9 Kali Tancap, Langsung Keok!

Jawaban Thread dengan link sbb:

Sehari 9 Kali, Fiks! Kita Cerai.

***

Jantung Desi serasa rontok ketika tanpa sengaja dia membaca curhatan Dani-mantan suaminya-di komunitas menulis terbesar di Asia itu.

"Kurang ajar banget tuh, Cowok! Cemen! Apa maksudnya blow up ke media perihal diriku yang kuat sembilan ronde itu? Ini tidak bisa dibiarkan. Aku harus bikin tulisan tandingan biar emak-emak sedunia tahu kalau aku tidak seburuk yang disampaikan mantan misua-ku itu!"

Desi mencak-mencak sambil mengutak-atik layar di ponsel. Tidak berapa lama dia tersambung dengan seseorang.

"Heh! Kalau situ sudah tidak suka sama aku, enggak usah banyak cingcong, deh! Ngapain juga di-posting di sosial media perihal diriku yang menjadi perempuan tangguh di ranjang? Apa yang situ lakukan itu, JAHAT!"

Entah apa jawaban orang di seberang, Desi semakin meradang.

"Pokoknya aku tidak mau tahu. Jika dalam waktu 24 jam itu postingan tidak di take down, situ akan aku laporkan ke kantor polisi. Biar situ dirudapaksa oleh para penjahat-penjahat yang haus kehangatan!"

Desi menutup telepon. Menarik napas dalam-dalam lalu mengheningkan cipta sejenak. Setelah 5 menit berlalu, dia kembali memeriksa Facebook-nya.

"Mantap. Baru diancam begitu saja sudah keok. Dasar mantan lemah, pengecut! Tempe! Syukur, deh, itu postingan udah dihapus. Awas saja kalau dia macam-macam lagi, aku kerat perkututnya itu sampai habis."

Desi menyeringai seperti harimau kelaparan. Dia keluar dari rumah, lalu duduk di beranda dan menatap bulan purnama yang bersinar indah.

"Oh, Bulan! Apakah aku salah memiliki nafsu besar? Banyak yang mengatakan aku harus diruqiyah karena bisa saja tubuh ini ditumpangi jin. Bahkan ada yang menyarankan aku rajin-rajin puasa. Padahal cikidipappap itu bukankah begitu menyenangkan? Nikmat dan penuh gairah. Lalu, kenapa Bang Dani tidak bisa mengimbangi permainanku dan menganggapku hyper***?"

Desi merintih sedih. Ingat akan sang mantan suami yang entah di mana sekarang.

"Bulan, andai engkau tahu. Sebenarnya aku pun tidak ingin meminta sembilan kali dalam sehari, jika saja Bang Dani tidak cepat keluar. Masa', baru nongol udah lepas-landas. Bukan aku yang bermasalah. Dia yang punya penyakit ejakulasi dini. Ketika aku ajak berobat, eh, malah dia marah-marah. Aku jadi sedih, Bulan."

Bulan kian bersinar cantik, sementara hati Desi kian temaram dan muram.

"Bulan, setelah beredarnya berita tentang aku yang tangguh dan perkasa, banyak pesan masuk dan berharap aku jadi istrinya. Bagaimana menurutmu, Bulan? Aku takut kalau dapat suami yang hanya mengharapkan itu saja dariku. Duh, Bulan, apa yang harus aku lakukan?"

Desi pun akhirnya membiarkan dirinya hanyut dalam kesunyian malam. Berdoa di dalam hati agar diberi pengganti lebih baik dari Dani.

***

Tamat.