Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

Β© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

complain01Avatar border
TS
complain01
"CUMI; Dilema Cinta Seorang Janda" (Based On Life Story')

PROLOG

Assalamualaikum Agan-agan Kaskusers dan para Suhu di Forum SFTH ini...

Ane yang cupu ini mohon perkenan untuk turut mencipratkan seciprat kisah untuk ikut mewarnai forum ini.

Ini adalah sebuah kisah berdasarkan kehidupan nyata sahabat SMP ane yang udah 27 tahun lamanya kita ngga pernah ketemu. Dan tiba-tiba sejak setahun yang lalu kita jadi akrab dan sering berbagi cerita.

Untuk sebuah tujuan yang gue masih berusaha menemukan jawabannya. Seolah Tuhan dalam skenario agung-Nya mempertemukan gue dan sahabat gue ini dalam satu episode tertentu dalam hidup kita masing-masing.

Alhamdulillah meski udah puluhan tahun ngga ketemu, dan masing-masing dari kami udah mengalami pasang-surutnya jalan hidup, sedikitpun ngga mempengaruhi kesomplakan dan kekonyolan kita berdua πŸ˜πŸ˜‚.

Oh ya, jujur aja...
Sebenernya usia kami berdua bisa dibilang ngga muda lagi. Kita udah kepala 4, gan. Ane sendiri berjenis kelamin laki-laki normal dan udah berkeluarga.

Meskipun keluarga ane tinggal di sebuah kota di Jawa Tengah sana dan ane berdomisi di Jakarta.
Sementara sohib ane berjenis kelamin New Normal πŸ˜‚πŸ˜œ...

Nggak Deng bercanda. Sohib ane ini cewek tulen, gan. Berstatus Janda, yang menjadi tokoh utama dalam kisah ini, yang biasa ane panggil dengan Nick Name "Cumi" dalam real life.

Dan kemarin ane udah dapet approval dari Cumi buat share kisah hidupnya disini. πŸ˜πŸ‘Œ

So kisah ini akan banyak bercerita tentang anggapan masyarakat kita yang masih streotype terhadap seorang single parent perempuan (definisi Janda versi gue).

Seolah mereka adalah seekor lalat yang hinggap di ujung meja makan, yang harus diusir atau dipukul dengan sapu lidi.

Dan sebaliknya tentang pandangan si Janda itu sendiri, yang sering menjadi korban, sering difitnah dan disalahfahami hanya karena statusnya yang malang.

Sebuah kisah yang masih bergulir hingga detik ini jari gue masih mengetik.

Juga tentang kisah cinta, persahabatan, dan perjuangan dalam keluarga yang dialami sohib ane si Cumi yang saling tumpang tindih dan campur baur.

Bagaikan sebungkus gado-gado tanpa karet pengikat atau Staples, yang kita bawa dengan satu tangan dengan terburu-buru sambil menyeberang jalan di sebuah hari berhujan.

Kita pun terpeleset, lalu menyaksikan gado-gado itu tumpah dan ambyar di jalanan...
πŸ˜”πŸ˜­πŸ˜­

Mohon maaf kalo nanti penceritaannya kurang menarik dan kurang bermutu. Karena penulisan dilakukan disela-sela waktu tepar ane setelah pulang kerja.

Plus dalam kondisi otak, dompet dan emosi sering labil akibat terdampak Pandemi Covid-19 yang belum kelar sampe sekarang.

Monggo diseruput gan cerita ini..
Next update Insyaallah dalam beberapa jam kedepan..

πŸ™πŸ™β˜ΊοΈ
Diubah oleh complain01 19-01-2021 01:26
onesipemburu
rinandya
ozzai936
ozzai936 dan 22 lainnya memberi reputasi
21
21K
362
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Tampilkan semua post
complain01Avatar border
TS
complain01
#94
Chapter 8 : Orang-orang Di Dalam Labirin

Part 4



Karena hari Sabtu ini gue libur, dan lagi gabut. Plus mood lagi bagus karena stok kopi dan rokok yang cukup. Maka di malam Minggu nan rinai ini, gue pun berhasil update.
πŸ˜…πŸ˜…πŸ’ͺ


Jujur... Kata kunci untuk penulisan Chapter ini, baru gue dapatkan 5 hari lalu setelah gue bekerja keras untuk mengingatΒ² apa aja yang pernah gue obrolin sama Cumi tentang Dedy.

Plus tambahan informasi dari Cumi sendiri. πŸ˜…πŸ‘Œ

Yaitu ketika Cumi nyeritain dia habis putus setelah nyambung lagi sama Dedy.

Seinget gue pertemuan ini lagi-lagi terjadi di Warung Ay-Bak yang belum dibangun menjadi Pujasera. Kita duduk bersebelahan dengan jarak 1 meter plus 1 jengkal tangan Cumi.

Gue lupa siapa yang nraktir waktu itu? Gue atau Cumi ya? Atau justru kami yang terpaksa ngutang ke Mas-mas Ay-Bak ya waktu itu?
πŸ€”πŸ€”πŸ˜…

Plus gue lupa apa persisnya penyebab mereka putus. Kayaknya sih ini berhubungan dengan terbukanya karakter asli Dedy yang makin bikin Cumi sakit hati.

