- Beranda
- Komunitas
- Story
- Stories from the Heart
CERITA KOSAN : CINTA & KASMARAN (Inspired By True Story)
TS
belerlah
CERITA KOSAN : CINTA & KASMARAN (Inspired By True Story)
Halo semua.
Pertama - tama, langsung aja to the point. Kalo gan/sis familiar sama judul cerita ini mohon dibaca tulisan yang ane spoiler di bawah ini, kalo ga familiar, monggo dilanjut ke setelah tulisan yang ane spoiler,
Spoiler for Familiar?:
IYA, ini cerita yang ada di forum sebelah.
DAN IYA, INI ID ANE. Nanti ane buat pengumuman di forum sebelah kalo ane akan posting cerita ini di Kaskus sebagai konfirmasi bahwa cerita ini beneran buatan ane dan bukan ID yang nyamar sebagai ane.
DAN IYA, ID nya sedikit beda karena ID di forum sebelah terlalu mengarah eufimisme dan ga enak aja dipake di Kaskus yang bukan forum dewasa.
DAN IYA, FINALE BELUM RAMPUNG.
DAN IYA, INI ID ANE. Nanti ane buat pengumuman di forum sebelah kalo ane akan posting cerita ini di Kaskus sebagai konfirmasi bahwa cerita ini beneran buatan ane dan bukan ID yang nyamar sebagai ane.
DAN IYA, ID nya sedikit beda karena ID di forum sebelah terlalu mengarah eufimisme dan ga enak aja dipake di Kaskus yang bukan forum dewasa.
DAN IYA, FINALE BELUM RAMPUNG.
Semenjak ane posting cerita ini di forum sebelah, ane ga nyangka banyak yang terkesan sama cerita ane bahkan sampe masuk salah satu views terbanyak di forum dewasa tersebut.
Banyak juga yang bilang, awalnya baca buat nyari bagian esek - esek nya, tapi pada akhirnya stay untuk baca cerita nya. Terus banyak yang request untuk membuat kembali cerita ini tapi tanpa menggunakan bagian dewasa tersebut.
Agak susah sih, karena banyak dialog atau bagian cerita yang justru ane tampilin di saat sedang ada adegan dewasa nya.
Tapi setelah banyak pertimbangan, sepertinya bisa ane sanggupi tuh untuk membuat cerita ini tanpa harus terlalu nampilin bagian begituan nya. Tapi ya sekedar Warning aja sih buat pembaca baru, bahwa cerita ini memang berawal dari cerita panas, jadi akan ada banyak kata - kata erotis ataupun nuansa mesum di cerita ini.
Ane ga bermaksud merendahkan martabat wanita, ane hanya ingin menampilkan penggambaran jujur seorang mahasiswa pria yang tinggal di kosan di Bandung dan gimana kehidupan sosialnya pada waktu itu.
-----------------------------------------------
Sebelum ane mulai, rules yang berlaku di thread ini adalah rules yang berlaku di Sub Forum SFTH.
Ane menggunakan nama lokasi yang real kecuali nama kampus, tempat nongkrong ane, tempat yang ane lupa namanya, dan tentunya nama nama kos - kosan ane dan temen temen ane.
Ane udah bilang ke orang orang yang terlibat di cerita ini (tepatnya orang yang masih bisa ane kontak) kalo mereka akan ane masukkin ke dalam cerita ane dan mereka fine fine aja, permintaan mereka cuma yang penting jangan sampe orang - orang pada tau siapa mereka.
So please banget no Kepo Kepo.
(Jir kaya bakal banyak aja yang baca ini cerita.. Pake minta no kepo segala hahah)
Okelah, here we go!
--------------------------------------------------------------------
PROLOGUE
Quote:
Disini gue akan nyeritain kisah gue selama ngekos di Bandung mulai dari awal kuliah, sampe akhir kuliah.
