Portal Covid19. Benarkah Berfaedah Atau Malah Menimbulkan Masalah? Kenali 6 Jenisnya!
TS
luqman miracle
Portal Covid19. Benarkah Berfaedah Atau Malah Menimbulkan Masalah? Kenali 6 Jenisnya!
Quote:
Untuk membuktikan thread ini bukan copas atau repost, ane buktikan dengan beberapa pembuktian berikut
Spoiler for Bukti bukan repost di kaskus ✓ dengan kata kunci portal covid:
Spoiler for Bukti bukan repost di kaskus dengan kata kunci portal sialan✓:
Spoiler for Bahkan di mbah gugelpun tidak pernah ada artikel yang membahas portal covid secara detail dan mendalam ✓:
Quote:
Thread ini lahir dari keresahan ane secara pribadi, komunitas dan kelompok akibat mewabahnya portal covid19
Oke gan setelah pembuktian bahwa tulisan ini murni karya ane alias orisinalitas tulisan ini bisa ane pertanggungjawabkan dengan baik dan benar , kita lanjut yaa
Sudah nyaris setahun ini kita dihadapkan pada situasi sulit dimana bukan saja ekonomi dan kegiatan belajar mengajar yang lumpuh namun juga mobilitas rakyat dengan dalih menekan penyebaran virus Covid19 dimana untuk bepergian baik darat, air dan udara sangat dibatasi. Mulai dari kelas bandara , stasiun, terminal hingga perumahan dan perkampungan. Di tengah banyaknya trend yang muncul, ada sebuah fenomena yang lahir ditengah kita yang kompak dan seragam yang menyulitkan pergerakan kita sehari2 yaitu sebuah eh maksud ane berbuah2 portal Covid. Portal yang dihiasi dengan berbagai banner / spanduk yang biasanya diikuti oleh tulisan2 "untuk menekan penyebaran virus Covid19 , kampung siaga Covid19, sampai batas waktu yang belum ditentukan, untuk sementara waktu dll"
Portal sejatinya ada untuk menghindari aksi2 kriminalitas seperti curanmor & perampokan atau pencurian dan lazimnya portal "ada" di jam2 malam seperti diatas jam 00.00-05.00 bukan 24 jam seperti portal Covid bahkan di tengah hari sekalipun dimana matahari lagi galak2nyapun portal ini tetap menutup akses keluar masuk dan jumlah2 portal ini pun jauh lebih banyak dan berlipat ganda daripada portal normal / biasa
Sebelum kita lanjut menilik lebih dalam tentang esensi portal2 Covid tersebut, ada istilah yang cukup lama dan tak asing bagi kita yaitu tak kenal maka tak sayang maka izinkan ane perkenalkan ke 6 jenis portal Covid tersebut, jenis tersebut adalah hasil temuan ane dan beberapa rekan komunitas serta kelompok selama melalangbuana ke banyak kawasan perumahan dan perkampungan . Berikut daftarnya ;
Quote:
Supaya lebih menjiwai : urutan pertama adalah portal paling "mending" dan urutan terakhir adalah portal paling nyebelin
Spoiler for Portal Pertama : Boleh Masuk Dengan Syarat & Ketentuan Berlaku:
Ini adalah contoh portal pertama dimana Driver Ojol, Kurir atau orang yang berkepentingan lain (memang ada urusan dengan penghuni rumah ya, soalnya maling kan juga punya kepentingan ) ingin masuk lalu satpam "menembak" suhu mereka dengan termogun yang biasanya diarahkan ke pergelangan tangan bukan jidat apalagi ketiak -_- , biasanya kalau cuaca sedang panas maka suhu driver ojol tersebut berkisar diatas 37.5 °C dan satpam meminta ojol tersebut untuk "ngadem" sementara waktu sampai suhu turun kembali dan kalau cuaca sedang tidak panas maka suhu rata2 32-34° C (itu manusia apa zombie yak )kemudian mereka izin ke satpam menyebutkan alamat dan nama penerima lalu satpam meminta KTP sang empunya urusan lalu ditukar kartu tamu / access card / visitor card kemudian sang empunya urusan mengantar pesanan lalu setelah urusan kelar di pintu keluar KTP tersebut dikembalikan. Pada beberapa portal pertama ini juga ada bilik disenfektan dimana sang empunya urusan wajib masuk ke bilik tersebut dan memutar2 badannya atau motornya sekitar beberapa detik atau ada juga yang sekedar melewati bilik atau area tsb. Namun perlu diapresiasi kini sudah jarang perumahan yang mengadopsi bilik tersebut, mungkin karena banyak yang mulai sadar akibat tau informasi2 dari berita dimana ada yang keracunan bahkan meninggal karena mesin motor yang panas bertemu disenfectan dan adanya kang antar galon viral yang curhat kalau dia sehari puluhan kali disemprot di bilik bakal mati keracunan
Quote:
Sekedar saran mohon berikan saja SIM, karena ada beberapa kasus dimana adanya oknum satpam yang menyalahgunakan KTP mereka untuk dijadikan syarat pengajuan pinjol atau modus2 yang merugikan sang empunya KTP
Di portal pertama ini, empunya urusan tidak dirugikan dari sisi bensin & perawatan motor lain, hanya saja dirugikan dari sisi sedikit waktu terbuang karena ada proses konfirmasi satpam, tukar2 ktp/sim, dan bilamana customer / penghuni rumah lupa atau tidak memberikan note alamat sesungguhnya (blok dan nomor rumah), satpam tidak langsung memberikan izin masuk.
