- Beranda
- Komunitas
- Story
- Stories from the Heart
Son of the Rich (Reborn)
TS
kawan.betina
Son of the Rich (Reborn)
Quote:
Lembaran pertama - Kota Malang
Bokap gua kerja di salah satu perusahaan asing penambang emas di pulau sumbawa sedangkan nyokap mempunyai beberapa butik dan bisnis makanan yang cukup besar di kota kelahiran gua. dan Perkenalkan nama Gua adrian, anak semata wayang dua sejoli yang bertemu saat bermitra bisnis 25 tahun yang lalu. Gua lahir ke dunia dengan sebuah pengharapan yang besar. Karena untuk mendapatkan Gua, orang tua gua harus menunggu lebih dari 5 tahun.
Hidup serba ada bahkan terlalu berlebihan, pakaian serba bermerk gadget yang selalu menemani gua setiap saat dan mobil yang selalu menemani gw kemana aja, semua itu cukup membutakan gua seperti apa arti dari sebuah perjuangan hidup. Jujur, guaga pernah merasakan rasanya mengumpulkan uang sendiri bahkan hanya untuk membeli sepeda yang gua pengen. ketika mata ini melihat sebuah benda menarik, maka nyokap gua akan bilang, "Adrian Mau?" dan sorenya barang itu sudah ada di rumah. Gua paham nyokap ingin sekali membuat gua bahagia tapi kadang gua merasa ga bisa menikmati hidup ini dengan baik. Dengan Uang mungkin kita bisa bahagia, tapi kita tidak bisa membeli kebahagiaan dengan uang.
Super Duper Over Protektif
itulah hal yang bisa gua simpulkan tentang keluarga gua. Walau Gua hanya bertemu mereka saat weekend saja tapi kalau sudah menyangkut tentang masa depan gua, mereka akan melupakan semuanya dan menitik beratkan fokusnya ke gua.
Gua bukan orang yang bodoh, gua selalu mendapat peringkat 1 dari Sekolah dasar hingga sekarang, tentu kecerdasan gua turun dari bokap dan nyokap. Mereka adalah dua sejoli yang sangat ideal, mereka sama sama pintar dan mereka adalah 2 manusia yang diberikan paras yang cantik dan tampan oleh tuhan , alhasil semua kelebihan itu menurun ke gua.
Untuk urusan masuk sekolah, Orang tua gua selalu sangat hati hati. Saking hati hatinya, Gua bahkan sudah diterima di sekolah menengah atas sebelum gua menjalankan tes masuk. Apalagi lagi kalo bukan karena bokap gua menghubungi kepala sekolah yang merupakan teman lamanya, padahal gua sangat yakin, gua tetep bisa masuk tanpa bantuan mereka. Waktu itu gua marah besar tapi orang tua tetaplah orang tua, mereka selalu ingin anaknya bahagia apapun caranya.
Ketika para siswa sibuk mencari PTN dengan mengikuti berbagai macam Bimbingan Belajar, gua dengan begitu Mudah mendapat tiket masuk disalah satu PTN terbaik di indonesia, tentu sudah bisa ditebak , semua ini karena bokap gua. Untuk kali ini gua memutuskan untuk berontak, tak ingin lagi rasanya gua mengunakan kekuatan orang tua gua buat ngelakuain semuanya.
Hanya berbekal baju yang gua masukin ke Tas Ransel, serta Dompet yang berisi hanya beberapa uang lima puluh ribuan dan ATM yang entah berapa isinya dan ijazah SMA. Gua menuju terminal Bus, mencari loket tiket yang berangkat hari itu juga, Gua memutuskan naik Bus karena Beberapa orang di bandara mengenal Gua. Satu persatu Loket tiket gua datangi, mancari bus-bus yang bisa segera berangkat, menuju Jogja, solo surabaya, bandung, atau entahlah, yang penting gua harus segera pergi dari pulau yang gua diami 17 tahun terakhir, Lombok.
Hanya Tiket Mataram~malang yang ada untuk keberangkatan 1 jam lagi, yang akhirnya diputuskan mungkin gua harus pergi ke malang, 1 jam lagi bus tiba, dan ini pertama kalinya gua harus jauh dari kedua orang tua gua.
NEXT
Sekitar Pukul 4 pagi, bus sudah tiba di sebuah terminal kota malang, ada nuansa berbeda yang gua rasakan di sini. Hawa yang lebih dingin dan tentu perasaan gua yang ga menentu akibat ulah gua ini. Mungkin bokap nyokap gua lagi panik di rumah, ada sedikit rasa bersalah dalem diri gua tapi semoga surat yang gua tulis bisa membuat nyokap gua agak lega.
