Negara Indonesia kembali bergejolak dengan adanya pengesahan Omnibus Law UU Cipta Kerja (Ciptaker) yang sudah diketok palu. Konon beberapa isi dari UU ini banyak yang menunai pro dan kontra di kalangan masyarakat, terutama para kaum buruh. Namun, sekali lagi masyarakat Indonesia diharapkan tidak terpancing dengan kabar hoaks yang berseliweran tentang UU ini.

Mungkin hal inilah yang juga menjadi salah satu faktor terjadinya demo alias aksi penolakan terhadap Omnibus Law UU Cipta Kerja (Ciptaker). Sebetulnya, kita tuh harus lebih berpikiran secara positif dulu dan jangan mudah terpancing esmosi. Kasihan juga para pendemo yang terluka dan juga aksi ricuhnya tersebut membuat fasilitas umum rusak parah. Duh, kalau gini kan tetap saja pemerintah setempat yang turun tangan untuk memperbaikinya 😁. Apalagi lagi ada wabah Corona sepert ini, mendingan demo via online saja lebih aman hehee.

Ngomongin soal emosi, ada kaitannya nih dengan kabar yang akan TS bahas masih seputar demo. Demo penolakan pengesahan Omnibus Law UU Cipta Kerja (Ciptaker)ini juga terjadi loh di kota Parepare yang dilakukan oleh Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Parepare.

Dalam demo ini pun ternyata terjadi kericuhan juga 🙈. Para pendemo atau massa di kota Parepare ini sempat menyandera satu buah truk kontainer. Terus, mereka juga melakukan aksi membakar ban di tengah jalan dan memblokir akses pertigaan jalan dalam waktu satu jam.

Hal ini terang saja membuat masyarakat sedikit geram karena aktivitas mereka harus terhalang oleh aksi demo ini. Makanya, tak heran apabila ada seorang sopir atau orang yang mengendarai mobil tampak emosi dan mengacungkan parang dari dalam mobil. Selain mengeluarkan parang, sopir tersebut pun sempat memaki atau mengeluarkan kata-kata kepada massa yang tengah berdemo itu. Soalnya, mobil yang ia kendarai itu juga jadi korban pemblokiran alias ditahan oleh pendemo.

Wuih, ngeri nih bisa punya senjata tajam dan asalnya dari mana tuh ya? Terus, kok naik mobil sempat-sempatnya bawa parang. Apa mungkin untuk jaga-jaga diri atau profesi orang ini ada hubungannya dengan parang, semisal petani gitu? 😁.

Kemudian, para mahasiswa yang melihat si sopir mengacungkan senjata tajam alias parang pun langsung menghindar karena pastinya ngeri dan takut kena. Akhirnya, mobil dan penggunanya berhasil menerobos keluar dari kerumuman mahasiswa sambil tancap gas juga.

Memang sih aksi demo menurut TS itu nyatanya menganggu aktivitas orang lain. Soalnya mereka demo di jalan atau di jalur tempat umum dimana orang lain pun juga berhak melewati jalan tersebut. Apalagi jalur atau jalan utama yang dilewati oleh banyak kendaraan dan bisa menimbulkan kemacetan.

Mungkin aksi penolakan ini baik karena tengah menyuarakan aspirasi masyarakat terutama kaum buruh, tetapi kalau boleh pilih adakah jalan lain yang bisa ditempuh tanpa harus berdemo? Kasihan juga sih orang lain yang kena sasaran juga. Misalnya dengan jalan diskusi seperti yang dilakukan oleh para perwakilan ketua BEM Mahasiswa tahun lalu 😁.

Overall, untuk kasus ini ane sebagai orang awam tidak pro maupun kontra, meskipun dulu TS juga pernah mengalami jadi seorang karyawan dengan upah UMK. Hanya bisa berdoa yang terbaik untuk kesejahteraan masyarakat Indonesia yang lebih merata saja. Aamiin.