- Beranda
- Komunitas
- Story
- Stories from the Heart
Son of the Rich (Reborn)
TS
kawan.betina
Son of the Rich (Reborn)
Quote:
Lembaran pertama - Kota Malang
Bokap gua kerja di salah satu perusahaan asing penambang emas di pulau sumbawa sedangkan nyokap mempunyai beberapa butik dan bisnis makanan yang cukup besar di kota kelahiran gua. dan Perkenalkan nama Gua adrian, anak semata wayang dua sejoli yang bertemu saat bermitra bisnis 25 tahun yang lalu. Gua lahir ke dunia dengan sebuah pengharapan yang besar. Karena untuk mendapatkan Gua, orang tua gua harus menunggu lebih dari 5 tahun.
Hidup serba ada bahkan terlalu berlebihan, pakaian serba bermerk gadget yang selalu menemani gua setiap saat dan mobil yang selalu menemani gw kemana aja, semua itu cukup membutakan gua seperti apa arti dari sebuah perjuangan hidup. Jujur, guaga pernah merasakan rasanya mengumpulkan uang sendiri bahkan hanya untuk membeli sepeda yang gua pengen. ketika mata ini melihat sebuah benda menarik, maka nyokap gua akan bilang, "Adrian Mau?" dan sorenya barang itu sudah ada di rumah. Gua paham nyokap ingin sekali membuat gua bahagia tapi kadang gua merasa ga bisa menikmati hidup ini dengan baik. Dengan Uang mungkin kita bisa bahagia, tapi kita tidak bisa membeli kebahagiaan dengan uang.
Super Duper Over Protektif
itulah hal yang bisa gua simpulkan tentang keluarga gua. Walau Gua hanya bertemu mereka saat weekend saja tapi kalau sudah menyangkut tentang masa depan gua, mereka akan melupakan semuanya dan menitik beratkan fokusnya ke gua.
Gua bukan orang yang bodoh, gua selalu mendapat peringkat 1 dari Sekolah dasar hingga sekarang, tentu kecerdasan gua turun dari bokap dan nyokap. Mereka adalah dua sejoli yang sangat ideal, mereka sama sama pintar dan mereka adalah 2 manusia yang diberikan paras yang cantik dan tampan oleh tuhan , alhasil semua kelebihan itu menurun ke gua.
Untuk urusan masuk sekolah, Orang tua gua selalu sangat hati hati. Saking hati hatinya, Gua bahkan sudah diterima di sekolah menengah atas sebelum gua menjalankan tes masuk. Apalagi lagi kalo bukan karena bokap gua menghubungi kepala sekolah yang merupakan teman lamanya, padahal gua sangat yakin, gua tetep bisa masuk tanpa bantuan mereka. Waktu itu gua marah besar tapi orang tua tetaplah orang tua, mereka selalu ingin anaknya bahagia apapun caranya.
Ketika para siswa sibuk mencari PTN dengan mengikuti berbagai macam Bimbingan Belajar, gua dengan begitu Mudah mendapat tiket masuk disalah satu PTN terbaik di indonesia, tentu sudah bisa ditebak , semua ini karena bokap gua. Untuk kali ini gua memutuskan untuk berontak, tak ingin lagi rasanya gua mengunakan kekuatan orang tua gua buat ngelakuain semuanya.
Hanya berbekal baju yang gua masukin ke Tas Ransel, serta Dompet yang berisi hanya beberapa uang lima puluh ribuan dan ATM yang entah berapa isinya dan ijazah SMA. Gua menuju terminal Bus, mencari loket tiket yang berangkat hari itu juga, Gua memutuskan naik Bus karena Beberapa orang di bandara mengenal Gua. Satu persatu Loket tiket gua datangi, mancari bus-bus yang bisa segera berangkat, menuju Jogja, solo surabaya, bandung, atau entahlah, yang penting gua harus segera pergi dari pulau yang gua diami 17 tahun terakhir, Lombok.
Hanya Tiket Mataram~malang yang ada untuk keberangkatan 1 jam lagi, yang akhirnya diputuskan mungkin gua harus pergi ke malang, 1 jam lagi bus tiba, dan ini pertama kalinya gua harus jauh dari kedua orang tua gua.
NEXT
Sekitar Pukul 4 pagi, bus sudah tiba di sebuah terminal kota malang, ada nuansa berbeda yang gua rasakan di sini. Hawa yang lebih dingin dan tentu perasaan gua yang ga menentu akibat ulah gua ini. Mungkin bokap nyokap gua lagi panik di rumah, ada sedikit rasa bersalah dalem diri gua tapi semoga surat yang gua tulis bisa membuat nyokap gua agak lega.
Ponsel gw sempat berbunyi saat gua menyebrang dari bali ke banyuwangi. Mungkin 10 kali atau 20 kali atau mungkin lebih, dan semua adalah misscall dari nyokap gua. Tanpa pikir panjang ponesl itu gua buang ke laut, beberapa saat kemudian gua sedikit menyesal, kenapa harus gua buang, kenapa ga gua kasih ke orang agar lebih bermanfaat, mungkin ini hasil dari didikan manja orang tua gua, semua jadi serba mudah.
Uang di dompet gua udah kosong melompong untuk membeli tiket dan beli makanan di jalan. Gua mencoba mengelilingi Terminal arjosari untuk mencari ATM di deket sana. Hampir 10 menit gua lalu lalang lalu akhirnya gua bisa bernafas lega, ternyata ATM tidak terlalu jauh dari tempat gua turun tadi. Setelah mengambil beberapa juta dari mesin ATM setelah menarik uang sebanyak 2 kali, Gua mengambil kertas struk yang sudah gua buang ke tempat sampah tadi. Saat gua mengecek nominalnya sebuah angka 1 dan ada 8 digit angka mengikutinya dibelakang, waw... sebanyak inikah uang yang dikirimkan bokap Gua selama ini, setahuku ATM ini diberikan saat ujian nasional kemarin, gua meminta uang hanya buat perpisahan dengan teman teman kelas gw. "Pa ini terlalu banyak".....
