Bab 3 Part 57,


Sambil berbagi tempat tidur kecil milik tommy, gw mangutak-atik hp tanpa alasan. Gw sekarang sedang mikirin gimana caranya ngomong ke luna soal aliya



Gw jadi uring-uringan sendiri, kalau gw ngasih tau malam ini dan luna tau aliya lagi tidur di kamar gw sekarang, bisa-bisa luna nyamperin kemari. Tapi kalau gw ngasih taunya besok luna juga pasti ngamuk kenapa gw gak ngasih tau lebih dulu



Muncul niat untuk merahasiakan ini semua, toh aliya cuma beberapa hari disini, resikonya gede kalau ketahuan karena luna bakal mikir semakin yang enggak-enggak.



Gw menyerah lalu mencoba untuk tidur.

*

Kamar mulai terasa pengap, matahari sudah mengintip dari balik ventilasi. Mata gw terbuka sedikit sambil tangan gw meraba-raba mencari hp.



Gw terperanjat langsung sadar saat melihat jam di layar hp sudah menunjuk jam 10 pagi. Gw ingat ada anak ayam yang harus gw kasih makan.

Gw langsung bergegas keluar kamar tommy dan mendapati aliya sedang ngobrol dengan tommy di depan kamar gw.



Gw ambil sebatang rokok yang gw tau milik tommy, membakarnya lalu menyesap kebulan kenikmatan yang menjalar mengisi paru sampai ke otak membantu gw tersadar 100%



Gw makan nasi lalapan tadi sambil duduk bersila di lantai, sedangkan aliya tiduran di tempat tidur memainkan hpnya sambil mengarahkan kipas yang di setel kencang mengarah ke wajahnya.



Gw udah tau semalam aliya udah ngabarin keluarganya, sampai berantem di telpon malah. Gw gak mau to the poin aja, gak mau terkesan terlalu ikut campur.



Merinding bulu roma gw mengingat apa pekerjaan bokap aliya ini. Gak heran kalau anaknya barbar gini meski perempuan.

Gw lanjutkan makan gw sampai selesai, lalu kembali membuka obrolan,



Gw mengantar aliya memakai motor tommy ke hotel yang gak begitu jauh dari kos-kosan gw. Benar sekali, gw pakai motor tommy untuk jaga-jaga, takutnya luna bisa mengenali motornya di jalan, bisa ribet. Gw berniat merahasiakan soal aliya dari luna, cuma sampai hari minggu ini, bisalah pikir gw.

Awalnya gw pikir begitu.

Sambil menunggu aliya yang sedang mandi, gw sempatkan ngudut di lobby hotel. Belum habis sebatang hp gw berdering,



Sekarang ini, cuma satu nama yang bisa bikin jantung gw mau copot waktu ngeliat namanya di layar hp gw.



Kalau lagi ada salah kayak gini kadang perasaan jadi semakin sensitif, luna berhasil membuat gw bimbang dengan keputusan gw.



Kami menggunakan motor tommy membelah jalanan denpasar menyusuri pinggiran kota. Kalau sambil jalan gini panas matahari pulau bali gak begitu berasa, ditambah angin sejuk yang hilir mudik diantara pepohonan saat kami mulai menanjak memasuki area pegunungan.



Gw turuti saja dengan bergeser ke belajang dan membiarkan aliya yang mengemudi,



Awalnya motor berjalan agak kurang stabil, tapi lama kelamaan aliya sudah bisa mengontrol motor ini dengan baik. belokan demi belokan di lahap aliya perlahan lalu semakin kencang, beberapa motor maupun mobil di overtake aliya hingga kami sampai di daerah ubud.



Kami singgah makan sebentar sambil menikmati pemandangan sawah yang cukup luas dan tertata indah, udara disini meski terik tapi cukup sejuk. Hijau pepohonan, hamparan padi mrmanjakan mata kami terutama aliya.



Sejenak kami terdiam karena lelah tertawa, diam yang mengundang kenangan jaman masih SMA dulu.



Pertanyaan aliya ini benar-benar telak masuk ke hati gw, kami saling tatap sejenak,



Banyak cerita yang kami tertawakan sampai fajar sudah kembali keperaduannya, langit semakin gelap, hingga akhirnya kami memutuskan untuk kembali.