- Beranda
- Komunitas
- Story
- Stories from the Heart
Son of the Rich (Reborn)
TS
kawan.betina
Son of the Rich (Reborn)
Quote:
Lembaran pertama - Kota Malang
Bokap gua kerja di salah satu perusahaan asing penambang emas di pulau sumbawa sedangkan nyokap mempunyai beberapa butik dan bisnis makanan yang cukup besar di kota kelahiran gua. dan Perkenalkan nama Gua adrian, anak semata wayang dua sejoli yang bertemu saat bermitra bisnis 25 tahun yang lalu. Gua lahir ke dunia dengan sebuah pengharapan yang besar. Karena untuk mendapatkan Gua, orang tua gua harus menunggu lebih dari 5 tahun.
Hidup serba ada bahkan terlalu berlebihan, pakaian serba bermerk gadget yang selalu menemani gua setiap saat dan mobil yang selalu menemani gw kemana aja, semua itu cukup membutakan gua seperti apa arti dari sebuah perjuangan hidup. Jujur, guaga pernah merasakan rasanya mengumpulkan uang sendiri bahkan hanya untuk membeli sepeda yang gua pengen. ketika mata ini melihat sebuah benda menarik, maka nyokap gua akan bilang, "Adrian Mau?" dan sorenya barang itu sudah ada di rumah. Gua paham nyokap ingin sekali membuat gua bahagia tapi kadang gua merasa ga bisa menikmati hidup ini dengan baik. Dengan Uang mungkin kita bisa bahagia, tapi kita tidak bisa membeli kebahagiaan dengan uang.
Super Duper Over Protektif
itulah hal yang bisa gua simpulkan tentang keluarga gua. Walau Gua hanya bertemu mereka saat weekend saja tapi kalau sudah menyangkut tentang masa depan gua, mereka akan melupakan semuanya dan menitik beratkan fokusnya ke gua.
Gua bukan orang yang bodoh, gua selalu mendapat peringkat 1 dari Sekolah dasar hingga sekarang, tentu kecerdasan gua turun dari bokap dan nyokap. Mereka adalah dua sejoli yang sangat ideal, mereka sama sama pintar dan mereka adalah 2 manusia yang diberikan paras yang cantik dan tampan oleh tuhan , alhasil semua kelebihan itu menurun ke gua.
Untuk urusan masuk sekolah, Orang tua gua selalu sangat hati hati. Saking hati hatinya, Gua bahkan sudah diterima di sekolah menengah atas sebelum gua menjalankan tes masuk. Apalagi lagi kalo bukan karena bokap gua menghubungi kepala sekolah yang merupakan teman lamanya, padahal gua sangat yakin, gua tetep bisa masuk tanpa bantuan mereka. Waktu itu gua marah besar tapi orang tua tetaplah orang tua, mereka selalu ingin anaknya bahagia apapun caranya.
Ketika para siswa sibuk mencari PTN dengan mengikuti berbagai macam Bimbingan Belajar, gua dengan begitu Mudah mendapat tiket masuk disalah satu PTN terbaik di indonesia, tentu sudah bisa ditebak , semua ini karena bokap gua. Untuk kali ini gua memutuskan untuk berontak, tak ingin lagi rasanya gua mengunakan kekuatan orang tua gua buat ngelakuain semuanya.
Hanya berbekal baju yang gua masukin ke Tas Ransel, serta Dompet yang berisi hanya beberapa uang lima puluh ribuan dan ATM yang entah berapa isinya dan ijazah SMA. Gua menuju terminal Bus, mencari loket tiket yang berangkat hari itu juga, Gua memutuskan naik Bus karena Beberapa orang di bandara mengenal Gua. Satu persatu Loket tiket gua datangi, mancari bus-bus yang bisa segera berangkat, menuju Jogja, solo surabaya, bandung, atau entahlah, yang penting gua harus segera pergi dari pulau yang gua diami 17 tahun terakhir, Lombok.
Hanya Tiket Mataram~malang yang ada untuk keberangkatan 1 jam lagi, yang akhirnya diputuskan mungkin gua harus pergi ke malang, 1 jam lagi bus tiba, dan ini pertama kalinya gua harus jauh dari kedua orang tua gua.
NEXT
Sekitar Pukul 4 pagi, bus sudah tiba di sebuah terminal kota malang, ada nuansa berbeda yang gua rasakan di sini. Hawa yang lebih dingin dan tentu perasaan gua yang ga menentu akibat ulah gua ini. Mungkin bokap nyokap gua lagi panik di rumah, ada sedikit rasa bersalah dalem diri gua tapi semoga surat yang gua tulis bisa membuat nyokap gua agak lega.