Ponsel gw sempat berbunyi saat gua menyebrang dari bali ke banyuwangi. Mungkin 10 kali atau 20 kali atau mungkin lebih, dan semua adalah misscall dari nyokap gua. Tanpa pikir panjang ponesl itu gua buang ke laut, beberapa saat kemudian gua sedikit menyesal, kenapa harus gua buang, kenapa ga gua kasih ke orang agar lebih bermanfaat, mungkin ini hasil dari didikan manja orang tua gua, semua jadi serba mudah.
Uang di dompet gua udah kosong melompong untuk membeli tiket dan beli makanan di jalan. Gua mencoba mengelilingi Terminal arjosari untuk mencari ATM di deket sana. Hampir 10 menit gua lalu lalang lalu akhirnya gua bisa bernafas lega, ternyata ATM tidak terlalu jauh dari tempat gua turun tadi. Setelah mengambil beberapa juta dari mesin ATM setelah menarik uang sebanyak 2 kali, Gua mengambil kertas struk yang sudah gua buang ke tempat sampah tadi. Saat gua mengecek nominalnya sebuah angka 1 dan ada 8 digit angka mengikutinya dibelakang, waw... sebanyak inikah uang yang dikirimkan bokap Gua selama ini, setahuku ATM ini diberikan saat ujian nasional kemarin, gua meminta uang hanya buat perpisahan dengan teman teman kelas gw. "Pa ini terlalu banyak".....
Gua masih berdiri di depan ATM. Gua sedang berfikir untuk segera mencari kendaraan untuk menuju kampus-kampus yang ada di kota ini, yang pertama terfikirkan adalah taxi tapi beberapa saat kemudian gua menghapus jauh jauh fikiran itu, gua harus hidup sederhana dan pilihan gua jatuh ke angkot. Mungkin karena gua terlalu fokus menyusun rencana , gua ga sadar bahwa ada seseorang di dekat gua, dari perawakannya dia masih seusia gua, dan dia seorang cewek.
"Mahasiswa baru juga?"
Gua celingak celingkuk mencari siapa yang diajak ngobrol cewek ini.
"Gua bukan indigo yang ngomong sendiri, gua ngomong sama elo" tanya cewek itu sedikit tersenyum melihat kebingungan gua.
"Oh Maaf, maaf. gak kok, eh ya."
Gadis itu lalu tertawa kecil melihat kebingungan gua. Ia sepertinya sudah berdiri di depan ATM sejak gua datang tadi. mungkin dia sedang bosan menunggu.
"Ya atau ga?" pancingnya.
"Gak, gua baru mau tes" jawab gua jujur, walau gak tahu harus tes dimana.
"Oalah, mau ikut tes mandiri toh"
"Mungkin begitu"
"Mungkin?" cewek itu mengerutkan dahu lalu dia tersenyum lebar melihat gua.
"Elu lucu ya, kok kayak linglung gitu" sambungnya.
"Makasih" jawab gua ragu.
"Itu bukan pujian loh"
"Oh maaf" jawabku ragu.
"Hahaha, Bercanda kok,emang elo mau kemana?"
"Kampus" jawabku ragu.
"Kampus apa? kan di sini ada puluhan kampus"
"Yang ada di malang"
"kan memang kita kan lagi dimalang"
"Yang deket deket aja mungkin" jawabku ragu. bodohnya aku gak cari referensi sebelum datang ke sini"
"hahaha... deket dari mana, kamu lucu ya"
"Gua harus bilang makasih atau maaf nih?" takut itu malah hinaan.
"Apa aja deh, kenalin nama gua Friska. Gua mahasiswa baru di Universitas Wijaya" dia mengulurkan tangannya untuk menjabat.
"Gua Adrian.. mmm mantan anak SMA " Jawab gua seraya menjabat tangannya.
"hahaha... ada ada sih aja elo"
"elo ngambil apa di Wijaya?"
"Gua?, Biologi"
"Biologi? mmm belajar biologi seru?" tanyaku penasaran.
"Kalo Gua sih suka, emang elo minatnya apa?"
"Yang bisa ngebuat hidup ini lebih seru dan asik" jawabku jujur. Selama ini hal yang gua idam idamkan.
"hahaha diplomatis bin ngawur jawaban elo" jawab friska.
"Bukan diplomatis, lebih tepatnya Gua bingung aja"
"Bingung? Bingung kenapa?"
TIIIINNN TIIINNNN
Suara klakson motor membuyarkan obrolan kami, seorang cewek berhenti di depan kami berdua.
"Frish udah lama?" tanya cewek yang baru datang itu.
"Udah kering neh gigi gua nunggu elo" jawab friska.
"Maaf maaf, tadi agak macet maklum weekend"
"Gua maafin asal lo traktir gua es cream" goda Friska.
