Lockdown666Avatar border
TS
Lockdown666
Emas! Rahasia Dibalik Tajirnya Rothschild & 5 Crazy Rich Ini


Jakarta, CNBC Indonesia - Meski harga emas merosot beberapa waktu belakangan ini, tetapi kemilaunya masih tetap tak pernah redup. Bahkan emas diyakini masih bakal melesat. Hal ini membuat para 'crazy rich' global tak mau ketinggalan memborong emas.
Emas memang memiliki histori yang panjang dan menarik untuk ditelusuri. Dahulu sebelum ada uang koin dan kertas seperti sekarang ini, emas merupakan alat tukar. Namun setelah mata uang fiat diperkenalkan, bukan berarti peran emas hilang begitu saja.
Bahkan setelah AS di bawah pemerintahan Presiden Richard Nixon menarik diri dari perjanjian Bretton Wood tahun 1971 yang memiliki konsekuensi bahwa dolar AS tak lagi menggunakan underlying emas, logam kuning itu pun bukannya redup malah bersinar.

Sejauh ini emas diyakini sebagai aset safe haven. Artinya emas merupakan salah satu aset yang memiliki kinerja kinclong ketika aset-aset lain kinerjanya buruk akibat kondisi keuangan atau politik yang memburuk.
Logam mulia emas juga diyakini sebagai aset untuk lindung nilai (hedging) hingga preservasi kekayaan dari depresiasi nilai tukar dan inflasi yang menggerogoti daya beli. Fungsi emas ini lah yang membuat banyak orang terutama 'crazy rich' begitu melirik emas.
Para triliuner dari berbagai belahan dunia bahkan mencoba menimbun emas dengan berbagai alasan. Mengutip U.S Money Reserves selaku distributor logam mulia AS, beberapa miliarder kenamaan dunia agresif dalam membeli logam kuning tersebut.
Berikut ini adalah enam crazy rich dunia yang membeli atau memegang aset emas dan juga alasannya :

Jeffrey Gundlach
Sebagai seorang manager investasi yang dijuluki sebagai 'bond king' atau rajanya surat utang, Gundlach membeli emas sebagai bentuk proteksi (hedging) terhadap pelemahan dolar AS. 
Pada Agustus 2019 lalu saat harga emas menyentuh level US$ 1.500/troy ons, harga logam kuning tersebut telah meroket 400% sejak pertama kali pria dengan kekayaan US$ 2,1 miliar (Rp 29,4 triliun dengan asumsi kurs Rp 14.000/US$) membeli emas.
"Saya mencintai emas. Saya sudah memiliki emas sejak diperdagangkan dengan harga US$ 300" kata Gundlach pada Mei tahun lalu, mengutip berita U.S Money Reserves.


 


Naguib Sawiris
Pengusaha asal Mesir yang kini berusia 66 tahun dengan kekayaan sebesar US$ 2,9 miliar (Rp 40,6 triliun) itu mengalokasikan setengah dari kekayaannya di emas pada pertengahan tahun 2018 untuk melindungi kekayaannya dari kejatuhan pasar saham dan memperoleh keuntungan dari emas.
Bisa dibayangkan sendiri saat itu harga emas masih US$ 1.500-an per ons-nya. Kini sudah berada di harga US$ 1.920-an. Artinya Nagib Sawiris sudah cuan 45%. Empat puluh lima persen dari setengah kekayaannya. Tentu return-nya sangatlah fantastis.
"Orang-orang cenderung mencari emas selama krisis dan kita sekarang penuh dengan krisis," kata Sawiris pada April 2018. "Lihatlah Timur Tengah dan seluruh dunia." pungkasnya.




Paul Tudor Jones
Jones merupakan seorang manager investasi di perusahaan pengelola dana (hedge fund) miliknya yang bernama Tudor Investment Corporation dengan kekayaan hingga US$ 5,8 miliar (Rp 81,2 triliun).
Hedge fund pada praktiknya mirip seperti reksadana, namun perbedaannya terletak pada derajat alokasi aset yang lebih bebas dan client yang kebanyakan adalah investor institusional. Kalaupun investor ritel pastilah orang yang juga masuk ke dalam kategori high net worth individuals atau lebih dikenal dengan crazy rich.
Menurut Tudor, emas bakal jadi penangkal untuk orang-orang yang memegang aset di saham di tengah ketakutan akan jatuhnya ekonomi global termasuk kemungkinan AS mengalami resesi.
"Emas memiliki semuanya di tengah suku bunga di AS semakin mendekati nol" kata Jones kepada Bloomberg pada Juni 2019, sebagaimana diwartakan oleh U.S. Money Reserves.




Sam Zell
Berusia 77 tahun orang yang bernama Samuel Zell ini adalah taipan properti dengan kekayaan sebesar US$ 5.5 miliar (Rp 77 triliun) yang membeli emas untuk hedging. 
Dalam sebuah wawancara dengan Bloomberg, Zell mengatakan untuk pertama kali dalam hidupnya membeli emas yang ia yakini sebagai 'proteksi yang baik' pada Januari 2019.
Memang Zell tidak secara spesifik menyebut proteksi terhadap apa. Namun yang pasti, emas bisa menjadi proteksi terhadap inflasi, depresiasi nilai tukar hingga kinerja aset lain yang buruk.