Ponsel gw sempat berbunyi saat gua menyebrang dari bali ke banyuwangi. Mungkin 10 kali atau 20 kali atau mungkin lebih, dan semua adalah misscall dari nyokap gua. Tanpa pikir panjang ponesl itu gua buang ke laut, beberapa saat kemudian gua sedikit menyesal, kenapa harus gua buang, kenapa ga gua kasih ke orang agar lebih bermanfaat, mungkin ini hasil dari didikan manja orang tua gua, semua jadi serba mudah.
Uang di dompet gua udah kosong melompong untuk membeli tiket dan beli makanan di jalan. Gua mencoba mengelilingi Terminal arjosari untuk mencari ATM di deket sana. Hampir 10 menit gua lalu lalang lalu akhirnya gua bisa bernafas lega, ternyata ATM tidak terlalu jauh dari tempat gua turun tadi. Setelah mengambil beberapa juta dari mesin ATM setelah menarik uang sebanyak 2 kali, Gua mengambil kertas struk yang sudah gua buang ke tempat sampah tadi. Saat gua mengecek nominalnya sebuah angka 1 dan ada 8 digit angka mengikutinya dibelakang, waw... sebanyak inikah uang yang dikirimkan bokap Gua selama ini, setahuku ATM ini diberikan saat ujian nasional kemarin, gua meminta uang hanya buat perpisahan dengan teman teman kelas gw. "Pa ini terlalu banyak".....
Gua masih berdiri di depan ATM. Gua sedang berfikir untuk segera mencari kendaraan untuk menuju kampus-kampus yang ada di kota ini, yang pertama terfikirkan adalah taxi tapi beberapa saat kemudian gua menghapus jauh jauh fikiran itu, gua harus hidup sederhana dan pilihan gua jatuh ke angkot. Mungkin karena gua terlalu fokus menyusun rencana , gua ga sadar bahwa ada seseorang di dekat gua, dari perawakannya dia masih seusia gua, dan dia seorang cewek.
"Mahasiswa baru juga?"
Gua celingak celingkuk mencari siapa yang diajak ngobrol cewek ini.
"Gua bukan indigo yang ngomong sendiri, gua ngomong sama elo" tanya cewek itu sedikit tersenyum melihat kebingungan gua.
"Oh Maaf, maaf. gak kok, eh ya."
Gadis itu lalu tertawa kecil melihat kebingungan gua. Ia sepertinya sudah berdiri di depan ATM sejak gua datang tadi. mungkin dia sedang bosan menunggu.
"Ya atau ga?" pancingnya.
"Gak, gua baru mau tes" jawab gua jujur, walau gak tahu harus tes dimana.
"Oalah, mau ikut tes mandiri toh"
"Mungkin begitu"
"Mungkin?" cewek itu mengerutkan dahu lalu dia tersenyum lebar melihat gua.
"Elu lucu ya, kok kayak linglung gitu" sambungnya.
"Makasih" jawab gua ragu.
"Itu bukan pujian loh"
"Oh maaf" jawabku ragu.
"Hahaha, Bercanda kok,emang elo mau kemana?"
"Kampus" jawabku ragu.
"Kampus apa? kan di sini ada puluhan kampus"
"Yang ada di malang"
"kan memang kita kan lagi dimalang"
"Yang deket deket aja mungkin" jawabku ragu. bodohnya aku gak cari referensi sebelum datang ke sini"
"hahaha... deket dari mana, kamu lucu ya"
"Gua harus bilang makasih atau maaf nih?" takut itu malah hinaan.
"Apa aja deh, kenalin nama gua Friska. Gua mahasiswa baru di Universitas Wijaya" dia mengulurkan tangannya untuk menjabat.
"Gua Adrian.. mmm mantan anak SMA " Jawab gua seraya menjabat tangannya.
"hahaha... ada ada sih aja elo"
"elo ngambil apa di Wijaya?"
"Gua?, Biologi"
"Biologi? mmm belajar biologi seru?" tanyaku penasaran.
"Kalo Gua sih suka, emang elo minatnya apa?"
"Yang bisa ngebuat hidup ini lebih seru dan asik" jawabku jujur. Selama ini hal yang gua idam idamkan.
"hahaha diplomatis bin ngawur jawaban elo" jawab friska.
"Bukan diplomatis, lebih tepatnya Gua bingung aja"
"Bingung? Bingung kenapa?"
TIIIINNN TIIINNNN
Suara klakson motor membuyarkan obrolan kami, seorang cewek berhenti di depan kami berdua.
"Frish udah lama?" tanya cewek yang baru datang itu.
"Udah kering neh gigi gua nunggu elo" jawab friska.