"Ih maruk sekali, udah minta di jemput, sekarang minta di traktir. Nunggunya sama cowok ganteng lagi"
"Eh dasar mulut elo nyablak bener seh, oh iya adrian gw duluan ya, sukses buat Tesnya, ayok bela, tarik"
"Tarik tarik, emang gw angkot"..
"Becanda bela"
"Bener neh gua ga dikenalain nih?"
"Eh elo apa apan sih, malu maluin aja, ayo berangkat"
"Duluan ya ganteng" kata cewek yang dipanggil bela oleh Friska tadi.
Mareka akhirnya melaju memecah kota malang.
Friska, orang pertama yang gua kenal di kota ini.
Oke, Gua udah mutusin buat ikut tes mandiri Universitas Wijaya, jurusan Biologi.
Bokap gua kerja di salah satu perusahaan asing penambang emas di pulau sumbawa sedangkan nyokap mempunyai beberapa butik dan bisnis makanan yang cukup besar di kota kelahiran gua. dan Perkenalkan nama Gua adrian, anak semata wayang dua sejoli yang bertemu saat bermitra bisnis 25 tahun yang lalu. Gua lahir ke dunia dengan sebuah pengharapan yang besar. Karena untuk mendapatkan Gua, orang tua gua harus menunggu lebih dari 5 tahun.
Hidup serba ada bahkan terlalu berlebihan, pakaian serba bermerk gadget yang selalu menemani gua setiap saat dan mobil yang selalu menemani gw kemana aja, semua itu cukup membutakan gua seperti apa arti dari sebuah perjuangan hidup. Jujur, guaga pernah merasakan rasanya mengumpulkan uang sendiri bahkan hanya untuk membeli sepeda yang gua pengen. ketika mata ini melihat sebuah benda menarik, maka nyokap gua akan bilang, "Adrian Mau?" dan sorenya barang itu sudah ada di rumah. Gua paham nyokap ingin sekali membuat gua bahagia tapi kadang gua merasa ga bisa menikmati hidup ini dengan baik. Dengan Uang mungkin kita bisa bahagia, tapi kita tidak bisa membeli kebahagiaan dengan uang.
Super Duper Over Protektif
itulah hal yang bisa gua simpulkan tentang keluarga gua. Walau Gua hanya bertemu mereka saat weekend saja tapi kalau sudah menyangkut tentang masa depan gua, mereka akan melupakan semuanya dan menitik beratkan fokusnya ke gua.
Gua bukan orang yang bodoh, gua selalu mendapat peringkat 1 dari Sekolah dasar hingga sekarang, tentu kecerdasan gua turun dari bokap dan nyokap. Mereka adalah dua sejoli yang sangat ideal, mereka sama sama pintar dan mereka adalah 2 manusia yang diberikan paras yang cantik dan tampan oleh tuhan , alhasil semua kelebihan itu menurun ke gua.
Untuk urusan masuk sekolah, Orang tua gua selalu sangat hati hati. Saking hati hatinya, Gua bahkan sudah diterima di sekolah menengah atas sebelum gua menjalankan tes masuk. Apalagi lagi kalo bukan karena bokap gua menghubungi kepala sekolah yang merupakan teman lamanya, padahal gua sangat yakin, gua tetep bisa masuk tanpa bantuan mereka. Waktu itu gua marah besar tapi orang tua tetaplah orang tua, mereka selalu ingin anaknya bahagia apapun caranya.
Ketika para siswa sibuk mencari PTN dengan mengikuti berbagai macam Bimbingan Belajar, gua dengan begitu Mudah mendapat tiket masuk disalah satu PTN terbaik di indonesia, tentu sudah bisa ditebak , semua ini karena bokap gua. Untuk kali ini gua memutuskan untuk berontak, tak ingin lagi rasanya gua mengunakan kekuatan orang tua gua buat ngelakuain semuanya.
Hanya berbekal baju yang gua masukin ke Tas Ransel, serta Dompet yang berisi hanya beberapa uang lima puluh ribuan dan ATM yang entah berapa isinya dan ijazah SMA. Gua menuju terminal Bus, mencari loket tiket yang berangkat hari itu juga, Gua memutuskan naik Bus karena Beberapa orang di bandara mengenal Gua. Satu persatu Loket tiket gua datangi, mancari bus-bus yang bisa segera berangkat, menuju Jogja, solo surabaya, bandung, atau entahlah, yang penting gua harus segera pergi dari pulau yang gua diami 17 tahun terakhir, Lombok.
Hanya Tiket Mataram~malang yang ada untuk keberangkatan 1 jam lagi, yang akhirnya diputuskan mungkin gua harus pergi ke malang, 1 jam lagi bus tiba, dan ini pertama kalinya gua harus jauh dari kedua orang tua gua.
