Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

idnpropertiAvatar border
TS
idnproperti
Pengalaman Operasi Wasir Safute
Cerita ini aku tulis bulan agust - sept 2019, aku ingin menceritakan pengalamanku sakit wasir dan langkah2 yang aku ambil untuk menyembuhkannya, semoga bisa menjadi bahan pertimbangan rekan-rekan yang mungkin punya penyakit yang sama denganku.

12/08/19
Saat itu entah apa yang aku makan sebelumnya atau pemicu yang umum seperti makanan pedas atau kopi yang bikin kambuh, di pagi hari setelah buang air benjolan itu keluar dan berasa nyeri, akhirnya memperlambatku untuk berangkat kerja, untungnya aku punya salep oles merk (Ultraproct N) yang aku beli di apotik kimia farma seharga 140 an kalau tidak salah, yang pasti salep ini kalau aku oles biasanya nyeri dan gatalnya hilang.
Setidaknya itu efek yang aku rasakan biasanya setelah memakai salep ini, seperti sebulan yang lalu waktu kambuh-kambuhnya.

Dulu....
Seingatku pertama kali aku merasakan ada yang tak beres ketika buang air di ikuti dengan tetesan darah, waktu itu usia-usia kuliah, saat ini sudah menikah 2 tahun dan bekerja.
Setelah aku teliti kemungkinan besar penyebabnya adalah jam tidur yang luar biasa kebalik, bisa jam 4 atau 5 pagi baru tidur, minum kopi bisa 3 – 5 cangkir sehari, rokok terus2an, kalau makanan di rumah gak cocok, pilihannya selalu mie instan, dan seringnya makan malah malam hari, olah raga boro-boro, gorengan selalu always.
Akhirnya bulan bertambah bulan, kadang berdarah, kadang enggak, mulai ada benjolan kecil, akhirnya cari tahu kemungkinan2nya, yang pasti semua mengarah ke penyakit ini.
Makin tahun benjolan pun semakin membesar (masih sebesar kelereng mungkin) dan kadang muncul kadang enggak, kalau munculpun paling biasanya gak lama juga ilang (balik masuk lagi).
Sejauh sampai titik ini aku gak melakukan treatmen khusus untuk mengatasinya dan cenderung membiarkannya, paling hanya mengurangi kopi atau gorengan (makanan berminyak) dan di situ letak penyesalanku.
Karena setelah parah baru mengerti kalau masih awal bisa di sembuhkan dengan merubah gaya hidup.

Setahun yang lalu....
Waktu kambuh2nya, benjolan keluar, dan lama bisa kembali lagi, dan darah menetes lebih banyak dari biasanya, waktu itu aku ingat sekali betapa risihnya, tapi kalau tidak salah rasa nyeri dan gatal gak begitu berasa, cuma kadang lemes, mungkin karena kekurangan darah. (benjolan sekitar 2 kelereng).
Waktu itu aku hanya minum ambeven dan di pagi sama malam istriku mengoleskan air tumbukan bawang putih dan entah berapa lama akhirnya normal kembali, kalau tidak salah 2 mingguan parah2nya.

Kembali lagi ke agustus 2019...
Sebenarnya bulan juli kemarin ini sempat kambuh parah (Kambuh parah itu benjolan keluar, berasa nyeri sedikit, dan lama baliknya biasanya butuh di atas 5 jam baliknya. Karena biasanya tiap BAB juga pasti keluar, tapi gak lama dari itu balik sendiri, kurang dari 1 jam).
Minum ambeven sudah gak ada efeknya, akhirnya datang ke apotik dan di tawarkan salep (Ultraproct N) yang tanpa pikir panjang aku setujui untuk membawanya pulang, dan benar saja memang enakan, nyeri dan gatalnya hilang. Akhirnya seminggu kemudian mulai membaik dan enakan.
Selama juli ini aku juga selalu pakai pantyliner (semacam pembalut tapi tipis dan kecil) istriku yang ngasih tahu, biasanya klo di indomart/alfamart ukurannya lebih kecil bungkusnya daripada pembalut umumnya, kata istri biasanya itu di pakai kalau wanita selesai haid jika masih ada bercak dikit.
Sangat membantu sih, dan lumayan nyaman karena gak risih dengan baunya jika sampai ada yg keluar dari sana tanpa di sadari, juga bikin pakaian dalam tetap bersih.

