- Beranda
- Komunitas
- Hobby
- Buku
[COC] Review Buku : Laut Bercerita, Kisah Emosional Perjuangan Para Aktivis 98
TS
Al.faroh
[COC] Review Buku : Laut Bercerita, Kisah Emosional Perjuangan Para Aktivis 98
Quote:
Judul Buku : Laut Bercerita
Pengarang : Leila S. Chudori
Penerbit : KPG (Kepustakaan Populer Gramedia) Jakarta
Tahun Terbit : Oktober 2017
Penyunting : Endah Sulwesi, Christina M. Udianu
Ilustrasi Sampul dan Isi : Widiyanto
Perancang Sampul : Aditya Putra
Penataletak : Landi A. Handwiko
Foto Pengarang : Faizal Amiru
Jumlah Halaman : 379 halaman
Cetakan : Kesebelas, 2020
Harga : Rp. 100.000
ISBN : 978-602-424-694-5
Quote:
Salah satu buku karya Leila. S Chudori, yang berhasil mengaduk-aduk emosi saya sebagai pembaca. Sungguh tak terduga dan menyayat hati. Perjuangan, persahabatan, percintaan, dan juga penyiksaan yang dialami para aktivis yang diceritakan didalam cerita ini, sungguh luar biasa.
Tokoh utama dalam novel ini hanya 2 orang yaitu :
1. Biru Laut (tokoh utama)
2. Asmara Jati (adik laut)
Sementara tokoh-tokoh pembantu dalam novel ini cukup banyak, namun tetap mudah diingat. Setiap tokoh pembantu disini memiliki peran penting terhadap kedua tokoh utama didalam cerita ini. Diantaranya adalah:
1. Alex Perazon (sahabat laut)
2. Sunu Dyantoro (sahabat laut)
3. Daniel Tumbuan (sahabat laut)
4. Kasih Kinanti (senior laut)
5. Ratih Anjani (kekasih laut)
6. Gusti Suroso (sahabat laut)
7. Gala Pranaya (seorang penyair)
8. Julius (sahabat laut)
9. Arifin Bramantyo (senior laut)
10. Aswin Pradana (seorang aktivis)
11. Naratama (sahabat laut)
12. Coki Tambunan (sahabat laut)
13. Keluarga Arya Wibisono (orangtua laut dan asmara)
Saya hanya menuliskan ketigabelas tokoh pembantu ini, karena menurut saya mereka memiliki peran penting dalam cerita ini.
Buku ini terdiri dari 2 bab. Bab pertama terdiri dari 10 sub-bab. Pada bab pertama akan disuguhkan cerita dari perspektif Biru Laut.
Sementara pada bab kedua, terdiri dari 5 sub-bab. Dan pada bab ini disuguhkan cerita dari perspektif Asmara Jati, adik Biru Laut.
SINOPSIS
Kejadian 1998 memang menyisakan begitu banyak kesedihan pada setiap insan yang mengalaminya. Hal ini terjadi pada Laut, Alex, Daniel, Sunu dan kawan-kawan aktivis lainnya, yang diculik oleh aparat dan disiksa habis-habisan. Seluruh pergerakan mereka diketahui oleh seorang pengkhianat yang juga seorang mahasiswa, tanpa mereka sadari, seolah tenang dan tak bergeming ternyata ia adalah ular diantara para aktivis-aktivis ini.
Pencarian atas mereka yang hilang sungguh menguras emosi, juga kembalinya beberapa kawan aktivis yang susah melupakan masa-masa didalam tahanan. Seluruh keluarga, kekasih, orang tua masing-masing dari korban saling menguatkan satu sama lain, demi mencari fakta-fakta yang terjadi.
Kejadian 1998 memang menyisakan begitu banyak kesedihan pada setiap insan yang mengalaminya. Hal ini terjadi pada Laut, Alex, Daniel, Sunu dan kawan-kawan aktivis lainnya, yang diculik oleh aparat dan disiksa habis-habisan. Seluruh pergerakan mereka diketahui oleh seorang pengkhianat yang juga seorang mahasiswa, tanpa mereka sadari, seolah tenang dan tak bergeming ternyata ia adalah ular diantara para aktivis-aktivis ini.