NEXT
Sekitar Pukul 4 pagi, bus sudah tiba di sebuah terminal kota malang, ada nuansa berbeda yang gua rasakan di sini. Hawa yang lebih dingin dan tentu perasaan gua yang ga menentu akibat ulah gua ini. Mungkin bokap nyokap gua lagi panik di rumah, ada sedikit rasa bersalah dalem diri gua tapi semoga surat yang gua tulis bisa membuat nyokap gua agak lega.
Ponsel gw sempat berbunyi saat gua menyebrang dari bali ke banyuwangi. Mungkin 10 kali atau 20 kali atau mungkin lebih, dan semua adalah misscall dari nyokap gua. Tanpa pikir panjang ponesl itu gua buang ke laut, beberapa saat kemudian gua sedikit menyesal, kenapa harus gua buang, kenapa ga gua kasih ke orang agar lebih bermanfaat, mungkin ini hasil dari didikan manja orang tua gua, semua jadi serba mudah.
Uang di dompet gua udah kosong melompong untuk membeli tiket dan beli makanan di jalan. Gua mencoba mengelilingi Terminal arjosari untuk mencari ATM di deket sana. Hampir 10 menit gua lalu lalang lalu akhirnya gua bisa bernafas lega, ternyata ATM tidak terlalu jauh dari tempat gua turun tadi. Setelah mengambil beberapa juta dari mesin ATM setelah menarik uang sebanyak 2 kali, Gua mengambil kertas struk yang sudah gua buang ke tempat sampah tadi. Saat gua mengecek nominalnya sebuah angka 1 dan ada 8 digit angka mengikutinya dibelakang, waw... sebanyak inikah uang yang dikirimkan bokap Gua selama ini, setahuku ATM ini diberikan saat ujian nasional kemarin, gua meminta uang hanya buat perpisahan dengan teman teman kelas gw. "Pa ini terlalu banyak".....
Gua masih berdiri di depan ATM. Gua sedang berfikir untuk segera mencari kendaraan untuk menuju kampus-kampus yang ada di kota ini, yang pertama terfikirkan adalah taxi tapi beberapa saat kemudian gua menghapus jauh jauh fikiran itu, gua harus hidup sederhana dan pilihan gua jatuh ke angkot. Mungkin karena gua terlalu fokus menyusun rencana , gua ga sadar bahwa ada seseorang di dekat gua, dari perawakannya dia masih seusia gua, dan dia seorang cewek.
"Mahasiswa baru juga?"
Gua celingak celingkuk mencari siapa yang diajak ngobrol cewek ini.
"Gua bukan indigo yang ngomong sendiri, gua ngomong sama elo" tanya cewek itu sedikit tersenyum melihat kebingungan gua.
"Oh Maaf, maaf. gak kok, eh ya."
Gadis itu lalu tertawa kecil melihat kebingungan gua. Ia sepertinya sudah berdiri di depan ATM sejak gua datang tadi. mungkin dia sedang bosan menunggu.
"Ya atau ga?" pancingnya.
"Gak, gua baru mau tes" jawab gua jujur, walau gak tahu harus tes dimana.
"Oalah, mau ikut tes mandiri toh"
"Mungkin begitu"
"Mungkin?" cewek itu mengerutkan dahu lalu dia tersenyum lebar melihat gua.
"Elu lucu ya, kok kayak linglung gitu" sambungnya.
"Makasih" jawab gua ragu.
"Itu bukan pujian loh"
"Oh maaf" jawabku ragu.
"Hahaha, Bercanda kok,emang elo mau kemana?"
"Kampus" jawabku ragu.
"Kampus apa? kan di sini ada puluhan kampus"
"Yang ada di malang"
"kan memang kita kan lagi dimalang"
"Yang deket deket aja mungkin" jawabku ragu. bodohnya aku gak cari referensi sebelum datang ke sini"
"hahaha... deket dari mana, kamu lucu ya"
"Gua harus bilang makasih atau maaf nih?" takut itu malah hinaan.
"Apa aja deh, kenalin nama gua Friska. Gua mahasiswa baru di Universitas Wijaya" dia mengulurkan tangannya untuk menjabat.
"Gua Adrian.. mmm mantan anak SMA " Jawab gua seraya menjabat tangannya.
"hahaha... ada ada sih aja elo"
"elo ngambil apa di Wijaya?"
"Gua?, Biologi"
"Biologi? mmm belajar biologi seru?" tanyaku penasaran.
"Kalo Gua sih suka, emang elo minatnya apa?"
"Yang bisa ngebuat hidup ini lebih seru dan asik" jawabku jujur. Selama ini hal yang gua idam idamkan.
"hahaha diplomatis bin ngawur jawaban elo" jawab friska.
"Bukan diplomatis, lebih tepatnya Gua bingung aja"
"Bingung? Bingung kenapa?"
TIIIINNN TIIINNNN
Suara klakson motor membuyarkan obrolan kami, seorang cewek berhenti di depan kami berdua.