Gua masih berdiri di depan ATM. Gua sedang berfikir untuk segera mencari kendaraan untuk menuju kampus-kampus yang ada di kota ini, yang pertama terfikirkan adalah taxi tapi beberapa saat kemudian gua menghapus jauh jauh fikiran itu, gua harus hidup sederhana dan pilihan gua jatuh ke angkot. Mungkin karena gua terlalu fokus menyusun rencana , gua ga sadar bahwa ada seseorang di dekat gua, dari perawakannya dia masih seusia gua, dan dia seorang cewek.
"Mahasiswa baru juga?"
Gua celingak celingkuk mencari siapa yang diajak ngobrol cewek ini.
"Gua bukan indigo yang ngomong sendiri, gua ngomong sama elo" tanya cewek itu sedikit tersenyum melihat kebingungan gua.
"Oh Maaf, maaf. gak kok, eh ya."
Gadis itu lalu tertawa kecil melihat kebingungan gua. Ia sepertinya sudah berdiri di depan ATM sejak gua datang tadi. mungkin dia sedang bosan menunggu.
"Ya atau ga?" pancingnya.
"Gak, gua baru mau tes" jawab gua jujur, walau gak tahu harus tes dimana.
"Oalah, mau ikut tes mandiri toh"
"Mungkin begitu"
"Mungkin?" cewek itu mengerutkan dahu lalu dia tersenyum lebar melihat gua.
"Elu lucu ya, kok kayak linglung gitu" sambungnya.
"Makasih" jawab gua ragu.
"Itu bukan pujian loh"
"Oh maaf" jawabku ragu.
"Hahaha, Bercanda kok,emang elo mau kemana?"
"Kampus" jawabku ragu.
"Kampus apa? kan di sini ada puluhan kampus"
"Yang ada di malang"
"kan memang kita kan lagi dimalang"
"Yang deket deket aja mungkin" jawabku ragu. bodohnya aku gak cari referensi sebelum datang ke sini"
"hahaha... deket dari mana, kamu lucu ya"
"Gua harus bilang makasih atau maaf nih?" takut itu malah hinaan.
"Apa aja deh, kenalin nama gua Friska. Gua mahasiswa baru di Universitas Wijaya" dia mengulurkan tangannya untuk menjabat.
"Gua Adrian.. mmm mantan anak SMA " Jawab gua seraya menjabat tangannya.
"hahaha... ada ada sih aja elo"
"elo ngambil apa di Wijaya?"
"Gua?, Biologi"
"Biologi? mmm belajar biologi seru?" tanyaku penasaran.
"Kalo Gua sih suka, emang elo minatnya apa?"
"Yang bisa ngebuat hidup ini lebih seru dan asik" jawabku jujur. Selama ini hal yang gua idam idamkan.
"hahaha diplomatis bin ngawur jawaban elo" jawab friska.
"Bukan diplomatis, lebih tepatnya Gua bingung aja"
"Bingung? Bingung kenapa?"
TIIIINNN TIIINNNN
Suara klakson motor membuyarkan obrolan kami, seorang cewek berhenti di depan kami berdua.
"Frish udah lama?" tanya cewek yang baru datang itu.
"Udah kering neh gigi gua nunggu elo" jawab friska.
"Maaf maaf, tadi agak macet maklum weekend"
"Gua maafin asal lo traktir gua es cream" goda Friska.
"Ih maruk sekali, udah minta di jemput, sekarang minta di traktir. Nunggunya sama cowok ganteng lagi"
"Eh dasar mulut elo nyablak bener seh, oh iya adrian gw duluan ya, sukses buat Tesnya, ayok bela, tarik"
"Tarik tarik, emang gw angkot"..
"Becanda bela"
"Bener neh gua ga dikenalain nih?"
"Eh elo apa apan sih, malu maluin aja, ayo berangkat"
"Duluan ya ganteng" kata cewek yang dipanggil bela oleh Friska tadi.
Mareka akhirnya melaju memecah kota malang.
Friska, orang pertama yang gua kenal di kota ini.
Oke, Gua udah mutusin buat ikut tes mandiri Universitas Wijaya, jurusan Biologi.
Bokap gua kerja di salah satu perusahaan asing penambang emas di pulau sumbawa sedangkan nyokap mempunyai beberapa butik dan bisnis makanan yang cukup besar di kota kelahiran gua. dan Perkenalkan nama Gua adrian, anak semata wayang dua sejoli yang bertemu saat bermitra bisnis 25 tahun yang lalu. Gua lahir ke dunia dengan sebuah pengharapan yang besar. Karena untuk mendapatkan Gua, orang tua gua harus menunggu lebih dari 5 tahun.
Hidup serba ada bahkan terlalu berlebihan, pakaian serba bermerk gadget yang selalu menemani gua setiap saat dan mobil yang selalu menemani gw kemana aja, semua itu cukup membutakan gua seperti apa arti dari sebuah perjuangan hidup. Jujur, guaga pernah merasakan rasanya mengumpulkan uang sendiri bahkan hanya untuk membeli sepeda yang gua pengen. ketika mata ini melihat sebuah benda menarik, maka nyokap gua akan bilang, "Adrian Mau?" dan sorenya barang itu sudah ada di rumah. Gua paham nyokap ingin sekali membuat gua bahagia tapi kadang gua merasa ga bisa menikmati hidup ini dengan baik. Dengan Uang mungkin kita bisa bahagia, tapi kita tidak bisa membeli kebahagiaan dengan uang.
Super Duper Over Protektif
itulah hal yang bisa gua simpulkan tentang keluarga gua. Walau Gua hanya bertemu mereka saat weekend saja tapi kalau sudah menyangkut tentang masa depan gua, mereka akan melupakan semuanya dan menitik beratkan fokusnya ke gua.
Gua bukan orang yang bodoh, gua selalu mendapat peringkat 1 dari Sekolah dasar hingga sekarang, tentu kecerdasan gua turun dari bokap dan nyokap. Mereka adalah dua sejoli yang sangat ideal, mereka sama sama pintar dan mereka adalah 2 manusia yang diberikan paras yang cantik dan tampan oleh tuhan , alhasil semua kelebihan itu menurun ke gua.
