Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

deandrawiraAvatar border
TS
deandrawira
SABUN


Segera kuparkir mobil diarea Valet depan pintu lobby Mall. Sambil menunggu Khanza belajar di sekolah, aku lebih suka mengisinya dengan hal yang bermanfaat, belanja kebutuhan rumah misalnya. Daripada harus duduk berlama lama di kantin sekolah bersama para ibu yang terkadang ujung ujungnya ghibah nasional.

Tak ingin melirik sale sale yang terpampang. Mataku fokus menuju Hyperm.. rt, kuraih keranjang dan mulai dengan pencarian. Lorong pertama adalah makanan, ingat si kecil cemilan di kulkas sudah habis. Susu, biskuit, dan beberapa cemilan segera kumasukan dalam keranjang. Lanjut kebutuhan dapur, beberapa frozen food terpilih untuk kumasukan juga dalam list belanjaan, tofu kesukaan mas Ranu, sosis kesukaan khanza, juga ikan Bandeng kesukaan ibu Mertua yang kebetulan sedang menginap ditempat kami.

Aku adalah ibu dengan dua anak yang sangat bahagia, bertemu dengan keluarga mas Ranu yang begitu baik dan menyayangiku, adalah kebahagiaan yang Allah takdirkan kepadaku. Ditambah dengan dua putri cantik hasil pernikahan kami yang genap menginjak tahun ke delapan.

Mas Ranu, laki laki yang kukenal tanpa sengaja itu benar benar suami yang baik, dia sabar mengajariku banyak hal terutama dalam urusan agama. Aku memang terlahir islam, tapi jujur aku buta tentang agama. Orang tuaku meninggal dalam sebuah kecelakaan, sejak saat itu aku terlunta lunta hidup dijalan. Untung saja ada bang Rus, preman pelindung anak anak jalanan. Dialah yang sering memberiku makan dan tempat tinggal di gubuknya yang kufikir tak layak disebut rumah.

Mas Ranu juga yang pertama kali memberiku hijab, katanya perempuan sholeha itu harus dibungkus dengan rapih. Padahal saat itu aku tengah menjadi seorang....

Kulangkahkan kaki menuju area sabun, makanan tadi sudah dirasa cukup. Beberapa sabun terpajang dengan rapih, dari mulai merk ternama sampai yang harganya jelata ada disana. Tiba tiba seorang SPG menghampiriku dengan beberapa produk ditangan nya. Dia menyapaku dengan hangat, apalagi kalo bukan untuk menawarkan produk yang tengah dia jual. SPG itu menggunakan t' shirt dan rok mini agak ketat, rambutnya yang terurai, wajahnya oval dan riasan nya yang tidak terlalu tebal menambah cantik parasnya.

Tiba tiba bayanganku melintas, saat usiaku tak jauh dengan mbak SPG tadi, akupun berpenampilan kurang lebih sama. Rok mini dan baju yang selalu nampak ketiak membuat decak kagum para hidung belang yang sengaja datang ketempat kami. Iya, aku bekerja sebagai pemandu karaoke atas saran bang Rus. Katanya biar daper duitnya cepat, apalagi wajahku memang terbilang cantik. Benar saja aku menjadi pemandu favorite disana. Tapi, jangan percaya jika pekerjaan ku hanya sebatas memandu mereka untuk sekedar melantunkan lagu di dalam bilik kedap suara tersebut. Mereka yang datang justru ingin lebih dari itu, memuaskan dahaga kaum hidung belang tepatnya. Penghasilanku tak bisa dianggap lumayan ternyata. Memanjakan laki laki yang haus belaian memang cara paling mudah mendulang rupiah. Aku sudah bisa membeli segala kebutuhan dan menopang kehidupan keluarga bang Rus, itung itung balas budilah.

Entah berapa tangan yang sudah menjamah tubuhku ini. Ada yang kasar juga ada yang lembut,berbagai perangai sudah kucoba. ada yang tengah mabuk adapula yang melakukan nya seolah dengan cinta. sampai pada suatu malam, lelaki tua itu memaksaku untuk melayaninya berulang ulang, ketika kutolak dia menampar dan memukuliku sampai babak belur. Padahal sudah kuingatkn untuk tidak bermain kasar. Tapi dia tak perduli, diseretnya tubuhku ke kamar mandi, dilucutinya pakaianku dengan paksa, lenguhan nafsunya seperti seekor babi kudengar, tiba tiba aku merasa jijik. Kutendang bagian sensitifnya sekuat tenaga, tubuhnya jatuh tersungkur. Aku segera keluar dari kamar mandi, kukunci laki laki tua bangka itu didalamnya, kudengar dia menjerit dan mengancam. Aku tak perdulikan, kukenakan pakaian seadanya, tanpa alas kaki kutinggalkan kamar hotel itu tanpa menghiraukan si tua bangka yang terkunci didalam.

Berjalan sekitar sepuluh menit, air mataku berderai merasa jijik dengan tubuh sendiri, berlinang air mata mengingat raut wajah ayah dan ibu di alam sana, Mungkin mereka tengah menangis menyaksikan perbuatan putri semata wayangnya yang tengah menjadi wanita panggilan, fikiranku tak karuan, ingin rasanya melompati jembatan yang ada dihadapanku, ingin rasanya menyusul ayah dan ibu. daripada terus menerus hidup menanggung malu. Tiba tiba sebuah mobil SUV merapat, laki laki berkacamata itu turun dan berteriak "jangan lompatttt..."

Lelaki itu menarik tanganku, tubuh kami berpelukan. Aku hanya ingat saat menangis dibahunya. Lelaki yang kukenal sampai hari ini, dia orang pertama yang membelikanku hijab dan membantu memakaikannya. Lelaki yang memasangkan cincin pernikahan di jariku. Ya, lelaki yang tak perduli dengan masalaluku senista apapun, yang dia tahu adalah aku Haniya istrinya.

"Bunda... Maaf ini mau coba gak sabun nya? Wanginya bikin rilex lho bun. Kita juga berbahan alami, “ Tiba tiba suara mbak SPG itu membangunkan lamunanku, dan dia masih saja mengoceh menjelaskan produknya.

Kutatap dia dengan bulir air mata yang tak sengaja jatuh keujung jilbab.

“Mbak, adakah sabun yang bisa menghapus dosa ?’ kutinggalkan SPG itu yang terdiam mendengar pertanyaan yang kuajukan.

Dibawah Langit malam Jakarta

De
adhelf
teguhwidiharto
adief.suryanto
adief.suryanto dan 9 lainnya memberi reputasi
10
2K
14
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post

Post telah dihapus KS06