Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

Richy211Avatar border
TS
Richy211
Imbas Covid-19 Membuat Pendapatan Pedagang Gorengan di Daerah Saya (Ibu L) Menurun


Selamat siang Agan dan Sista. Semoga tetap menjaga kesehatan dan bersemangat.


Adanya pandemi virus Corona ini membuat kita memang harus tetap waspada. Negara Indonesia sendiri jumlah korban yang terjangkit Covid-19 ini masih banyak, meskipun diimbangi juga dengan angka kesembuhan pasiennya. Namun, hal ini jangan membuat kita lantas menjadi lengah atau bersikap bodoh amat. Justru hal ini menjadi bukti nyata bahwa kita masih harus tetap beradaptasi dengan selalu menjaga kebersihan diri dan menerapkan protokol kesehatan sesuai anjuran Pemerintah dengan sebaik-baiknya.

Kemudian, tidak bisa dipungkiri wabah Covid-19 yang terhitung sudah hampir menginjak satu tahun ini membuat kita masyarakat umum cukup merasakan dampaknya.

Salah satunya adalah pengalaman pribadi dari tetangga TS yang menjadi seorang pedagang gorengan dan juga kopi di alun-alun Kecamatan atau taman kota di tempat tinggal TS. Kebetulan beliau ini adalah seorang perempuan yang usianya paruh baya dan juga seorang janda yang ditinggal suaminya karena terkena penyakit jantung.


Spoiler for ilustrasi Ibu L:


Beliau memiliki satu orang anak laki-laki yang bekerja serabutan di bengkel dan sudah berumah tangga. Untuk membiayai hidupnya sehari-hari ibu L berjualan aneka gorengan seperti mendoan, tahu isi, bakwan, pisang goreng dan juga aneka kopi.

Dulu saat sebelum ada pandemi Corona ini warung beliau ini sangat ramai sekali pembelinya. Apalagi alun-alun atau taman kota ini terbuka untuk umum dan juga gratis, hanya dikenai biaya parkir saja.


Jadi, hal ini secara tidak langsung membuat penghasilan beliau sangat lumayan loh. Bahkan dari berjualan pada sore hingga tengah malam konon ibu L bisa meraup angka ratusan ribu setiap malam.


Spoiler for Alun-alun saat masih ramai:


Namun, sejak adanya pandemi Corona ini dulu di awal-awal kemunculannya para pedagang di area alun-alun dilarang berjualan oleh Pemerintah setempat. Akibat hal ini, ibu L banting setir dengan mencoba berjualan di rumahnya, tetapi pendapatan yang ia dapatkan tidak sebanding dan merasakan sepi pembeli.

Lalu, sekarang ini ketika Pemerintah menerapkan Era New Normal alun-alun di tempat tinggal TS sudah kembali dibuka, tetapi dengan tetap menerapkan protokol kesehatan. Seperti ada tempat cuci tangan, diwajibkan jaga jarak dan para penjualnya pun harus menepi agak jauh dari area dalam lingkungan taman kota alias di pinggir jalan raya. Para pedagang pun wajib menggunakan masker sesuai dengan protokol kesehatan

Meskipun sudah dibuka kembali, tetapi suasana taman kota atau alun-alun di tempat tinggal TS tetap kurang ramai atau sepi pengunjung. Bagaimanapun juga masyarakat masih dilarang untuk berkerumun dan harus jaga jarak. Soalnya, Covid-19 ini juga tidak bisa dianggap enteng dan penyakit yang berbahaya juga.


Spoiler for Alun-alun era new normal:


Nyatanya dengan dibukanya kembali alun-alun atau taman kota di tempat tinggal TS masih berdampak kurang baik, khususnya dalam hal penghasilan yang didapat oleh ibu L tersebut. Di masa New Normal ini pendapatan beliau tidak sebanyak saat sebelum adanya pandemi Corona. Ya, mungkin setidaknya cukup untuk tetap bertahan hidup (karena hal ini bersifat pribadi TS tidak berani mengulik lebih dalam). Sebenarnya, dampak pandemi ini juga tidak hanya dirasakan oleh ibu L saja, tetapi hampir semua pedagang yang berjualan di area alun-alun tersebut yang mengeluh pendapatannya turun.


