Waktu itu saya masih kecil, mengingat makanan yang sangat paling saya senangi dan sangat berkesan bagi saya sampai saat ini. Nasi goreng kampung, begitulah orang menyebutnya. Nasi goreng yang sangat sederhana yang dibuat oleh ibu saya. Waktu itu makanan belum begitu banyak dan beragam seperti saat ini. Keadaan ekonomi pun pas-pasan untuk makan ya harus ngirit karena anggota keluarga yang banyak.

Malam hari, dimana suasa sepi dan hujan. Namun, perut ini keroncongan.

"Ibu, aku lapar." Ucapku kepada ibu.

Hanya ada 2 telur dan nasi, sedangakan semua orang rumah belum makan. Akhirnya ibu membuat nasi goreng. Mencoba mencari, siapa tau ada sisa sambal tadi pagi untuk dijadikan bumbu nasi goreng.

"Iya nak, sebentar ibu mau masak nasi goreng dulu." Kata Ibu.

"Baik bu." Ucapku dengan senang.

Ibu melangkah ke dapur, mulai mengiris bawang merah, bawang putih, dan cabe. Menyalakan kompor, menuang minyak jelantah, lalu masak telur dan di buat orak-arik tujuannya biar gak rebutan karena hanya ada 2 telur yang tersisa.

Lalu memasukkan sisa sambal yang ada tadi pagi dan irisan bawang serta cabe. Aroma itu sangat sedap dan semakin membuat perut semakin lapar. Semakin tak sabar diri ini menyantap nasi goreng itu.

Ibu yang sedang sibuk memasak, sambil aku menunggu disebelahnya karena ingin tahu cara memasaknnya. Tak lama kemudian nasi goreng pun jadi.

Dengan senang hati, aku mengambil piring. Lalu menyantapnya dengan lahap sekali. Hatiku sangat senang jika menemukan telur orak-arik yang ada di piringku. Seperti menemukan berlian. Wkwkwk terlalu berlebihan. Tapi memang waktu itu telur merupakan makanan yang mewah bagi kami.

Perut kenyang, hatipun senang. Itulah yang aku rasakan saat itu.

Aaahh.. rasanya sangat merindukan masa-masa itu. Meskipun hanya minyak jelantah, sisa sambal, dan telur orak-arik, tetapi sangat berkesan dibenakku sampai saat ini.