16/08/19
Rasanya tidak karu2an, nyut-nyutan, deperti di cubit2, dan panas seperti kebakar.
Cuma bisa guling-guling aja di kasur, coba minum paracetamol buat ngilangin nyeri.

19/08/19
Akhirnya nyerah dan ke dokter, dokter terdekat hanya puskesmas yg notabene dokter umum, sampai di puskesmas aku gak bisa pakai bpjs karena puskesmasnya bukan daerahku, jadi lewat umum, setelah ketemu dokter tidak di periksa hanya di ajak ngobrol (konsultasi) aja, padahal ini halaman belakang rasanya nyut2an.
Memang sih masih bisa jalan, tapi rasanya ini lho, mau nangis juga malu, cuma di kasih resep yang isinya itu pereda nyeri, pereda radang, dan multivitamin, dan kalau masih gak tahan suruh ke dokter bedah.

22/08/19
Obat dari dokter sudah abis, kalaupun sudah minum kemarin rasa nyut2an itu masih ada, dan hilang paling Cuma sebentar, dan kemudian balik lagi.
Akhirnya aku minta istri untuk beli Ardium 500mg, Paracetamol 500mg, sama Ponstan (Asam Metafenat).
Tujuan nya sih Ardium nya untuk menyembuhkan wasirnya, kalau paracetamol sama ponstannya untuk meredahkan nyerinya.
Walaupun aku bukan orang kedokteran setidaknya biasanya resep itu yang aku dapatkan dari banyak sumber informasi.
Tapi yang pasti minumnya tidak sekaligus, selalu aku beri jeda 2 - 3 jam an antara ardium dengan ponstannya, kalau paracetamol aku minum kalau (nyeri dan demam) dan ponstannya gak di minum, kalau gak demam aku minum ponstannya (aparacetamolnya enggak), takut juga, karena gak ngerti dan jangan di coba juga.
Dan hasilnya..... tidak ada perubahan, hampir tidak bisa meredakan rasa nyerinya.
Sempat mempertimbangkan obat lain, seperti Venaron, Venosmil, Borraginoll.
Karena sakit nya itu sudah gak tahann..

24/08/19
Dari kemarin malam hanya bisa gulung-gulung menahan sakit, rasanya ngilu, perih, cenat cenut, panas, jika di posisi berbaring yang pas, berasa enakan, tapi beberapa saat lagi cenat cenut lagi. Karena sudah gak tahan akhirnya saya putuskan untuk datang ke klinik safute.
Dari semalam sebenarnya sudah chating sama nomor orang klinik yang ada di website, tanya kalau sabtu buka apa enggak, dll.
Akhirnya saya sudah memantabkan hati kalau memang besok di minta tindakan saya akan iyakan, karena sudah tidak tahan sama nyerinya.
Selain lihat buku tabungan juga, kalau dari review2 biayanya sekitar 8-10 jt an.
Sebelumnya sempat mempertimbangkan operasi melalui bpjs, aku pikir akan jauh lebih berhemat jika bisa melalui bpjs.
Tapi beberapa info yang aku cari tahu sesudah operasi dengan metode konvensional selain penyembuhannya yang mungkin lebih lama, juga banyak yang mengalami hal-hal dari efek samping operasi itu sendiri.
Untuk lebih jelasnya mungkin rekan-rekan bisa cari tahu dampak atau efek samping pasca operasi wasir.
Karena kalau saya sendiri mempertimbangkan waktu pemulihannya di karenakan kebutuhan yang gak memungkinakan istrahat terlalu lama.
Oh ya untuk tindakan sendiri sebenarnya tidak hanya operasi yang bisa jadi pilihan, kalau tidak salah ada metode yang hanya di suntik benjolannya, ada yang di tali benjolannya, ada juga cara herbal yang di oles benjolannya dengan salep tertentu.
Dan mungkin masih banyak lagi pilihan2 tindakan, bahkan operasi pun juga banyak tekniknya, rekan2 bisa pilih sendiri yang paling cocok, karena semua ada kurang lebihnya masing2.
Jika di tanya alasan aku kenapa memilih safute, pertama lokasi kliniknya tidak terlalu jauh, jadi misal nanti kontrol tidak terlalu jauh, kedua sejauh info yang saya dapat mengenai macam2 tindakan, teknik ini yang paling mutakhir di banding yang lain, karena mirip sunat yang di potong pake laser, dagingnya kaya di las, jadi gak perlu di jahit.
Di pikiran orang awam seperti saya hanya berpikir kalau di jahit kan basah, kalau ini hampir kering, mungkin akan lebih cepat keringnya.
Dan saya salah satu orang yang gak tahanan sama sakit, dan katanya safute minim banget sakitnya, saya aja tiap hari meronta-ronta (ngruguh2 klo orang jawa bilang), kasihan istri saya gak bisa tidur gara2 saya.

