- Beranda
- Komunitas
- Female
- Wedding & Family
Mertuaku Kini Menjadi Ibu Tiriku, Pernikahan Antar Mertua Boleh Ga Sih?
TS
.Boyo.
Mertuaku Kini Menjadi Ibu Tiriku, Pernikahan Antar Mertua Boleh Ga Sih?
Viral kisah cinta dua mertua, yang memberikan efek Mertuaku Menjadi Ibu Tiriku. Ganjilkah hal ini? Buat gw sih sah-sah aja, asal pasangan ini saling suka ya gapapa daripada harus berzina.
Mertua laki sama mertua bini menikah, memang jarang ada tapi ga heran sih banyak kok sebenarnya dari dulu udah ada, cuma ga kayak sekarang dikit-dikit share tiktok viral, share IG viral, share twit dan FB viral, share kaskus ga ada yang viral 😁
Yah begitulah saat ini dikit-dikit viral, semua serba senang dengan viral. Pernikahan antar mertua saja langsung di viralkan sampai di undang ke salah satu stasiun televisi. Anjay, receh amat konten sekarang. Sama kayak thread gw yang ga berfaedah ini gan.
Tapi pastinya lo penasarankan, emang boleh gitu sesama mertua nikah? Apakah itu dilarang? Anjay pertanyaan kaya gini susah buat gw jawab, berhubung yang lagi viral-viral ini nikahnya dalam agama Islam biarkan gw kutip pak ustadz aja dah yang menjawab.
Biar ga salah langkah, biar ga disangka gw sok tau. Wong thread gw aja banyak yang ga bener sok-sok nasehatin orang ya ga sih! Nah, ini kutipannya gan.
Quote:
Allah berfirman, ’’Dan janganlah kamu kimpoii perempuan-perempuan yang telah dikimpoii oleh ayahmu, terkecuali pada masa yang telah lampau. Sesungguhnya perbuatan itu amat keji dan dibenci Allah dan seburuk-buruk jalan (yang ditempuh). Diharamkan atas kamu (mengawini) ibu-ibumu; anak-anakmu yang perempuan; saudara-saudaramu yang perempuan, saudara-saudara bapakmu yang perempuan; saudara-saudara ibumu yang perempuan; anak-anak perempuan dari saudara-saudaramu yang laki-laki; anak-anak perempuan dari saudara-saudaramu yang perempuan; ibu-ibumu yang menyusui kamu; saudara perempuan sepersusuan; ibu-ibu istrimu (mertua); anak-anak istrimu yang dalam pemeliharaanmu dari istri yang telah kamu campuri, tetapi jika kamu belum campur dengan istrimu itu (dan sudah kamu ceraikan), maka tidak berdosa kamu mengawininya; (dan diharamkan bagimu) istri-istri anak kandungmu (menantu); dan menghimpunkan (dalam perkimpoian) dua perempuan yang bersaudara, kecuali yang telah terjadi pada masa lampau; sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS an-Nisa` [4]: 23).
Ayat tersebut menjelaskan secara perinci perempuan-perempuan yang haram dinikahi seorang laki-laki, yaitu mantan istri bapak, ibu yang melahirkannya, anak perempuannya sendiri, saudara perempuannya sendiri, saudara perempuan bapaknya (bibi dari pihak bapak), saudara perempuan ibunya (bibi dari pihak ibu), dan anak perempuan dari saudara laki-laki (keponakan dari jalur saudara laki-laki).
Lainnya adalah anak perempuan dari saudara perempuan (keponakan dari jalur saudara perempuan), perempuan yang pernah menyusuinya (ibu susuan), saudara perempuan sepersusuan, ibu dari istri (mertua), anak tiri yang ibunya sudah dicampuri olehnya, istri anaknya sendiri, dan saudara istri, jika masih menjadi istrinya (mengumpulkan dua wanita bersaudara sekaligus dalam hubungan pernikahan).
Dalam ayat setelahnya Allah menegaskan, ’’Dan (diharamkan juga kamu mengawini) wanita yang bersuami, kecuali budak-budak yang kamu miliki (Allah telah menetapkan hukum itu) sebagai ketetapan-Nya atas kamu. Dan dihalalkan bagi kamu selain yang demikian (yaitu) mencari istri-istri dengan hartamu untuk dikimpoii bukan untuk berzina.’’ (QS an-Nisa` [4]: 24).