"Maaf maaf, tadi agak macet maklum weekend"
"Gua maafin asal lo traktir gua es cream" goda Friska.
"Ih maruk sekali, udah minta di jemput, sekarang minta di traktir. Nunggunya sama cowok ganteng lagi"
"Eh dasar mulut elo nyablak bener seh, oh iya adrian gw duluan ya, sukses buat Tesnya, ayok bela, tarik"
"Tarik tarik, emang gw angkot"..
"Becanda bela"
"Bener neh gua ga dikenalain nih?"
"Eh elo apa apan sih, malu maluin aja, ayo berangkat"
"Duluan ya ganteng" kata cewek yang dipanggil bela oleh Friska tadi.
Mareka akhirnya melaju memecah kota malang.
Friska, orang pertama yang gua kenal di kota ini.
Oke, Gua udah mutusin buat ikut tes mandiri Universitas Wijaya, jurusan Biologi.
Bokap gua kerja di salah satu perusahaan asing penambang emas di pulau sumbawa sedangkan nyokap mempunyai beberapa butik dan bisnis makanan yang cukup besar di kota kelahiran gua. dan Perkenalkan nama Gua adrian, anak semata wayang dua sejoli yang bertemu saat bermitra bisnis 25 tahun yang lalu. Gua lahir ke dunia dengan sebuah pengharapan yang besar. Karena untuk mendapatkan Gua, orang tua gua harus menunggu lebih dari 5 tahun.
Hidup serba ada bahkan terlalu berlebihan, pakaian serba bermerk gadget yang selalu menemani gua setiap saat dan mobil yang selalu menemani gw kemana aja, semua itu cukup membutakan gua seperti apa arti dari sebuah perjuangan hidup. Jujur, guaga pernah merasakan rasanya mengumpulkan uang sendiri bahkan hanya untuk membeli sepeda yang gua pengen. ketika mata ini melihat sebuah benda menarik, maka nyokap gua akan bilang, "Adrian Mau?" dan sorenya barang itu sudah ada di rumah. Gua paham nyokap ingin sekali membuat gua bahagia tapi kadang gua merasa ga bisa menikmati hidup ini dengan baik. Dengan Uang mungkin kita bisa bahagia, tapi kita tidak bisa membeli kebahagiaan dengan uang.
Super Duper Over Protektif
itulah hal yang bisa gua simpulkan tentang keluarga gua. Walau Gua hanya bertemu mereka saat weekend saja tapi kalau sudah menyangkut tentang masa depan gua, mereka akan melupakan semuanya dan menitik beratkan fokusnya ke gua.
Gua bukan orang yang bodoh, gua selalu mendapat peringkat 1 dari Sekolah dasar hingga sekarang, tentu kecerdasan gua turun dari bokap dan nyokap. Mereka adalah dua sejoli yang sangat ideal, mereka sama sama pintar dan mereka adalah 2 manusia yang diberikan paras yang cantik dan tampan oleh tuhan , alhasil semua kelebihan itu menurun ke gua.
Untuk urusan masuk sekolah, Orang tua gua selalu sangat hati hati. Saking hati hatinya, Gua bahkan sudah diterima di sekolah menengah atas sebelum gua menjalankan tes masuk. Apalagi lagi kalo bukan karena bokap gua menghubungi kepala sekolah yang merupakan teman lamanya, padahal gua sangat yakin, gua tetep bisa masuk tanpa bantuan mereka. Waktu itu gua marah besar tapi orang tua tetaplah orang tua, mereka selalu ingin anaknya bahagia apapun caranya.
Ketika para siswa sibuk mencari PTN dengan mengikuti berbagai macam Bimbingan Belajar, gua dengan begitu Mudah mendapat tiket masuk disalah satu PTN terbaik di indonesia, tentu sudah bisa ditebak , semua ini karena bokap gua. Untuk kali ini gua memutuskan untuk berontak, tak ingin lagi rasanya gua mengunakan kekuatan orang tua gua buat ngelakuain semuanya.
Hanya berbekal baju yang gua masukin ke Tas Ransel, serta Dompet yang berisi hanya beberapa uang lima puluh ribuan dan ATM yang entah berapa isinya dan ijazah SMA. Gua menuju terminal Bus, mencari loket tiket yang berangkat hari itu juga, Gua memutuskan naik Bus karena Beberapa orang di bandara mengenal Gua. Satu persatu Loket tiket gua datangi, mancari bus-bus yang bisa segera berangkat, menuju Jogja, solo surabaya, bandung, atau entahlah, yang penting gua harus segera pergi dari pulau yang gua diami 17 tahun terakhir, Lombok.