Untuk urusan masuk sekolah, Orang tua gua selalu sangat hati hati. Saking hati hatinya, Gua bahkan sudah diterima di sekolah menengah atas sebelum gua menjalankan tes masuk. Apalagi lagi kalo bukan karena bokap gua menghubungi kepala sekolah yang merupakan teman lamanya, padahal gua sangat yakin, gua tetep bisa masuk tanpa bantuan mereka. Waktu itu gua marah besar tapi orang tua tetaplah orang tua, mereka selalu ingin anaknya bahagia apapun caranya.
Ketika para siswa sibuk mencari PTN dengan mengikuti berbagai macam Bimbingan Belajar, gua dengan begitu Mudah mendapat tiket masuk disalah satu PTN terbaik di indonesia, tentu sudah bisa ditebak , semua ini karena bokap gua. Untuk kali ini gua memutuskan untuk berontak, tak ingin lagi rasanya gua mengunakan kekuatan orang tua gua buat ngelakuain semuanya.
Hanya berbekal baju yang gua masukin ke Tas Ransel, serta Dompet yang berisi hanya beberapa uang lima puluh ribuan dan ATM yang entah berapa isinya dan ijazah SMA. Gua menuju terminal Bus, mencari loket tiket yang berangkat hari itu juga, Gua memutuskan naik Bus karena Beberapa orang di bandara mengenal Gua. Satu persatu Loket tiket gua datangi, mancari bus-bus yang bisa segera berangkat, menuju Jogja, solo surabaya, bandung, atau entahlah, yang penting gua harus segera pergi dari pulau yang gua diami 17 tahun terakhir, Lombok.
Hanya Tiket Mataram~malang yang ada untuk keberangkatan 1 jam lagi, yang akhirnya diputuskan mungkin gua harus pergi ke malang, 1 jam lagi bus tiba, dan ini pertama kalinya gua harus jauh dari kedua orang tua gua.
NEXT
Sekitar Pukul 4 pagi, bus sudah tiba di sebuah terminal kota malang, ada nuansa berbeda yang gua rasakan di sini. Hawa yang lebih dingin dan tentu perasaan gua yang ga menentu akibat ulah gua ini. Mungkin bokap nyokap gua lagi panik di rumah, ada sedikit rasa bersalah dalem diri gua tapi semoga surat yang gua tulis bisa membuat nyokap gua agak lega.
Ponsel gw sempat berbunyi saat gua menyebrang dari bali ke banyuwangi. Mungkin 10 kali atau 20 kali atau mungkin lebih, dan semua adalah misscall dari nyokap gua. Tanpa pikir panjang ponesl itu gua buang ke laut, beberapa saat kemudian gua sedikit menyesal, kenapa harus gua buang, kenapa ga gua kasih ke orang agar lebih bermanfaat, mungkin ini hasil dari didikan manja orang tua gua, semua jadi serba mudah.
Uang di dompet gua udah kosong melompong untuk membeli tiket dan beli makanan di jalan. Gua mencoba mengelilingi Terminal arjosari untuk mencari ATM di deket sana. Hampir 10 menit gua lalu lalang lalu akhirnya gua bisa bernafas lega, ternyata ATM tidak terlalu jauh dari tempat gua turun tadi. Setelah mengambil beberapa juta dari mesin ATM setelah menarik uang sebanyak 2 kali, Gua mengambil kertas struk yang sudah gua buang ke tempat sampah tadi. Saat gua mengecek nominalnya sebuah angka 1 dan ada 8 digit angka mengikutinya dibelakang, waw... sebanyak inikah uang yang dikirimkan bokap Gua selama ini, setahuku ATM ini diberikan saat ujian nasional kemarin, gua meminta uang hanya buat perpisahan dengan teman teman kelas gw. "Pa ini terlalu banyak".....
Gua masih berdiri di depan ATM. Gua sedang berfikir untuk segera mencari kendaraan untuk menuju kampus-kampus yang ada di kota ini, yang pertama terfikirkan adalah taxi tapi beberapa saat kemudian gua menghapus jauh jauh fikiran itu, gua harus hidup sederhana dan pilihan gua jatuh ke angkot. Mungkin karena gua terlalu fokus menyusun rencana , gua ga sadar bahwa ada seseorang di dekat gua, dari perawakannya dia masih seusia gua, dan dia seorang cewek.
"Mahasiswa baru juga?"
Gua celingak celingkuk mencari siapa yang diajak ngobrol cewek ini.
"Gua bukan indigo yang ngomong sendiri, gua ngomong sama elo" tanya cewek itu sedikit tersenyum melihat kebingungan gua.
"Oh Maaf, maaf. gak kok, eh ya."
Gadis itu lalu tertawa kecil melihat kebingungan gua. Ia sepertinya sudah berdiri di depan ATM sejak gua datang tadi. mungkin dia sedang bosan menunggu.
"Ya atau ga?" pancingnya.
"Gak, gua baru mau tes" jawab gua jujur, walau gak tahu harus tes dimana.
"Oalah, mau ikut tes mandiri toh"
"Mungkin begitu"
"Mungkin?" cewek itu mengerutkan dahu lalu dia tersenyum lebar melihat gua.
"Elu lucu ya, kok kayak linglung gitu" sambungnya.
"Makasih" jawab gua ragu.
"Itu bukan pujian loh"
"Oh maaf" jawabku ragu.
"Hahaha, Bercanda kok,emang elo mau kemana?"
"Kampus" jawabku ragu.
"Kampus apa? kan di sini ada puluhan kampus"
"Yang ada di malang"
"kan memang kita kan lagi dimalang"
"Yang deket deket aja mungkin" jawabku ragu. bodohnya aku gak cari referensi sebelum datang ke sini"
"hahaha... deket dari mana, kamu lucu ya"
"Gua harus bilang makasih atau maaf nih?" takut itu malah hinaan.
"Apa aja deh, kenalin nama gua Friska. Gua mahasiswa baru di Universitas Wijaya" dia mengulurkan tangannya untuk menjabat.
"Gua Adrian.. mmm mantan anak SMA " Jawab gua seraya menjabat tangannya.