Pencarian atas mereka yang hilang sungguh menguras emosi, juga kembalinya beberapa kawan aktivis yang susah melupakan masa-masa didalam tahanan. Seluruh keluarga, kekasih, orang tua masing-masing dari korban saling menguatkan satu sama lain, demi mencari fakta-fakta yang terjadi.
REVIEW
Menurut saya, buku ini cukup emosional setiap cerita dituliskan dengan sangat dramatis. Leila S. Chudori berhasil menceritakan serangkaian kejadian sebelum 1998 dan saat 1998 dengan sangat mendebarkan hati. Apalagi saat-saat mereka bersembunyi dari aparat dan harus berlarian dan menyamar dari mereka, begitupun juga saat mereka disiksa sangatlah miris. Perpisahan yang sangat menyakitkan, pencarian tiada akhir adalah sebuah perjuangan melawan ketidakadilan.
Pelajaran hidup yang saya dapat dari novel ini adalah, kita harus berhati-hati kepada siapapun disekitar kita. Bukan berarti kita suudzon pada orang disekitar kita, namun tidak ada salahnya kita selalu berwaspada. Karena dimanapun kita berada, selalu ada pengkhianat diantara kita. Selain itu hargai setiap detik bersama orang-orang terdekatmu, karena kita tidak akan tahu kapan kita harus menghadap sang pencipta.
Menurut saya, buku ini cukup emosional setiap cerita dituliskan dengan sangat dramatis. Leila S. Chudori berhasil menceritakan serangkaian kejadian sebelum 1998 dan saat 1998 dengan sangat mendebarkan hati. Apalagi saat-saat mereka bersembunyi dari aparat dan harus berlarian dan menyamar dari mereka, begitupun juga saat mereka disiksa sangatlah miris. Perpisahan yang sangat menyakitkan, pencarian tiada akhir adalah sebuah perjuangan melawan ketidakadilan.
Pelajaran hidup yang saya dapat dari novel ini adalah, kita harus berhati-hati kepada siapapun disekitar kita. Bukan berarti kita suudzon pada orang disekitar kita, namun tidak ada salahnya kita selalu berwaspada. Karena dimanapun kita berada, selalu ada pengkhianat diantara kita. Selain itu hargai setiap detik bersama orang-orang terdekatmu, karena kita tidak akan tahu kapan kita harus menghadap sang pencipta.
tien212700 dan abdulqadirz memberi reputasi
2
2.6K
7
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
TS
Al.faroh
#1
[COC] Review Buku : Laut Bercerita, Kisah Emosional Perjuangan Para Aktivis 98
Quote:
Judul Buku : Laut Bercerita
Pengarang : Leila S. Chudori
Penerbit : KPG (Kepustakaan Populer Gramedia) Jakarta
Tahun Terbit : Oktober 2017
Penyunting : Endah Sulwesi, Christina M. Udianu
Ilustrasi Sampul dan Isi : Widiyanto
Perancang Sampul : Aditya Putra
Penataletak : Landi A. Handwiko
Foto Pengarang : Faizal Amiru
Jumlah Halaman : 379 halaman
Cetakan : Kesebelas, 2020
Harga : Rp. 100.000
ISBN : 978-602-424-694-5
Quote:
Salah satu buku karya Leila. S Chudori, yang berhasil mengaduk-aduk emosi saya sebagai pembaca. Sungguh tak terduga dan menyayat hati. Perjuangan, persahabatan, percintaan, dan juga penyiksaan yang dialami para aktivis yang diceritakan didalam cerita ini, sungguh luar biasa.
Tokoh utama dalam novel ini hanya 2 orang yaitu :
1. Biru Laut (tokoh utama)
2. Asmara Jati (adik laut)
Sementara tokoh-tokoh pembantu dalam novel ini cukup banyak, namun tetap mudah diingat. Setiap tokoh pembantu disini memiliki peran penting terhadap kedua tokoh utama didalam cerita ini. Diantaranya adalah:
1. Alex Perazon (sahabat laut)
2. Sunu Dyantoro (sahabat laut)
3. Daniel Tumbuan (sahabat laut)
4. Kasih Kinanti (senior laut)
5. Ratih Anjani (kekasih laut)
6. Gusti Suroso (sahabat laut)
7. Gala Pranaya (seorang penyair)
8. Julius (sahabat laut)
9. Arifin Bramantyo (senior laut)
10. Aswin Pradana (seorang aktivis)
11. Naratama (sahabat laut)
12. Coki Tambunan (sahabat laut)
13. Keluarga Arya Wibisono (orangtua laut dan asmara)
Saya hanya menuliskan ketigabelas tokoh pembantu ini, karena menurut saya mereka memiliki peran penting dalam cerita ini.
