- Beranda
- Komunitas
- Story
- B-Log Personal
Pondok Neraka Indah
TS
londo.046
Pondok Neraka Indah
Quote:
Selamat datang di Pondok Neraka Indah. Tidak ada yang istimewa di sini. Hanya kumpulan tulisan dan mungkin cerita yang terlewat. Seperti diskripsi neraka yang umum, mungkin tempat ini tidak terlalu nyaman untuk disinggahi. So, jangan singgah ya.Masih banyak tempat yang menawarkan keindahan dan kenyamanan di sub forum H2H, atau sub forum lainnya. Bukan bermaksud mengusir, hanya memberi gambaran saja. Agar jika nanti nekat untuk masuk, tidak menyesal dan memaki gw sebagai TS pembuat blog ini.
Tempat ini mungkin cocok bagi kita yang terbiasa melihat dari banyak sudut. Tidak membedakan satu dengan yang lain, apapun alasannya. Tidak baperan, dan nangisan. Yang pasti tempat ini tidak cocok untuk golongan kadal gurun. Ternasuk di dalamnya penikmat ceramahnya somad, atau pebisnis adi hidayat. Serius, jika lu mengidolai mereka, sebaiknya cepat tinggalkan tempat ini. Dari pada panas hati dan jiwa karena tulisan gw berbeda dengan apa yang mereka sampaikan.
Tempat ini mungkin cocok bagi kita yang terbiasa melihat dari banyak sudut. Tidak membedakan satu dengan yang lain, apapun alasannya. Tidak baperan, dan nangisan. Yang pasti tempat ini tidak cocok untuk golongan kadal gurun. Ternasuk di dalamnya penikmat ceramahnya somad, atau pebisnis adi hidayat. Serius, jika lu mengidolai mereka, sebaiknya cepat tinggalkan tempat ini. Dari pada panas hati dan jiwa karena tulisan gw berbeda dengan apa yang mereka sampaikan.
Well, sebagai insanbersyukurlah karena kita masih diberi kesempatan untuk berpijak di atas bumi. Kita bisa melakukan apapun yang berguna untuk diri kita juga manusia-manusia lain yang ada di sekitar kita. Jangan kita gunakan hidup kita untuk keuntungan pribadi semata tanpa mempedulikan yang ada di sekitar. Oh iya, di sekitar itu termasuk alam yang diberikan Tuhan untuk kita. Kerusakan yang terjadi sudah sedemikian parahnya. Sialnya, itu semua karena ulah manusia sendiri.
Last, bagi yang masih nekad menyimak blog ini, enjoy. Yang tidak berkenan terima kasih juga sudah membaca sampai bagian ini. Percayalah, perbedaan prespektif dan pandangan itu biasa dalam kehidupan. Tanpa perbedaan tidak akan ada keindahan. Tanpa perbedaan, semua akan terlihat monoton dan membosankan. Saya juga tidak akan membenci pada yang berbeda. Salam Damai.
Last, bagi yang masih nekad menyimak blog ini, enjoy. Yang tidak berkenan terima kasih juga sudah membaca sampai bagian ini. Percayalah, perbedaan prespektif dan pandangan itu biasa dalam kehidupan. Tanpa perbedaan tidak akan ada keindahan. Tanpa perbedaan, semua akan terlihat monoton dan membosankan. Saya juga tidak akan membenci pada yang berbeda. Salam Damai.
Sumber Media : sini
imamarbai dan 29 lainnya memberi reputasi
30
60.2K
645
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
TS
londo.046
#400
Corona... Gw kira ini sederhana, tapi ternyata luar biasa juga dampaknya... Awal-awal Corona saat beberapa sektor ditutup, gw sempat main-main ke sebuah terminal bayangan di ibukota provinsi Jawa Tengah... Hanya terminal kecil, tapi tahukah berapa ratus orang yang bergantung hidup darinya??? Untuk yang biasa duduk manis di atas sana, mungkin ga akan pernah tahu... Tapi bagi yang biasa di jalan, pasti akan merasakan kengerianyang nyata di depan mata...
Namun gw ga akan bahas mereka yang hidup di jalan... Gw coba mengambil sudut pandang owner sebuah Perusahaan Otobus... Gw persempit lagi, PO dengan titel "Patas Jogja..." Sebelum pandemi harga tiket Semarang-Jogja Rp 50.000,00... Setelah Pandemi harga memang naik, Rp 65.000,00... Pertanyaan nya, jika sektor pendidikan dan perdagangan di Jogja ditutup, bus bisa ngangkut berapa orang per hari???
Sebagai gambaran kasar, setiap hari bus butuh solar kurang lebih Rp 700.000,00 untuk rute setangkep, alias Semarang-Jogja PP... Gaji sopir, katakanlah Rp 200.000,00 (include uang makan), crew Rp 150.000,00 (include uang makan)... Dari sini total pengeluaran sudah Rp 1.050.000,00... Itu belum TPR Terminal, calo, tinggalan untuk mandor dan keperluan lainnya... Kalau dalam sehari hanya ada 15 penumpah naik (PP) kira-kira nutup operasional ga??? Kira-kira juragan bus dapat uang untuk perawatan bus nya ga???