Dalam ayat ini, Allah juga mengharamkan menikah dengan perempuan yang masih bersuami (masih menjadi istri orang). Kemudian, Allah menegaskan, selain yang disebutkan dalam ayat-ayat di atas maka boleh dinikahi. Rasulullah menjelaskan, hubungan sepersusuan itu juga mengharamkan sebagaimana hubungan nasab.
Dan, dalam semua yang diharamkan itu tidak disebutkan mertua dari anak atau besan, maka boleh hukumnya bagi mereka untuk menikah karena itu termasuk ke dalam apa yang dibolehkan oleh Allah dalam firman-Nya. ‘’Dan dihalalkan bagi kamu selain yang demikian.’’ (QS an-Nisa` [4]: 24).
Wallahu a’lam bish shawab.
Ustaz Bachtiar Nasir
sumber kutipan
Gimana? Jelas, gamblang, tanpa ada rekayasa bukan. Sudah detil juga apa yang dijabarkan, jadi buat lo yang masih bingung kok itu sesama mertua nikah gimana hukumnya?
Lalu kalau mertua punya anak gimana? Ya jadi adek anak mereka yang menikah sebelumnya, terutama nasabnya lekat ke mertua laki-laki. Terus gimana dengan anak-anak mereka yang sudah menikah sebelumnya? Apakah itu menikahi saudaranya sendiri dan masuk mahram? Jelas itu bukan saudaranya baik kandung maupun sepersusuan, hanya saudara tiri.
Video Hukum Menikahi Saudara Tiri
Ini tidak mengapa, lalu kenapa saat ini heboh? Padahal dulu gw pernah liat watu gawai belum ada pernikahan antar mertua santai aja loh, masyarakat yang menganjurkan karena Ibu mertua si anak wanita sering nginap dirumah mantunya sedangkan dirumah itu bapaknya sudah duda.
Daripada terjadi hal-hal yang mengecrotkan mereka akhirnya nikah, itu atas saran masyarakat setempat waktu itu. Berhubung mereka berdua sudah setengah baya ya mau saja demi menghindari fitnah yang lebih besar.
Sayang dulu cuma ada nokia pisang kayaknya gw juga masih unyu-unyu, boro-boro update status. Yang ada buat lempar duda mata keranjang biar pingsan kayaknya lebih seru.
Sumber 1
Gambar google
Diubah oleh .Boyo. 11-08-2020 14:58
cor7 dan 21 lainnya memberi reputasi
22
9.3K
122
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
keympas
#15
tergantung hukum yg d anut oleh mempelai. kalo hukum agama boleh ya karena bukan muhrim.
tapi klo d tempat ane ada hukum adat sistemnya itu silsilah. jadi meskipun bukan muhrim tapi menurut silsilah nanti jadi ruwet dan tidak pantas maka tidak d perbolehkan. klo misal d lanjutkan maka dapat memutus tali silsilah.
contoh misal cwo nikah sama cewek anak dari kakak kandung bapak/ibu si cwo, alias sepupu tapi status cwe dalam silsilah itu dari keluarga yg lebih tua dari cowo maka dilarang. klo misal nikah maka si cwe manggil mas/kakang pada cwonya. dan silsilah persaudaraan bpak/ibu yg bersaudara jadi berubah harusnya yg muda harusnya manggil yg tua kakak/mbak malah jadi kebalik.
dan yg kejadian kyak gtu ada dan daripada ribet maka di anggap keluarga bapak/ibu cwe n cwo bukan bersaudara.
tapi klo d tempat ane ada hukum adat sistemnya itu silsilah. jadi meskipun bukan muhrim tapi menurut silsilah nanti jadi ruwet dan tidak pantas maka tidak d perbolehkan. klo misal d lanjutkan maka dapat memutus tali silsilah.
contoh misal cwo nikah sama cewek anak dari kakak kandung bapak/ibu si cwo, alias sepupu tapi status cwe dalam silsilah itu dari keluarga yg lebih tua dari cowo maka dilarang. klo misal nikah maka si cwe manggil mas/kakang pada cwonya. dan silsilah persaudaraan bpak/ibu yg bersaudara jadi berubah harusnya yg muda harusnya manggil yg tua kakak/mbak malah jadi kebalik.
dan yg kejadian kyak gtu ada dan daripada ribet maka di anggap keluarga bapak/ibu cwe n cwo bukan bersaudara.
.Boyo. dan kaiharis memberi reputasi
2
Tutup