- Beranda
- Komunitas
- Story
- Stories from the Heart
Aku Diantara Kalian (18+)
TS
elenasan30
Aku Diantara Kalian (18+)
Setelah berdiskusi di Lounge Kreator. Ane memutuskan untuk berhenti berkarya di Kaskus. Semua thread novel karya ane akan ane close thread. Ane sebagai penulis mohon pamit dari agan semua.
Lanjutan novel ane di platform sebelah. Untuk agan yang masih ingin membaca karya ane.
Link Novel
Aku Ingin Menjadi Manusia (18+)
Seharusnya Kamu Tidak Pernah Ada (18+)
Aku Diantara Kalian (18+)
Terima kasih
Lanjutan novel ane di platform sebelah. Untuk agan yang masih ingin membaca karya ane.
Link Novel
Aku Ingin Menjadi Manusia (18+)
Seharusnya Kamu Tidak Pernah Ada (18+)
Aku Diantara Kalian (18+)
Terima kasih
Close Thread
Diubah oleh elenasan30 30-01-2021 03:52
moy1992 dan 72 lainnya memberi reputasi
63
97.5K
Kutip
2.1K
Balasan
Komentar yang asik ya
Tampilkan semua post
TS
elenasan30
#329
Chapter 51
Spoiler for Fallin in Love:
Bang Putra sambil menunggu makanan dan minuman yang dibuat oleh Kak Olivia mencoba mengajak Kak Devina berbincang banyak hal. Bang Putra bertanya “Kata Olivia pacarmu anak IT juga Vin? Dia programmer juga?”. Kak Devina menjawab “Dia memang anak IT. Dia programmer menguasai, multimedia menguasai, tapi fokusnya dia lebih ke jaringan internet”. Bang Putra menjawab “Ohh dia anak network? Network system atau network routing?”.
Kak Devina menjawab “Dia itu yang kaya konfigurasi DNS, Mail Server, Collocation, dan lain-lain. Jadi kerjaan dia itu langsung bersentuhan dengan server langsung. Kalo itu apa? Network routing apa system?”. Bang Putra menjawab “Ohh iyaa pacarmu anak system berarti. Wahh aku memang lagi nyari orang yang bisa system buat project. Soalnya system analys kaya pacarmu itu kalo sewa dari luar mahal banget. Enak kalo punya kenalan system analyst”.
Kak Devina keliatan bingung dan menjawab “Iyaa mungkin begitu. Tapi aku juga orang IT loh. Aku bisa coding ROS, Java, C++, Pascal, dan Assembler hahaha”. Bang Putra yang lagi senderan tiba-tiba bangun dan melihat Kak Devina dengan serius “Seriusan bisa itu semua? Loh kamu bukannya sekolah STM Elektro yaa?”. Kak Devina menjawab “Iyaa aku STM Elektro. Tapi ada coding juga untuk mengoperasikan alat-alat yang udah kita rakit. Tapi itu ekstrakulikuler robotic sih”.
Bang Putra menjawab “Tapi beda sih sama aku. Kalo aku programming ke developer sedangkan kamu ke mesin. Iyaa bahasa pemograman untuk mesin itu kan susah-susah. Aku ada banyak project nih. Butuh bantuan tenaga developer. Pacar kamu mau diajak kerja sama gak? Nanti pembagiannya 50:50 aja”. Kak Devina menjawab “Kalo mau apa enggaknya aku gak tau. Tapi aku rasa dia bakal nolak karena aktivitas dia udah sangat banyak. Tapi aku punya orang yang bisa bantu kamu”.
Bang Putra menjawab “Loh? Orang aku butuhnya pacar kamu kok. Kamu malah mau ngenalin orang lain”. Kak Devina menjawab “Tapi dia fokus ITnya sama kaya kamu ke backend dan frontend developer. Namanya Om Bee. Kamu kayanya bakal cocok sama dia hahaha”. Bang Putra menjawab “Om Bee? Dia paman kamu apa gimana?”. Kak Devina menjawab “Bukan. Aku gak ada hubungan saudara sama dia. Dia omnya pacarku dan aku rasa dia mau. Dia sering gabut soalnya”.
Bang Putra menjawab “Bapak-bapak pasti nih. Mana nyambung aku sama dia nanti. Hadeeeh”. Kak Devina menyela “Iyaa nanti liat dan temuin dulu orangnya. Dia gaul banget kok orangnya. Makanya aku langsung bisa ngomong dia bakal cocok sama kamu”. Gak lama Kak Olivia datang bawain makanan dan minuman buat kita semua “Lagi ngobrolin apa sih? Kalian lagi ngomongin lebah?”. Bang Putra menjawab “Lah iyaa Vin. Kok namanya Bee sih? Pantes kok rada aneh namanya hahaha”.