Ray Dalio
Jika Warren Buffet dikenal sebagai ahlinya 'value investing' saat ini karena mempraktikkan strategi gurunya yakni Benjamin Graham, Ray Dalio lebih dikenal dengan kemampuannya dalam meramu portofolio investasi.
Dalio merupakan seorang pengelola dana dari sebuah perusahaan hedge fund dengan dana kelolaan terbesar di dunia bernama Bridgewater Associates yang berbasis di Westports, Connecticut. 
Dalio terkenal dengan portofolionya yang diberi nama 'all weather' yang berisikan berbagai macam aset dengan jenis berbeda dengan pembobotan tertentu sehingga membuatnya mampu menurunkan risiko dan tetap bisa menunjukkan performa ciamik meski pasar mengalami goncangan.
Seperti halnya para crazy rich lain, pria yang juga berdarah Italia ini memiliki kekayaan senilai US$ 18,7 miliar (Rp 261,8 triliun) juga membeli emas. Menurutnya emas punya peranan untuk preservasi kekayaan dan diversifikasi.
Menurut Dalio emas bersinar karena kinerjanya yang baik ketika ada depresiasi nilai tukar dan konflik domestik maupun internasional meletus. Dalam berbagai tulisannya Ray sebagai manajer investasi menyarankan setiap orang untuk memiliki emas di dalam portofolionya.





Lord Jacob Rosthchild
Siapa yang tak tahu nama ini. Melihat nama belakangnya saja orang pasti langsung merujuk pada klan bankir yang tajir melintir bahkan sampai tujuh turunan pun tak akan habis.
Salah satu rahasia dibalik kekayaan dari Lord Jacob adalah emas. Jacob menyukai emas sebagai salah satu instrumen untuk preservasi modal dan kekayaan lintas generasi. 
Pada 2016, Lord Jacob secara fenomenal mengatakan bahwa keluarga Rosthchild melakukan aksi buang dolar dan menggantinya dengan mata uang lain, termasuk emas. Perubahan imbal hasil surat utang dan kebijakan moneter menjadi pemicu aksi keluarga bankir Inggris tersebut.
Sebenarnya klan Rothschild sendiri sudah sangat erat kaitannya dengan emas bahkan sejak tahun 1.800 silam. Keluarga ini sudah terlibat dalam aktivitas penambangan, pemurnian dan perdagangan emas.
"Sejarah perdagangan emas tak akan lengkap tanpa Rothschilds," mengacu pada sejarah keluarganya "dan sejarah Rothschilds, akan sangat berbeda tanpa emas"



Itulah enam crazy rich dunia yang sangat percaya pada kekuatan emas. Memang emas tidak seperti aset keuangan lain yang memberikan imbal hasil. Namun dengan kondisi seperti sekarang ini, emas diyakini masih mampu melesat.

Ada beberapa alasan mengapa emas menguat, mencapai level tertinggi baru sepanjang masa di atas US$ 2.000/troy ons untuk pertama kalinya dalam sejarah di awal bulan ini.

"Emas telah menjalani tiga tahun perjalanan yang hebat. Tahun 2020 sangat kuat, dengan emas naik sekitar 35% tahun ini,"tulis kepala strategi aset nyata Wells Fargo John LaForge pada hari Senin.
"Sepanjang tahun, kami telah menjelaskan tiga alasan utama. Kami percaya bahwa pendorong harga utama emas sebagian besar bermuara pada: 1) suku bunga riil jangka panjang yang rendah, 2) pencetakan uang global yang berlebihan (pelonggaran kuantitatif/QE), dan, yang terbaru, 3) melemahnya dolar AS. 
Namun, semua alasan itu bukanlah katalisator asli.

"Ada alasan keempat - terkait dengan tiga lainnya - yaitu gajah di dalam ruangan. Itu disebut 'kepercayaan'. Kepercayaan pada uang, dalam jangka yang sangat panjang, telah menjadi hal yang berubah-ubah. Tidak ada uang kertas yang bertahan sepanjang waktu, sedangkan emas. Emas adalah 'penyimpan nilai' yang dipercaya dalam sejarah, "kata LaForge.

Lonjakan harga emas tahun ini sebenarnya bisa menjadi tanda bahwa kepercayaan pada uang dan kepercayaan pada sistem kebijakan moneter saat ini sedang terkikis, kepala strategi aset riil menunjukkan.

"Sistem moneter [kami] yang berfungsi hari ini, dan sebagian besar dipercaya. Dengan demikian, kenaikan harga emas dan mata uang kripto baru-baru ini mungkin merupakan tanda bahwa kontingen kecil, namun terus berkembang, mempertanyakan sistem moneter dunia, "tulis LaForge.

Melihat adanya risiko ketidakpastian yang masih tinggi, para investor pun masih bullish terhadap prospek jangka panjang emas. 

sumur

https://www.cnbcindonesia.com/market...crazy-rich-ini
Diubah oleh Lockdown666 27-08-2020 01:49
scorpiolama
Shyesun.pucha
hpsnrls
hpsnrls dan 31 lainnya memberi reputasi
30
8.3K
86
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
wahgilaAvatar border
wahgila
#1
Indonesia punya tambang emas gede kok enggak tajir tajir gan?
scorpiolama
decodeca
berakalbaik
berakalbaik dan 2 lainnya memberi reputasi
3
Tutup