simsol...Avatar border
TS
simsol...
Jejak Kematian Di Pulau Serayan.


"Mbak Mia,ada titipan surat buat mbak tadi siang dari pengacara paman mbak Mia katanya !".tegur petugas lobi ketika Mia berjalan menuju lift ke apartemennya.
Bergegas petugas tersebut menghampirinya dan menyerahkan titipan surat tersebut.
Setelah makan malam,Mia pun membuka surat tersebut dan isinya menyatakan bahwa dia mewarisi sebuah rumah dan sebidang tanah di kepulauan serayan dari pamannya yang tinggal disana.

Keesokan harinya,Mia pun mendatangi kantor pengacara tersebut tuk memeriksa kebenaran berita di dalam surat tersebut.

"Selamat siang,ini pasti mbak Mia keponakan dari almarhum bapak Aling,perkenalkan saya Angga yang di beri amanah almarhum bapak Aling".Pengacara muda tersebut langsung menyapa Mia.

Setelah mempersilahkan duduk,Angga langsung mengeluarkan beberapa dokumen tuk di tanda tangani oleh Mia.

"Mbak Mia sekarang sah menjadi pemilik warisan almarhum bapak Aling.
Sebuah rumah,sebidang tanah perkebunan dan sejumlah uang dari peninggalan Beliau,apabila mbak Mia ingin mengecek keberadaan rumah dan tanah tersebut.
Staff saya akan menjadi guide mbak Mia tuk berangkat kesana".

"Boleh dah mas,minggu depan saya akan ambil cuti dari kantor tuk melihat semua peninggalan om Aling buat saya.
Saya ucapkan terimakasih atas bantuan mas Angga".kata Mia sembari bangkit dan bersalaman dengan pengacara muda tersebut.

Seminggu kemudian,tibalah Mia di bandara Samsan kalimantan saat siang tiba.
Seorang pria menghampiri dan menyapanya setibanya dia keluar pintu kedatangan bandara tersebut.

"Mbak Mia dari Jakarta kan?".

"Benar,siapa yaa?".

"Perkenalkan saya Sorken anak buah dari mas Angga yang khusus membantu mbak Mia hingga sampai tujuan".

"Sebentar yaa,saya telpon mas Angga dulu tuk konfirmas!".

Setelah terkonfirmasi,maka mereka berdua masuk ke dalam sebuah mobil tuk meneruskan perjalanan
Butuh waktu tiga jam lebih hingga sampailah mereka ke sebuah dermaga kapal laut di sebuah kota kecil.
Tak berselang lama Mia dan Sorken pun berangkat dengan sebuah kapal kecil yang berisi hanya sepuluh penumpang saja.

"Butuh waktu sekitar empat puluh menitan hingga kita tiba di kepulauan Serayan mbak Mia".

"Apakah mereka semua juga akan kepulauan Serayan mas Sorken?".tanya Mia sembari memandang penumpang lainnya.

"Cuman kita yang kesana sedangkan mereka pergi ke kepulauan lainnya yang berdekatan dengan pulau serayan mbak Mia".

"Sudah berapa kali ke pulau Serayan mas Sorken ?".

"Baru dua kali Mbak dan ini yang ketiga kalinya bersama mbak Mia".

Mia hanya mengangguk kecil kemudian memandang lautan yang terhampar luas di hadapannya.
Akhirnya mereka tiba di dermaga kecil pulau Serayan.
Setelah menurunkan Mia dan Sorken.
Kapal tersebut pun melanjutkan perjalanannya ke pulau selanjutnya.

Tampak di dermaga kecil tersebut beberapa mobil yang cukup tua terlihat.
Sorken mendatangi sebuah pos yang ada di hadapan mereka.
Setelah bernegosiasi harga dengan salah satu orang disana maka seorang yang cukup berumur datang menghampiri Mia bersama Sorken.

"Selamat datang di pulau Serayan,perkenalkan nama saya Zaenur dan saya akan mengantar kalian berdua ke desa Serayan yang ada di tengah pulau Serayan ini".Orang tersebut memperkenalkan diri.

"Nama saya Mia dan saya keponakan Om Aling,Pak Zaenur !".kata Mia sambil mengulurkan tangan tuk berkenalan.

