Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

lina.whAvatar border
TS
lina.wh
Kangen


Cinta adalah sebuah emosi kasih sayang yang kuat. Cinta, sejak awal berjumpa telah memberi tanda dan selalu disadari oleh dua insan yang berbeda. Cinta, semakin kuat dan erat ketika dua insan telah saling percaya. Cinta, akan terjalin erat jika dua insan saling menerima apa adanya.

Suatu ketika saat dua insan harus berpisah, kenyataan pun harus terima dengan segala upaya. Berpisah, bukan berarti putus tanpa kabar. Tapi berpisah untuk melanjutkan study masing-masing.

Pagi ini, di ruang terbuka yang nampak sepi dan bernuansa lain dari saat pertama Acha mendatanginya dulu. Bangku yang diduduki Acha sudah tua dan usang. Pohon pinus itu kini tampak banyak coretan. Beberapa nama terukir di pohon pinus, mungkin ukiran tersebut tercipta dari ujung paku yang digerakkan oleh tangan jahil.

Dinding ruang terbuka pun bernuansa lain, cat yang dulu cerah kini mulai mengelupas dan warna mulai pudar. Acha nampak gelisah dengan sebuah laptop yang dipangkunya. Jemarinya saling terpaut, mukanya pucat dengan sedikit keringat dingin dan jantungnya berdetak kencang.

Semilir angin sepoi tidak membuat keringat dingin berhenti menetes dari muka Acha. Kerudung yang dikenakan pun agak berantakan, karena sekaan telapak tangan Acha sendiri.

"Aku di sini tidak senyaman dulu," katanya lirih sambil menyeka dahinya.

Pandangan mata Acha kini fokus pada sebuah laptop di atas pangkuannya. Dibukanya laptop itu perlahan dan menu email yang menjadi tujuan utamanya.

"Alhamdulillah, Gerald mengirim email hari ini!" katanya dengan sumringah dan langsung membuka email masuk dari Gerald.

"Ah, Gerald tidak menanyakan kabarku. Tampaknya hanya sebuah puisi, yang aku tidak bisa menikmatinya. Aku lebih suka kata-kata lugas daripada sebuah puisi yang kadang aku sudah mengartikannya," ujarnya perlahan dan mengurungkan untuk membaca email dari Gerald.

Tiba-tiba, suara yang bersahutan dari sekumpulan gadis seusianya datang menyapa. Acha menoleh dengan cepat ke arah suara yang memanggilnya, kemudian melempar senyum.

"Acha, kenapa sendirian? Aku tidak melihat Gerald bersamamu. Ya, hampir dua bulan ini!" kata seorang gadis bernama Mega.

Acha melempar senyum, ternyata banyak yang tidak tahu ke mana Gerald sekarang.

"Gerald sedang melanjutkan study-nya ke Melbourne," jawabnya dengan ramah dan tak lupa sambil melempar senyum manis.

"Oh, semoga sukses di sana ya! Ayo bergabung dengan kami. Kami hendak ke bawah, menikmati pemandangan air terjun!" ajak Mega kemudian.

Acha tersenyum simpul, lalu berdiri dan mendekati Mega. Keramahan di antara mereka selalu tercipta.

"Maaf Mega, aku tidak bisa ikut. Hati-hati di sana dan selamat menikmati," ujar Acha sambil melambaikan tangan kepada Mega beserta sekumpulan gadis lainnya.

Acha tetap berdiri menyaksikan sekumpulan gadis tersebut berjalan menuju air terjun, kadang saling melempar senyum saat mereka menoleh.

Saat sekumpulan gadis tersebut menghilang dari pandangan mata, Acha pun kembali duduk di bangku tua yang usang. Menghela nafas panjang, sambil merintih menahan rindu dengan seseorang. Seseorang itu adalah Gerald, yang kini sedang menempuh study-nya untuk mendapat gelar Kapten Pilot di Melbourne.

"Ah, Gerald! Kamu membuatku rindu. Tapi, aku akan setia menantimu. Karena aku yakin, seluruh alam semesta ini akan membantu kita untuk saling menyatu!"

Acha melamun, sudah terlalu lama. Kemudian memutuskan untuk melanjutkan membaca email dari Gerald. Walaupun kurang berminat dengan puisi, namun Acha akan tetap membacanya.

Dear Acha...

Di tubuhku, ada sesuatu yang membelenggu
Bergemuruh, keras dan menyambar
Lalu dengan sejuk dan lembut memeluk

Apakah ini kangen?

Seandainya aku bisa terbang
Lalu membelah diri ini menjadi dua
Aku akan akan menemuimu
Hanya sekedar melepas sebuah rasa; kangen

Ah, aku terlalu lemah
Aku terlalu rapuh dengan rasa itu
Apakah kamu merasakan seperti apa yang aku rasa?