Kak Devina menjawab “Namanya Bee dipanggilnya Be ek. Panggilan anak tongkrongan ke dia. Aku sama dia satu tongkrongan soalnya”. Bang Putra langsung ketawa ngakak “Anjiiirrr nama apaan coba dipanggilnya Be ek hahahaha. Aduhh ngakak sumpah maaf Vin maaf hahahahaha anjiirr gak bisa berhenti ketawa Gua hahahaha”. Kak Devina ikutan tertawa dan menjawab “Hahaha aku juga dulu ketawa kok. Mana badan dia gede banget lagi. Lebih gede dari kamu. Tinggi dia sekitar 185cm. Cuma bedanya dia buncit sedangkan kamu keker”.
Aku tiba-tiba menyela “Aku aja ngeliat Bang Putra kadang-kadang serem. Apalagi ngeliat orang itu ya tingginya 185cm itu kaya apa hahaha”. Kak Devina menjawab “Iyaa pokoknya kalo kalian kenal temen-temen tongkronganku mereka absurd semua hahaha. Tapi untungnya mereka kompak dan solid banget. Satu bermasalah semuanya gerak. Termasuk Om Bee juga sangat sering bantu aku dulu”. Kak Olivia menjawab “Hahaha tapi kayanya gak bakal masuk sih. Temen-temennya Devina kasus semua. Gak softly kaya temen-temen tongkrongan kita”.
Kak Devina menjawab “Iyaa begitulah. Memang ada aja permasalahan hidup mereka. Iyaa itu aja sih yang bisa aku ceritain. Sisanya kalian liat sendiri aja nanti”. Bang Putra masih senyum-senyum sendiri mendengar nama panggilan Be ek. Dia masih gak bisa nahan ketawa hahaha. Sekitar jam 8 malam pacarnya Kak Devina sampai di depan rumah dan Kak Devina langsung masuk ke dalam mobil pacarnya. Tapi pacarnya sama sekali gak keluar dari mobil.
Aku sampe penasaran cowo seperti apa yang bisa dapetin perempuan kaya Kak Devina? Jarang Kak Olivia sampai mengakui kecerdasan seseorang. Sedangkan Kak Olivia itu sangat sombong dan percaya diri banget sama kecerdasan dia sendiri. Sebulan kemudian tepat beberapa hari sebelum Kak Olivia berangkat ke Mesir. Bang Putra tiba-tiba ngajak aku makan di sebuah restoran mahal. Aku dijemput di depan rumahku dan aku langsung masuk ke mobil.
Aku bertanya “Hari ini kita mau pergi kemana sayang?”. Bang Putra menjawab “Kita makan di restoran ***** yuk. Sekali-sekali aku pengen nyenengin kamu ngajak makan di restorant mahal”. Aku menjawab “Aku sih mau aja asal jangan sampe ketauan Kak Olivia hahaha”. Bang Putra menjawab “Iyaa aku yakin gak bakal ketauan Olivia tenang aja”. Setelah 30 menit perjalanan Bang Putra membawa aku ke daerah Kemang. Ada salah satu restoran perancis disana yang harganya sangat mahal.
Aku sampe bingung mau pesen apa. Bingung karena nama makanannya pakai bahasa perancis dan gak ada translatenya. Dan bingung karena harganya mahal-mahal. Satu porsi makanan bahkan ada yang sampai satu juta rupiah dan itu belum minumnya. Bang Putra berkata “Pesen apa aja sayang. Jangan malu-malu”. Aku menjawab “Kak Olivia nungguin kamu di rumah Kak. Dia lagi gundah hatinya karena mau pisah sama kamu”.
Bang Putra menjawab “Terus? Kenapa kalo Olivia hatinya gundah?”. Aku menjawab “Aku merasa sesekali kamu harus mikirin Kak Olivia. Seenggaknya kalo kita ketemuan makan seperti ini setelah Kak Olivia berangkat. Mungkin aku gak akan segalau ini dan merasa bersalah”. Bang Putra menjawab “Dia butuh waktu sendiri untuk berpikir dan intropeksi diri Bell. Biarin aja gak usah dipikirin”. Aku menjawab “I..Iyaa cuma merasa bersalah aja Bang”.