"hahaha... ada ada sih aja elo"
"elo ngambil apa di Wijaya?"
"Gua?, Biologi"
"Biologi? mmm belajar biologi seru?" tanyaku penasaran.
"Kalo Gua sih suka, emang elo minatnya apa?"
"Yang bisa ngebuat hidup ini lebih seru dan asik" jawabku jujur. Selama ini hal yang gua idam idamkan.
"hahaha diplomatis bin ngawur jawaban elo" jawab friska.
"Bukan diplomatis, lebih tepatnya Gua bingung aja"
"Bingung? Bingung kenapa?"
TIIIINNN TIIINNNN
Suara klakson motor membuyarkan obrolan kami, seorang cewek berhenti di depan kami berdua.
"Frish udah lama?" tanya cewek yang baru datang itu.
"Udah kering neh gigi gua nunggu elo" jawab friska.
"Maaf maaf, tadi agak macet maklum weekend"
"Gua maafin asal lo traktir gua es cream" goda Friska.
"Ih maruk sekali, udah minta di jemput, sekarang minta di traktir. Nunggunya sama cowok ganteng lagi"
"Eh dasar mulut elo nyablak bener seh, oh iya adrian gw duluan ya, sukses buat Tesnya, ayok bela, tarik"
"Tarik tarik, emang gw angkot"..
"Becanda bela"
"Bener neh gua ga dikenalain nih?"
"Eh elo apa apan sih, malu maluin aja, ayo berangkat"
"Duluan ya ganteng" kata cewek yang dipanggil bela oleh Friska tadi.
Mareka akhirnya melaju memecah kota malang.
Friska, orang pertama yang gua kenal di kota ini.
Oke, Gua udah mutusin buat ikut tes mandiri Universitas Wijaya, jurusan Biologi.
Polling
0 suara
Terlepas dari plot kisah ini, ada di team manakah kalian?
Diubah oleh kawan.betina 16-10-2020 11:01
fernicos dan 153 lainnya memberi reputasi
138
373.2K
Kutip
1.9K
Balasan
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
TS
kawan.betina
#579
[BOOK III] Lembaran ke enam satu (13) - apakah dia?
Quote:
“ Ah buat apa?” tanya gua heran.
“Pegang aja,” paksa Manda. karena gua gak mau ribet Gua pegang tangan manda sambil bengong.
“Berarti impas ya?” Kata Manda.
“Eh sebenarnya maksud elo apa sih?” tanya gua bingung.
“Bukannya tadi elo marah sama Gua gara gara nolak megang tangan elo saat Gua jatuh” kata manda.
“hah?” gua benar benar bingung.
“Sekarang elo kayaknya harus lepas tangan Gua deh, elo megangnya udah kelamaan” jawab manda. Gua melepas tangan manda dengan cepat, heheh gua kelupaan karena tangannya halus banget.
“Siapa juga yang....” manda motong kata kata Gua.
“Udah-udah jangan munafik, Gua tahu elo tuh cowok, elo udah dapet apa yang elo mau, dan Gua ga ada hutang budi apa apa sama elo lagi”. Manda langsung pergi tanpa minta maaf atau mengucapkan terima kasih, heran Gua sama pemikiran cewek satu ini, siapa juga mau megang tangan dia, bukannya malah ngucapin terima kasih eh malah mikir yang aneh aneh, sebel gua.
Akhirnya, rapat para relawan udah selesai lalu Gua memutuskan untuk balik sama vita, Gua juga udah malas lama lama di sana, Gua ngobrol sama si vita di atas motor.
“Tadi manda ngomong apa sama elo?” tanya Vita, tertanya dia lihat kalau gua ngonrol sama Manda di teras.
“gak tau ah! males Gua ngomongin dia!” Jawab gua kesal.
“emang kenapa sih?” tanya Vita penasaran.
“Dia kira Gua marah karena dia nolak pegang tangan gua pas dia jatuh, begok gak tuh.” kata gua kesal.
“hahaha,, emang bener kan, elo marah gara gara dicuekin dia” jawab Vita.
“Ya bener seh tapi esensinya bukan megang tangan, ya karena dia cuek binti sombong binti sengak aja,” kata gua.
“hati-hati lo, nanti jatuh cinta lagi sama dia, lo malah yang nyesel,” ejek Vita.
“Males Gua, udah deh bahas yang lain aja, ini Gua anter elo kemana, udah jam 11 ini?” tanya gua.
“Ga tahu juga hehehe kosan Gua jam segini sudah digembok” kata Vita.
“Lah... terus ? jangan bilang mau nginep di kosan Gua” tanya gua.
“Hah?emang boleh? Gua ga mikir sampe sana loh,atau jangan jangan elo sendiri yang mau Gua nginep di sana” goda Vita.
“Aihh,,,,, kalah deh Gua ngomong sama aktivis kampus, Lidahnya bercabang” Kesal gua. Vita hanya tertawa puas.
“Terus gimana? reza ga nungguin elo di sekretariat?” tanya Gua.
“Gua bilang sama reza kalo Gua udah di kost hehe, kalo dia tahu Gua pulang jam segini, bisa ngamuk dianya,” kata Vita.
“jadi beneren elo mau nginep di kosan Gua?” gua memastikan.
“Mmmm anter Gua ke daerah belakang kampus aja, di sana ada kosan temen himpunan Gua yang buka 24 jam” jawab Vita.
“oke deh”
kami diem beberapa menit..
“ eh BTW tadi elo serius ngajak Gua nginep dikosan elo?” tanya Vita penasaran.
“Emang Gua pernah becanda, serius lah! Mana tega Gua lihat cewek kelayapan malem malem kayak gini, emang kenapa?” tanya gua.
“ga ada apa apa kok, nanti masuk gang sebelum alfamart ya” tanjuk Vita.
“okay bos”
“Makasih udah nganter Gua ian dan mau jadi relawan” kata Vita.
“Sama-sama vit, Gua juga seneng kok ikut jadi relawan apalagi elo juga asik juga anaknya, walau kadang bikin kesel dan gua kalah terus kalau ngomong sama elo,” jawab gua.