Hanya Tiket Mataram~malang yang ada untuk keberangkatan 1 jam lagi, yang akhirnya diputuskan mungkin gua harus pergi ke malang, 1 jam lagi bus tiba, dan ini pertama kalinya gua harus jauh dari kedua orang tua gua.
NEXT
Sekitar Pukul 4 pagi, bus sudah tiba di sebuah terminal kota malang, ada nuansa berbeda yang gua rasakan di sini. Hawa yang lebih dingin dan tentu perasaan gua yang ga menentu akibat ulah gua ini. Mungkin bokap nyokap gua lagi panik di rumah, ada sedikit rasa bersalah dalem diri gua tapi semoga surat yang gua tulis bisa membuat nyokap gua agak lega.
Ponsel gw sempat berbunyi saat gua menyebrang dari bali ke banyuwangi. Mungkin 10 kali atau 20 kali atau mungkin lebih, dan semua adalah misscall dari nyokap gua. Tanpa pikir panjang ponesl itu gua buang ke laut, beberapa saat kemudian gua sedikit menyesal, kenapa harus gua buang, kenapa ga gua kasih ke orang agar lebih bermanfaat, mungkin ini hasil dari didikan manja orang tua gua, semua jadi serba mudah.
Uang di dompet gua udah kosong melompong untuk membeli tiket dan beli makanan di jalan. Gua mencoba mengelilingi Terminal arjosari untuk mencari ATM di deket sana. Hampir 10 menit gua lalu lalang lalu akhirnya gua bisa bernafas lega, ternyata ATM tidak terlalu jauh dari tempat gua turun tadi. Setelah mengambil beberapa juta dari mesin ATM setelah menarik uang sebanyak 2 kali, Gua mengambil kertas struk yang sudah gua buang ke tempat sampah tadi. Saat gua mengecek nominalnya sebuah angka 1 dan ada 8 digit angka mengikutinya dibelakang, waw... sebanyak inikah uang yang dikirimkan bokap Gua selama ini, setahuku ATM ini diberikan saat ujian nasional kemarin, gua meminta uang hanya buat perpisahan dengan teman teman kelas gw. "Pa ini terlalu banyak".....
Gua masih berdiri di depan ATM. Gua sedang berfikir untuk segera mencari kendaraan untuk menuju kampus-kampus yang ada di kota ini, yang pertama terfikirkan adalah taxi tapi beberapa saat kemudian gua menghapus jauh jauh fikiran itu, gua harus hidup sederhana dan pilihan gua jatuh ke angkot. Mungkin karena gua terlalu fokus menyusun rencana , gua ga sadar bahwa ada seseorang di dekat gua, dari perawakannya dia masih seusia gua, dan dia seorang cewek.
"Mahasiswa baru juga?"
Gua celingak celingkuk mencari siapa yang diajak ngobrol cewek ini.
"Gua bukan indigo yang ngomong sendiri, gua ngomong sama elo" tanya cewek itu sedikit tersenyum melihat kebingungan gua.
"Oh Maaf, maaf. gak kok, eh ya."
Gadis itu lalu tertawa kecil melihat kebingungan gua. Ia sepertinya sudah berdiri di depan ATM sejak gua datang tadi. mungkin dia sedang bosan menunggu.
"Ya atau ga?" pancingnya.
"Gak, gua baru mau tes" jawab gua jujur, walau gak tahu harus tes dimana.
"Oalah, mau ikut tes mandiri toh"
"Mungkin begitu"
"Mungkin?" cewek itu mengerutkan dahu lalu dia tersenyum lebar melihat gua.
"Elu lucu ya, kok kayak linglung gitu" sambungnya.
"Makasih" jawab gua ragu.
"Itu bukan pujian loh"
"Oh maaf" jawabku ragu.
"Hahaha, Bercanda kok,emang elo mau kemana?"
"Kampus" jawabku ragu.
"Kampus apa? kan di sini ada puluhan kampus"
"Yang ada di malang"
"kan memang kita kan lagi dimalang"
"Yang deket deket aja mungkin" jawabku ragu. bodohnya aku gak cari referensi sebelum datang ke sini"
"hahaha... deket dari mana, kamu lucu ya"
"Gua harus bilang makasih atau maaf nih?" takut itu malah hinaan.
"Apa aja deh, kenalin nama gua Friska. Gua mahasiswa baru di Universitas Wijaya" dia mengulurkan tangannya untuk menjabat.
"Gua Adrian.. mmm mantan anak SMA " Jawab gua seraya menjabat tangannya.
"hahaha... ada ada sih aja elo"
"elo ngambil apa di Wijaya?"
"Gua?, Biologi"
"Biologi? mmm belajar biologi seru?" tanyaku penasaran.