"Frish udah lama?" tanya cewek yang baru datang itu.
"Udah kering neh gigi gua nunggu elo" jawab friska.
"Maaf maaf, tadi agak macet maklum weekend"
"Gua maafin asal lo traktir gua es cream" goda Friska.
"Ih maruk sekali, udah minta di jemput, sekarang minta di traktir. Nunggunya sama cowok ganteng lagi"
"Eh dasar mulut elo nyablak bener seh, oh iya adrian gw duluan ya, sukses buat Tesnya, ayok bela, tarik"
"Tarik tarik, emang gw angkot"..
"Becanda bela"
"Bener neh gua ga dikenalain nih?"
"Eh elo apa apan sih, malu maluin aja, ayo berangkat"
"Duluan ya ganteng" kata cewek yang dipanggil bela oleh Friska tadi.
Mareka akhirnya melaju memecah kota malang.
Friska, orang pertama yang gua kenal di kota ini.
Oke, Gua udah mutusin buat ikut tes mandiri Universitas Wijaya, jurusan Biologi.
Polling
0 suara
Terlepas dari plot kisah ini, ada di team manakah kalian?
Diubah oleh kawan.betina 16-10-2020 11:01
fernicos dan 153 lainnya memberi reputasi
138
373.2K
Kutip
1.9K
Balasan
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
TS
kawan.betina
#599
[BOOK EXTRA][Lembaran Tambahan] ~ My Holiday 2
Quote:
"Barang elo banyak banget peh kayak cewek aja " Doni mulai perang.
"Plaaaakkkkk" pukulan ipeh tepat mengenai kepala doni.
"Awas aja elo Don, nanti Gua lempar dari pesawat juga elo " jawab ipeh kesal.
"Oya rek, Kita ke djuanda besok pagi jadi sekarang kita di rumah dinda seharian, besok jam 1 atau jam 2an kita ke surabaya biar bisa check-in nya cepet. " kata gua sambil memasukan barang barang bawaan ke mobil,
"Oke bos"Kata Ipeh Cs serentak.
"Ayo kita jemput Dinda dulu"
Mobil gua akhirnya melaju menuju kost dinda, kami berangkat pagi agar ga kena macet, karena kalo weekend kayak gini biasanya macetnya gila gilaan...
Kami akhirnya sampe di kota tempat tinggal dinda, enggak seramai malang tapi enggak sepi sepi banget juga. Sekitar jam 11 gua sampe di rumah dinda, rumahnya masih sepi karena orang tuanya belum pulang, bokap dinda kerja jadi PNS sedangkan nyokap dinda kerja sebagai Guru SMP. Dinda nyelonong masuk kerumahnya, ternyata pintu depannya tidak dikunci.
"Biasanya ada Mbok kok, jagain adikknya dinda" kata dinda kepada gua, gua masih bingung, berani beraninya rumah kagak di kunci.
"Mbak Dinda." seorang gadis kecil masih mengunakan seragam SD langsung lari memeluk dinda, Ga salah lagi ini pasti adiknya dinda, Andini.
"Dini udah pulang?" kata Adinda
"Udah kak, udah dari tadi " kata andini, setelah itu andini melihat gua dan ipeh cs dengan tatapan heran, setelah itu dia berbisik bisik ke dinda.
"Ayo kenalan aja gak apa apa kok, temen-temen mbak ga ada yang gigit" kata dinda tiba-tiba
Andini langsung bersalaman dengan kami dan mencium tangan kami, setelah itu dia lari masuk lagi kerumah.
"Takut sama elo kayaknya peh" kata Doni
"elo ngolok gua lagi, gua hajar lagi elo don sampai meninggal" jawab ipeh kesel
"Becanda peh , gitu aja marah" jawab doni
" Huh"
Gua dan ipeh cs duduk di ruang tamu sambil nunggu orang tua dinda pulang, entah sejak kapan adiknya dinda langsung lengket sama gua, Andini masih kelas 1 SD, wajahnya mirip banget sama dinda, kalo gua bilang ini versi miniaturnya dinda hehe..
"Mas ian, mbaknya dini cantik ya" kata andini polos, dia dari tadi minta dipangku gua.
"Iya, mbaknya dini cantik " jawab gua jujur
"Mas ian, mau ga jadi pacar mbak dinda" kata andini polos. Mendengar kata-kata anak gadis kecil ini kami semua langsung ketawa, anak jaman sekarang masih kecil bawaannya cinta cintaan.
"Mas Ian maunya jadi pacar dini aja gimana?" kata gua becanda
"Kan dini masik kecil mas ian, nanti kalo dini udah gede, dini mau deh jadi pacar mas ian" jawab dini polos
"Dini genit banget seh" kata dinda mengoda.