Vita tersenyum.
“Maksud senyum elo apa tuh?”
“Kok elo bisa tahu Gua senyum?” tanya Vita di belakang motor gua.
“Spion Gua bukannya ngadep belakang tapi ngadep ke penumpang Gua hehe, Gua ga seneng kalo ngomong tanpa ngeliat orangnya makanya Gua hadepin ke elo haha” jawab gua.
“Aneh aneh aja” vita tersenyum kembali.
“hahaha tuh senyum lagi, manis juga elo vit kalo senyum” canda gua.
“Kalo itu seh udah dari dulu, ian. Tuhan lagi bahagia saat bikin gua dulu,” jawab Vita penuh percaya diri.
“Aduh nyesel Gua muji elo”
******************************************************
Pagi itu Gua berangkat pagi karena tugas Gua udah di booking oleh ipeh cs, Gua duduk santai saja melihat Ipeh cs dan teman teman lain mencotek tugas Gua, kelas sudah lumayan ramai, Jaka dan Linda duduk di singgasana mereka di pojok depan sambil ngobrol-ngobrol tentang pelajaran, di tengah keributan kelas Gua di pagi hari ini.
Vita ternyata baru datang, dari tampangnya seh dia sudah mengerjakan tugas, walaupun vita adalah mahasiswa yang super sibuk, setahu Gua dia juga mahasiswa yang cukup rajin dan pintar, Reza sudah melambai lambaikan tangan ke vita sepertinya reza mau membooking tugas vita, reza kebalikannya vita, reza orangnya rada cuek masalah akademik walaupun Gua akuin di adalah seorang public speaker yang handal.
“Ian”
“hi vit”
“Makaasih tumpangannya kemarin”
“Sama sama vit” jawab gua. Vita berlari menuju Reza sambil tersenyum...
Geplaakkkkk.......
Sebuah buku mendarat di kepala Gua, saat Gua nengok ternyata kerjaannya si ipeh.
“Sakit peh, elo udah selesai ga nyonteknya?” tanya gua.
“Udah tuh lembaran elo lagi di contek sama anak anak yang bringas di belakang” Lembaran tugas Gua di tarik sana sini, emang nasib , Gua yakin nanti saat mereka udah selesai nyontek, lembaran tugas Gua pasti udah lecek abis.
“Emang elo ga bisa kapok ya mbel” Jutek Ipeh.
“Kapok apa? Gua udah ngapain?” kata gua heran.
“Cewek orang elo apain sampe senyum senyum kayak gitu?” korek Ipeh.
“Siapa maksud elo ? vita ? Gua ngapain? gua gak ngapa-ngapain.”
“Nah ini yang buat Gua kesel sama elo mbel, elo tuh udah colak-colek hati orang semau elo tapi elo ga sadar sama sekali. Lo nyebelin banget,” jutek Ipeh.
“Peh, Gua ga ngerasa kayak gitu. Kapan gua colek hati orang?” tanya gua.
“Tapi cewek ngerasa mbel, Friska, Anis, Linda , Kak Desi, dan dilihat dari senyum vita tadi, elo juga udah mulai ngerusak dinding hati orang, emang bener bener dah, gak bisa tobat lo ya.” kata Ipeh. “Gua ingetin elo sebagai sahabat Gua mbel, kadang elo jangan terlalu baik sama orang, apalagi cewek. lo bisa beralasan hanya bantu tapi gak bisa seramah itu mbel,” kata Ipeh lagi.
“ya, Gua usahain” Gua menghela nafas panjang
geplaakkkkkkkkk.....
“Kenapa lagi sih!!” kata gua kepada Ipeh/
“Gua ga suka ekspresi elo tadi” kata Ipeh.
“Emang ekspresi Gua kenapa ipeh!?” kesal gua.
“Bikin greget aja, ahh udahlah,,, pokoknya jangan kayak gitu,” lanjut Ipeh.
“Kok Gua salah mulu” Gua manyum
Geplaakkkkkk.......
“Ya tuhan apa lagi wahai sang ratu ipeh, kepala gua nisa gegar otak lo geplakin terus,”
“jangan gitu juga”.
“aihhhhh besok Gua pake topeng aja deh, asemmm” Gua keluar kelas sambil kesel
“mbel, jangan ngambek seh, kan gua bencanda,”
“bodo!!!”
Hari-hari Gua berjalan normal seperti biasa, tugas yang begitu menumpuk membuat Gua sibuk dengan kertas-kertas dan buku buku. Ipeh cs hampir setiap hari kekosan Gua, karena selain tugas yang mengunung, deket deket uas begini dosen banyak yang mengagendakan kuis. Desi ga pernah lagi menghubungi Gua setelah kejadian itu, agak beda rasanya kost Gua tanpa kehadiran desi tapi Gua akui bila ada dia disaat sekarang ini, Gua yakin Gua malah ga akan bisa konsentrasi. Malam itu, ipeh cs sedang nongkrong di kost Gua, mereka sedang sibuk menyalin tugas untuk besok pagi..
“ian, elo tau ga?” kata Doni.
“Apaan ? elo belum bilang, mana Gua bisa tahu!” kesal gua.
“haha.. elo sedang jadi gosip anak anak maba loh” kata Doni.
“Gosip apaan lagi sih,” jawab gua malas.
“Lo tahukan? Sebelum minggu tenang ada acara pensi maba gitu , acara barunya himpunan ,nah di sana ada pemilhan miss dan mas matematika” terang Doni.
“Gua bukan maba, trus apa hubungannya sama gua. Aneh aja sih,” jawab gua malas.
“Awalnya Gua juga bingung tapi katanya untuk mas dan missnya itu diambil dari semua angkatan nanti nominasinya dipilih sama maba nah habis itu ada pooling pake facebook gitu untuk 5 pasangan terserasi,” kata
“Terus?”
“elo dapet nominasi”
“hah? kok gua?”
“Denger denger syaratnya cowok sama ceweknya harus jomblo atau apa gitu, gak jelas juga infonya, tau tuh yang buat aturan kan anak anak maba, kita mah ngikiut aja, wong ini acara buat seneng seneng mereka,” kata Doni.