"Kalo Gua sih suka, emang elo minatnya apa?"
"Yang bisa ngebuat hidup ini lebih seru dan asik" jawabku jujur. Selama ini hal yang gua idam idamkan.
"hahaha diplomatis bin ngawur jawaban elo" jawab friska.
"Bukan diplomatis, lebih tepatnya Gua bingung aja"
"Bingung? Bingung kenapa?"
TIIIINNN TIIINNNN
Suara klakson motor membuyarkan obrolan kami, seorang cewek berhenti di depan kami berdua.
"Frish udah lama?" tanya cewek yang baru datang itu.
"Udah kering neh gigi gua nunggu elo" jawab friska.
"Maaf maaf, tadi agak macet maklum weekend"
"Gua maafin asal lo traktir gua es cream" goda Friska.
"Ih maruk sekali, udah minta di jemput, sekarang minta di traktir. Nunggunya sama cowok ganteng lagi"
"Eh dasar mulut elo nyablak bener seh, oh iya adrian gw duluan ya, sukses buat Tesnya, ayok bela, tarik"
"Tarik tarik, emang gw angkot"..
"Becanda bela"
"Bener neh gua ga dikenalain nih?"
"Eh elo apa apan sih, malu maluin aja, ayo berangkat"
"Duluan ya ganteng" kata cewek yang dipanggil bela oleh Friska tadi.
Mareka akhirnya melaju memecah kota malang.
Friska, orang pertama yang gua kenal di kota ini.
Oke, Gua udah mutusin buat ikut tes mandiri Universitas Wijaya, jurusan Biologi.
Polling
0 suara
Terlepas dari plot kisah ini, ada di team manakah kalian?
Diubah oleh kawan.betina 16-10-2020 11:01
fernicos dan 153 lainnya memberi reputasi
138
373.2K
Kutip
1.9K
Balasan
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
TS
kawan.betina
#673
[BOOK IV] Lembaran ke tujuh delapan - Apakah selesai?
Quote:
Vita agak kaget melihat Linda masuk kedalam mobil gua apalagi dengan keadaan Linda yang sudah bisa senyum lebar.
"Eh Lin" kata Vita mencoba menghapus air matanya, matanya bengkak banget.
"Vit" kata linda langsung memeluk Vita.
"Maafin Gua Lin, Gua malah bikin ribut di rumah elo" suara Vita terdengar serak, mereka berbicara sambil memeluk satu sama lain..
"Gak apa apa Vit ini buktinya gua udah senyum, gua ga apa apa kok vit, jadi elo ga boleh nangis juga ya" kata linda dengan begitu halus.
"Ya Lin makasih udah mau meluk gua" vita mulai bisa menahan sedihnya.
"Cewek setegar elo, seaktif elo, seidealis elo, ga pantes buat nangisin seorang cowok, elo yang pantes ditangisin vit, elo cewek hebat.." Hibur Linda.
"Makasih Lin "
"Kita ngerasain hal yang sama tapi gua rasa elo lebih kuat dari gua, jadi seperti kata ian, malam ini kita refresing dulu" Linda menghapus air mata Vita dengan tangannya...
"Vit" kata gua nimbrung..
"Ya ian" kata Vita masih dengan suara agak serak
"Sini gua tangisin hahahaha" kata gua spontan..
"Becanda aja elo, orang lagi sedih hkhkhk" Vita merengek tapi terdengar seperti tertawa...
"Ye.. sedih kok cengengesan begitu, seneng banget gua kan jarang jarang gua bisa menang kalau ngomong sama elo" kata gua..
"biarin, mau mau gua" kata vita ketuss...
"Oke ibu ibu kita mau kemana ?" tanya Gua
" Kita ke batu aja yuk Ian, Lama gua ga ke payung" Linda terlihat semangat...
"Lama atau ga pernah sama sekali kecuali sama Gua" Goda gua..
"mmmmm o, iya selain sama elo Puas ?" kata Linda jutek,,,
"Hahahaha"
"Kok kalian berdua kelihatan akrab banget? Sorry Lin, elo kayaknya beda kalo lagi sama Ian, lebih ceplas ceplos " kata vita penasaran..
"Mungkin, karena gua udah kenal si Ian dari awal, dan gua orang yang pertama kali tahu kalo si orang sok cakep ini tajir" Kata linda..
"Kok bisa?" Vita penasaran
"begitulah hahaha, nanti gua ceritain" kata Gua
Gua sudah sampe kost setelah membawa dua anak gadis orang melupakan kesedihannya. Gua nyalain Hape gua yang dari tadi kehabisan batrai.
77 misscall
20 SMS
semua dari Dinda
Masya allah,,, GUA LUPA GUA ADA JANJI SAMA DINDA DAN MALAM INI ORTUNYA KE KOST DIA..