Ga usah ngomong peremajaan dengan turunkan sasis baru dengan body baru dari karoseri... Bisa eksis saja sudah bagus!!! Yang kayak gini, pasti ga dipikirkan oleh mereka pemangku kebijakan... Hingga pada akhirnya orang pun abai, dan hari ini adalah gambarannya... Orang sudah ga peduli lagi apa itu corona... Nyuruh di rumah saja, tapi ga ada bantuan apa-apa... Ga usah ngomong kartu ini itu, subsidi ini itu... Coba Presiden ke terminal Sukun, tanya siapa yang dapat bantuan negara??? Itu baru satu terminal, padahal terminal di Indonesia ada ribuan...
Ah, jangankan cuma coro-coro macam tekyan... Juragan bus, yang konon duitnya ga berseri saja hari ini pusing luar biasa untuk tetap eksis dan memastikan crew nya jalan, hingga dapat gaji dan anak istri tetap makan... Masih mikir kalau ada kerusakan di jalan... Kalau rusak di garasi masih enak, gagal perbaiki tinggal perpal... Kalau rusak di tol, berapa dereknya??? Berapa ongkos buat storing perbaikannya??? Pemerintah mikir??? Apalagi sekelas wan jamban sialan yang di otaknya cuma gimana habisin anggaran buat modal...
So, kadang kita perlu menjadi orang yang kita anggap abai protokol kesehatan untuk dapat melihat kenapa mereka bisa seperti itu... Pakai masker??? OK bisa... Tapi kalau disuruh berdiam di rumah saja, terus uang sekolah anak (yang meskipun libur tetap jalan bahkan nambah kuota) ikut siapa??? Makan ikut siapa??? Sabun ikut siapa???
Namun gw ga akan bahas mereka yang hidup di jalan... Gw coba mengambil sudut pandang owner sebuah Perusahaan Otobus... Gw persempit lagi, PO dengan titel "Patas Jogja..." Sebelum pandemi harga tiket Semarang-Jogja Rp 50.000,00... Setelah Pandemi harga memang naik, Rp 65.000,00... Pertanyaan nya, jika sektor pendidikan dan perdagangan di Jogja ditutup, bus bisa ngangkut berapa orang per hari???
Sebagai gambaran kasar, setiap hari bus butuh solar kurang lebih Rp 700.000,00 untuk rute setangkep, alias Semarang-Jogja PP... Gaji sopir, katakanlah Rp 200.000,00 (include uang makan), crew Rp 150.000,00 (include uang makan)... Dari sini total pengeluaran sudah Rp 1.050.000,00... Itu belum TPR Terminal, calo, tinggalan untuk mandor dan keperluan lainnya... Kalau dalam sehari hanya ada 15 penumpah naik (PP) kira-kira nutup operasional ga??? Kira-kira juragan bus dapat uang untuk perawatan bus nya ga???
Ga usah ngomong peremajaan dengan turunkan sasis baru dengan body baru dari karoseri... Bisa eksis saja sudah bagus!!! Yang kayak gini, pasti ga dipikirkan oleh mereka pemangku kebijakan... Hingga pada akhirnya orang pun abai, dan hari ini adalah gambarannya... Orang sudah ga peduli lagi apa itu corona... Nyuruh di rumah saja, tapi ga ada bantuan apa-apa... Ga usah ngomong kartu ini itu, subsidi ini itu... Coba Presiden ke terminal Sukun, tanya siapa yang dapat bantuan negara??? Itu baru satu terminal, padahal terminal di Indonesia ada ribuan...
Ah, jangankan cuma coro-coro macam tekyan... Juragan bus, yang konon duitnya ga berseri saja hari ini pusing luar biasa untuk tetap eksis dan memastikan crew nya jalan, hingga dapat gaji dan anak istri tetap makan... Masih mikir kalau ada kerusakan di jalan... Kalau rusak di garasi masih enak, gagal perbaiki tinggal perpal... Kalau rusak di tol, berapa dereknya??? Berapa ongkos buat storing perbaikannya??? Pemerintah mikir??? Apalagi sekelas wan jamban sialan yang di otaknya cuma gimana habisin anggaran buat modal...
So, kadang kita perlu menjadi orang yang kita anggap abai protokol kesehatan untuk dapat melihat kenapa mereka bisa seperti itu... Pakai masker??? OK bisa... Tapi kalau disuruh berdiam di rumah saja, terus uang sekolah anak (yang meskipun libur tetap jalan bahkan nambah kuota) ikut siapa??? Makan ikut siapa??? Sabun ikut siapa???
Ngenes!!!
shark.bite11 dan 4 lainnya memberi reputasi
5
Tutup