Kaskus

Story

Pengaturan

Mode Malambeta
Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

afryan015Avatar border
TS
afryan015
Sekamar Kos Dengan "Dia" 2 ( Pengalaman Tempat Kerja)
Sekamar Kos Dengan "Dia" 2 ( Pengalaman Tempat Kerja)

emoticon-UltahHallooooo agan agan sekalian, masih ingat kan dengan ku Ryan si penakut hehe.......
ini adalah cerita ku selanjutnya masih dalam lanjutan cerita yang kemarin hanya saja tempatnya kini sedikit berbeda dari sebelumnya.

Mungkin bisa agan agan yang belun baca thread ane silahkan dibaca dulu thread ane sebelumnya



Bagi yang belum kenal dengan ku, kenalin Namaku Ryan dan untuk mengenal ku lebih detail silahkan baca trit ku yang sebelumnya, dan bagi yang sudah mengenalku silahkan saja langsung baca dan selamat menikmati emoticon-Shakehand2

Oh iya jangan lupa emoticon-Toast emoticon-Rate 5 Star

Quote:



------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Diubah oleh afryan015 06-12-2022 04:14
aguzblackrx
cak6bih
bebyzha
bebyzha dan 204 lainnya memberi reputasi
193
226.9K
2.5K
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Tampilkan semua post
afryan015Avatar border
TS
afryan015
#6
Bekerja Di SMP
Dentang bel sekolahan sudah berbunyi, sebagai tanda bahwa kegiatan sekolah akan segera di mulai. Jam di sekolahan sudah menunjukan pukul tujuh lewat lima menit, semua murid berlarian ke tengah lapangan sekolah untuk berbaris dan memulai kegiatan upacara bendera hari senin. Setibanya di lapangan sekolah seluruh siswa berbaris dan disiapkan untuk upacara, para guru dan karyawan pun ikut berbaris.


Satu persatu susunan acarapun dilaksanakan, hingga akhirnya sampailah disaat pembina upacara menyampaikan amanatnya, hal ini yang aku yakin membuat seluruh murid tidak nyaman, karena kadang ada pembina yang menyampaikan pesannya terlalu lama, dan mengharuskan seluruh siswa berjemur matahari yang sekian lama sekian membuat panas, dan tak jarang membuat beberapa siswa harus jatuh pingsan karna tidak kuat dengan cuaca yang panas, dan hal ini biasanya terjadi pada siswa perempuan.


Kali ini guru yang menjadi pembina upacara adalah pak Ahris, salah satu guru yang terkenal galak di sekolah ini, dan selalu memberikan amat yang terbilang cukup panjang dan lama, dan hal itu yang membuat siswa pingsan, setelah beberapa menit pak Ahris berbicara, ternyata benar dari barisan siswa perempuan ada yang berteriak kalau di siswa yang pingsan.


Aku bersama dengan salah satu guru kemudian mendatangi siswi yang pingsan tersebut, tubuhnya sudah sangat lemas dengan wajah yang sudah pucat juga, aku dan salah satu guru yang bersamaku kemudian mengangkat siswi tersebut dan kemudian membawanya ke ruang UKS.


 Sesampainya di ruang UKS, guru yang bersamaku pun mengoleskan minyak kayu putih ke bagian dada dan sekitaran kening siswi tersebut dan kemudian menyodorkan minyak kayu putih tersebut ke hidung siswi tersebut, aku kemudian menyiapkan teh hangat untuk nantinya diminum oleh siswi tersebut.


“mas Ryan saya tinggal sebentar ya, mau lihat ke lapangan lagi, takutnya nanti ada yang pingsan lagi” bu Dwi berkata padaku.


“oh iya bu nggak papa, saya tungguin siswi ini bu, nanti kalo ada yang pingsan lagi panggil saya bu, biar saya bantu angkat” jawab ku.


Bu Dwi kemudian melangkah pergi meninggalkan ruangan UKS dan hanya ada aku dan siswi yang pingsan ini, ditemani beberapa perlengkapan UKS seperti alat peraga yang berwujud orang dan organ dalamnya, dan beberapa alat kesehatan lainnya.


Sembari menunggu siswi ini siuman, aku duduk di sebelahnya dan bermain HP. Terdengar samar samar suara pak Ahris masih terdengar memberi amanat, selang beberapa menit sudah terdengar kalau amanat pak Ahrsi selesai dengan tanda salam yang sudah terucap, acara pun kemudian dilanjutkan hingga akhirnya upacara pun berakhir, namun siswi yang sedang aku temani belum menunjukan akan segera sadar.


