini ke arah ambu
“ ya ampun ambu…ambu ini kenapa bukan diam diam saja di dalam rumah sih....lihat tuh darahnya jadi banyak keluar lagi.......”
Dikarenakan saat ini aku mulai merasa khawatir akan adanya efek buruk bagi kesehatan ambu akibat dari belum terhentinya pendarahan pada bagian hidungnya, aku segera berjalan menghampiri ambu, hanya saja anehnya, ketika aku berjalan menghampiri ambu, ambu terlihat melangkah mundur menjauhiku, seakan akan ambu merasa takut jika harus berdekatan dengan diriku
“ loh ambu kenapa....?” tanyaku dalam rasa bingung
“ istigfar kamu tang...istigfar...” ujar ambu seraya menunjukan ekspresi ketakutannya
“ istigfar...? kok ambu jadi aneh seperti ini sih, memangnya atang kenapa mbu, sampai sampai ambu meminta atang untuk beristigfar....”
Mendapati saat ini ambu tidak merespon perkataanku itu, rasa kekhawatiranku yang semula hanya mengkhawatirkan kondisi kesehatan ambu, sepertinya kini harus bertambah lagi akibat dari tingkah laku aneh yang saat ini tengah di perlihatkan oleh ambu, karena bukanlah hal yang tidak mungkin, tingkah laku aneh yang saat ini tengah diperlihatkan oleh ambu dipengaruhi oleh ulah mahluk ghaib yang pada saat sebelumnya telah menggangguku dengan menghadirkan dua sosok ambu di dua lokasi yang berbeda, dan kini dikarenakan saat ini ambu masih bertahan dengan tingkah laku anehnya itu, dengan tanpa sedikitpun mengurangi rasa hormatku terhadap ambu, aku memutuskan untuk menarik tangan ambu agar ambu masuk ke dalam rumah, namun kini baru saja aku menggerakan tanganku untuk menggenggam pergelangan tangan ambu, tiba tiba saja ambu menepiskan tanganku seraya kembali mengucapkan perkataan agar aku beristigfar
“ astagfirullah ambu...astagfirullahhh...ambu ini kenapa sih....!”
Untuk pertama kalinya dalam rentang waktu tujuh belas tahun lamanya aku menjalani hidup, baru kali ini aku mengucapkan perkataan dengan nada suara yang meninggi kepada ambu, dan kini diantara rasa penyesalanku akibat dari kelancangan yang telah aku lakukan itu, entah ini yang dinamakan dengan keajaiban atau bukan, tiba tiba saja di dalam pengelihatanku ini, aku sudah tidak melihat lagi adanya pendarahan pada bagian hidung ambu, dan hal ini jelas telah membuatku merasa takut, karena bukannya hal yang tidak mungkin, sosok ambu yang saat ini tengah berdiri dihadapanku bukanlah sosok ambu yang sebenarnya
“ ya tuhann...apakah kamu sudah sadar tang.....” ujar ambu diantara gerak langkah kakiku yang melangkah mundur menjauhi ambu
“ kamu ini sebenarnya siapa...bukankah tadi itu ambu...”
“ ikuti kata hatimu tang....jangan menyiksa ambu dengan ketakutan ini...demi tuhan....ini ambu tang........”
Ekspresi kesungguhan yang terpancar di wajah ambu begitu ambu mengucapkan perkataanya itu, dengan seketika menghapus keraguanku, dan kini diantara keyakinanku yang merasa yakin bahwa sosok ambu yang saat ini tengah berdiri dihadapanku adalah sosok ambu yang sebenarnya, aku segera menarik tangan ambu lalu mengajaknya masuk ke dalam rumah, hingga akhirnya di saat keberadaanku dan ambu telah berada di dalam rumah, aku langsung menceritakan kepada ambu tentang kejadian yang baru saja aku alami
“ hahh…masa sih tang….?” tanya ambu begitu aku telah mengakhiri ceritaku
“ demi tuhan, atang enggak berbohong mbu….makanya tadi itu atang menyangka ambu bukanlah ambu yang sebenarnya....”