"biarin weeekkkk,,,"
kami semua ga berhenti ketawa melihat tingkah andini.
Sekitar jam satu adiknya dinda pulang, adik keduanya dinda masih kelas 1 SMA, namanya Dewi, perawakannya lebih tinggi dari Dinda, wajah mereka juga hampir mirip tapi adiknya dinda lebih kelihatan tomboy gitu, tapi ga separah ipeh.
"Mbak kapan pulang" kata Dewi..
"Baru aja dua jam disini, kenalin temen-temen mbak" kata dinda
kami berkenalan, setelah itu dewi bisik-bisik ke dinda, apa satu keluarga senengnya bisik bisik ya, heran gua. Tiba tiba dewi menjulurkan tangannya ke gua lagi, padahal tadi udah salaman, akhirnya gua balas uluran tangan dewi,
"Mas ian, jaga mbaknya dewi baik baik ya, jangan buat mbak Dinda sedih " kata dewi sambil tersenyum
"hehehe... tenang dewi , insyaallah gua jaga dengan baik" kata gua
"Mbak cariinn yang kayak mas ian, donk buat dewi " kata dewi ke dinda
"ehhem eeehemm eheemm" doni dan bobi ngasih kode
"Plaakkkkkkkkkkk" tangan ipeh mendarat ke kepala boby dan doni
" Kalian tuh ya, udah punya cewek masih aja modus" kata ipeh marah
"Ya namanya juga usaha peh kali aja gua bisa jadi adik iparnya dinda " kata doni santai
"Plaakkkkk " lagi lagi ipeh nabok dong.
Setelah sholat dzuhur, sekitar jam dua bokap nyokap dinda pulang, orang tuanya dinda ramah banget sama kami, dan nyokapnya dinda menebak-nebak nama kami, dinda udah ngomong duluan ke orang tuanya kalo kami mau dateng, tapi kayaknya sampe ciri cirinya dikasih tau juga
"ini pasti Shifa ya, kalo ini doni, nah ini bobi" kata nyokap dinda
"Kok satu di lewatin ma " kata bokap dinda
"Ya kalo ini seh ga perlu dikenalin pa, siapa lagi kalo bukan ehem ehem" goda nyokap dinda
"Apaan seh ma pake ehem-ehem" kata dinda malu
"Ihhhh anak mama mukanya kok merah" goda nyokap dinda
"ihhh mama, nyebelin " jawab dinda
"Nak ian tadi nyetir sendiri ?" tanya bokap dinda
"Iya Om, " kata gua grogi
"nanti malam berarti dari sini ke djuanda lumayan jauh nak, Kuat nyetir sendiri" kata bokap dinda
"Insayaallah kuat Om," kata gua
"ya udah nanti istirahat di sini dulu, tidurnya jangan malem malem , biar ga ngantuk dijalan"
"Ya om" kata gua sambil tersenyum, entah dinda ngomong apa ke bokap nyokapnya sehingga kayaknya mereka menyambut kami dengan hangat.
Setelah istirahat sebentar di kamar tamu sama Doni dan bobi, kami berencana jalan-jalan bentar melihat kota kelahiran bung karno ini, Ipeh sama dinda kayaknya lagi sibuk ngerumpi di kamar dinda sama dewi adiknya dinda, Dan rencana kami gagal karena dilarang bokapnya dinda, katanya takut kami kecapean malah nanti di jalan ke surabaya malah ngantuk, akhirnya kami cuman main main dirumah dinda.
Habis magrib kami makan malam dirumah dinda, seru banget , apalagi andini lucu banget, dia ga mau makan kalo ga duduk di deket gua,
"Mbak dinda ngapain seh deket deket mas ian, mas ian kan calon pacarnya dini" kata dini polos
Kami semua langsung ketawa mendengar si kecil dini, muka dinda memerah saking malunya.
Gua Seneng banget diterima baik oleh keluarganya dinda
"nak ian sering sering main kesini ya " kata nyokap dinda
"Iya tante, insyaallah" jawab gua
"Jagain dinda dimalang ya nak ian, awasi jangan sampe sibuk organisasi mulu" kata bokap dinda nyindir
"iya om, nanti ian jewer kalo dinda nakal" jawab gua
"Nanti kalo ga mau nurut nak ian lapor om aja " kata bokap dinda
"Lah kok sekongkolan semua neh, Papa jahat" kata dinda merengek
"Biar kamu ga bandel mbak, " kata nyokap dinda
"katanya nak shifa juga ikut beladiri ya " kata nyokap dinda
"iya tante, udah ikut dari kecil tan" kata ipeh
"Dewi juga ikut taekwondo juga, dulu mbaknya juga ikut taekwondo pas SMP tapi latihan sekali langsung pulangnya nangis-nangis katanya capek hahaha" kata nyokap dinda
"Mama seneng ya buat dinda malu" kata dinda
Setelah tidur beberapa jam, Jam 12 kami sudah siap-siap ke djuanda, kami berangkanya lebih awal atas rekomendasi bokap dinda, agar kami ga buru buru dan dijalan bisa lebih santai, setelah semua siap dan salaman sama keluarganya dinda kami akhirnya berangkat, si kecil dini ternyata juga ikut bangun juga, bahkan dia nangis katanya mau ikut sama gua, tapi setelah gua bilang nanti gua kesini lagi dini akhirnya diem juga walau dia kayaknya ga ikhlas gitu.