“Aduhh bikin repot aja”
“Bukanya elo demen ya mbel, kan elo bisa dapet mangsa gratis, mungkin aja nanti elo di pasangin ma maba atau mala yang cantik-cantik.” Sindir Ipeh.
“Demen apaan, kemarin dinda nanya Gua , Gua jomblo apa ga ? apa ada hubungannya sama ini ya? karena dia dateng tanpa ada angin tanpa ada hujan,” kata gua.
“Setahu Gua seh , adinda itu sekretaris panitia acara pensi itu,” jawab Bobi.
“ye elah pantes dia aneh gitu. aduhh nyusahin aja.” kata gua kesal. Gua menghela nafas panjang...
“Ian, elo ada hubungan apa seh sama vita?” Tanya Doni tiba tiba.
“ha ? ga ada apa apa, dia cuman ngajak Gua ikut jadi relawan acara anak anak gitu deh” jawab gua jujur.
“Kok Gua ngerasa vita kayak beda aja berapa hari ini pas nyapa elo, kayak suka gitu,” kata Doni.
“tuh kan bukan Gua aja yang ngerasa” samber Ipeh gak mau kalah.
“kalian lebay ah” jawab gua.
“Elo hati hati aja ian, jangan sampe reza juga ngerasa, nambah musuh lagi elo,”
“Mending Gua diem di kamar aja ya, kalo keluar kamar kayaknya Gua selalu dideketai masalah, kesel gua,”
*********************************************
Senin pagi h-7 sebelum minggu tenang dan h-7 sebelum acara maba, Gua lagi duduk di parkiran. Rencananya Gua mau bolos karena mendadak Gua bosen banget sama suasana kelas, ipeh cs awalnya mau ikutan bolos tapi karena absensinya sudah mentok, bisa bisa dia ga bisa ikut uas kalo bolos lagi , jadi mereka miih buat jadi anak yang rajin hehehe...
Gua lagi bengong bengong di atas motor.
“Ka ga kuliah?” Dinda tiba tiba berada di depan gua.
“Eh lo kok ngagetin gua terus sih.” kata gua.
“maaf kak, tadi dinda lihat ada dosen di kelas kakak,”
“Maaf maaf jadi contoh buruk, Gua lagi males belajar, jadi bolos aja,” jawab gua.
“wah, tapi gpp lah, kan kakak udah pinter” jawab Dinda.
“wihh bukan gara gara itu lo, Gua lagi males aja kok, oh ya tumben sendiri, biasanya sekarang kan lo sering bergerombol gitu.” tanya gua.
“mmm ga ada apa apa kak, kak , dinda boleh minta biodata lengkap ga ?
“biodata ? buat apa ?”
“buat lomba miss and mas matematika kak” jawab Linda jujur.
“Gua ga pernah daftar loh,” kata gua.
“Ini dipilihan maba kak, boleh ya kak, pleaseee.” Dinda memohon, gua malah gak tega.
“Nanti Gua kirim email deh”
“oke kak, nanti emailnya dinda kirim lewat sms ya”
“oke deh bu sekertaris”
“hah? kok kakak tahu”
“hahah, tahu aja” jawab gua.
“Kak?” panggil Dinda.
“Ya?” jawab gua.
“kakak beneran jomblo kan?”
“ya dinda, kecuali kalo dinda pacaran sama kakak, ya kakak ga jomblo lagi haha” Canda gua. Dinda malu wajahnya memerah. “Tapi sebelumnya Gua bisa digorok sama cowok elo din haha” canda gua.
“Dinda, kakak balik dulu ya, takutnya dosennya liat kakak bolos gini, bisa bisa kakak kena masalah lagi hehe” kata gua. dinda hanya mengangguk pelan sambil tersenyum Gua langsung capcus pergi dengan motor Gua.
telfon :
Vita : ian, nanti malem bisa ketemu ga ?
Gua : kan besok juga ketemu di sengkaling buat rapat relawan
Vita : mau ya, jemput Gua dikost ya, nanti Gua kirimin alamatnya
Gua : lah, oke deh..
Vita : jangan sampe lupa
Gua : iyeee
“Pegang aja,” paksa Manda. karena gua gak mau ribet Gua pegang tangan manda sambil bengong.
“Berarti impas ya?” Kata Manda.
“Eh sebenarnya maksud elo apa sih?” tanya gua bingung.
“Bukannya tadi elo marah sama Gua gara gara nolak megang tangan elo saat Gua jatuh” kata manda.
“hah?” gua benar benar bingung.
“Sekarang elo kayaknya harus lepas tangan Gua deh, elo megangnya udah kelamaan” jawab manda. Gua melepas tangan manda dengan cepat, heheh gua kelupaan karena tangannya halus banget.
“Siapa juga yang....” manda motong kata kata Gua.
“Udah-udah jangan munafik, Gua tahu elo tuh cowok, elo udah dapet apa yang elo mau, dan Gua ga ada hutang budi apa apa sama elo lagi”. Manda langsung pergi tanpa minta maaf atau mengucapkan terima kasih, heran Gua sama pemikiran cewek satu ini, siapa juga mau megang tangan dia, bukannya malah ngucapin terima kasih eh malah mikir yang aneh aneh, sebel gua.
Akhirnya, rapat para relawan udah selesai lalu Gua memutuskan untuk balik sama vita, Gua juga udah malas lama lama di sana, Gua ngobrol sama si vita di atas motor.
“Tadi manda ngomong apa sama elo?” tanya Vita, tertanya dia lihat kalau gua ngonrol sama Manda di teras.
“gak tau ah! males Gua ngomongin dia!” Jawab gua kesal.
“emang kenapa sih?” tanya Vita penasaran.
“Dia kira Gua marah karena dia nolak pegang tangan gua pas dia jatuh, begok gak tuh.” kata gua kesal.
“hahaha,, emang bener kan, elo marah gara gara dicuekin dia” jawab Vita.
“Ya bener seh tapi esensinya bukan megang tangan, ya karena dia cuek binti sombong binti sengak aja,” kata gua.