Tring! Crek!

Cumi bilang gini :

"Dedy seperti punya 2 kepribadian yang saling bertolak belakang, Kakus."

"Di satu sisi dia bisa manja dan imut ngelebihin manja dan imutnya Indri dan Raffa, anak-anak gue, sama gue."

"Bahkan ngelebihin manjanya Masha sama The Bear!"
πŸ˜…πŸ˜œπŸ˜œ

"Tapi disisi lain Dedy bisa sadis kayak pembunuh berdarah dingin, yang dengan entengnya bisa menghina gue: wanita yang mengaku dia cintai dan rindukan, dengan sebutan : "setan" dan "ngga punya otak!"

Hati gue mendadak panas. Gue nyeletuk,

"Ini kata-kata elu sendiri tentang Dedy ya, Cum!"

"Ini deskripsi elu sendiri tentang orang yang hingga kini masih elu kasih tempat di hati elu ya?"

Cumi menjawab sambil mengangguk lemah,

"Iya, Kakus.."

**********

Ehhmmm Agan-agan reader yang terhormat.

Gue punya pikiran begini.
Bahwa sebenarnya orang baik itu emang enggak ada di dunia ini. Wabil khusus untuk level orangΒ² awam kayak gue.

Kecuali orangΒ² tertentu yang Allah pilih untuk mengemban misi tertentu. Misalnya level Nabi, Waliyullah, SahabatΒ² Nabi, para ulama yang ikhlas dan levelΒ² khusus lainnya dalam maqam Iman dan Kerohanian.

Buat level manusia awam dan mainstream kayak si Kakus ini, yang iman dan akhlaknya sering labil dan merosot ke titik nadir.

Maka yang disebut sebagai orang baik adalah, orang yang masih Allah sayangi dengan cara menutupi ia dari aib-aib nya yang memalukan dari pandangan orang lain.

Allah menutupi aibnya bukan karena amal orang itu. Allah ngga menghinakan orang itu didepan publik, atau didepan orang lain bukan karena ibadah orang itu.

Tapi semata-mata karena Allah Al Lathif; Allah Maha Lembut terhadap hamba-hamba-Nya.

Entah kenapa, gue yang selama ini lebih banyak dengerin Cumi ngomong, justru malam ini gue nyerocos dengan lancarnya ke Cumi.

"Cumi, kalo atas kehendak Allah elu melihat ada sedikit kebaikan di diri seseorang. Jangan elu bilang ke orang itu, Waah elu emang baik."

"Tapi lebih baik elu katakan :
"Maha Suci Allah... Yang telah menitipkan kebaikan pada dirimu."

"Atau elu doakan dia" :
Semoga Allah mengampuni dosa-dosa mu dan menutupi semua aib mu di Dunia dan Akhirat."

"Sebaliknya, kalo Allah justru membuka aib seseorang berupa tabiat buruk orang itu dihadapan orang yang dia sayangi."

"Maka kita harus benar-benar mengukurnya inci demi inci."

"Dan kita butuh alat ukur yang terbuat dari Hati yang bersih, Pikiran yang jernih, dan Iman yang kokoh."

"Bisa jadi Allah memperlihatkan sifat asli seseorang dihadapan orang yang mengaku dia sayangi, karena Allah ingin mereka saling mengetahui kekurangan masing-masing untuk saling melengkapi dan memperbaiki diri satu sama lain."

"Atau justru bisa jadi Allah melakukan itu karena Dia ingin memisahkan hubungan mereka, agar terhindar dari tindakan saling menyakiti dan menghancurkan satu sama lain di masa depan."

"Masa depan di dunia dan lebih-lebih di alam akhirat."

"Dengan kata lain, Allah menjadikan terbukanya aib itu sebagai tembok-tembok yang menghalangi hubungan mereka."

"Silahkan Cumi elu ambil penggaris yang terbuat dari Hati yang bersih, Pikiran yang jernih, dan Iman yang kokoh."

"Sebuah 'penggaris' untuk mengukur dimensi-dimensi sebuah hubungan. Untuk menafsir makna terbukanya tabiat asli Dedy dihadapan elu. Dan untuk mengukur hubungan elu dengan Dedy."

"Hasil ukurnya sendiri akan berupa :
1. Dampak terhadap hubungan elu dengan Dedy
2. Dampak pada Jiwa
3. Dampak terhadap orang terdekat, dan terpenting..
4. Dampak terhadap Hubungan elu dengan Allah."

"Kalo terbukanya tabiat asli Dedy ini menjadikan dia berbesar hati untuk mengakui penghinaannya ke elu, adalah sebuah kesalahan."

"Lalu disaat yang sama elu juga berbesar hati untuk ikhlas memaafkan. Maka ini sebuah kabar baik buat hubungan kalian."

"Kalo ini diiringi dengan ketenangan Jiwa, untuk menghabiskan sisa umur elu dengan Dedy, maka ini pun sebuah kabar baik."