Kemudian Pak Zaenur mempersilahkan Mia dan Sorken masuk ke sebuah mobil tuk melanjutkan perjalanan ke desa Serayan.
Jalan yang di lalui oleh mobil tersebut jalanan beton semen dengan sisi kiri dan kanannya terlihat pepohonan yang rimbun.
Walaupun jalan menuju desa Serayan berliku-liku dan naik turun tanjakan.
Namun sepanjang perjalanan,Mia tampak terkagum-kagum dengan masih asrinya pulau Serayan tersebut.
Setengah jam kemudian tibalah mereka di desa Serayan.

"Selamat datang di kampung Serayan Mbak mia". Kata Pak Zaenur.

Tak sengaja melihat sebuah pagar kayu tinggi di atas bukit seperti menutupi sebuah gua di dalamnya.

"Itu apaan ya Pak yang ada di atas perbukitan kampung ini ?".Tanya Mia kepada Pak Zaenur.

"Yang saya dengar itu namanya Pagar Hala dan konon katanya itu tempat bersemayamnya para tetua terdahulu kampung Serayan ini mbak Mia!".

Next episode.....terbukanya Pagar Hala.

episode 2

episode 3

episode 4

side story


ane anggap ini sebuah penghargaan banget bagi ane emoticon-Mewek

Diubah oleh simsol... 07-03-2021 12:28
mmuji1575
ganteng.cinta
aryanti.story
aryanti.story dan 26 lainnya memberi reputasi
27
3.9K
90
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
simsol...Avatar border
TS
simsol...
#4


Langit mulai menyingkirkan kegelapan malam secara perlahan.
Sementara itu, di dermaga laut kecil tersebut, tampak orang-orang hilir mudik.
Mereka di perkirakan berjumlah puluhan orang dan suara gerungan mereka satu sama lain masih saling bersahutan.
Di depan tampak dari kejauhan terlihat sebuah kapal yang sedang berjalan menuju mereka.

Riuh gerombolan orang tersebut tiba-tiba terhenti oleh sebuah teriakan keras dari sebuah bayangan yang melesat cepat kedalam hutan.
Melihat hal tersebut mereka langsung berlarian mengejar sosok yang berteriak tersebut.

Kini suasana dermaga tersebut sunyi dan sepi.
Tiga sosok manusia keluar dari semak belukar yang sangat lebat.
Mereka berlarian menuju dermaga tersebut.
Tanpa mereka sadari satu sosok keluar dari sebuah mobil dan berlari juga ke arah dermaga.

"Pak Zaenur....!!"Mia terkejut melihat ada sosok yang mengikuti mereka di belakang.

"Iyaa mbak Mia,saya Zaenur!".kata pria tersebut.

Mereka kini beramai-beramai berlarian menuju ujung dermaga.
Sementara itu kapal yang menuju kedermaga tersebut mulai mendekat.
Mia perkirakan sekitar lima belas menit lagi kapal tersebut akan bersandar ke dermaga ini.

"Sungguh mengerikan peristiwa semalam,saya dan kawan-kawan di pangkalan di serang oleh manusia penghisap darah secara tiba-tiba.
Untung saja saat itu saya lagi di dalam mobil hingga saya mampu bersembunyi dari serangan mereka namun nasib sahabat-sahabat saya sangat mengenaskan,mereka berubah menjadi makhluk mengerikan seperti orang-orang yang menghisap darah mereka!"cerita pak Zaenur sesampainya di ujung dermaga.

Pak Sarta menghampirinya dan mengelus punggung pak Zaenur yang sedang shock berat.
Kapal tersebut kini sudah mulai mendekati mereka.
Namun yang membuat mereka panik takkala banyaknya orang keluar dari hutan dan berlarian menuju mereka.
Mereka berlari sangat cepat di sertai gerungan mereka yang bersahutan.

"Pakkkk....cepat kemari!"jerit Mia kepada pengemudi kapal tersebut.

Kapal tersebut pun kini merapat di dermaga itu.
Mia dan yang lain langsung berlompatan ke kapal tersebut.
Sementara itu para penghisap darah tersebut kini mulai mendekat.

Kapal tersebut memutar haluan tuk menjauhi dermaga.
Para penghisap darah tersebut tanpa perduli berlompatan ke arah kapal tersebut.
Ada yang mencapai kapal dan adapula yang terhempas ke dalam air laut.