Spoiler for Pedagang gorengan :


Jadi kesimpulannya adalah apabila pandemi Corona ini belum juga berakhir, dampak jangka panjangnya adalah kasihan masyarakat yang menggantungkan hidupnya dengan berjualan seperti ibu L tetangga saya ini.

Meskipun Pemerintah memberikan bantuan seperti BLT dan non BLT untuk seluruh lapisan masyarakat yang terdampak Covid-19. Namun, di lapangan nyatanya bantuan tersebut dirasakan kurang merata dan bantuan ini pun tidak diberikan secara terus-menerus alias bergantian. Padahal biaya hidup dan kebutuhan setiap hari harus terpenuhi. Untung saja, ibu L ini mempunyai anak yang setidaknya bisa membantu sedikit perekonomian di rumah tangga mereka.

Maka dari itu, adaptasi yang bisa dilakukan oleh ibu L maupun pedagang lainnya adalah tetap bekerja secara mandiri (tetap berjualan gorengan atau kopi) dan tidak begitu menggantungkan hidupnya dari adanya bantuan Pemerintah. Yang terpenting adalah beliau maupun pedagang lainnya tetap senantiasa menjaga kebersihan, menggunakan masker saat berjualan dan mematuhi protokol kesehatan. Agar kesehatan mereka pun tetap terjaga juga, kalau sakit kan kasihan juga ya Gansist. Nanti, mereka tidak bisa mendapatkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Jika ibu L beralih profesi atau berganti hal yang lain, kemungkinan tidak karena usia beliau yang sudah tidak muda lagi dan beliau berjualan gorengan ini sudah bertahun-tahun.

Saya berharap juga Pemerintah lebih caring dengan masalah yang dialami oleh masyarakat ini. Sembari kita berdoa agar pandemi Covid-19 ini segera berakhir dan tidak ada lagi korban jiwa.


Percayalah rezeki pasti tidak akan tertukar dan selama kita masih tetap berusaha didampingi dengan doa. Semangat untuk ibu L.
emoticon-Angel

Sumber: opini pribadi
Diubah oleh Richy211 29-08-2020 12:46
istijabah
uni214
MAQ375
MAQ375 dan 5 lainnya memberi reputasi
6
2.7K
56
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
Richy211Avatar border
TS
Richy211
#1
Imbas Covid-19 Membuat Pendapatan Pedagang Gorengan di Daerah Saya (Ibu L) Menurun


Selamat siang Agan dan Sista. Semoga tetap menjaga kesehatan dan bersemangat.


Adanya pandemi virus Corona ini membuat kita memang harus tetap waspada. Negara Indonesia sendiri jumlah korban yang terjangkit Covid-19 ini masih banyak, meskipun diimbangi juga dengan angka kesembuhan pasiennya. Namun, hal ini jangan membuat kita lantas menjadi lengah atau bersikap bodoh amat. Justru hal ini menjadi bukti nyata bahwa kita masih harus tetap beradaptasi dengan selalu menjaga kebersihan diri dan menerapkan protokol kesehatan sesuai anjuran Pemerintah dengan sebaik-baiknya.

Kemudian, tidak bisa dipungkiri wabah Covid-19 yang terhitung sudah hampir menginjak satu tahun ini membuat kita masyarakat umum cukup merasakan dampaknya.

Salah satunya adalah pengalaman pribadi dari tetangga TS yang menjadi seorang pedagang gorengan dan juga kopi di alun-alun Kecamatan atau taman kota di tempat tinggal TS. Kebetulan beliau ini adalah seorang perempuan yang usianya paruh baya dan juga seorang janda yang ditinggal suaminya karena terkena penyakit jantung.


Spoiler for ilustrasi Ibu L:


Beliau memiliki satu orang anak laki-laki yang bekerja serabutan di bengkel dan sudah berumah tangga. Untuk membiayai hidupnya sehari-hari ibu L berjualan aneka gorengan seperti mendoan, tahu isi, bakwan, pisang goreng dan juga aneka kopi.

Dulu saat sebelum ada pandemi Corona ini warung beliau ini sangat ramai sekali pembelinya. Apalagi alun-alun atau taman kota ini terbuka untuk umum dan juga gratis, hanya dikenai biaya parkir saja.