Jika iya, simpan dulu
Hingga nanti saat sang waktu telah memihak

Semoga, rasa akan tetap terawat hingga masanya

***

"Gerald, katakan saja jika kamu kangen. Aku juga kangen kepadamu, kok!" ucap Acha pelan sambil membalas email Gerald seperti apa yang baru saja diucapkan.


Selesai...






Diubah oleh lina.wh 07-09-2020 03:26
rinafryanie
riwidy
Bisri767
Bisri767 dan 30 lainnya memberi reputasi
31
4.8K
266
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
lina.whAvatar border
TS
lina.wh
#127
Apa Indahnya Cinta

Sumber gambar : dokumentasi pribadi



Apa Indahnya Cinta



Hari yang cerah, secerah hati Azkia yang girang hari ini. Hari ini hari Minggu, tetapi Azkia tidak pulang ke rumah dan tetap memilih di kost. Tidak ada alasan selain Ricky, mahasiswa semester 2 yang juga kost di dekat kost Azkia.

Ricky dan Azkia sudah hampir 6 bulan berkenalan. Setiap sore mereka bersama, hanya untuk sekedar bercanda maupun menikmati kopi hitam buatan Azkia. Azkia memang masih kelas 11 SMA, tetapi nampak masih polos seperti anak SMP. Dandan pun tak pernah, tetapi kulit Azkia yang putih bersih membuat Azkia tetap cantik walaupun tidak berdandan.

"Azkia, kamu sudah punya pacar belum?" tanya Ricky saat mereka sedang bersama di taman kota.

"Kalau aku punya pacar, aku gak akan sering jalan sama kamu!" Azkia pun menjawab dengan polos.

"Lalu ada niatmu untuk pacaran?" lanjut Ricky.

"Belum kepikiran sih. Aku lebih suka begini, jomblo dan bebas. Bebas main maupun pergi dengan siapapun."

"Aku jarang melihat kamu jalan bareng yang lain selain aku." Ricky nampaknya mulai percaya diri.

Azkia hanya tersenyum, sambil sesekali menyeruput kopi hitam kesukaannya.

"Benar begitu, bukan?" lanjut Ricky yang ingin mendengarkan jawaban dari Azka.

"Kesibukan teman-teman lain. Kadang aku ada les, mereka tidak. Kadang mereka ada ekskul, aku tidak ada," Azkia pun berkata dengan polos juga.

"Azkia, kamu mau enggak jadi pacarku?" kata Ricky yang akhirnya bisa mengungkapkan isi hatinya kepada Azkia, yang telah lama dipendamnya.

Azkia hanya terdiam. Tidak merasa ge-er ataupun tersanjung.

"Azkia?"

"Iya." Azkia pun membalas panggilan Ricky dengan lembut.

"Aku serius," lanjut Ricky.

"Lalu?"

"Aku mencintaimu, Azkia. Kamu mau ya jadi pacarku?" kata Ricky kembali.

Azkia hanya terdiam. Karena Azkia memang tidak ada rasa cinta kepada Ricky. Hanya rasa sayang sebagai teman, teman yang selalu mengisi kekosongan waktu bersama.

"Rick, aku belum pernah jatuh cinta. Sampai sekarang," kata Azkia dengan jujur.

"Kenapa? Belum nemu yang sesuai dengan kriteriamu?" Ricky pun penasaran dengan Azkia.

"Bukan begitu!"

"Lantas?"

"Aku korban KDRT. Setiap hari orang tuaku selalu bertengkar bahkan saling menyakiti fisik. Tak jarang pula aku ikut kena pukul!" kata Azkia dengan jujur.

"Lalu?"

"Entahlah. Aku lebih suka sendiri daripada memikirkan cinta. Apa sih indahnya cinta? Manis saat masih pacaran. Kalau sudah menikah, nanti seperti orang tuaku. Dan anak jadi korban. Iya, aku korban KDRT orang tuaku. Yang katanya mereka dulu cinta, berjanji sehidup semati. Nyatanya?" kata Azkia dengan sedih.

Ricky pun mengerti perasaan Azkia, yang belum bisa membuka hati untuk lawan jenisnya. Mungkin karena usia Azkia yang masih labil, dan mungkin juga karena Azkia masih merasa trauma dengan kedua orangtuanya.



Selesai




Sumber gambar : di sini


Kasih sayang yang terjalin antara orang tua dan anak, mampu menghasilkan keharmonisan, sikap yang jujur dan terbuka. Keluarga menjadi tempat singgah terindah, tempat yang tepat untuk mengajarkan cinta, kasih sayang dan ketulusan. Maka, jauhkan sikap negatif orang tua yang akan mempengaruhi psikologis anak.



Lina WH


Diubah oleh lina.wh 26-08-2020 02:55
ismilaila
rainydwi
kanyaanatasya
kanyaanatasya dan 10 lainnya memberi reputasi
11
Tutup