Entah ane yang kurang update atau memang kata"Insecure" ini sangat familiar di tahun 2019 ?. Tapi yang jelas kata tersebut seringkali menggambarkan kegalauan seseorang tentang hidupnya, merasa minder atas tingkat keberhasilan dirinya dan parahnya ada yang sampai menyalahkan dirinya karena lagi "Insecure". Gara-gara satu kata ini, seseorang kerapkali merasa paling tersiksa, paling sedih, dan paling-paling lain yang negatif. Merasa hanya kepada dirinya lah "dunia ini nggak adil". Benar, begitu atau tidak agan sista ?. 
Bagi ane, rasa insecure itu muncul ketika seorang individu membandingkan dirinya dengan individu lain. Menjadikan hasil perbandingan itu sebagai tolok ukur kebahagiaan dirinya. Setidaknya ini yang ane alami, kalau agan sista gimana pengalamanya ?. 
Dan ternyata buah pemikiran aneh diatas, didukung dengan tagline satu film Indonesia berjudul "IMPERFECT", pasti agan sista sangat familiar dengan film ini dan taglinenya. YA! "Ubah Insecure menjadi bersyukur". Jadi, tagline ini ingin menyampaikan bahwa, ayolah lebih bersyukur dengan segala hal yang kita miliki. Terima diri ini dengan ikhlas. Bukan berarti tidak berubah menjadi lebih baik ya!. Namun, perubahan menjadi lebih baik dari diri kita sebelumnya, bukan menjadi lebih baik karena menyamakan standart "baik" dengan orang lain. Walau pada dasarnya memang sifat manusia tidak ada puasnya. 
Tentang hal ini, ane mau cerita tentang satu kejadian yang tadi "banget" ane alami. 
Jadi tadi sore, ane ketemu sama seseorang yang hebat. Beliau adalah seorang manager di suatu Mall. Beliau ini beneran hebat, karena ane tau banget Mall yang sekarang beliau kelola dulunya hampir bangkrut, sepiiii banget, standnya banyak yang kosong. Dan sekarang menunjukan kemajuan yang signifikan, sudah mulai rame dan standnya diisi dengan brand familiar. Kebayangkan betapa hebatnya beliau? Menghidupkan sesuatu yang hampir mati tu jauh lebih susah daripada memulai sesuatu yang baru (menurut ane). Nah, dalam perbincangan tersebut beliau banyak cerita tentang pengalamanya. Makin amaze lah ane, beliau pernah di bidang mining, beberapa kali pindah kota (Jakarta, Gresik, dan Lampung) itulah yang diceritakan ke ane dan teman ane. Di otak ane udah keburu mikir "Fix gak akan se sukses beliau, karena ane gak berani mengambil resiko seberat beliau. Ane juga menghindari merantau untuk bekerja, karena hati kecil ane ingin mengabdikan diri di kota kelahiran". Eh tapi, kalimat yang selanjutnya beliau lontarkan adalah "Hebat ya Mas "x" (nama teman saya), berani punya usaha, resellernya sudah banyak", "memang gak bisa kalau hanya mengandalkan kerjaan", "kayak saya gini juga bingung nanti kalau sudah nggak kerja gimana ? ", "Saya biang ke istri palingan nanti buka warung kopi, yah yang ringan-ringan saja", ujar beliau.

dalem hati ane mikir, bapak se sukses ini aja masih ada rasa khawatir akan hidupnya ke depan, bahkan masih bisa ngomong kerjaan teman ane lebih enak bagi beliau. Dari kejadian tadi, ane bener-bener relize kalau memang insecure itu terjadi pada semua orang terlepas dari umur dan jabatan. Kejadian ini juga membuktikan ke ane kalau tagline film IMPERFECT di atas memang harus diterapkan di kehidupan sehari-hari terutama untuk insecurer healling (halah sok ingris ane) wkwk. 

Sekian Terimakasih.. 
Kalau teman-teman ada kisah menarik tentang melawan insecure ini, komen yaah
Kita sharing yook! bersama kita ubah insecure menjadi bersyukur.