“ ini benar benar aneh tang…apa yang kamu alami itu, benar benar berbeda dengan apa yang ambu lihat sewaktu kamu mengalami kejadian itu…” ujar ambu dengan ekspresi wajah yang serius
“ berbeda...berbeda bagaimana mbu...?” tanyaku kepada ambu dan berbalas dengan jawaban ambu yang menceritakan kejadian yang telah dialaminya, dan menurut cerita ambu, di saat ambu berada di dalam kamar mandi, aku telah memasuki kamar mandi dengan cara mendobrak pintu kamar mandi, dan di saat aku telah berada di dalam kamar mandi, aku langsung memperlakukan ambu sesuai dengan kejadian yang telah aku alami
“ ya tuhan.....seharusnya di saat atang mengalami kejadian itu, ambu menyadarkan atang seperti ambu menyadarkan atang di teras depan tadi itu....”
“ saat itu ambu benar benar takut tang....ambu sama sekali enggak berpikiran ke arah sana, hanya saja dikarenakan keanehan yang kamu perlihatkan itu terus berlanjut, mau enggak mau...ambu memberanikan diri untuk menyadarkan kamu....” ujar ambu seraya menghela nafas panjang
“ duh...atang jadi curiga nih mbu....”
“ curiga apa tang....?”
“ apa mungkin ya mbu...kejadian aneh yang kita alami malam ini ada hubungannya dengan kejadian menghilangnya ita.....”
“ ada hubungannya dengan kejadian menghilangnya ita…?”
“ iya mbu...bukankah selama ini kita belum pernah mengalami kejadian aneh di rumah ini, tapi semenjak kejadian menghilangnya ita dari rumah ini, baru kali ini kita mengalami kejadian aneh di rumah ini, dengan kata lain kehadiran ita di kawasan hutan kecil perbukitan sepertinya telah memancing kehadiran mahluk ghaib penghuni kawasan hutan kecil perbukitan di rumah kita ini, mungkin mereka merasa enggak suka dengan kehadiran ita di kawasan mereka itu.....hanya saja...…”
“ hanya saja apa tang...?” tanya ambu begitu melihatku yang menghentikan perkataanku itu
“ hanya saja mbu, atang masih merasa bingung dengan latar belakang ita memasuki kawasan hutan kecil perbukitan, karena menurut penuturan dari ningtias dan juga deden, ningtias sempat melihat ita berbicara dengan seorang wanita misterius sebelum akhirnya ita menghilang, dan pada saat ningtias bertemu dengan ita di waktu jam istirahat, ita sempat mengatakan bahwa dirinya kecewa dengan seseorang dan hendak membuktikan sesuatu, sedangkan deden, deden mengatakan bahwa pada saat deden beserta tiga orang warga kampung lainnya menemukan ita di kawasan hutan kecil perbukitan, sebelum ita enggak sadarkan diri, ita sempat mengatakan perkataan...saya enggak akan menceritakannya...jangan bunuh saya...., entah apa maksud dari perkataanya itu, hanya saja atang curiga, perkataanya itu masih terhubung dengan perkataan ita di saat ita bertemu dengan ningtias di waktu jam istirahat....”
Mendapati perkataanku itu, terlihat ekspresi keterkejutan di wajah ambu
“ sepertinya kejadian menghilangnya ita ini, bukanlah sebuah kejadian biasa tang…ambu takut selepas dari kejadian menghilangnya ita ini, akan terjadi sesuatu yang buruk menimpa keluarga kita ini….”
“ semoga saja enggak sampai seperti itu mbu...”
“ ambu juga berharap seperti itu tang...ya sudah, sebaiknya sekarang kamu istirahat saja, insha allah...di saat abah pulang nanti...ambu akan membicarakan kejadian menghilangnya ita ini kepada abah....” ujar ambu lalu berjalan memasuki kamar ita, dan kini begitu aku mendapati ambu yang telah menutup pintu kamar ita, aku memutuskan untuk masuk ke dalam kamarku untuk beristirahat, namun dikarenakan saat ini pikiranku masih terbelenggu oleh rasa kekhawatiranku atas kemungkinan terjadinya kembali kejadian aneh seperti apa yang telah aku dan ambu alami sebelumnya, keinginanku yang semula ingin mengistirahatkan tubuhku ini di atas ranjang kini mulai tergantikan dengan keterjagaanku dalam memandangi gelapnya malam melalui jendela kamarku yang memang aku sengajakan dalam posisi terbuka, hingga akhirnya setelah hampir kurang lebih dua jam lamanya aku terjaga, aku akhirnya memutuskan untuk menutup jendela kamar lalu menaiki tempat tidur, namun kini baru saja aku hendak memejamkan mataku ini, terdengar suara ketukan yang sepertinya bersumber dari arah pintu rumah
“ abah…?” tanyaku dalam hati seraya ingin beranjak turun dari tempat tidur untuk membuka pintu rumah, namun kini begitu aku mendengar suara ambu yang sepertinya telah mendengar juga suara ketukan pada pintu rumah, aku mengurungkan keinginanku untuk turun dari tempat tidur
“ ada urusan apa sih bah, pulangnya kok sampai larut malam seperti ini….?”