Setelah memesan makanan aku dan Bang Putra berbincang panjang penuh canda. Dia membahas tentang orang-orang dikantornya yang menurut dia unik dan lucu. Dia juga menanyakan hubunganku dengan Irfan dan yaa semua baik-baik saja. Sama seperti Vito, Irfan gak bisa membuat aku jatuh cinta sama dia. Meskipun hubungan kami sudah berjalan 3 bulan. Bang Putra tiba-tiba mencium keningku mesra dan begitu lembut.
Aku senderan dibahunya sambil merasakan tubuhnya yang besar dan kekar. Aku begitu jatuh cinta kepadanya. Bang Putra tiba-tiba bertanya “Gimana kalo kita resmiin aja hubungan kita?”. Aku melirik kea rah Bang Putra dan menjawab “Maksudnya gimana? Kalo kita pacaran Irfan mau dikemanain dan Kak Olivia mau dikemanain sayang?”. Bang Putra tiba-tiba mengeluarkan kotak berisi cincin “Bell aku sayang kamu. Maukah kamu menjadi pacarku?”. (Bersambung…)
Kak Devina menjawab “Dia itu yang kaya konfigurasi DNS, Mail Server, Collocation, dan lain-lain. Jadi kerjaan dia itu langsung bersentuhan dengan server langsung. Kalo itu apa? Network routing apa system?”. Bang Putra menjawab “Ohh iyaa pacarmu anak system berarti. Wahh aku memang lagi nyari orang yang bisa system buat project. Soalnya system analys kaya pacarmu itu kalo sewa dari luar mahal banget. Enak kalo punya kenalan system analyst”.
Kak Devina keliatan bingung dan menjawab “Iyaa mungkin begitu. Tapi aku juga orang IT loh. Aku bisa coding ROS, Java, C++, Pascal, dan Assembler hahaha”. Bang Putra yang lagi senderan tiba-tiba bangun dan melihat Kak Devina dengan serius “Seriusan bisa itu semua? Loh kamu bukannya sekolah STM Elektro yaa?”. Kak Devina menjawab “Iyaa aku STM Elektro. Tapi ada coding juga untuk mengoperasikan alat-alat yang udah kita rakit. Tapi itu ekstrakulikuler robotic sih”.
Bang Putra menjawab “Tapi beda sih sama aku. Kalo aku programming ke developer sedangkan kamu ke mesin. Iyaa bahasa pemograman untuk mesin itu kan susah-susah. Aku ada banyak project nih. Butuh bantuan tenaga developer. Pacar kamu mau diajak kerja sama gak? Nanti pembagiannya 50:50 aja”. Kak Devina menjawab “Kalo mau apa enggaknya aku gak tau. Tapi aku rasa dia bakal nolak karena aktivitas dia udah sangat banyak. Tapi aku punya orang yang bisa bantu kamu”.
Bang Putra menjawab “Loh? Orang aku butuhnya pacar kamu kok. Kamu malah mau ngenalin orang lain”. Kak Devina menjawab “Tapi dia fokus ITnya sama kaya kamu ke backend dan frontend developer. Namanya Om Bee. Kamu kayanya bakal cocok sama dia hahaha”. Bang Putra menjawab “Om Bee? Dia paman kamu apa gimana?”. Kak Devina menjawab “Bukan. Aku gak ada hubungan saudara sama dia. Dia omnya pacarku dan aku rasa dia mau. Dia sering gabut soalnya”.
Bang Putra menjawab “Bapak-bapak pasti nih. Mana nyambung aku sama dia nanti. Hadeeeh”. Kak Devina menyela “Iyaa nanti liat dan temuin dulu orangnya. Dia gaul banget kok orangnya. Makanya aku langsung bisa ngomong dia bakal cocok sama kamu”. Gak lama Kak Olivia datang bawain makanan dan minuman buat kita semua “Lagi ngobrolin apa sih? Kalian lagi ngomongin lebah?”. Bang Putra menjawab “Lah iyaa Vin. Kok namanya Bee sih? Pantes kok rada aneh namanya hahaha”.
Kak Devina menjawab “Namanya Bee dipanggilnya Be ek. Panggilan anak tongkrongan ke dia. Aku sama dia satu tongkrongan soalnya”. Bang Putra langsung ketawa ngakak “Anjiiirrr nama apaan coba dipanggilnya Be ek hahahaha. Aduhh ngakak sumpah maaf Vin maaf hahahahaha anjiirr gak bisa berhenti ketawa Gua hahahaha”. Kak Devina ikutan tertawa dan menjawab “Hahaha aku juga dulu ketawa kok. Mana badan dia gede banget lagi. Lebih gede dari kamu. Tinggi dia sekitar 185cm. Cuma bedanya dia buncit sedangkan kamu keker”.