Aku masih menemani siswi yang pingsan ini sambil bermain HP, dan saat itu aku mendengar samar suara.


“Mas Ryan bisa bantu saya sebentar” terdengar suara bu Dwi dari luar Ruang UKS.


“Iya bu sebentar, bantu apa ya bu” aku menjawab suara bu Dwi, namun setelah aku jawab tak ada balasan balik dari bu Dwi.


Aku pun memasukan HP ku kedalam kantong celanaku dan kemudian beranjak keluar mencari bu Dwi, namun saat sampai di luar ruang UKS aku sama sekali tak melihat ada bu Dwi disekitaran sini, yang ada hanya para siswa yang akan memasuki kelas mereka masing masing setelah kepanasan mengikuti upacara hari senin.


Kucoba berfikir positif, mungkin aku salah dengar karena terlalu asik bermain dengan handphone ku, oh iya aku belum menjelaskan saat ini nasibku bagaimana setelah saat itu, kini aku bekerja sebagai pegawai honorer di sebuah Sekolah Menengah Pertama di daerah Wonosobo, Kurasa sudah tidak perlu lagi menyembunykan domisiliku karna semua sudah mengetahuinya, aku sudah bekerja selama kira – kira 10 bulan dan selama itu pula gangguan gangguan dari makhluk alam sebelah dari tempatku bekerja menggangguku.


Shinta, kalian kangen dengan sosok satu ini? Jika demikian, perasaan kalian sama dengan apa yang tengah aku rasakan saat ini, sejak kejadian waktu itu Shinta tidak pernah lagi muncul untuk menemani keseharianku, lalu bagaimana saat aku diganggu oleh makhluk dari alam sebelah? Ku tau kalian pasti akan bertanya demikian, mengingat diriku yang selalu ceroboh dan selalu menjadi pecundang. Namun hal itu sudah tidak terjadi lagi, sejak saat pertempuran di alam gaib itu aku mulai tersadar harus melatih diriku untuk menjaga diriku sendiri tanpa meminta atau berharap pertolongan dari Shinta, Aruna atau bahkan dari mbah Margono, yang aku manfaatkan saat ini untuk membantuku melawan makhluk yang mengganggu adalah dengan cincin pemberian Mbah Margono yang berisi Keris, dan satu lagi cincin hitam pemberian Bapak ku.


Menjelang siang hari, aku di panggil Kepala Sekolah untuk datang keruangan beliau, entah ada urusan apa sehingga beliau sendiri yang langsung memintaku untuk keruangannya, aku pun pergi keruangan Kepala Sekolah


“tumben ini pak Kepala Sekolah memanggilku secara langsung, apakah aku membuat kesalahan” gumamku dalam hati.


Saat di perjalanan menuju ruang Kepala Sekolah aku berpapasan dengan bu Dwi yang akan menuju kelas untuk mengajar.


“eh bu Dwi tadi sehabis upacara manggil aku nggak ya bu, soalnya aku denger suara bu Dwi tadi” aku bertanya perihal tadi pagi di lingkungan UKS


“wah nggak tuh yan, bu Dwi tadi langsung ke ruang BP ada pembicaraan sama Pak Yanto soalnya, maaf ya tadi nggak ke UKS lagi, tapi tadi saya sudah bilang sama Mbak Andri buat nyusul kamu di UKS, ketemukan tadi?”


“oh iya bu tadi Mbak Andri nyusul ke UKS, tapi setelah itu gantian aku tinggal bu soalnya ada beberapa berkas yang di minta sama pak Kepala Sekolah tadi, oh ya sudah bu saya mau ke ruangan pak Widodo” Ucapku menyudahi pembicaraan dengan dengan bu Dwi


Pak Widodo ini adalah Kepala Sekolah di SMP ini, dan sekaligus dia adalah teman bapaku jadi sudah tidak ada rasa canggung saat berhadapan dengan beliau di kantornya. Singkat cerita setelah menemui pak Widodo, ternyata beliau memintaku atau bisa dibilang memberi pekerjaan tambahan untuk ku sebagai seorang teknisi komputer di sekolah ini, aku pun menyetujui saja karena pekerjaan yang aku lakukan selama ini masih bisa dibilang longgar, kenapa demikian, ya jelas saja saat jam sepuluh aku sudah menyelesaikan pekerjaanku mengurus administrasi siswa, setelah itu bingung mau ngapain kalo diam saja tidak enak sama teman seruanganku, ya walaupun kadang aku membantu pekerjaan mereka juga, tapi saat tidak ada pekerjaan yang bisa di bantu masa iya aku mau diam saja.