"Siap Bro" kata gua
"Siap bos " kata Ipeh Cs
"Oke liburan dimulai"
"Plaaaakkkkk" pukulan ipeh tepat mengenai kepala doni.
"Awas aja elo Don, nanti Gua lempar dari pesawat juga elo " jawab ipeh kesal.
"Oya rek, Kita ke djuanda besok pagi jadi sekarang kita di rumah dinda seharian, besok jam 1 atau jam 2an kita ke surabaya biar bisa check-in nya cepet. " kata gua sambil memasukan barang barang bawaan ke mobil,
"Oke bos"Kata Ipeh Cs serentak.
"Ayo kita jemput Dinda dulu"
Mobil gua akhirnya melaju menuju kost dinda, kami berangkat pagi agar ga kena macet, karena kalo weekend kayak gini biasanya macetnya gila gilaan...
Kami akhirnya sampe di kota tempat tinggal dinda, enggak seramai malang tapi enggak sepi sepi banget juga. Sekitar jam 11 gua sampe di rumah dinda, rumahnya masih sepi karena orang tuanya belum pulang, bokap dinda kerja jadi PNS sedangkan nyokap dinda kerja sebagai Guru SMP. Dinda nyelonong masuk kerumahnya, ternyata pintu depannya tidak dikunci.
"Biasanya ada Mbok kok, jagain adikknya dinda" kata dinda kepada gua, gua masih bingung, berani beraninya rumah kagak di kunci.
"Mbak Dinda." seorang gadis kecil masih mengunakan seragam SD langsung lari memeluk dinda, Ga salah lagi ini pasti adiknya dinda, Andini.
"Dini udah pulang?" kata Adinda
"Udah kak, udah dari tadi " kata andini, setelah itu andini melihat gua dan ipeh cs dengan tatapan heran, setelah itu dia berbisik bisik ke dinda.
"Ayo kenalan aja gak apa apa kok, temen-temen mbak ga ada yang gigit" kata dinda tiba-tiba
Andini langsung bersalaman dengan kami dan mencium tangan kami, setelah itu dia lari masuk lagi kerumah.
"Takut sama elo kayaknya peh" kata Doni
"elo ngolok gua lagi, gua hajar lagi elo don sampai meninggal" jawab ipeh kesel
"Becanda peh , gitu aja marah" jawab doni
" Huh"
Gua dan ipeh cs duduk di ruang tamu sambil nunggu orang tua dinda pulang, entah sejak kapan adiknya dinda langsung lengket sama gua, Andini masih kelas 1 SD, wajahnya mirip banget sama dinda, kalo gua bilang ini versi miniaturnya dinda hehe..
"Mas ian, mbaknya dini cantik ya" kata andini polos, dia dari tadi minta dipangku gua.
"Iya, mbaknya dini cantik " jawab gua jujur
"Mas ian, mau ga jadi pacar mbak dinda" kata andini polos. Mendengar kata-kata anak gadis kecil ini kami semua langsung ketawa, anak jaman sekarang masih kecil bawaannya cinta cintaan.
"Mas Ian maunya jadi pacar dini aja gimana?" kata gua becanda
"Kan dini masik kecil mas ian, nanti kalo dini udah gede, dini mau deh jadi pacar mas ian" jawab dini polos
"Dini genit banget seh" kata dinda mengoda.
"biarin weeekkkk,,,"
kami semua ga berhenti ketawa melihat tingkah andini.
Sekitar jam satu adiknya dinda pulang, adik keduanya dinda masih kelas 1 SMA, namanya Dewi, perawakannya lebih tinggi dari Dinda, wajah mereka juga hampir mirip tapi adiknya dinda lebih kelihatan tomboy gitu, tapi ga separah ipeh.
"Mbak kapan pulang" kata Dewi..