“hati-hati lo, nanti jatuh cinta lagi sama dia, lo malah yang nyesel,” ejek Vita.
“Males Gua, udah deh bahas yang lain aja, ini Gua anter elo kemana, udah jam 11 ini?” tanya gua.
“Ga tahu juga hehehe kosan Gua jam segini sudah digembok” kata Vita.
“Lah... terus ? jangan bilang mau nginep di kosan Gua” tanya gua.
“Hah?emang boleh? Gua ga mikir sampe sana loh,atau jangan jangan elo sendiri yang mau Gua nginep di sana” goda Vita.
“Aihh,,,,, kalah deh Gua ngomong sama aktivis kampus, Lidahnya bercabang” Kesal gua. Vita hanya tertawa puas.
“Terus gimana? reza ga nungguin elo di sekretariat?” tanya Gua.
“Gua bilang sama reza kalo Gua udah di kost hehe, kalo dia tahu Gua pulang jam segini, bisa ngamuk dianya,” kata Vita.
“jadi beneren elo mau nginep di kosan Gua?” gua memastikan.
“Mmmm anter Gua ke daerah belakang kampus aja, di sana ada kosan temen himpunan Gua yang buka 24 jam” jawab Vita.
“oke deh”
kami diem beberapa menit..
“ eh BTW tadi elo serius ngajak Gua nginep dikosan elo?” tanya Vita penasaran.
“Emang Gua pernah becanda, serius lah! Mana tega Gua lihat cewek kelayapan malem malem kayak gini, emang kenapa?” tanya gua.
“ga ada apa apa kok, nanti masuk gang sebelum alfamart ya” tanjuk Vita.
“okay bos”
“Makasih udah nganter Gua ian dan mau jadi relawan” kata Vita.
“Sama-sama vit, Gua juga seneng kok ikut jadi relawan apalagi elo juga asik juga anaknya, walau kadang bikin kesel dan gua kalah terus kalau ngomong sama elo,” jawab gua.
Vita tersenyum.
“Maksud senyum elo apa tuh?”
“Kok elo bisa tahu Gua senyum?” tanya Vita di belakang motor gua.
“Spion Gua bukannya ngadep belakang tapi ngadep ke penumpang Gua hehe, Gua ga seneng kalo ngomong tanpa ngeliat orangnya makanya Gua hadepin ke elo haha” jawab gua.
“Aneh aneh aja” vita tersenyum kembali.
“hahaha tuh senyum lagi, manis juga elo vit kalo senyum” canda gua.
“Kalo itu seh udah dari dulu, ian. Tuhan lagi bahagia saat bikin gua dulu,” jawab Vita penuh percaya diri.
“Aduh nyesel Gua muji elo”
******************************************************
Pagi itu Gua berangkat pagi karena tugas Gua udah di booking oleh ipeh cs, Gua duduk santai saja melihat Ipeh cs dan teman teman lain mencotek tugas Gua, kelas sudah lumayan ramai, Jaka dan Linda duduk di singgasana mereka di pojok depan sambil ngobrol-ngobrol tentang pelajaran, di tengah keributan kelas Gua di pagi hari ini.
Vita ternyata baru datang, dari tampangnya seh dia sudah mengerjakan tugas, walaupun vita adalah mahasiswa yang super sibuk, setahu Gua dia juga mahasiswa yang cukup rajin dan pintar, Reza sudah melambai lambaikan tangan ke vita sepertinya reza mau membooking tugas vita, reza kebalikannya vita, reza orangnya rada cuek masalah akademik walaupun Gua akuin di adalah seorang public speaker yang handal.
“Ian”
“hi vit”
“Makaasih tumpangannya kemarin”
“Sama sama vit” jawab gua. Vita berlari menuju Reza sambil tersenyum...
Geplaakkkkk.......
Sebuah buku mendarat di kepala Gua, saat Gua nengok ternyata kerjaannya si ipeh.
“Sakit peh, elo udah selesai ga nyonteknya?” tanya gua.
“Udah tuh lembaran elo lagi di contek sama anak anak yang bringas di belakang” Lembaran tugas Gua di tarik sana sini, emang nasib , Gua yakin nanti saat mereka udah selesai nyontek, lembaran tugas Gua pasti udah lecek abis.
“Emang elo ga bisa kapok ya mbel” Jutek Ipeh.
“Kapok apa? Gua udah ngapain?” kata gua heran.
“Cewek orang elo apain sampe senyum senyum kayak gitu?” korek Ipeh.
“Siapa maksud elo ? vita ? Gua ngapain? gua gak ngapa-ngapain.”
“Nah ini yang buat Gua kesel sama elo mbel, elo tuh udah colak-colek hati orang semau elo tapi elo ga sadar sama sekali. Lo nyebelin banget,” jutek Ipeh.
“Peh, Gua ga ngerasa kayak gitu. Kapan gua colek hati orang?” tanya gua.
“Tapi cewek ngerasa mbel, Friska, Anis, Linda , Kak Desi, dan dilihat dari senyum vita tadi, elo juga udah mulai ngerusak dinding hati orang, emang bener bener dah, gak bisa tobat lo ya.” kata Ipeh. “Gua ingetin elo sebagai sahabat Gua mbel, kadang elo jangan terlalu baik sama orang, apalagi cewek. lo bisa beralasan hanya bantu tapi gak bisa seramah itu mbel,” kata Ipeh lagi.
“ya, Gua usahain” Gua menghela nafas panjang
geplaakkkkkkkkk.....
“Kenapa lagi sih!!” kata gua kepada Ipeh/
“Gua ga suka ekspresi elo tadi” kata Ipeh.
“Emang ekspresi Gua kenapa ipeh!?” kesal gua.
“Bikin greget aja, ahh udahlah,,, pokoknya jangan kayak gitu,” lanjut Ipeh.
“Kok Gua salah mulu” Gua manyum
Geplaakkkkkk.......
“Ya tuhan apa lagi wahai sang ratu ipeh, kepala gua nisa gegar otak lo geplakin terus,”
“jangan gitu juga”.
“aihhhhh besok Gua pake topeng aja deh, asemmm” Gua keluar kelas sambil kesel
“mbel, jangan ngambek seh, kan gua bencanda,”
“bodo!!!”
