Sosok Itu

Ini sudah tiga hari sejak aku tinggal di rumah baru, kami sekeluarga memutuskan pindah setelah ayah mendapatkan pekerjaan baru di Jakarta. Sebelumnya aku bersama keluargaku menempati rumah nenek di Bandung. Awalnya aku sudah merasakan ada hal ganjil di rumah baruku, mulai dari noda coklat mirip darah di kamar mandi atau kemunculan banyak serangga secara mendadak di sana. Semua itu awalnya kuanggap biasa saja sampai aku benar benar melihat sosok mengerikannya.

Hari itu adalah hari dimana hujan sangat deras, untungnya aku sudah tiba dirumah sebelum magrib. Ayahku yang belum pulang ke rumah tampaknya akan pulang larut malam ini. Aku pun meronggoh ponselku di sana ada pesan dari ibu bahwa dirinya akan pulang larut malam juga karena harus menemani adiknya yang sedang sekarat di rumah sakit, aku pun akan sendiriaan selama beberapa jam. Setelah makan aku pun memutuskan untuk mengganti bajuku, aku agak takut mandi karena kamar mandiku selalu terlihat mengerikan. Lebih parahnya lagi kamar mandi itu ada tepat di depan kamarku, apalagi sekarang aku sedang sendiriaan. "lebih baik main ponsel saja," ujarku.

Untuk mengusir rasa takutku aku pun segera membuka laman sosmedku, untunglah ketakutanku segera terselesaikan. Namun hal menakutkan pun segera terjadi, rumahku mengalami mati lampu, hujan deras dan guntur di luar pun semakin membuatku takut. "ada apa gerangan? kenapa mati lampu?" ujarku panik.

Aku segera menyalakan senter dari ponselku, dan mengarahkannya ke sekeliling kamarku dan aku menghentikannya pada salah satu titik tepat di depan kamarku, aku mendengar suara dengungan banyak nyamuk dari sana mirip dengungan lebah. Aku pun segera berjalan, karena ingin cepat cepat ke ruang tamu, tapi berhubung kamarku letaknya di depan kamar mandi itu, aku pun mulai mematung. Rasa ngeriku bertambah ketika aku melihat sesosok kaki pucat keluar dari kamar mandi, aku mengatupkan mulutku agar tetap tenang tapi aku merasakan aura dingin mengitari sekelilingku.

Sosok itu berambut acak acakan dan panjang tak terurus, tubuh kakunya semakin mendekati kamarku, aura dingin semakin menusuk tengkukku. Cahaya senter ponselku pun mati, aku yang panik dan takut pun menangis kencang sambil bersembunyi di balik selimut. Hingga akhirnya aku terbangun saat ayah dan ibuku tiba di rumah malam itu. Malam itu samar samar kudengar suara kikikan perempuan dari dalam kamar mandi itu seolah olah menertawakan ketakutanku.