"Baru aja dua jam disini, kenalin temen-temen mbak" kata dinda
kami berkenalan, setelah itu dewi bisik-bisik ke dinda, apa satu keluarga senengnya bisik bisik ya, heran gua. Tiba tiba dewi menjulurkan tangannya ke gua lagi, padahal tadi udah salaman, akhirnya gua balas uluran tangan dewi,
"Mas ian, jaga mbaknya dewi baik baik ya, jangan buat mbak Dinda sedih " kata dewi sambil tersenyum
"hehehe... tenang dewi , insyaallah gua jaga dengan baik" kata gua
"Mbak cariinn yang kayak mas ian, donk buat dewi " kata dewi ke dinda
"ehhem eeehemm eheemm" doni dan bobi ngasih kode
"Plaakkkkkkkkkkk" tangan ipeh mendarat ke kepala boby dan doni
" Kalian tuh ya, udah punya cewek masih aja modus" kata ipeh marah
"Ya namanya juga usaha peh kali aja gua bisa jadi adik iparnya dinda " kata doni santai
"Plaakkkkk " lagi lagi ipeh nabok dong.
Setelah sholat dzuhur, sekitar jam dua bokap nyokap dinda pulang, orang tuanya dinda ramah banget sama kami, dan nyokapnya dinda menebak-nebak nama kami, dinda udah ngomong duluan ke orang tuanya kalo kami mau dateng, tapi kayaknya sampe ciri cirinya dikasih tau juga
"ini pasti Shifa ya, kalo ini doni, nah ini bobi" kata nyokap dinda
"Kok satu di lewatin ma " kata bokap dinda
"Ya kalo ini seh ga perlu dikenalin pa, siapa lagi kalo bukan ehem ehem" goda nyokap dinda
"Apaan seh ma pake ehem-ehem" kata dinda malu
"Ihhhh anak mama mukanya kok merah" goda nyokap dinda
"ihhh mama, nyebelin " jawab dinda
"Nak ian tadi nyetir sendiri ?" tanya bokap dinda
"Iya Om, " kata gua grogi
"nanti malam berarti dari sini ke djuanda lumayan jauh nak, Kuat nyetir sendiri" kata bokap dinda
"Insayaallah kuat Om," kata gua
"ya udah nanti istirahat di sini dulu, tidurnya jangan malem malem , biar ga ngantuk dijalan"
"Ya om" kata gua sambil tersenyum, entah dinda ngomong apa ke bokap nyokapnya sehingga kayaknya mereka menyambut kami dengan hangat.
Setelah istirahat sebentar di kamar tamu sama Doni dan bobi, kami berencana jalan-jalan bentar melihat kota kelahiran bung karno ini, Ipeh sama dinda kayaknya lagi sibuk ngerumpi di kamar dinda sama dewi adiknya dinda, Dan rencana kami gagal karena dilarang bokapnya dinda, katanya takut kami kecapean malah nanti di jalan ke surabaya malah ngantuk, akhirnya kami cuman main main dirumah dinda.
Habis magrib kami makan malam dirumah dinda, seru banget , apalagi andini lucu banget, dia ga mau makan kalo ga duduk di deket gua,
"Mbak dinda ngapain seh deket deket mas ian, mas ian kan calon pacarnya dini" kata dini polos
Kami semua langsung ketawa mendengar si kecil dini, muka dinda memerah saking malunya.
Gua Seneng banget diterima baik oleh keluarganya dinda
"nak ian sering sering main kesini ya " kata nyokap dinda
"Iya tante, insyaallah" jawab gua
"Jagain dinda dimalang ya nak ian, awasi jangan sampe sibuk organisasi mulu" kata bokap dinda nyindir
"iya om, nanti ian jewer kalo dinda nakal" jawab gua
"Nanti kalo ga mau nurut nak ian lapor om aja " kata bokap dinda
"Lah kok sekongkolan semua neh, Papa jahat" kata dinda merengek
"Biar kamu ga bandel mbak, " kata nyokap dinda
"katanya nak shifa juga ikut beladiri ya " kata nyokap dinda
"iya tante, udah ikut dari kecil tan" kata ipeh
"Dewi juga ikut taekwondo juga, dulu mbaknya juga ikut taekwondo pas SMP tapi latihan sekali langsung pulangnya nangis-nangis katanya capek hahaha" kata nyokap dinda
"Mama seneng ya buat dinda malu" kata dinda
Setelah tidur beberapa jam, Jam 12 kami sudah siap-siap ke djuanda, kami berangkanya lebih awal atas rekomendasi bokap dinda, agar kami ga buru buru dan dijalan bisa lebih santai, setelah semua siap dan salaman sama keluarganya dinda kami akhirnya berangkat, si kecil dini ternyata juga ikut bangun juga, bahkan dia nangis katanya mau ikut sama gua, tapi setelah gua bilang nanti gua kesini lagi dini akhirnya diem juga walau dia kayaknya ga ikhlas gitu.
"Siap Bro" kata gua
"Siap bos " kata Ipeh Cs
"Oke liburan dimulai"
bebyzha dan 41 lainnya memberi reputasi
42
Kutip
Balas
Tutup