Jadi, hal ini secara tidak langsung membuat penghasilan beliau sangat lumayan loh. Bahkan dari berjualan pada sore hingga tengah malam konon ibu L bisa meraup angka ratusan ribu setiap malam.


Spoiler for Alun-alun saat masih ramai:


Namun, sejak adanya pandemi Corona ini dulu di awal-awal kemunculannya para pedagang di area alun-alun dilarang berjualan oleh Pemerintah setempat. Akibat hal ini, ibu L banting setir dengan mencoba berjualan di rumahnya, tetapi pendapatan yang ia dapatkan tidak sebanding dan merasakan sepi pembeli.

Lalu, sekarang ini ketika Pemerintah menerapkan Era New Normal alun-alun di tempat tinggal TS sudah kembali dibuka, tetapi dengan tetap menerapkan protokol kesehatan. Seperti ada tempat cuci tangan, diwajibkan jaga jarak dan para penjualnya pun harus menepi agak jauh dari area dalam lingkungan taman kota alias di pinggir jalan raya. Para pedagang pun wajib menggunakan masker sesuai dengan protokol kesehatan

Meskipun sudah dibuka kembali, tetapi suasana taman kota atau alun-alun di tempat tinggal TS tetap kurang ramai atau sepi pengunjung. Bagaimanapun juga masyarakat masih dilarang untuk berkerumun dan harus jaga jarak. Soalnya, Covid-19 ini juga tidak bisa dianggap enteng dan penyakit yang berbahaya juga.


Spoiler for Alun-alun era new normal:


Nyatanya dengan dibukanya kembali alun-alun atau taman kota di tempat tinggal TS masih berdampak kurang baik, khususnya dalam hal penghasilan yang didapat oleh ibu L tersebut. Di masa New Normal ini pendapatan beliau tidak sebanyak saat sebelum adanya pandemi Corona. Ya, mungkin setidaknya cukup untuk tetap bertahan hidup (karena hal ini bersifat pribadi TS tidak berani mengulik lebih dalam). Sebenarnya, dampak pandemi ini juga tidak hanya dirasakan oleh ibu L saja, tetapi hampir semua pedagang yang berjualan di area alun-alun tersebut yang mengeluh pendapatannya turun.


Spoiler for Pedagang gorengan :


Jadi kesimpulannya adalah apabila pandemi Corona ini belum juga berakhir, dampak jangka panjangnya adalah kasihan masyarakat yang menggantungkan hidupnya dengan berjualan seperti ibu L tetangga saya ini.

Meskipun Pemerintah memberikan bantuan seperti BLT dan non BLT untuk seluruh lapisan masyarakat yang terdampak Covid-19. Namun, di lapangan nyatanya bantuan tersebut dirasakan kurang merata dan bantuan ini pun tidak diberikan secara terus-menerus alias bergantian. Padahal biaya hidup dan kebutuhan setiap hari harus terpenuhi. Untung saja, ibu L ini mempunyai anak yang setidaknya bisa membantu sedikit perekonomian di rumah tangga mereka.

Maka dari itu, adaptasi yang bisa dilakukan oleh ibu L maupun pedagang lainnya adalah tetap bekerja secara mandiri (tetap berjualan gorengan atau kopi) dan tidak begitu menggantungkan hidupnya dari adanya bantuan Pemerintah. Yang terpenting adalah beliau maupun pedagang lainnya tetap senantiasa menjaga kebersihan, menggunakan masker saat berjualan dan mematuhi protokol kesehatan. Agar kesehatan mereka pun tetap terjaga juga, kalau sakit kan kasihan juga ya Gansist. Nanti, mereka tidak bisa mendapatkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Jika ibu L beralih profesi atau berganti hal yang lain, kemungkinan tidak karena usia beliau yang sudah tidak muda lagi dan beliau berjualan gorengan ini sudah bertahun-tahun.

Saya berharap juga Pemerintah lebih caring dengan masalah yang dialami oleh masyarakat ini. Sembari kita berdoa agar pandemi Covid-19 ini segera berakhir dan tidak ada lagi korban jiwa.


Percayalah rezeki pasti tidak akan tertukar dan selama kita masih tetap berusaha didampingi dengan doa. Semangat untuk ibu L.
emoticon-Angel

Sumber: opini pribadi
Diubah oleh Richy211 29-08-2020 12:46
0