Buku ini terdiri dari 2 bab. Bab pertama terdiri dari 10 sub-bab. Pada bab pertama akan disuguhkan cerita dari perspektif Biru Laut.
Sementara pada bab kedua, terdiri dari 5 sub-bab. Dan pada bab ini disuguhkan cerita dari perspektif Asmara Jati, adik Biru Laut.
SINOPSIS
Kejadian 1998 memang menyisakan begitu banyak kesedihan pada setiap insan yang mengalaminya. Hal ini terjadi pada Laut, Alex, Daniel, Sunu dan kawan-kawan aktivis lainnya, yang diculik oleh aparat dan disiksa habis-habisan. Seluruh pergerakan mereka diketahui oleh seorang pengkhianat yang juga seorang mahasiswa, tanpa mereka sadari, seolah tenang dan tak bergeming ternyata ia adalah ular diantara para aktivis-aktivis ini.
Pencarian atas mereka yang hilang sungguh menguras emosi, juga kembalinya beberapa kawan aktivis yang susah melupakan masa-masa didalam tahanan. Seluruh keluarga, kekasih, orang tua masing-masing dari korban saling menguatkan satu sama lain, demi mencari fakta-fakta yang terjadi.
Kejadian 1998 memang menyisakan begitu banyak kesedihan pada setiap insan yang mengalaminya. Hal ini terjadi pada Laut, Alex, Daniel, Sunu dan kawan-kawan aktivis lainnya, yang diculik oleh aparat dan disiksa habis-habisan. Seluruh pergerakan mereka diketahui oleh seorang pengkhianat yang juga seorang mahasiswa, tanpa mereka sadari, seolah tenang dan tak bergeming ternyata ia adalah ular diantara para aktivis-aktivis ini.
Pencarian atas mereka yang hilang sungguh menguras emosi, juga kembalinya beberapa kawan aktivis yang susah melupakan masa-masa didalam tahanan. Seluruh keluarga, kekasih, orang tua masing-masing dari korban saling menguatkan satu sama lain, demi mencari fakta-fakta yang terjadi.
REVIEW
Menurut saya, buku ini cukup emosional setiap cerita dituliskan dengan sangat dramatis. Leila S. Chudori berhasil menceritakan serangkaian kejadian sebelum 1998 dan saat 1998 dengan sangat mendebarkan hati. Apalagi saat-saat mereka bersembunyi dari aparat dan harus berlarian dan menyamar dari mereka, begitupun juga saat mereka disiksa sangatlah miris. Perpisahan yang sangat menyakitkan, pencarian tiada akhir adalah sebuah perjuangan melawan ketidakadilan.
Pelajaran hidup yang saya dapat dari novel ini adalah, kita harus berhati-hati kepada siapapun disekitar kita. Bukan berarti kita suudzon pada orang disekitar kita, namun tidak ada salahnya kita selalu berwaspada. Karena dimanapun kita berada, selalu ada pengkhianat diantara kita. Selain itu hargai setiap detik bersama orang-orang terdekatmu, karena kita tidak akan tahu kapan kita harus menghadap sang pencipta.
Menurut saya, buku ini cukup emosional setiap cerita dituliskan dengan sangat dramatis. Leila S. Chudori berhasil menceritakan serangkaian kejadian sebelum 1998 dan saat 1998 dengan sangat mendebarkan hati. Apalagi saat-saat mereka bersembunyi dari aparat dan harus berlarian dan menyamar dari mereka, begitupun juga saat mereka disiksa sangatlah miris. Perpisahan yang sangat menyakitkan, pencarian tiada akhir adalah sebuah perjuangan melawan ketidakadilan.
Pelajaran hidup yang saya dapat dari novel ini adalah, kita harus berhati-hati kepada siapapun disekitar kita. Bukan berarti kita suudzon pada orang disekitar kita, namun tidak ada salahnya kita selalu berwaspada. Karena dimanapun kita berada, selalu ada pengkhianat diantara kita. Selain itu hargai setiap detik bersama orang-orang terdekatmu, karena kita tidak akan tahu kapan kita harus menghadap sang pencipta.
0