Melihat penghisap darah tersebut di kapal mereka.
Mia,pak Sarta dan pak Zaenur dengan sigap menyerang mencoba mengusir dari kapal tersebut.
Mia yang beralatkan kayu panjang langsung memukul kepala para penghisap darah yang ada di kapal.
Pak Zaenur yang kini memegang dayung kapal juga melakukan hal yang sama.
Sementara pak Sarta mengeluarkan goloknya dan merengsek maju mencoba menebas kepala para penghisap darah.

Terjadi pergumulan hebat di kapal tersebut.
Sang pengemudi pun tak lepas dari serangan para penghisap darah tersebut.
Dia melawan beberapa saat namun akhirnya dia pun harus rela lehernya disergap oleh penghisap darah lawannya
Bibi Enah tampak pula di serang oleh penghisap darah tersebut.
Kapal mulai tak karuan arahnya.
Sementara di atas kapal mia dan kawan-kawan berjuang tuk lolos dari sergapan mereka.

Sarta melihat istrinya kini dalam cengkraman penghisap darah tersebut menjadi panik.
Dia berlari mencoba menolong istrinya dari bahaya.
Namun terlambat,istrinya telah di cengkram lehernya oleh gigitan penghisap darah tersebut.
Marah sekaligus sedih kini bercampur aduk di hati pak Sarta.
Dengan sekali tebas leher istrinya putus dan goloknya dia ayunkan kembali ke leher penghisap darah istrinya.
Darah langsung mengucur saat kepala penghisap darah itu putus.
Dengan mata nanar,pak Sarta mengamuk di atas kapal tersebut.
Mencoba menebas semua para penghisap darah yang ada di kapal tersebut.

Mia dan pak Zaenur kini mulai terdesak di ujung kapal.
Musuh mereka terlalu kuat tuk di kalahkan.
Namun dengan adanya pak Sarta yang mengamuk sejadi-jadinya.
Para penghisap darah tersebut kebanyakan mengeroyok pak Sarta.
Pak Sarta seperti harimau yang sedang terluka dan lagi ngamuk.
Satu persatu para penghisap darah tersebut tertebas kepalanya.
Namun tubuhnya tak lepas dari gigitan para penghisap darah lainnya.
Darah mulai membasahi tubuh pak Sarta dan dia mulai terlihat lemah karena banyak darahnya yang terhisap,entah itu kaki atau punggungnya yang tergigit.
Akhirnya pak Sarta jatuh di lantai kapal.
Tak berselang lama dia pun bangkit dan mengeluarkan suara gerungan.

Mia melihat dua dirigen berisi bahan bakar yang ada di belakang kakinya.
Dengan cepat dia membuka ke dua dirigen tersebut dan menyiramkanya ke lantai kapal.
Pak Zaenur mencoba melindungi dengan mengayunkan dayung kapal tersebut tuk menghalau para penyerangnya.

"Pak Zaenur punya korek api bukan?"tanya Mia setelah selesai menuangkan isi ke dua dirigen tersebut.

Pak Zaenur mengangguk sekali dan mengerti maksut Mia.
Sambil menghalau dengan dayungnya.
Matanya memberi isyarat bahwa korek api ada di kantung celananya.
Mia pun merogoh kantung tersebut dan mengambilnya kemudian menyalakannya.

Sambil memberi isyarat kepada pak Zaenur tuk segera melompat ke air.
Mia pun membakar lantai kapal yang di genangi bahan bakar kapal tersebut.
Kemudian mereka berdua melompat ke air tuk menyelamatkan diri.

Api langsung menyala begitu besarnya dalam hitungan detik dan membakar semua yang ada di kapal tersebut.

"Duarrrrrr.....!!!"

Kapal tersebut pun meledak dan hancur berkeping-keping.
Tubuh para penghisap darah yang ada di kapal tersebut pun juga langsung luluh lantak seiring ledakan tersebut.
Mia dan pak Zaenur tampak mengambang di perairan laut tersebut dengan bermodalkan dua dirigen.

Matahari mulai naik kepermukaan.
Para nelayan pencari ikan melihat ada dua sosok yang terombang ambing di perairan.
Mereka pun menghampiri dan menolong mereka.
Sepanjang perjalanan,Mia dan pak Zaenur bercerita pengalaman mengerikan yang mereka lewati semalam.
Para nelayan tersebut terlihat bergidik ketakutan mendengar cerita tersebut.


TAMAT
Diubah oleh simsol... 08-03-2021 13:32
gajah_gendut
tantinial26
mmuji1575
mmuji1575 dan 13 lainnya memberi reputasi
14
Tutup