Hari-hari Gua berjalan normal seperti biasa, tugas yang begitu menumpuk membuat Gua sibuk dengan kertas-kertas dan buku buku. Ipeh cs hampir setiap hari kekosan Gua, karena selain tugas yang mengunung, deket deket uas begini dosen banyak yang mengagendakan kuis. Desi ga pernah lagi menghubungi Gua setelah kejadian itu, agak beda rasanya kost Gua tanpa kehadiran desi tapi Gua akui bila ada dia disaat sekarang ini, Gua yakin Gua malah ga akan bisa konsentrasi. Malam itu, ipeh cs sedang nongkrong di kost Gua, mereka sedang sibuk menyalin tugas untuk besok pagi..
“ian, elo tau ga?” kata Doni.
“Apaan ? elo belum bilang, mana Gua bisa tahu!” kesal gua.
“haha.. elo sedang jadi gosip anak anak maba loh” kata Doni.
“Gosip apaan lagi sih,” jawab gua malas.
“Lo tahukan? Sebelum minggu tenang ada acara pensi maba gitu , acara barunya himpunan ,nah di sana ada pemilhan miss dan mas matematika” terang Doni.
“Gua bukan maba, trus apa hubungannya sama gua. Aneh aja sih,” jawab gua malas.
“Awalnya Gua juga bingung tapi katanya untuk mas dan missnya itu diambil dari semua angkatan nanti nominasinya dipilih sama maba nah habis itu ada pooling pake facebook gitu untuk 5 pasangan terserasi,” kata
“Terus?”
“elo dapet nominasi”
“hah? kok gua?”
“Denger denger syaratnya cowok sama ceweknya harus jomblo atau apa gitu, gak jelas juga infonya, tau tuh yang buat aturan kan anak anak maba, kita mah ngikiut aja, wong ini acara buat seneng seneng mereka,” kata Doni.
“Aduhh bikin repot aja”
“Bukanya elo demen ya mbel, kan elo bisa dapet mangsa gratis, mungkin aja nanti elo di pasangin ma maba atau mala yang cantik-cantik.” Sindir Ipeh.
“Demen apaan, kemarin dinda nanya Gua , Gua jomblo apa ga ? apa ada hubungannya sama ini ya? karena dia dateng tanpa ada angin tanpa ada hujan,” kata gua.
“Setahu Gua seh , adinda itu sekretaris panitia acara pensi itu,” jawab Bobi.
“ye elah pantes dia aneh gitu. aduhh nyusahin aja.” kata gua kesal. Gua menghela nafas panjang...
“Ian, elo ada hubungan apa seh sama vita?” Tanya Doni tiba tiba.
“ha ? ga ada apa apa, dia cuman ngajak Gua ikut jadi relawan acara anak anak gitu deh” jawab gua jujur.
“Kok Gua ngerasa vita kayak beda aja berapa hari ini pas nyapa elo, kayak suka gitu,” kata Doni.
“tuh kan bukan Gua aja yang ngerasa” samber Ipeh gak mau kalah.
“kalian lebay ah” jawab gua.
“Elo hati hati aja ian, jangan sampe reza juga ngerasa, nambah musuh lagi elo,”
“Mending Gua diem di kamar aja ya, kalo keluar kamar kayaknya Gua selalu dideketai masalah, kesel gua,”
*********************************************
Senin pagi h-7 sebelum minggu tenang dan h-7 sebelum acara maba, Gua lagi duduk di parkiran. Rencananya Gua mau bolos karena mendadak Gua bosen banget sama suasana kelas, ipeh cs awalnya mau ikutan bolos tapi karena absensinya sudah mentok, bisa bisa dia ga bisa ikut uas kalo bolos lagi , jadi mereka miih buat jadi anak yang rajin hehehe...
Gua lagi bengong bengong di atas motor.
“Ka ga kuliah?” Dinda tiba tiba berada di depan gua.
“Eh lo kok ngagetin gua terus sih.” kata gua.
“maaf kak, tadi dinda lihat ada dosen di kelas kakak,”
“Maaf maaf jadi contoh buruk, Gua lagi males belajar, jadi bolos aja,” jawab gua.
“wah, tapi gpp lah, kan kakak udah pinter” jawab Dinda.
“wihh bukan gara gara itu lo, Gua lagi males aja kok, oh ya tumben sendiri, biasanya sekarang kan lo sering bergerombol gitu.” tanya gua.
“mmm ga ada apa apa kak, kak , dinda boleh minta biodata lengkap ga ?
“biodata ? buat apa ?”
“buat lomba miss and mas matematika kak” jawab Linda jujur.
“Gua ga pernah daftar loh,” kata gua.
“Ini dipilihan maba kak, boleh ya kak, pleaseee.” Dinda memohon, gua malah gak tega.
“Nanti Gua kirim email deh”
“oke kak, nanti emailnya dinda kirim lewat sms ya”
“oke deh bu sekertaris”
“hah? kok kakak tahu”
“hahah, tahu aja” jawab gua.
“Kak?” panggil Dinda.
“Ya?” jawab gua.
“kakak beneran jomblo kan?”
“ya dinda, kecuali kalo dinda pacaran sama kakak, ya kakak ga jomblo lagi haha” Canda gua. Dinda malu wajahnya memerah. “Tapi sebelumnya Gua bisa digorok sama cowok elo din haha” canda gua.
“Dinda, kakak balik dulu ya, takutnya dosennya liat kakak bolos gini, bisa bisa kakak kena masalah lagi hehe” kata gua. dinda hanya mengangguk pelan sambil tersenyum Gua langsung capcus pergi dengan motor Gua.
telfon :
Vita : ian, nanti malem bisa ketemu ga ?
Gua : kan besok juga ketemu di sengkaling buat rapat relawan
Vita : mau ya, jemput Gua dikost ya, nanti Gua kirimin alamatnya
Gua : lah, oke deh..
Vita : jangan sampe lupa
Gua : iyeee
bebyzha dan 32 lainnya memberi reputasi
33
Kutip
Balas
Tutup