Biasanya portal pertama ini berlokasi di perumahan elite (bukan ekonomi sulit )
Spoiler for Portal Kedua : Ga Boleh Masuk, Satpam Yang Mengantarkan Pesanan:
Masih berlokasi di perumahan elite, portal kedua ini memiliki rules yang mirip dibandingkan portal pertama. Bedanya di portal ini, sang empunya urusan dilarang masuk ke dalam perumahan, nantinya satpam yang akan mengantar makanan/paket/barang ke rumah penghuni. Jika penghuni membayar pesanan tersebut dengan non tunai (contoh G*pay) maka tidak menjadi masalah untuk driver Ojol yang mengantar pesanan karena driver tersebut tinggal konfirmasi ke customer lalu driver tersebut bisa langsung pergi menjauh dari perumahan tersebut. Namun yang menjadi masalah jika customer membayarnya dengan pembayaran tunai,alurnya sebagai berikut ;
Satpam menanyakan siapa penerima dan alamat detail, lalu satpam bertanya berapa tagih tunai pesanan tersebut, lalu biasanya satpam akan mencacat di kertas dan ditempel di salah satu plastik makanan kemudian satpam mengantarkan pesanan ke penghuni rumah / pemesan, kemudian satpam tersebut kembali ke pintu utama untuk memberikan uangnya ke driver yang sudah menunggu di tempat semula, yang menjadi masalah ketika satpam tersebut tidak amanah dimana penghuni rumah atau pemesan sudah bilang ke satpam bahwa kembaliannya untuk drivernya saja atau bentuk2 lain yang merupakan uang tip namun oknum satpam tersebut meminta kembalian full dan tidak menyampaikan amanah "orang baik" tersebut . Sudah banyak kasus dan konflik antara ojol dan satpam dimana oknum satpam "menilep" hak ojol dari tip pelanggan yang tidak mungkin saya beberkan disini mengingat keterbatasan space dan menjaga isi thread tetap di dalam konteks alias tidak melebar kemana2
Di portal kedua ini, sang empunya urusan (driver ojol) tidak dirugikan secara waktu jika pembayaran menggunakan Go*ay dengan syarat pemesan sudah memberikan alamat detail (blok dan nomor rumah) dengan tepat, namun jika pembayarannya menggunakan tunai apalagi ditambah pemesan tidak memberi note alamat secara benar maka waktu akan semakin terbuang. Namun portal kedua ini tidak merugikan driver ojol secara bensin dan perawatan motor karena biasanya satpam tidak menggunakan motor Ojol tersebut. Meskipun di beberapa cluster atau perumahan praktiknya satpam menggunakan motor ojol untuk bolak balik mengantar pesanan dengan alasan mereka tidak memiliki motor inventaris, lah dikira motor Ojol itu motor kantor kali ya
Masih di portal kedua, ada yang cukup lucu menggelitik namun cukup ironis dan tidak masuk akal sehat di portal ini, jika ada driver Ojol yang mendapat orderan penumpang (misal G*ride), maka si Ojol menunggu di pintu utama kemudian satpam mengendarai motor ojol menuju rumah penumpang kemudian penumpang naik motor Ojol yang sedang dibawa Satpam kemudian Satpam bersama penumpang pergi ke pintu utama lalu disana terjadi tukar menukar pengendara motor . Kocak bukan? Ga logis kan? Buat apa? Ane pernah tanya langsung ke satpam kalau memang tujuan semua ini adalah mengurangi kontak bukankah dengan alur seperti ini justru menambah kontak? jawaban satpam sederhana, templates dan tidak menjawab : " Kami hanya menjalankan prosedur atau tugas Pak "
Sama seperti portal pertama, portal kedua ini berlokasi di perumahan elite atau menengah keatas. Namun uniknya, di beberapa cluster yang tergolong dalam area atau developer yang sama. Ada cluster yang menerapkan portal pertama ada cluster yang menerapkan portal kedua, semua tergantung kesepakatan Pak RT atau RW masing2 perumahan. Anehnya bila kita tanya ke warga cluster tersebut mereka juga tidak pernah dilibatkan dalam pengambilan keputusan atas peraturan2 baru ini dan merekapun juga merasa direpotkan dengan sistem baru yang sudah lama ini.