Hmmm jadi panjang ya...
Jadi sesampainya di klinik saya daftar, menunggu kurang lebih 1 jam, setelah sampai giliran saya masuk ke ruang periksa, dan menceritakan keluhan saya dan akhirnya di suruh berbaring miring menurunkan celana dan dokter memasukan jarinya kobel kanan kiri atas bawah.
Saya mengaduh ke nyerian, kata dokter memang ada wasir kalau menurut diagnosinya sudah stadium 3.
Lalu di sampaikan kalau mau tuntas ya tindakan, tapi kalau mau resep saja juga gpp.
Akhirnya saya minta waktu untuk memikirkannya dan jalan keluar ruangan dokter untuk duduk2 di sofa tempat periksa, memang sih di klinik ini terkenal atas keramah tamahannya, saya pernah dengar ada pasien yang hanya membayar sebagian saja biaya totalnya, atau ada juga yang menggunakan asuransi khusus yang bisa berobat di klinik tapi biaya nya di tambahkan dari yang seharusnya, dan kelebihan biaya itu untuk subsidi pasien lain yang kurang mampu, atau bahkan pasien2 yang memanfaatkan promo dari klinik seperti gratis konsultasi pertama.
Akhirnya di luar aku bicara sama istri tentang keputusannya seperti apa, istripun mendukung klo aku harus tindakan, selain itu ada beberapa pasien juga di ruang tunggu, dan kami pun berbincang2, intinya mereka menceritakan pengalaman mereka, dan menguatkan saya untuk tindakan saja, mereka sudah operasi semua di sini, dan saat ini sedang kontrol.

Setelah menguatkan hati aku memutuskan untuk operasi saja, biar tuntas, oke sebelumnya aku di tanyai kapan terakhir makan, dan kebetulan seharian itu memang aku gak makan dan hanya minum air putih (sebenarnya sudah siap2), lalu di suruh tanda tangan dokumen pernyataan, ya standar lah dimana2 juga pasti seperti ini.
Lalu diarahkan ke ruangan lain, di sana aku di suntik untuk menaruh alat infus bius di tangan kanan, istriku pun masuk ruangan itu untuk menemani.
Lalu aku di suruh miring lagi setelah itu bius mulai di suntikan, dan katanya kalau ngantuk gak usah di tahan, suntikan kedua aku lihat dan tiba2 gak sadar.
Langsung setelah itu di bangunkan dokter, dan bilang kalau sudah selesai operasinya.
Istri menyaksikan semua kejadian itu, katanya halaman belakangku di obrak abrik dan di gunting pakai alat safute itu 3 kali.
Menurut istri kondisi kliniknya kurang bersih, tempat cuci tangan beserta lapnya dan beberapa sudut ruangan, bahkan sarung tangan dokter tak luput dari perhatian istriku.
Kalau menurutku sih biasa aja, masih ok lah.