Setelah dari ruangan pak Widodo aku langsung menuju ke Lab Komputer dan diminta untuk cek beberapa komputer disana yang katanya mati, Lab di sekolah ini berada di ujung belakang sekolahan dan di khususkan untuk tempat Lab semua dari Lab Fisika, Biologi, Bahasa, dan juga Komputer. Lab Komputer ini terletak di paling pojok dan harus melewati beberapa Lab sebelumnya.


Aku sudah di peringatkan oleh bu Dwi soal makhluk yang mungkin mengganggu ku di sekolah ini, bu Dwi mampu melihat Makhluk alam sebelah juga ada beberapa spot area yang sudah di peringatkan padaku oleh bu Dwi diantaranya adalah Perpustakaan, Lab Biologi, WC sekolah di bagian Utara, Ruang BP, dan ruang kerjaku sendiri.


Karena aku akan menuju ke Lab Komputer otomatis aku harus melewati Lab Biologi yang sudah diperingatkan oleh bu Dwi tentang makhluk yang mungkin menggangguku disana, cuaca pada siang hari ini tiba tiba berubah menjadi mendung, aneh memang karena tadi pagi matahari bersinar sangat terik dan sekarang sudah berubah menjadi mendung, membuat suasana menuju lab sedikit mengerikan di tambah dengan tempat yang sepi, maklum tempatnya memang sedikit jauh dari ruang kelas para siswa belajar.


Saat akan melewati Lab Biologi dari kejauhan aku sudah bisa melihat beberapa manekin atau patung peraga yang di letakan di dekat jendela sehingga bisa terlihat jelas dari luar, semua posisi manekin menghadap kearah dalam jadi yang bisa aku lihat hanyalah kepala bagian belakang manekin tersebut, aku lewati Lab Biologi itu dan belum ada hal janggal yang aku rasakan, oh iya semua Lab dalam keadaan terkunci bila sedang tidak digunakan, aku terus berjalan menuju Lab komputer yang berada disebelah Lab Biologi tersebut.


Aku kemudian membuka kunci Lab Komputer dan langsung masuk kedalam, aku merasakan bau khas dari Lab Komputer, aku menyalakan lampu untuk memudahkan ku melihat bagian dalam dari komputer yang sedang error, akan sangat sulit jika mengecek periperal komputer dalam keadaan mendung, aku mulai cek beberapa komputer satu demi satu aku cek komputer yang memiliki kendala.


Saat aku sedang mengecek komputer, tiba – tiba lampu Lab meredup dan terang kembali, hal itu terjadi selama beberapa kali, aku pikir itu karena beberapa PC yang sedan aku cek hingga aku menyingkirkan beberapa PC yang aku anggap sebagai penyebab lampu meredup, setelah beberapa PC aku cek aku putuskan untuk beristirahat dan duduk di Lab, saat aku sedang duduk tiba – tiba dari arah luar aku melihat seklebat bayangan hitam bergerak ke arah Lab Biologi, aku kemudian berdiri dan beranjak keluar untuk melihat apa yang barusan lewat disana, sesampainya aku di luar Lab dan melihat ke arah Lab Biologi, aku melihat ternyata kunci Lab Biologi terbuka namun posisi pintu masih tertutup, padahal aku yakin tadi aku melihat kalau kunci Lab Biologi dalam keadaan terkuncu, aku putuskan untuk cek apakah pintunya masih dalam keadaan terkunci atau tidak, aku coba raih gagang pintu dan aku coba buka pintu itu, ternyata berhasil terbuka dan tidak terkunci, aku memastikan apakah ada orang di dalam atau tidak.


Aku memanggil pak Siswanto, beliau lah penanggung jawab Lab ini


“pak Sis, Pak Sis didalam nggak ya, halooo” aku mencoba memanggil pak Sis dan berharap ada respon.