Gua langsung bergegas di ke kost Dinda tapi kayaknya SUDAH telat sudah terlalu malam, gua coba sms dinda dan menelponnya tapi semua di reject dan Perang dunia kayaknya sebentar lagi akan dimulai...
*******************************************************
sudah seminggu dinda sama sekali mencoba menjauh dari gua, sms ga dibales , telfon direject, pas ketemu dia langsung pura-pura sibuk, atau pura pura gaK lihat gua, entah seminggu ini sama sekali kami tak berkomunikasi..
"Salah elo ian, dah tau punya janji, malah jalan jalan ke batu sama Vita Sama Linda" kata ipeh.
"Lo tau sendiri Peh posisi gua kayak gimana? coba elo jadi gua, paling udah kabur kayak si Reza sama jaka" kata gua ketus..
"Gua tahu tapi setidaknya elo kabarin kek, kan ortunya Dinda juga lagi di sana" Ipeh juga ikutan ketus
"Udah gua ceritaan ke elo kan peh, hape gua mati! kok elo malah nyalah nyalahin gua mulu seh" gua langsung Badmod hari itu..
"Bukannya gitu mbel tapi tetep elo yang salah kan"
"Gua tahu gua salah tapi kasih gua kesempatan dong buat jelasin, dia malah menghidar mulu" kata gua ga tahu mau marah kesiapa kecuali sama diri gua sendiri...
"Kasih dia waktu dulu buat nenangin diri, mungkin dia masih sebel banget sama elo"
"ian , gimana Dinda udah jinak" Bobi tiba-tiba datang
"Emang elo kira dia singa dijinakain" kata gua ketus..
"hahahaha, gimana ?" bobi bertanya tentang Dinda
"Belum masih marah kayaknya" kata gua singkat..
"Maaf maaf nih ian, bukan gua nambah ngomporin elo tapi kayaknya gua harus kasih tahu elo ini" bobi terlihat serius
"Apa ?" kata gua penasaran
"Kemarin gua lihat si dinda jalan sama Irvan, " Kata bobby terlihat sedikit berhati hati saat bicara.
"Irvan?" kata gua kaget.
"Irvan? kenal gak lo? Dia itu maba juga, gue kenal gara-gara dia pernah main futsal sama gua dulu" jawab boi.
"Jalan gimana?" kata gua sedikit panas.
"Kemarin gua ketemu di MOG mall, kayaknya dia lagi makan terus nonton bareng gitu" kata bobi.
"berdua doang" Gua semakin panas.
"Gua lihat sih, gak ada yang lain. Berdua doang" suara bobi semakin kecil,,
"Yakin" kata gua dengan wajah yang memerah
"Yakin, 1000% yakin" kata bobi.
"Kenapa geleng geleng Mpeh" kata Gua, saat melihat Ipeh
"Lo malah nambah manasin suasana kampret " ipeh marah kepada bobi.
"gua cuman ga bisa bohong sama temen peh, apalagi sahabat gua” jawab bobi jujur.
"Woy!" Doni datang sambil senyam-senyum. "Kok si dinda pulang bareng si Irvan, gua liat mereka boncengan tadi, elo dah putus Ian?" kata Doni tanpa dosa
PLaaakkkkkk ipeh memukul kepala Doni sangat keras..
"elo kenapa peh, sakit tahu" kata Doni kesel
"Mulut elo dijaga kambing, ayo mbel balik aja, tinggalin dua orang ini"
"ada apa seh" kata Doni bingung
"Udah elo diem aja jangan banyak nanya" Ipeh keliahatan marah banget,,
"udah gua ga apa-apa kok, oh iya lus , Nyokap gua mau kemalang, mau beli rumah di dieng kemarin gua ngomong bisnis gua dan semua ditolak jadi nanti rencannya nyokap gua yang mau buat kayak cafe gitu dan nanti gua yang urus," kata gua mencoba mengalihkan fikiran gua, walau Dinda masih terbayang difikiran ini.
"Dinda?" kata bobi dan gua ngerti maksudnya.
"Lo bisa diem ga bob" kata ipeh marah lagi.
"Gak apa apa peh, Dulu gua pernah ngomong sama bobi. Awalnya nyokap gua mau ketemu Dinda juga tapi kalo kayak gini ya udah, nanti tetep gua bilang ke dinda, kalo dia ga mau ngubungin gua, ya udah bubaran aja" kata gua santai tapi di dalam hati bergejolak.
"Widih gampang banget nyebut putus, awas aja nanti kalo elo efeknya nangis nangis, galau ga jelas" Kata ipeh nyindir..
