geminidotcomAvatar border
TS
geminidotcom
Analisa Menggunakan Pendekatan Indeks Material, Industri Keripik Durian Di Songgon

BANYUWANGI, KASKUS- Setelah melakukan analisis mengenai potensi ekonomi pada daerah Banyuwangi khususnya di Kecamatan Songgon. Saya mahasiswa program study Ekonomi Pembangunan, FEB, UMM. Akan memberitahukan hasil analisis saya menggunakan pendekatan indeks material.

Satu lagi destinasi wisata dikembangkan di Banyuwangi, Jawa Timur. Kampung Durian, menjadi tempat liburan wisatawan yang ingin menikmati berbagai varian durian yang ada di Banyuwangi, mulai dari durian merah, durian kuning, durian orange, hingga durian pelangi.

Kampung Durian ini terletak di Desa Songgon, Kecamatan Songgon, Banyuwangi. Tempat ini diresmikan oleh Bupati Banyuwangi yaitu Abdullah Azwar Anas pada hari Sabtu, 17 Maret 2018.

Songgon merupakan salah satu daerah penghasil durian. Di Kecamatan Songgon ini terdapat 465 hektare lahan yang ditanami durian. Khusus durian, terdapat sekitar 4.000 pohon durian.


Cara untuk mengetahui industri Keripik Durian di Desa Songgon, Kecamatan Songgon ini tergolong dalam industri yang berorientasi pada bahan baku, tenaga kerja ataupun pasar. Maka harus mengetahui pertimbangan lokasi industri tersebut yaitu dengan menghitung Jumlah IM (Indeks Matrial) yaitu :

·      IM > 1 maka lokasi industri beorientasi dekat dengan bahan baku

·      IM < 1 lokasi industri beorientasi pada pasar

·      IM = 1 maka oreintasi lokasi indutri berada diantara bahan baku dan pasar. 


Rumus :

Indeks Material = bobot bahan baku : bobot barang jadi

Besar Indeks Material pada Industri Keripik Durian : 





Berdasarkan tabel perhitungan indeks material diatas menunjukan bahwa seluruh industri keripik durian di Desa Songgon memiliki IM = 1. Industri keripik durian ini berarti beroreintasi lokasi indutri berada diantara bahan baku dan pasar. Indeks Material menunjukan hampir semua nilai pada industri ini menunjukan IM = 1.

Industri keripik durian yang berada di Desa Songgon, Kecamatan Songgon, Kabupaten Banyuwangi terdiri dari beberapa industri yang berkumpul dalam satu wilayah. Industri keripik durian di desa ini termasuk dalam golongan industri rumah tangga. Karena, jumlah tenaga kerja yang bekerja diindustri ini sangat sedikit. Weber menyatakan bahwa lokasi setiap industri tergantung pada total biaya transportasi dan tenaga kerja di mana penjumlahan keduanya harus minimum. Tempat dimana total biaya transportasi dan tenaga kerja yang minimum adalah identik dengan tingkat keuntungan yang maksimum.


Studi kasus di industri keripik durian di Desa Songgon, Kecamatan Songgon, Kabupaten Banyuwangi. Penentuan lokasi di industri keripik di Desa Songgon berorientasi kepada bahan baku dan pasar langsung di daerah tersebut. Pembuatan keripik durian berbahan baku ada beberapa macam durian. Durian yang dipakai untuk pembuatan keripik durian ini yakni durian merah, durian orange, durian pelangi, dan durian kuning. Semua bahan tersebut diambil langsung dari kebunnya yang berada di Desa Songgon. Karena di lokasi ini ditetapkan sebagai destinasi wisata dan edukasi. Jadi pemasaran keripik durian ini langsung di tempat wisata tersebut yaitu Wisata Kampung Durian atau biasanya dijual di toko-toko tidak jauh dari daerah wisata tersebut. Keripik durian ini juga laris-manis dibeli pengunjung untuk oleh-oleh dibawa pulang. Tidak hanya keripik durian saja di wisata ini pengunjung juga bisa memakan langsung buah durian hasil dari pohonnya, pengunjung bisa bermain di rumah pohon yang sudah disediakan untuk dijadikan area berfoto, dan menikmati suasana wisata kampng durian yang indah . 


Tenaga kerja di industri ini berasal dari warga setempat. Jarak lokasi tenaga yang cukup dekat juga menjadi pertimbangan pemilik usaha untuk memilih tenaga kerja yang akan bekerja di usaha. Karena dari segi jarak juga di perhitungkan untuk upah biaya kerja. Biaya upah yang dikeluarkan pemilik usaha tas ini juga sangat kecil dibandingkan dengan omzet yang mereka dapat setiap bulan yang mencapai lebih dari 15 juta. Upah yang di peroleh oleh tenaga kerja sekitar 500 ribu hingga 1,2 juta upah tersebut juga masih dibawah UMK Banyuwangi yang berkisar 2,3 juta. Pemasarannya keripik durian ini tidak menggunakan via online yang artinya apabila pelanggan ingin menyicipi keripik durian ini harus dating langsung ke Desa Songgon ini.

Saran saya, seharusnya di kehidupan modern ini harus memperbarui cara penjualan keripik durian ini menggunakan via online. Manfaat menggunakan via online ini juga lumayan cukup besar, yang mana dimasa pandemic ini sangat membantu untuk melakukan transaksi secara langsung dan mengurangi penyebaran virus ini. Pemasaran melalui via online atau sosial media pun juga sangat memperoleh keuntungan yang maksimal karena para pelaku usaha tidak mengeluarkan biaya pengiriman karena biaya yang dibebankan kepada calon pembeli, pengirimannya bisa menggunakan jalur ekspedisi seperti JNE, TIKI, Maupun Pos.

Yang harus menjadi perhatian Pemerintah Desa Songgon dan Pemerintah Kabupaten Banyuwangi  mengenai Kampung Durian ini adalah  kurangnya fasilitas pendukung pada objek wisata ini seperti belum adanya toko yang menjual hasil olahan pertanian Kampung Durian. Selain itu  infrastruktur jalannya juga masih kurang memadai karena dari pintu gerbang Kampung Durian menuju lokasi ke beberapa tempat wisata seperti Pemandian Blue Lagoon, Batu Hitam dan Linkin Garden, untuk akses jalannya hanya cukup dilewati sepeda motor dan pejalan kaki. Hal ini menyulitkan pengunjung yang membawa mobil karena harus memarkir kendaraanya di jalan raya  depan pintu gerbang Kampung Durian.


felir
felir memberi reputasi
1
582
1
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
odedanqyuAvatar border
OWNER
odedanqyu
#1
mantab, di tunggu kelanjutannya....
0