Spoiler for Portal Ketiga : Orang Boleh Eh Bisa Masuk, Motor Tidak Bisa Tapi Kita Dikasih Tau Akses Yang Dibuka:
Ini adalah portal paling sedikit jumlahnya, saking sedikit angkanya ane sampe harus googling sendiri buat cari tahu seperti apakah rupa portal nomor tiga ini karena pengalaman ane wara wiri di banyak perumahan atau perkampungan sangat jarang (prevalensinya 1 dari sekitar 42 area) yang memiliki jenis portal ini.
Di portal jenis ini pembaca (baca : empunya urusan) diberi tahu jalur atau jalan mana yang dibuka, meskipun tidak benar2 menjadi solusi mobilitas karena rata2 driver ojol atau kurir dll adalah "orang jauh" setidaknya mereka bisa mencari di gugel maps jalan yang diberi tahu di banner tersebut. Meskipun seringkali Om gugel meps tidak akurat memberitahu jalannya, misal kita mau cari jalan Mimin di sekitar portal tersebut namun Om gugel meps malah memberikan jalan Mimin di beda kecamatan bahkan beda kota atau provinsi
Makasih Om Gugel Pic atas fotonya, jujur ane mau banget ketemu portal jenis ini walaupun lebih pengennya ketemu perumahan atau perkampungan yang tidak di portal Covid19 samsek hehehe
Di foto portal2 diatas terlihat ada tulisan berupa penunjuk arah harus kearah mana menuju akses yang dibuka sayangnya asumsi ane menyatakan setelah kita belok kiri atau menuju akses terbuka tersebut tidak akan ada serentetan panah2 lain sampai menuju satu2nya akses yang dibuka tersebut
Spoiler for Portal Keempat : Boleh Eh Bisa Masuk Tapi Hanya Orang, Motor Silakan Parkir Di Luar Dan Kita Ga Dikasih Tau Jalan Mana Yang Dibuka:
Portal ini adalah portal paling banyak dari ribuan atau mungkin jutaan portal covid19 yang ada karena data validnya tentang jumlah sebenarnya portal ini juga ga pernah ada
Di portal keempat ini tidak bisa dilewati oleh motor karena ditutup rapat dan memang didesain agar motor tidak bisa lewat namun manusia bisa berseliweran bolak balik ke perkampungan atau perumahan tersebut dengan cara melompatinya, lewat pinggirnya atau sekedar merangkak2 cantik
Ga gitu juga kali lompatnya buuuu
Sama seperi portal2 lain (selain portal nomor dua), portal jenis ini juga memiliki akses masuk ke dalam dan hanya memiliki 1 akses masuk yang mana tidak diberitahu di banner / spanduk yang terpampang di Portal tersebut. Jadi Ojol atau kurir hanya punya 2 pilihan ;
1. Menaruh motornya di luar lalu melewati portal dan berjalan kaki menuju rumah customer. Ini tidak terlalu menjadi masalah jika rumah customer berjarak dekat (misal 200 m) namun jika jaraknya sudah tergolong jauh (misal 1 km) maka resiko2 seperti betis kram atau motor hilang karena ditinggal sendirian tanpa pasangan eh karena dicuri maling lebih besar
2. Mencari jalan satu2nya yang dibuka dengan bertanya orang2 sekitar, jika masih siang atau sore mungkin ada yang bisa ditanya meski banyak perumahan yang siang hari sepi bak kuburan tanpa ada anak YOGS yang nongkrong