“ biasa mbu…apalagi kalau bukan urusan warga kampung….ada apa mbu, sepertinya ada sesuatu yang ingin ambu bicarakan ya…?”
Selepas dari perkataan abah tersebut, ambu mulai menceritakan kepada abah tentang kejadian yang telah di alami ita dan juga kejadian aneh yang telah di alami oleh aku dan juga ambu, dan kini begitu abah mendengar cerita ambu tersebut, abah hanya meresponya dengan mengatakan bahwa kejadian yang telah dialami oleh aku dan ambu, sama sekali tidak ada hubungannya dengan kejadian menghilangnya ita
“ tapi bah….”
“ sudahlah mbu….kita sebagai orang tua, sudah seharusnya bersikap tenang, jangan menimbulkan kepanikan seperti itu….…”
Untuk beberapa saat lamanya, abah dan ambu kini menghentikan pembicaraannya, dan hal ini jelas telah memancing rasa penasaranku atas kemungkinan abah dan ambu telah berselisih paham akibat membahas kejadian ghaib yang telahdi alami oleh aku dan ambu
“ sebaiknya aku keluar kamar saja…siapa tahu kehadiranku di luar sana akan membuat mereka malu untuk bertengkar…” gumamku seraya beranjak turun dari tempat tidur lalu berjalan menuju ke pintu kamar
“ bagaimana keadaan ita sekarang…apakah sudah siuman…?”
Pergerakan dari tanganku yang hendak memutar gagang pintu kamar, kini terhenti begitu mendengar kalimat pertanyaan yang terucap dari mulut abah
“ sudah bah….hanya saja sekarang ita sedang tidur, mungkin ita masih trauma dengan kejadian yang telah di alaminya…”
“ mbu….”
Entah apa yang melatarbelakangi abah menghentikan perkataanya itu, hanya saja saat ini aku berpikir, bahwa ada sesuatu yang penting yang hendak dibicarakan oleh abah kepada ambu
“ ada apa bah…?”
“ abah berencana untuk menggadaikan tanah yang kita miliki ini.....”
“ hahh…maksud abah...abah ingin menggadaikan tanah ini dan juga tanah yang berada di kampung tetangga itu...?”
“ iya mbu....”
“ astaga bah...apa abah enggak salah bicara…?” tanya ambu dan berbalas dengan keterdiaman abah, hingga akhirnya selepas dari keterdiamannya itu abah kembali melontarkan perkataannya yang menegaskan kesungguhan abah untuk menggadaikan tanah yang kami miliki ini
“ kalau memang itu sudah menjadi keputusan abah, ambu enggak bisa berkata apa apa lagi, hanya saja ambu membutuhkan jawaban jujur dari abah, memangnya tanah milik kita ini akan abah gadaikan untuk keperluan apa….?”
“ jangan terlalu jauh menanyakan hal itu mbu….ambu harus ingat, kepemilikan semua tanah ini adalah hasil jerih payah abah, dan abah berhak untuk menggadaikan atau menjualnya…..”
Mendapati jawaban abah tersebut, untuk beberapa saat lamanya ambu terdiam, entah apa yang tengah dirasakan oleh ambu saat ini begitu mendapati jawaban abah tersebut, namun yang pasti, saat ini aku merasakan rasa sedih sekaligus rasa marah akibat melihat tingkah laku abah yang tidak seperti biasanya ini
“ memang benar....tanah milik kita ini adalah hasil jerih payah abah…tapi abah harus ingat, walaupun peristiwa kecelakaan yang ambu alami telah merenggut ingatan ambu akan masa lalu ambu, namun ambu masih bisa mengingat masa masa awal pernikahan kita, dimana di saat itu…abah telah melakukan kesalahan yang patal, apakah abah ingat…abah bisa membeli tanah di kampung tetangga itu karena abah telah menjual tanah yang bukan milik kita secara diam diam….”
“ sudah berani lancang kamu mbu….jaga perkataan kamu itu…!”

Diubah oleh meta.morfosis 30-08-2021 03:46
simounlebon
ariefdias
sulkhan1981
sulkhan1981 dan 18 lainnya memberi reputasi
19