Aku beristirahat beberapa menit, mungkin sekitar 30 menitan, lalu datang perawat yang dari sebelumnya membantu dokter, menjelaskan beberapa obat yang nanti di bawakan pulang dari anti nyeri, antibiotik, pencahar, alat2 pembersih luka seperti salep, obat merah, kain kasa, tempat merendam dll.
Juga di sampaikan bahwa diminta banyakan baringan dulu, makan makanan yang banyak serat bagus (sayur dan buah), hindari daging merah (kambing, sapi dsb) kalau ayam dan telur boleh, banyakin minum air putih.
Oh ya kalau soal makanan banyak di kalangan masyarakat mitosnya kalau selesai operasi jangan makan telur, ikan ataupun daging2an dulu, kalau menurutku tergantung operasinya operasi apa dulu, kalau wasir mah harusnya gpp ngikutin saran dokter, ikan telur dsb nya kan sumber protein, protein baik untuk penyembuhan luka.
Jadi aku putuskan mixed makanya, ada telur dan ikan tapi dikit2 aja, kebanyakan sayuran dan buah2an juga bubur. (makananku sampai hari ke 4 ini sih).

Oke, sore itu setelah 1 jam selesai operasi aku memutuskan untuk pulang, oh ya setelah selesai administrasnya juga tentunya, aku kena 9,65 jt.
Waktu itu tarif maximal sekitar 10jt sekian, perbedaan biaya tergantung kesulitan dan separah apa wasirnya klau gak salah.
Sampai di perjalanan pun tidak berasa nyeri sama sekali, aku sendiri juga heran kenapa begini, mungkin karena masih ada efek bius nya tadi, cuma kalau lagi di polisi tidur atau lubang, sedikit berasa nyut nya.
Kalau skala 1 – 10, nilainya nyerinya 2

Sampai di rumah pun masih ok rasanya (perjalanan dari klinik ke rumah 30 menit), ya sambil jalan-jalan kecil masih bisa walaupun sedikit ngakang, jadi keinget waktu sunat dulu, ngakangnya pun karna ke parnoanku sendiri, takut kenapa2 di sana, kan baru aja ada tebang pohon, padahal kalau rasanya masih biasa aja.
Malam itupun aku makan malam cap cay kuah sedikit, nasi dan buah pepaya, lalu minum obat pencahar dan obat nyerinya 1 aja, padahal 2 macam yang dibawakan, karena menurut aku masih ketahan rasanya.
Malam itu berasa ingin BAB ataupun kentut, tapi keduanya gak bisa aku lakukan.

25/08/19
Pagi hari setelah sarapan aku minum obat anti nyeri dan antibiotik.
Setelah itu melepas perban kasa, dan mencoba BAB dan belum bisa, akhirnya kepalang tanggung sekalian mandi, tapi sebisa mungkin jangan sampai bagian itu kena sabun.
Akhirnya setelah beberapa saat bisa buang angin dan rasanya plong banget.
Hari ini nyerinya skala 2.
Masih mirip seperti kemarin akhirnya siang gak minum obat anti nyeri, dan setelah tanya perawat memutuskan meminum vegeta herbal biar bisa buang air besar.
Oh ya kalau kencing sepulang operasi itu langsung kencing, gak ada kendala kalau soal kencing, yang jadi kendala cuma harus jalan ke wc agak nyut ketika bangun dari kasur.
Udah ada 5 kali kencing dari semenjak operasi kemarin.
Malamnya pun juga gak minum obat nyeri, Cuma obat pencahar aja.
Eh malemnya dong terasa nyeri (skala 4) dan kebangun sekitar jam 2 malam dan akhirnya minum obat pereda nyeri dan tidur kembali.

26/08/19
Bangun tidur bersih2 badan dan mulut, sarapan minum obat semuanya, dan biasa aja.
Nyeri skala 3.
Siangan ada panggilan alam, akhirnya bisa BAB yang keluar kebanyakan cairan.
Setelah BAB nyeri skala 5.
2 jam kemudian berasa pengen BAB lagi, duh rasanya itu agak trauma sama kamar mandi, rasa setelah BAB kedua nyeri skala 5, masih tetep lumayan.
Jam 7 malam, badan berasa gak enak, lalu demam, lumayan panas semua tubuh, kata perawatnya di suruh minum paracetamol, dan sejam kemudian mendingan sih, dan bisa tidur tapi tidak jenak, suka bangun karena berasa nyut-nyutan.