Mencari sendiri jalan satu2nya yang dibuka merupakan pemborosan waktu, bensin dan perawatan motor. Karena anaknya mbah Gugel sekalipun yaitu Om Gugel Meps tidak tahu jalan yang dibuka satu2nya tersebut dan si Om selalu mengarahkan ke jalan utama yang biasanya diportal. Walaupun bertanya ke customer pemesan G*food , biasanya customer (minoritas sekali) cuma bisa bilang lewat jalan anu pak atau malah sebagian besar customer hanya duduk manis dan berharap makanan sampai tepat waktu seakan2 driver ojol tersebut adalah orang yang tinggal di kawasan atau perumahan yang sama
🖕🖕🖕 Kalimat "Untuk sementara waktu" atau "Sampai batas waktu yang belum ditentukan" menunjukan semakin tidak jelasnya portal2 ini diadakan baik limit waktu maupun limit jumlah "pengunjung" area tersebut
Ironisnya di portal jenis ini justru digunakan oleh muda mudi nongkrong sambil mabar game kesayangan dengan berkerumun tanpa masker bahkan biasanya tersedia galon air mineral yang digunakan mereka untuk menyeduh kopi atau teh. Peraturan baru ini dibuat untuk menghindari kerumunan massa justru para aktivis dadakan alias peserta posko Covid19 berkerumun dan sibuk dengan gawainya masing2
Maaf ane ga berani moto2 bocah2 posko covid19 tersebut untuk menghindari hal2 yang tak diinginkan, jadi ane izin colong foto dari mbah google 🖕🖕
Spoiler for Portal Kelima : Bisa Eh Boleh Masuk Hanya Orang Namun Dengan Resiko Luka2 Dan Kita Ga Dikasih Tau Jalan Mana Yang Dibuka:
Portal ini bisa dilompati dengan resiko celana robek atau pantad tersangkut atau bisa merangkak dengan melewati sisi kolong dengan resiko kepala terantuk besi atau tali tas atau tas tersangkut (pengalaman banget kayanya ane apes yak )
Portal ini bisa dilewati dengan merunduk dengan resiko kepala terantuk bambu atau bisa dilompati dengan resiko kaki terantuk bambu dan rasanya ouch sakit kaya lagi sayang2nya eh dia malah nikah sama lawan jenis kelamin lain yang mana pasangannya musuh kita
Belum lagi kalau susunan bambu tersebut berantakan kalau "tertabrak" badan kita. Walhasil selain ganti rugi materiil minimal kita akan dikepung massa dan provokator karbitan akan menyebabkan suasana makin tidak kondusif
Spoiler for Portal Keenam : Orang & Motor Tidak Bisa Masuk, Silakan Cari Jalan Satu2nya Yang Tidak Dikasih Tau:
Portal ini adalah portal paling merugikan, nyebelin dan tidak manusiawi. Di portal ini siapapun baik driver ojol, kurir, penghuni dan tamu tidak bisa lewat, mungkin pejabat RT / RW bisa
Di portal terakhir tapi bukan terbaik ini cukup banyak ditemui di berbagai perumahan atau perkampungan. Portal2 ini biasanya berbentuk pintu besi atau gerbang besi yang tidak ada celah sama sekali untuk manusia apalagi motor masuk, bahkan mungkin hanya kocheng dari golongan oyen yang bisa masuk
Selesai sudah pembahasan ke enam jenis portal covid19 yang belakangan dan sudah cukup lama mewabah dimana-mana. Sekarang izinkan ane dan agan2 sekalian mengkaji lebih dalam tentang maksud dan tujuan portal2 ini ada dan dipertahankan meskipun sudah 3 bulan terakhir ini eksistensi mereka sudah mulai ada pengurangan walaupun belum signifikan, mungkin karena kesadaran masyarakat bahwa portal2 ini hanya melahirkan masalah2 baru atau sudah berkurangnya para anggota posko Covid19 di masing2 perumahan atau perkampungan. Namun sangat disayangkan akibat beberapa kepala daerah (ada 58) yang terinfeksi covid19 maka portal2 ini kembali eksis.