"Kagak, gua ga kayak gitu," jawab gua sok tegar
"iye cadangannya banyak, si ian sekarang udah jadi Playboy" Kata Bobi.
"Sekalian, kalian mau ikut ga, sama bokap sama nyokap gua sekalian?"
"ikut kemana ?" tanya ipeh
"gua sama nyokap dan bokap sekalian mau kenikahannya Kak desi"
"Kak desi ? kak desi kak desi elo ?" kata ipeh..
"iya. kak desi siapa lagi"
"kayaknya tambah seru neh, " kata bobi tiba tiba
PLAAKKKK !!!! tangan Ipeh udah bersarang di kepela bobi.
"Elo seneng ya kalo ian menderita" kata ipeh ketus.
"Pisss Peh Pisss"
====================================
SMS :
Lusa mama aku mau kemalang..
aku cuman ngasih tau kamu aja..
jangan lama lama ngambeknya...
Salam sama Irvan ya..
Hati hati ya pulangnnya.....
==============================
"Eh Lin" kata Vita mencoba menghapus air matanya, matanya bengkak banget.
"Vit" kata linda langsung memeluk Vita.
"Maafin Gua Lin, Gua malah bikin ribut di rumah elo" suara Vita terdengar serak, mereka berbicara sambil memeluk satu sama lain..
"Gak apa apa Vit ini buktinya gua udah senyum, gua ga apa apa kok vit, jadi elo ga boleh nangis juga ya" kata linda dengan begitu halus.
"Ya Lin makasih udah mau meluk gua" vita mulai bisa menahan sedihnya.
"Cewek setegar elo, seaktif elo, seidealis elo, ga pantes buat nangisin seorang cowok, elo yang pantes ditangisin vit, elo cewek hebat.." Hibur Linda.
"Makasih Lin "
"Kita ngerasain hal yang sama tapi gua rasa elo lebih kuat dari gua, jadi seperti kata ian, malam ini kita refresing dulu" Linda menghapus air mata Vita dengan tangannya...
"Vit" kata gua nimbrung..
"Ya ian" kata Vita masih dengan suara agak serak
"Sini gua tangisin hahahaha" kata gua spontan..
"Becanda aja elo, orang lagi sedih hkhkhk" Vita merengek tapi terdengar seperti tertawa...
"Ye.. sedih kok cengengesan begitu, seneng banget gua kan jarang jarang gua bisa menang kalau ngomong sama elo" kata gua..
"biarin, mau mau gua" kata vita ketuss...
"Oke ibu ibu kita mau kemana ?" tanya Gua
" Kita ke batu aja yuk Ian, Lama gua ga ke payung" Linda terlihat semangat...
"Lama atau ga pernah sama sekali kecuali sama Gua" Goda gua..
"mmmmm o, iya selain sama elo Puas ?" kata Linda jutek,,,
"Hahahaha"
"Kok kalian berdua kelihatan akrab banget? Sorry Lin, elo kayaknya beda kalo lagi sama Ian, lebih ceplas ceplos " kata vita penasaran..
"Mungkin, karena gua udah kenal si Ian dari awal, dan gua orang yang pertama kali tahu kalo si orang sok cakep ini tajir" Kata linda..
"Kok bisa?" Vita penasaran
"begitulah hahaha, nanti gua ceritain" kata Gua
Gua sudah sampe kost setelah membawa dua anak gadis orang melupakan kesedihannya. Gua nyalain Hape gua yang dari tadi kehabisan batrai.
77 misscall
20 SMS
semua dari Dinda
Masya allah,,, GUA LUPA GUA ADA JANJI SAMA DINDA DAN MALAM INI ORTUNYA KE KOST DIA..
Gua langsung bergegas di ke kost Dinda tapi kayaknya SUDAH telat sudah terlalu malam, gua coba sms dinda dan menelponnya tapi semua di reject dan Perang dunia kayaknya sebentar lagi akan dimulai...
*******************************************************
sudah seminggu dinda sama sekali mencoba menjauh dari gua, sms ga dibales , telfon direject, pas ketemu dia langsung pura-pura sibuk, atau pura pura gaK lihat gua, entah seminggu ini sama sekali kami tak berkomunikasi..
"Salah elo ian, dah tau punya janji, malah jalan jalan ke batu sama Vita Sama Linda" kata ipeh.
"Lo tau sendiri Peh posisi gua kayak gimana? coba elo jadi gua, paling udah kabur kayak si Reza sama jaka" kata gua ketus..
"Gua tahu tapi setidaknya elo kabarin kek, kan ortunya Dinda juga lagi di sana" Ipeh juga ikutan ketus
"Udah gua ceritaan ke elo kan peh, hape gua mati! kok elo malah nyalah nyalahin gua mulu seh" gua langsung Badmod hari itu..
