Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

Jari.BengkokAvatar border
TS
Jari.Bengkok
Pamer berkedok bersyukur dan mengeluh!


disadari atau tanpa disadari, media sosial membuat kita mudah untuk mengekspresikan diri. termasuk mengungkapkan rasa syukur ataupun mengeluh.
secara pengertian, bersyukur dan mengeluh memang hal yang bertolak belakang. tapi, pada prakteknya kedua hal tersebut ternyata bisa membawa kita ke arah yang sama, yaitu : pamer!!!

lah kok bisa sih?
memang orang saat melakukan pamer atau tidak pamer di media sosial, kita nggak tau. tergantung niat hati masing-masing. tapi dari ungkapan rasa syukur atau mengeluh yang dituliskan di media sosial bisa kita indikasi niat mereka yang sesungguhnya, benar-benar mengeluh, benar-benar bersyukur atau justru hanya ingin pamer.

misal nih contohnya :

syukur rasa pamer :
"alhamdulilah abis ngasih sedekah ke pengemis tua 5 juta"
"syukur dah, bokap udah sampai di london dengan selamat"
"Thanks god, aku keterima di harvard"

ngeluh rasa pamer :
"aduh, si jazzy masih dibengkel nih, untung masih ada brio yang nganggur di garasi"
"sebel deh, iphone 12 gue dipinjem sama kakak, jadi pake galaxy note 20!

dan banyak lagi contohnya gan, sengaja nggak ane tulis banyak-banyak biar nggk dicontoh. ehehehe

intinya sih, yang ingin ane sampaikan : silahkan kalian menulis/ mengungkapkan rasa syukur/ keluh kesah kalian di media sosial, tapi tetap cobahargai orang - orang yang di bawah kita, jangan sampai itu malah menyakiti hati mereka. 
loh kan terserah gue, mau nulis apa, mau posting apa dimedia sosial. lah iya emang terserah, tapi karena di tulis dan dibagikan di media sosial yang bersifat umum, alangkah baiknya kalau itu tidak menimbulkan rasa iri dengki ke orang lain.

ane kutip quote bagus nih, cuma lupa siapa yang nulis :
jika kita tak bisa membahagiakan orang lain, setidaknya kita tidak menyakiti hati mereka.

sekian gan tulisan ane, ane di sini cuma berpendapat, boleh kasih saran dan diskusi tentang pendapat ane ini. makasih ya


bonus gan : video animasi kocak!!!
Diubah oleh Jari.Bengkok 04-12-2020 14:40
introvertpsycho
tien212700
tien212700 dan introvertpsycho memberi reputasi
2
2.9K
85
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
aldreikonanAvatar border
aldreikonan
#12
Kita ga tahu maksud sebenarnya secara penuh dia posting itu untuk apa. Berarti, kita juga ga tahu apa isi hati orang lain. Makanya mau berbuat sebaik apa pun, akhirnya kita ga akan bisa membuat semua orang bahagia. Jadi, jangan terlalu dibawa beban. Biasakan. Apalagi kalo ente jadi pejabat publik.

Pada akhirnya, semua kembali ke persepsi kalian masing2, mau bagaimana menanggapinya. Kita ga bisa mengatur orang mau posting apa, selama tidak melanggar hukum & norma berlaku. Yg bisa kita atur cuma diri kita sendiri.

Kalo ente merasa dia pamer, ya udah ga usah dilihat. Di-mute, ga usah follow. Selesai kan? Ga usah capek2 ngatur2 orang untuk posting ini, itu, yg ada malah ente pusing sendiri, capek sendiri. Karena itu semua terbentuk dari PERSEPSI/sudut pandang.

Misal, ane follow 2 orang yg sama2 kaya. Satunya sahabat ane, satunya punya masalah sama ane. Meskipun dua2nya posting di menara eiffel, tapi karena di pikiran ane udah timbul persepsi, maka ane bisa mikir kalo yg bermasalah sama ane itu sebenarnya sedang pamer. Tapi kalo buat sahabat ane, ane tanggapi secara biasa aja, malah di-like. Jadi kalo kasusnya kayak gitu, pengertian "pamer" sendiri jadi subjektif kan?
Jari.Bengkok
echotechno007
echotechno007 dan Jari.Bengkok memberi reputasi
2
Tutup