"Kalo ini disertai dengan keyakinan bahwa, hubungan elu sama Dedy membawa dampak bagus buat kedua anak elu yang bukan anak kandung Dedy, buat keluarga besar elu, buat Ibunya Dedy, buat keluarga besar Dedy. Maka ini kabar yang layak elu syukuri."

"Dan terpenting, kalo hubungan elu dengan Dedy berdampak hubungan elu dengan Allah membaik. Misalnya shalat elu jadi ngga bolong-bolong, Zikir elu bertambah, ibadah Sunnah elu makin banyak."

"Maka Subhanallah, Dedy insyaallah akan jadi Imam buat elu dan anak-anak elu."

Gue mengambil jeda sejenak, untuk sebuah bait lagu dari seorang pengamen. Bait lagu yang baru bisa usai, ketika Cumi ngasih selembar duit Dua rebuan.

Gue lupa lagunya apa..
Tapi yang pasti lagu cinta berkonten gombal sih!
πŸ˜…πŸ˜…

Gue lanjut nyerocos :

"Tapi kalo hasil ukurnya adalah sebaliknya..."

"Maka gue ngga perlu ngajarin elu tentang keputusan apa yang harus elu ambil!"

"Kita ini kan seumuran, Cum. Di usia kita yang beranjak tua ini, kita dituntut oleh Umur kita sendiri untuk makin terlatih menghisab keputusan hidup."

"Sebelum kita nanti akan dihisab oleh Allah di Yaumil Akhir dihadapan semua mahluk!"

"Dan Cumi. Cara ukur seperti di atas, bisa elu pake kepada siapa aja dalam konteks hubungan apa aja."

"Elu bisa pake cara dan alat ukur yang sama untuk mengukur hubungan elu dengan Bang Andi misalnya."

"Dan elu bisa juga melakukan hal yang sama untuk mengukur hubungan persahabatan elu dengan teman-teman elu."

Cumi menundukkan kepala demi mendengar penjelasan gue yang panjang binti lebar.

Entah karena faham atau ngantuk.
πŸ˜…πŸ˜…

Lalu Cumi mengangkat wajah sendunya, dan berkata lirih ke gue.

Sebuah ucapan yang begitu menyilet harga diri gue.

"Kakus... Resleting celana elu kebuka, tuh.."

😩😩😭

**********

Tring! Crek!

Selanjutnya gantian Cumi yang nyerocos :

"Iya Kakus... Gue sebenernya masih berharap Dedy bisa berubah menjadi orang yang lebih baik, menjadi suami yang setia, menjadi Imam dalam keluarga, dan menjadi orang yang faham agama."

"Gue udah coba ingetin Dedy buat ngejalanin Shalat, Puasa.. Tapi gue malah didebat."

"Dia bilang buat apa Shalat? Tapi ngga faham makna dari Surat dan Ayat yang dibaca, ngga faham arti bacaan Shalat."

"Dia bilang buat apa Shalat? Tapi kelakuan sehari-hari masih belom bener!"

"Dia bilang buat apa Shalat? Tapi masih korupsi, masih menipu, masih posting konten porno di medsos!"

"Dia nggak kuat Puasa, karena bikin sakit lambungnya kalo lapar terlalu lama."

"Dan gue ngga tau apakah Dedy udah mencoba sekuat tenaga buat ngobatin lambungnya, supaya dia ngejalanin puasa?"

Sejenak, Cumi mengambil jeda untuk sebuah nafas yang berat dan dalam.

Gue pun berbasa-basi nyuruh Cumi nambah makanan, padahal dalam hati berharap nggak.
🀭🀭😜

"Eeh nambah giih Cum. Nambah satenya kek! Nambah sambelnya kek! Nambah teh manisnya kek!"

Jawaban Cumi begitu melegakan hati dan dompet gue :

"Enggak Kakus.. Makasih. Gue udah kenyang makan, kok! Kalo Teh sih gue sukanya yang tawar aja."

"Kan elu tau kalo gue udah manis, Kakus."
πŸ˜œπŸ˜œπŸ˜…

Cumi lanjut ngoceh...

"Emang sih gue juga heran sama Dedy. Shalat kagak, Puasa kagak, tapi karirnya lancar, bisnisnya maju, jarang sakit."

"Ketika gue ingetin soal ibadah. Alih-alih berubah jadi baik, malah gue didebat abis!"

"Dan malah gue sendiri yang kemakan! Makin terseret dalam kondisi hubungan cinta yang putus-sambung ngga jelas kayak sekarang."

"Gue nanya ke temen gue, namanya Mbak Ulfa. Gue ceritain soal Dedy."

"Dan Mbak Ulfa bilang kalo yang dialami Dedy itu namanya Istidraj!"

Gue tersentak demi mendengar kata ini.

"Naudzubillah Min Dzalik!"
(Kami berlindung kepada Allah dari perkara itu.")

And there it is the key word :

"Istidraj"


BERSAMBUNG






Diubah oleh complain01 09-01-2021 14:42
seemhaseem
Kawulo_Mataram
rinandya
rinandya dan 6 lainnya memberi reputasi
7
Tutup