- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Mahfud MD: Karena Tata Kata, Akibatnya Kacau Kayak Begitu
TS
Ribao
Mahfud MD: Karena Tata Kata, Akibatnya Kacau Kayak Begitu
Menko Polhukam Mahfud MD. Foto: Ricardo/JPNN
jpnn.com, JAKARTA - Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD menanggapi mencuatkan polemik rencana Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menerapkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) secara total di wilayah Ibu kota.
Polemik makin keras lantaran sejumlah menteri ikut menyatakan pendapat yang terkesan berseberangan dengan rencana Anies Baswedan.
Mahfud MD. mengatakan persoalan seputar PSBB Jakarta terjadi akibat kesalahan tata kata, bukan masalah tata negara.
"Karena ini tata kata, bukan tata negara. Akibatnya kacau kayak begitu," kata Mahfud dalam seminar nasional Evaluasi 6 Bulan dan Proyeksi 1 Tahun Penanganan Covid-19 di Indonesia secara daring, Sabtu (12/9) malam.
Sejak awal, kata Mahfud, pemerintah pusat tahu bahwa status DKI Jakarta akan menerapkan PSBB.
Akan tetapi, seolah-olah Jakarta 'menarik rem darurat' yang menjadi persoalan.
"Pemerintah tahu bahwa Jakarta itu harus PSBB dan belum pernah dicabut. PSBB itu sudah diberikan, ya, sudah lakukan. Yang jadi persoalan itu, Jakarta itu bukan PSBB-nya, melainkan yang dikatakan Pak Qodari (Direktur Eksekutif Indobaremeter) itu rem daruratnya," kata Mahfud.
Mahfud mengatakan bahwa PSBB itu sudah menjadi kewenangan daerah. Namun, perubahan-perubahan kebijakan dapat diterapkan dalam range tertentu.
"Misalnya, di daerah tertentu PSBB dilakukan untuk satu kampung. Di sana, diberlakukan untuk satu pesantren. Di sana, diberlakukan untuk pasar, begitu," kata Mahfud.
Ia menilai Pemerintah Provinsi DKI Jakarta pun sudah menjalankan hal yang sama.
Namun, tata kata saat mengumumkan PSBB total itu mengesankan bahwa Indonesia akan menerapkan kebijakan PSBB yang baru sehingga mengejutkan secara perekonomian.
"Seakan-akan (PSBB yang akan diterapkan) ini baru. Secara ekonomi, kemudian mengejutkan," kata Mahfud.
Akibatnya, kata Mahfud, setelah PSBB total diumumkan, esoknya, pukul 11.00 WIB para ahli ekonomi menginformasikan bahwa negara mengalami kerugian sekitar Rp297 triliun.
"Hanya sebentar karena pengumuman itu, padahal sebenarnya (yang diumumkan PSBB) itu 'kan perubahan kebijakan," kata Mahfud MD. (antara/jpnn)
Sumber :
https://www.jpnn.com/news/mahfud-md-karena-tata-kata-akibatnya-kacau-kayak-begitu
================================
membaca ini, jadi muncul pertanyaan,
gubernur nya kurang pintar atau masih kurang pengalaman ?
soalnya kepala daerah lain sepertinya lebih berhati hati dengan istilah psbb "TOTAL" dan "REM DARURAT" ini,
kecuali gubernur jakarta.
jika hanya mengatakan akan dilakukan pengetatan,
negara tak akan dirugikan sekian ratus triliun,
Diubah oleh Ribao 13-09-2020 04:45
areszzjay dan 7 lainnya memberi reputasi
8
1.6K
33
Komentar yang asik ya
Tampilkan semua post
anuku20cm
#10
Ebong mencoba nyebok
junjungan nya
taik nya udah kemana mana
malah mulutnya pun sudah ngeluarin taik
Bwat ebong keep gvlok
junjungan nya
taik nya udah kemana mana
malah mulutnya pun sudah ngeluarin taik
Bwat ebong keep gvlok
d3m0litionlov3r dan Ribao memberi reputasi
2
Tutup