27/08/19
Ganti kasa dll, nyeri skala 2.
Dan sampai malam biasa aja rasanya, dan gak BAB hari ini.

28/08/19
Hari ini jadwalku checkup, setelah siap2 lalu ke ingat coba hubungi pihak klinik, eh katanya dokternya lagi gak ada saat ini, karena sedang ada operasi di RS H* di daerah depok kalau tidak salah, dan diminta besok datangnya, oh ya satu lagi dokter yang operasi kemarin bukan dokter yang biasanya di klinik (Dr. P*), karena beliau sedang haji saat ini, jadi yang mengambil tindakan kemarin dokter pengganti, mungkin rekan2 dokter P*.
Kembali ke kondisi saat ini, gak tahu kenapa sebelah lubang itu, saat ini benjol merah tua, ada mata nanahnya.
Sebelum operasi kemarin sudah aku jelaskan kalau selain wasir ku, di sebelah lubang A* itu juga ada benjolan kalau di raba, yang satu lumayan besar dan keras kalau di raba (1 kelereng) yg satunya kecil, ini rasa kalau di raba.
Kata dokter yang menindakku, itu adalah dampak dari wasir itu, kalau wasir itu di angkat kata beliau benjolan itu juga akan hilang.
Rasanya hari ini nyeri kembali, tapi aku rasa sumber nyerinya benjolan itu bukan bekas luka operasinya, sebelumnya aku udah sampaikan ke pihak klinik, tapi di jawabnya cuma tidak apa2 oleh perawatnya, karena sudah tidak tahan akhirnya aku foto dan cari nomor telfon dokter P* untuk tanya langsung, sejauh ini biasanya aku ngobrol dengan nomor yang ada di website dan itu adalah nomor2 perawat di sana, benar saja kata beliau ini bisul / abses, dan harus segera di tindak besok untuk mengatasinya, beliau ternyata fast respon juga, padahal aku hubunginya jam 11 malam.
Duh langsung panik dong, pertama mikirin lukanya, yang satu saja belum kering, ini kalau sampai di bedah lagi gimana, kedua mikirin sakitnya, aku rasa sakitnya sih minim tapi pasca operasi pasti lumayan, ketiga mikirin waktunya, aku dah ninggalin kerjaan semingguan, kalau di bedah lagi pasti harus lebih lama istrahatnya, keempat mikirin biayanya, kalau di tindak ada biaya macem2 apa enggak, kelima mikirin pertanyaan2 yang ada di benak, kemarin sebelum operasi pertama kan udah aku sampein kalau ada sesuatu yang gak beres, kenapa gak di tindak sekaligus, apakah ini kelewatan, atau memang tidak terlihat waktu itu, ya sudahlah, aku gak mau mikirin yang aneh2, niatku pengen sembuh, jadi memantapkan hati apapun itu, yang penting sembuh dulu dah, gtu aja.

29/08/19
Pagi hari siap2 check up dan setelah ketemu dokter dan di periksa, benar saja harus di tindak saat itu juga, sempat shock dong, tapi karena udah di pikirin semalaman akhirnya ya sudah di tindak aja, oh ya dokternya hari ini beda lagi, tapi aku rasa yang hari ini dokternya lebih baik.
Di bius lagi, di belek lagi, dan sebagainya, seperti operasi pertama memang rasa nyeri sangat minim, selesai operasipun juga minim, tapi seperti rasa ingin beol terus2an.
Ternyata yg operasi kedua ini luka sayatan itu tidak di jahit, karena memang metode penyembuhan abses perianal yang paling benar seperti ini, dan di sisipin kasa di dalamnya yang sudah di kasih obat merah dan salep, seperti mengganjal rasanya.
Nyeri skala 2.
Selesai operasi di kenakan biaya sebesar 1,2 juta.
Biaya tersebut untuk anestasinya kata perawat, dan aku di perbolehkan bayar besoknya, karena kebetulan uang cash juga gak bawa cukup.
Aku operasi sekitar jam 2, pulang sekitar jam 4, operasinya cepat, setengah jam-an.
Malam hari lumayan, tidur pun hanya bisa miring dan tengkurap.
Nyeri skala 3