Saat memanggil nama pak Sis aku mendengar suara “eghem” terdengar dari ruang penyimpanan alat peraga, aku mencoba menuju ke arah ruangan tersebut, dan saat aku sedang berjalan menuju ruang penyimpanan di Lab Biologi, aku sesekali melihat patung peraga yang memperlihatkan bagian otot manusia dan bagian organ dalam manusia dimana mata mereka terlihat melotot semua, sesampainya di depan ruang penyimpanan aku coba membuka ruangan tersebut namun ternyata masih terkunci dan aku coba ketuk dan memanggil pak Sis ternyata tak ada jawaban, seketika aku merasa hal ini tidak normal aku ingin bergegas berbalik arah dan keluar dari lab ini, saat aku akan bergegas keluar aku mendengar lagi suara “eghem” kali ini aku mendengar dari arah para patung peraga, aku amati lagi patung peraga itu, ada tiga patung yang terpajang disana.


Salah satu di antaranya saat aku perhatikan tiba tiba patung itu menggerakan matanya, aku belum yakin kalau dia menggerakan matanya, kemudian aku melihat kearah patung yang lain yang memperlihatkan organ dalamnya, kali ini aku melihat dia menggerakan tubuhnya, aku memilih untuk berlari keluar dari Lab tersebut namun saat aku akan keluar tiba – tiba pintu Lab tersebut tertutup dengan keras, yang membuatku melompat kebelakang, saat itu juga lampu dari Lab ini kemudian menyala dan mati secara cepat.


“sial, aku lupa bawa cincinku” sesalku disana, ya kebiasaan ceroboh ini masih kadang aku lakukan saat aku memasuki tempat yang baru. Beberapa patung peraga itu mulai bergerak mendekatiku, ekspresi yang mereka  buat membuatku sengat bergidik ngeri, aku mencoba membaca beberapa ayat suci yang aku pelajari untuk mengusir makhluk seperti ini dan hasilnya mereka hanya tidak mendekat saja padaku, lampu masih menyala dan mati sendiri secara cepat membuat mataku sedikit kebingungan karna cuaca mendung dan membuat ruangan gelap. Aku mencoba berlari kearah pintu dan mencoba membuka pintu tersebut namun yang ku dapati hanyalah pintu yang terkunci rapat dari luar. Aku mencoba meminta bantuan barang kali ada yang mendengarku. Patung peraga itu mulai mendekatiku hingga akhirnya saat itu entah ada angin dari mana berhebus sangat kencang di dalam Lab itu, membuat seluruh barang di dalam berantakan.


Aku mencoba melindungi mataku dari debu yang tersapu oleh angin itu, setelah beberapa detik angin itu berhembus kemudian berhenti dan para patung peraga sudah diam tidak bergerak, aku kemudian mencoba lagi membuka pintu untuk keluar dan ternyata berhasil, pintu yang tadinya terkunci kini terbuka lagi.


Aku keluar dari lab itu, namun sebelumnya aku merasa takut karena lab yang aku tinggalkan ini dalam keadaan berantakan, aku takut disalahkan karna hanya aku yang pergi ke Lab hari ini. “ah, masa bodohlah dari pada di gangguin lagi mending keluar” gerutuku sambil keluar. Aku kembali ke Lab Komputer untuk menutup pintu dan menguncinya kemudian aku beranjak pergi meninggalkan lingkungan Lab ini.


Saat hendak meninggalkan Lab aku mendengar suara seseorang.


“Dasar sama sekali tidak ada perubahan kamu......” suara seorang wanita entah dari mana berasal.


Aku berdiam sejenak mengamati apakah aku salah dengar atau tidak, namun aku merasa aku mengenal suara itu, tanpa pikir panjang dan pikir suara siapa aku putuskan untuk pergi dari sana, saat melewati Lab Biologi aku melihat sudah dalam keadaan terkuci lagi dan di bagian dalam sudah dalam keadaan rapi lagi.


Aku pergi untuk ke tempat kerjaku lagi, dalam perjalanan aku melewati sebuah tempat sanggar seni di sekolah ini, ada beberapa siswa dan guru sedang berlatih tari disana, aku tak memperdulikan hal itu aku berjalan terus hingga aku sadari di jarak beberapa meter di belakang mereka ada sesosok wanita namun aku yakin dia siswa atau guru disini, dan aku yakin dia bukan juga manusia, aku belum bisa melihat dia secara jelas, aku yang tadinya mau menuju ruangan ku, teralihkan dan malah berjalan mendekat sosok itu untuk mencari tahu siapa dia, dan setelah aku dekati dalam jarak beberapa meter ternyata ......
Diubah oleh afryan015 13-12-2020 02:10
itkgid
sampeuk
bebyzha
bebyzha dan 46 lainnya memberi reputasi
47
Tutup