Aku tiba-tiba menyela “Aku aja ngeliat Bang Putra kadang-kadang serem. Apalagi ngeliat orang itu ya tingginya 185cm itu kaya apa hahaha”. Kak Devina menjawab “Iyaa pokoknya kalo kalian kenal temen-temen tongkronganku mereka absurd semua hahaha. Tapi untungnya mereka kompak dan solid banget. Satu bermasalah semuanya gerak. Termasuk Om Bee juga sangat sering bantu aku dulu”. Kak Olivia menjawab “Hahaha tapi kayanya gak bakal masuk sih. Temen-temennya Devina kasus semua. Gak softly kaya temen-temen tongkrongan kita”.
Kak Devina menjawab “Iyaa begitulah. Memang ada aja permasalahan hidup mereka. Iyaa itu aja sih yang bisa aku ceritain. Sisanya kalian liat sendiri aja nanti”. Bang Putra masih senyum-senyum sendiri mendengar nama panggilan Be ek. Dia masih gak bisa nahan ketawa hahaha. Sekitar jam 8 malam pacarnya Kak Devina sampai di depan rumah dan Kak Devina langsung masuk ke dalam mobil pacarnya. Tapi pacarnya sama sekali gak keluar dari mobil.
Aku sampe penasaran cowo seperti apa yang bisa dapetin perempuan kaya Kak Devina? Jarang Kak Olivia sampai mengakui kecerdasan seseorang. Sedangkan Kak Olivia itu sangat sombong dan percaya diri banget sama kecerdasan dia sendiri. Sebulan kemudian tepat beberapa hari sebelum Kak Olivia berangkat ke Mesir. Bang Putra tiba-tiba ngajak aku makan di sebuah restoran mahal. Aku dijemput di depan rumahku dan aku langsung masuk ke mobil.
Aku bertanya “Hari ini kita mau pergi kemana sayang?”. Bang Putra menjawab “Kita makan di restoran ***** yuk. Sekali-sekali aku pengen nyenengin kamu ngajak makan di restorant mahal”. Aku menjawab “Aku sih mau aja asal jangan sampe ketauan Kak Olivia hahaha”. Bang Putra menjawab “Iyaa aku yakin gak bakal ketauan Olivia tenang aja”. Setelah 30 menit perjalanan Bang Putra membawa aku ke daerah Kemang. Ada salah satu restoran perancis disana yang harganya sangat mahal.
Aku sampe bingung mau pesen apa. Bingung karena nama makanannya pakai bahasa perancis dan gak ada translatenya. Dan bingung karena harganya mahal-mahal. Satu porsi makanan bahkan ada yang sampai satu juta rupiah dan itu belum minumnya. Bang Putra berkata “Pesen apa aja sayang. Jangan malu-malu”. Aku menjawab “Kak Olivia nungguin kamu di rumah Kak. Dia lagi gundah hatinya karena mau pisah sama kamu”.
Bang Putra menjawab “Terus? Kenapa kalo Olivia hatinya gundah?”. Aku menjawab “Aku merasa sesekali kamu harus mikirin Kak Olivia. Seenggaknya kalo kita ketemuan makan seperti ini setelah Kak Olivia berangkat. Mungkin aku gak akan segalau ini dan merasa bersalah”. Bang Putra menjawab “Dia butuh waktu sendiri untuk berpikir dan intropeksi diri Bell. Biarin aja gak usah dipikirin”. Aku menjawab “I..Iyaa cuma merasa bersalah aja Bang”.
Setelah memesan makanan aku dan Bang Putra berbincang panjang penuh canda. Dia membahas tentang orang-orang dikantornya yang menurut dia unik dan lucu. Dia juga menanyakan hubunganku dengan Irfan dan yaa semua baik-baik saja. Sama seperti Vito, Irfan gak bisa membuat aku jatuh cinta sama dia. Meskipun hubungan kami sudah berjalan 3 bulan. Bang Putra tiba-tiba mencium keningku mesra dan begitu lembut.
Aku senderan dibahunya sambil merasakan tubuhnya yang besar dan kekar. Aku begitu jatuh cinta kepadanya. Bang Putra tiba-tiba bertanya “Gimana kalo kita resmiin aja hubungan kita?”. Aku melirik kea rah Bang Putra dan menjawab “Maksudnya gimana? Kalo kita pacaran Irfan mau dikemanain dan Kak Olivia mau dikemanain sayang?”. Bang Putra tiba-tiba mengeluarkan kotak berisi cincin “Bell aku sayang kamu. Maukah kamu menjadi pacarku?”. (Bersambung…)
radityodhee dan 17 lainnya memberi reputasi
18
Kutip
Balas
Tutup