30/08/19
Pagi hari, sarapan dulu, bersih2 badan dikit, minum obat nyeri, semuanya aku minum pokoknya, gak kaya kemarin2 yang kadang aku lewatin obat anti nyerinya, karena kalau masih bisa ketahan, biar gak obat mulu yang di minum, tapi obat antibiotik dan pencahar tetap, Cuma obat nyerinya aja yang kadang gak aku minum, tapi kalau sekarang gak berani, karena tahu setelah ini bekas operasi kedua itu harus di tarik kasanya dari lubang bekas operasi, dan nanti di masukan lagi kasa baru, btw ukuran lubang itu ya lumayan lah ya, muat 2 kasa steril ukuran 16x16cm setelah di lumurin obat merah dan salep kulit.
Benar saja, rasanyaa... hmmmm
Nyeri skala 8 waktu ganti kasa, dan nyeri bengangsur turun setelahnya, skala 4 lah.
Oh ya harus di rendam air hangat juga sebelum ganti kasa, aku tambahkan detol buat antiseptiknya.
Hari ini gak bisa BAB, dan sore hari harus ganti lagi kasanya, jadi ganti kasa ini sehari 2 kali.
Dah gak kebayang gimana seminggu kedepan harus seperti ini terus, tapi demi kesembuhan apalah daya.
Jadi memang setelah aku cari2 informasi, memang abses salah satu dari beberapa yang mungkin terjadi pasca operasi, tapi kalau kasus ku sih sepertinya abses ini udah ada dari sebelumnya, dan mungkin nyeri yang aku alami sebelum operasi wasir kemarin selain wasirnya ini juga karena absesnya ini, juga kalau tidak salah abses seperti ini kalau gak segera di tindak bisa jadi fistula ani, semacam terowongan kecil antara dinding rektum ke pantat, dan penanganan-nya-pun mirip fistula.
Dan demam setelah operasi pertama kemarin kemungkinan juga karena absesnya ini.
Jadi adanya tindakan kedua aku pun jujur gak menyesal, walaupun harus 2 kali operasi, ya mungkin memang sudah di takdirkan, kalau sekali operasi dan 2 2 nya itu, mungkin akan lebih nyeri lagi pasca operasi, dan masalah tindakan klinik tersebut, sejujurnya aku senang dengan penanganan mereka, karena aku sering ngobrol dengan beberapa pasien yang berobat kesana juga, bahkan beberapa di antaranya sudah berobat kemana2 dan gak sembuh, baru di bawa kesana dan sembuh, karena beberapa metode operasi di RS masih tergolong konvensional, seperti luka abses atau fistul gini di jahit setelah operasi, dan akhirnya kambuh lagi, memang sih setelah di bersihkan nanah yang di dalam itu sakitnya hilang semua, tapi kalau di jahit bisa tumbuh kembali, kalau gak di jahit memang agak sakit berhari2 pasca operasi waktu di sisipin kain kasa, tapi lebih efektif dan meminimalisir kekambuhan, dan memang rata2 gak kambuh, karena luka tertutup pelan2 dari dalam.
Sejauh ini sih, aku masih sangat menyarankan salah satu metode safute ini, khususnya di tempatku tindakan ini, karena setahuku ya di sini yang aku alami dan semoga pertama dan terakhir kali. Aminn YRA.
Diubah oleh idnproperti 11-09-2019 09:00
deinzerz
anaherlinda123
anaherlinda123 dan deinzerz memberi reputasi
2
7.4K
10
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
Farisul11Avatar border
Farisul11
#3
Bagaimana kondisinya sekarang kang ? Apakah sudah normal ?
0
Tutup