Sekarang mari kita diskusi dengan akal sehat dan logika sederhana. Jika memang portal ini bertujuan untuk menekan penyebaran Covid19, ada beberapa pertanyaan yang sampai sekarang belum terjawab, diantaranya
Spoiler for 1. Akses 1 Pintu Bukankah Virus Justru Berkumpul Di 1 Jalur?:
Portal ini tidak membuat orang2 baik penghuni rumah, tamu, driver ojol dan kurir tidak bisa masuk. Mereka tetap bisa masuk melewati 1 jalur yang sudah diatur oleh sang pengatur yang bahkan jika ditanya warga siapa pionir atau penggagasnyapun warga tidak tahu pasti. Nah dengan berbondong2 manusia melewati jalur yang sama bukankah di area yang sama tersebut akan lebih berpotensi virus, bakteri dan jamur berkumpul di jalur yang sama?
Spoiler for 2. Kerugian Waktu, Tenaga dan Materi Dari Segala Pihak Apakah Sebanding Dengan Efektifitas Portal Ini?:
Alkisah ada seorang penghuni rumah di sebuah perumahan atau perkampungan yang lapar tengah malam (untuk mempermudah simulasi ane pakai jam atau waktu ekstrim), lalu demi mengobati perut yang lapar sekaligus membantu perekonomian masyarakat yang terdampak mulai dari driver Ojol dan resto rumahan atau UMKM ia pun memesan g*food. Lalu karena ia bingung memberikan ancer2 atau alur harus kemana darimana untuk mencapai rumahnya, ia pun menyerahkan segalanya pada Tuhan & Driver Ojol tersebut. Lalu perjuanganpun dimulai, si Ojol mencari resto rumahan yang lokasinya berada di dalam portal Covid19, karena pusing dan tidak ada yang bisa ditanya selain mba kunti & mas genderuwo maka ia memarkirkan motornya di luar portal, iapun berlari2 kecil ke resto rumahan tersebut dan berharap pesanan cepat selesai karena dikhawatirkan motornya hilang dicuri orang tak bertanggungjawab, kemudian setelah pesanan pelanggan selesai dibuat semua, ia pun kembali ke motor yang ternyata masih ada dan melanjutkan perjalanan menuju rumah pelanggan.
Ternyata setelah sekian km ditempuhnya, akses ke rumah pelangganpun diportal2 Covid dan si ojol menghubungi pelanggan untuk menanyakan dimana akses satu2nya yang masih menjadi misteri saat itu. Jika pelanggan Ojol tersebut adalah orang baik hati maka pelanggan akan menceritakan detail jalur2 mana yang harus dilalui oleh Ojol tersebut seperti skrinsut chat dibawah ini 👇👇
Walau dirasa telat karena Ojol itu sudah menghabiskan ekstra waktu, bensin dan perawatan motor serta tenaga tapi setidaknya ada informasi tambahan yang diperlukan si Ojol untuk mempercepat waktu yang terbuang sia2. Kemudian singkat cerita makananpun sampai di tangan pelanggan meskipun nasi ayam yang dipesan sudah menjadi bubur ayam akibat jalan putar memutar yang tak tentu arah. Ini jelas selain merugikan Ojol juga pastinya merugikan pelanggan, mulai dari makanan yang sudah dingin, rasa lapar yang mulai bergeser ke kenyang angin atau rating pelanggan yang diberi oleh Driver dengan rating jelek dimana itu akan mempengaruhi pelayanan driver selanjutnya yang mendapat pelanggan tersebut.Meskipun bukan murni salah pelanggan tersebut
Spoiler for 3. Uang Tidak Bisa Dimakan + Ketidakjelasan Petugas di Lapangan:
Ane pernah ribut dengan beberapa hansip dan satpam di dalam salah satu perumahan karena ditegur keras satpam akibat muter2 disana
Singkatnya ;
Ane : "Pak, besok2 tutup aja lah semua akses keluar masuk, biarin aja semua disini mati kelaperan, orang mau nganter makanan ke warga ente aja pake dipersulit"
Hansip / Satpam : "Lah ini semua peraturan yang harus kita jalanin Pak demi menekan penyebaran Covid19"
Ane :"Lah buktinya saya dan teman2 lain masih bisa masuk kan? Kecuali kalo tutup total dijamin dah sakit covid enggak, tapi busung lapar semua"