Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

.Boyo.Avatar border
TS
.Boyo.
Mata Sang Petarung


Note: Tulisan ini rawan macet, tapi akan saya usahakan sampai ada kata Tamat.

Silahkan menikmati cerita ini dengan secangkir kopi hangat, monggo juragan.





Part 1

Jalanku tertatih-tatih, entah sudah berapa lama aku berlari tak tentu arah. Pakaianku pun sudah bercampur dengan debu jalanan, rasa haus mendera tapi aku terus berjalan tak ada arah tujuan.

Di ujung jalan kulihat beberapa anak muda seusiaku yang bergerombol, tatapan mereka seakan tak bersahabat.

Jalanku pun dicegat oleh seseorang yang bertubuh tambun, dari pakaian seragamnya mereka adalah siswa menengah tingkat pertama.

"Hei, bocah! Lo ada duit ga?" Sergahnya ketika menghalangi jalanku.

"Gak ada bang, maaf... " ujarku sambil menunduk ke bawah.

"Bohong lo, coba sini gw periksa," selanjutnya kantong celanaku di rogohnya dan si tambun itupun merasa kecewa, karena tak mendapatkan apa yang ia inginkan.

Kawan-kawannya tertawa seakan mengejek si tambun yang telah salah sasaran, aku hanya bisa diam dengan tingkah laku mereka. Lalu dengan sedikit kesal si tambun mendorongku.

"Sono jalan lo, gw pikir tampang ganteng banyak duit taunya sama aja kaya si Cakra kere!" lalu tawanya pun lepas macam dedemit penunggu gunung Merapi.

"Sialan lo Bombom," ucap sosok pemuda ganteng yang sedang memperbaiki senar gitarnya.

Aku melirik sosok itu, ada rasa yang aneh ketika menatap dirinya. Rasanya diriku sudah mengenalnya sejak lama, tapi entah dimana? Pikiranku tak bisa menemukan sosok itu, karena memang baru pertama kali aku ini bertemu.

"Udah sono lo jalan, ntar balik lagi kalau dah jadi kaya!" Ujar sosok tambun yang dipanggil Bombom tadi.

Aku hanya diam, dan meneruskan langkah kaki yang sudah mulai gontai. Kulihat ada sebuah halte, kakiku yang mulai letih dan berat mengharuskan diri ini beristirahat sejenak.

Kulihat langit yang semakin cerah, mentari mulai garang ingin menunjukkan bahwa dirinya sebagai sang penguasa siang. Peluh keringat membasahi kaosku, kulihat ada botol bekas berisi sedikit air.

Tanpa basa-basi, aku pun segera mengambilnya. Kuminum sampai habis hingga tak tersisa setetes air pun. Tenggorokanku pun terasa lega, sungguh nikmat yang terasa ketika meneguk air hanya untuk bertahan hidup.

Tatapan orang yang menunggu bus pun seperti jijik melihatku, mungkin orang kota akan berfikiran hal yang kulakukan adalah jorok. Mereka hanya tahu luarnya saja, tapi apakah mereka tahu kalau aku sudah kehausan dan butuh minum?

Aku kembali berjalan di iringi dengan mata-mata yang menatapku dengan pandangan aneh, aku masa bodoh dengan tatapan mereka dan terus berjalan, tak terasa perutku mulai bersuara sepertinya ingin minta jatah untuk sedikit diberikan makanan, hingga akhirnya aku berada pada sebuah warung yang sepi dari tempat keramaian.

Kuperhatikan tak ada orang yang lalu lalang, lantas kudekati warung itu dengan perlahan dan mengambil sebuah roti yang dipajang di meja depan. Naas, ada orang yang melihatku dan berteriak maling.

Aku pun terus berlari, teriakan itu memberikan efek yang luar biasa puluhan orang pun langsung mengejarku dengan wajah yang garang.

Nafasku terengah, tenagaku sudah mulai habis. Tapi terus kupaksakan untuk berlari tanpa arah, lalu...

#Bersambung
Diubah oleh .Boyo. 03-11-2020 14:47
fitriasarina
tien212700
ciptoroso
ciptoroso dan 13 lainnya memberi reputasi
12
8.9K
93
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
paijorojo99Avatar border
paijorojo99
#15
Mikin pinisirin nih...emoticon-Cool
emoticon-Jempol
Diubah oleh paijorojo99 05-11-2020 03:49
.Boyo.
bonekdroid
bonekdroid dan .Boyo. memberi reputasi
2
Tutup