"Bukannya gitu mbel tapi tetep elo yang salah kan"
"Gua tahu gua salah tapi kasih gua kesempatan dong buat jelasin, dia malah menghidar mulu" kata gua ga tahu mau marah kesiapa kecuali sama diri gua sendiri...
"Kasih dia waktu dulu buat nenangin diri, mungkin dia masih sebel banget sama elo"
"ian , gimana Dinda udah jinak" Bobi tiba-tiba datang
"Emang elo kira dia singa dijinakain" kata gua ketus..
"hahahaha, gimana ?" bobi bertanya tentang Dinda
"Belum masih marah kayaknya" kata gua singkat..
"Maaf maaf nih ian, bukan gua nambah ngomporin elo tapi kayaknya gua harus kasih tahu elo ini" bobi terlihat serius
"Apa ?" kata gua penasaran
"Kemarin gua lihat si dinda jalan sama Irvan, " Kata bobby terlihat sedikit berhati hati saat bicara.
"Irvan?" kata gua kaget.
"Irvan? kenal gak lo? Dia itu maba juga, gue kenal gara-gara dia pernah main futsal sama gua dulu" jawab boi.
"Jalan gimana?" kata gua sedikit panas.
"Kemarin gua ketemu di MOG mall, kayaknya dia lagi makan terus nonton bareng gitu" kata bobi.
"berdua doang" Gua semakin panas.
"Gua lihat sih, gak ada yang lain. Berdua doang" suara bobi semakin kecil,,
"Yakin" kata gua dengan wajah yang memerah
"Yakin, 1000% yakin" kata bobi.
"Kenapa geleng geleng Mpeh" kata Gua, saat melihat Ipeh
"Lo malah nambah manasin suasana kampret " ipeh marah kepada bobi.
"gua cuman ga bisa bohong sama temen peh, apalagi sahabat gua” jawab bobi jujur.
"Woy!" Doni datang sambil senyam-senyum. "Kok si dinda pulang bareng si Irvan, gua liat mereka boncengan tadi, elo dah putus Ian?" kata Doni tanpa dosa
PLaaakkkkkk ipeh memukul kepala Doni sangat keras..
"elo kenapa peh, sakit tahu" kata Doni kesel
"Mulut elo dijaga kambing, ayo mbel balik aja, tinggalin dua orang ini"
"ada apa seh" kata Doni bingung
"Udah elo diem aja jangan banyak nanya" Ipeh keliahatan marah banget,,
"udah gua ga apa-apa kok, oh iya lus , Nyokap gua mau kemalang, mau beli rumah di dieng kemarin gua ngomong bisnis gua dan semua ditolak jadi nanti rencannya nyokap gua yang mau buat kayak cafe gitu dan nanti gua yang urus," kata gua mencoba mengalihkan fikiran gua, walau Dinda masih terbayang difikiran ini.
"Dinda?" kata bobi dan gua ngerti maksudnya.
"Lo bisa diem ga bob" kata ipeh marah lagi.
"Gak apa apa peh, Dulu gua pernah ngomong sama bobi. Awalnya nyokap gua mau ketemu Dinda juga tapi kalo kayak gini ya udah, nanti tetep gua bilang ke dinda, kalo dia ga mau ngubungin gua, ya udah bubaran aja" kata gua santai tapi di dalam hati bergejolak.
"Widih gampang banget nyebut putus, awas aja nanti kalo elo efeknya nangis nangis, galau ga jelas" Kata ipeh nyindir..
"Kagak, gua ga kayak gitu," jawab gua sok tegar
"iye cadangannya banyak, si ian sekarang udah jadi Playboy" Kata Bobi.
"Sekalian, kalian mau ikut ga, sama bokap sama nyokap gua sekalian?"
"ikut kemana ?" tanya ipeh
"gua sama nyokap dan bokap sekalian mau kenikahannya Kak desi"
"Kak desi ? kak desi kak desi elo ?" kata ipeh..
"iya. kak desi siapa lagi"
"kayaknya tambah seru neh, " kata bobi tiba tiba
PLAAKKKK !!!! tangan Ipeh udah bersarang di kepela bobi.
"Elo seneng ya kalo ian menderita" kata ipeh ketus.
"Pisss Peh Pisss"
====================================
SMS :
Lusa mama aku mau kemalang..
aku cuman ngasih tau kamu aja..
jangan lama lama ngambeknya...
Salam sama Irvan ya..
Hati hati ya pulangnnya.....
==============================
bebyzha dan 39 lainnya memberi reputasi
40
Kutip
Balas
Tutup