*Catatan : Saya sering kali menjawab pertanyaan dgn kata WANDA.
Maksud dari kata WANDA adalah "Wah Ndak Tau".
Waktu paruh dari pengetahuan : 50 % dari semua pengetahuan yang tertulis disini kemungkinan besar (80%) akan menjadi tidak lagi valid dalam waktu 10 thn setelah periode penulisan dan/atau periode dimana pengetahuan itu menjadi sebuah hal yg diterima umum sebagai bernilai benar.
Quote:
Original Posted By vieoldiaorstab►om berwin, apakah ada downside nya kah dalam karir kalau kita terus mengejar gaji yg lebih besar lagi dan lagi, pindah2 perusahaan pedahal belum lama(baru 1 tahun atau kurang udah cao)?
@ekadp@berwin
Kalau dilihat kok asuransi sekarang kebanyakan Unit Link ya?
Seperti bayar uang proteksi dan beli reksadana secara DCA? Bahkan produk investasinya (reksadananya) bisa dipilih nasabah asuransinya sendiri, mau pasar uang, obligasi, atau saham?
Contoh:
http://www.brilife.co.id/products/produk-asuransi-jiwa-syariah/brilife-link-proteksi-syariah/
Sebeanrnya uang asuransi dari dulu jg di investasikan kembali sama produk finansial, bedanya dulu nasabah gak dikasih tau tp sekarang banyak orang udah rada melek finansial dan untuk ngurangin resiko pertanggunjawaban perusahaan asuransinay maka sekarang merkea kasih pilihan ke nasabahnya dalam bentuk unit link gitu, kamu bisa pilih unit link yg kamu beli. Jg produk ini jadi menarik karena perusahaan asuransi bisa ngejual produk asuransi dgn embel2x dapat digunakan sebagia kendaraan investasi, salah satu alasan orang gak mau beli asuransi karena kamu gak langsung melihat produk atau manfaatnya saat itu juga, kamu baru merasakan mafnaatnya either kalo kamu meninggal, cacat permanen ataupun sakit kritis (untuk produk life insurance) so dgn adanya unit link ini maka kamu bisa shifting cara memasarkan produk asuransi untuk mereka yang melihat ini jg bisa dipakai untuk investment.
Buat perusahaan pergeseran sedikit beban tanggung jawabnya jg mengurangi resiko karena produk unit linknya ato investment ridernya kamu yg pilih jadi kalo ada apa2x yach kan mereka bisa bilang itu pilihan kamu sendiri dan jg semua bentuk investasi itu beresiko jadi ada value asuransi kamu yg nantinya guaranteed dan ada yang gak.
1. wah pantesan sebelum ada OJK asuransi kaya Jiwasraya sama Bumiputera berani bikin asuransi jiwa investasi;
a. contoh ibu ane bumiputera 50juta dalam 5 tahun jadi 75juta kalau hidup, kalau meninggal dapat 150juta, tapi nggak dijelaskan itu keuntungan 25juta dari mana, entah ke pasar uang, pasar depositi, atau pasar saham. kasusnya sama kaya jiwasraya yg gagal bayar, investasinya nggak disebutkan ke mana.
b. kalau 150juta saat meninggal ya ane nggak heran soalnya itu dana proteksi yang jadi tanggungan(kerugian) bumiputera, iya kan mod?
2. kenapa rumah sakit enggan untuk mengeluarkan surat sakit + kwitansi atau surat kematian double untuk 2 asuransi swasta tapi mau double untuk asuransi negara + swasta?
contoh bokap ane meninggal, rumah sakit mau mengeluarkan surat kematian untuk asuransi Jamsostek (negara) dan Bumiputera (swasta), tapi sodara ane punya Prudential sama Bumiputera RS nggak mau keduanya, harus milih salah satu? padahal kan intinya sama yaitu double claim?
3. ane pengen asuransi swasta tapi kok ane mikirnya udah dicover 2 asuransi negara (BPJS+Jamsostek), ane mikirnya gini;
a. is it worth it? preminya kadang sebulan 200-500ribu, kalau lump sum bisa 10-50juta dalam 5-10 tahun?
b. asuransi swasta kalau dilihat (anecdotal evidence) sering nolak klaim. kenapa ya mod?
c. asuransi swasta kadang ngeri lihatnya, asuransi tertua di indonesia bumiputera (120tahun) gagal bayar, terus jiwasraya yg BUMN juga gagal bayar, belum lagi kaya kresna sama himalaya yg dilikuidasi OJK.
d. asuransi multinasional kaya manulife, prudential, allianz dkk itu kinerjanya gimana mod? jarang ketemu berita asurani multinasional gagal bayar?
Semua laporan yang masuk akan kami proses dalam 1-7 hari kerja. Kami mencatat IP pelapor untuk alasan keamanan. Barang siapa memberikan laporan palsu akan dikenakan sanksi banned.