Jujur sebenernya gue dapet banyak pelajaran berharga banget selama ngekos di Bandung. Padahal tujuan gue ngambil kuliah di Bandung adalah karena iseng aja gitu milih Bandung, tadinya gue dapet di UI lewat ujian mandiri, tapi gue ngerasa Depok panas dan kumuh kaya pasar (No Offense ya buat pembaca dari Depok.. ini kesan gue aja selama beberapa kali dateng ke Depok buat ujian Mandiri di UI). Nah berhubung gue dapet kuliah di Bandung, gue langsung bilang ke orangtua klo gue mau kuliah di Bandung aja. Saat itu gue ngeliat Bandung sebagai kota yang bisa memberikan kebebasan, jauh dari Orang tua, tempatnya dingin kaya di Puncak, banyak wisata kuliner favorit, dan Mojang Bandung yang terkenal cantik (dan ehm, katanya demen 'gitu gituan' karena efek udara dingin butuh kehangatan).
Ditambah lagi si Yully, temen gue dari kecil, dia tahun lalu dapet di bandung juga, orang tua gue jadi percaya karena disana gue ada temen dan ada yang ngawas lah..
Orang tua gue punya bisnis yang cukup sukses, jadi bisa dibilang gue berasal dari keluarga yang mampu, mereka begitu sayang sama gue karena gue cowo satu satunya dari empat orang anak, ditambah otak gue yang terbilang encer banget sering dapet ranking tiga besar di tiap tahun sekolah, Nyokap gue dokter spesialis dan punya klinik di daerah selatan Jakarta, Bokap gue eksportir langganan proyek negara yang sekali tender bisa milyaran omsetnya.
Yang gue salut sama mereka itu, biarpun mereka lumayan sibuk sama kerjaan mereka, tapi mereka sebisa mungkin nyempetin buat ngedidik nilai nilai kemandirian, disiplin, dan moral ke anak anaknya, jadi di mata gue, sangat beruntung bisa punya orang tua sesempurna mereka. Cuman ya namanya anak remaja cowo.. Pengen lah sekali sekali hidup di luar pengawasan orang tua.
That's why Bandung menjadi opsi yang sangat menarik buat gue.
Nah saat dapet kuliah di Bandung, gue kebingungan karena harus nyari kosan disana sedangkan orangtua gue ga punya waktu untuk nemenin nyari kosan, alhasil gue minta tolong Yully dan atas rekomendasi dari dia, gue dapet sebuah kosan yang cukup mewah, tepatnya rumah mewah dijadiin kosan sih yaa.. Kamarnya luas, dapet fasilitas Internet, dikasih TV 17 inch di kamar, ada kulkas juga dan pastinya lemari baju dan kasur juga, yaaa.. Selain itu kosan ini terletak di komplek perumahan yang cukup elit selevel Pondok Indah mungkin klo di Jakarta jadinya aman lah dalam hal keamanan, terus kosan ini terletak di lereng bukit yang bikin udara disini tuh sejuk banget, belom lagi banyak pohon rindang yang bikin adem klo jalan kaki siang bolong.. Tapi, harga ga boong lah.. sebulannya Kosan ini diatas Satu juta lebih sementara waktu itu di Bandung kosan lain harganya mungkin 200-300an aja per bulan..
Saking bagus nya ini kosan, ini kosan gue kasih nama : Kosan Bagus.
What a creative name, yes i know.
Dan dari kosan inilah cerita gue dimulai.
Diubah oleh belerlah 07-03-2023 18:41
thira4886687 dan 84 lainnya memberi reputasi
77
171.9K
Kutip
895
Balasan
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
TS
belerlah
#353
Cerita Kosan : Cinta & Kasmaran
Chapter 6 : C H O I C E S
V Minus One
Chapter 6 : C H O I C E S
V Minus One
Quote:
"Kamu yakin nih, Sar?" Ucap gue ragu sambil menatap Sarah. Gue bisa melihat ada keraguan dimatanya. Gue ga mau maksa dia meskipun sebenernya ini dia yang mau juga..
"Emangnya kamu belom pernah?" Tanya gue lagi sebelom melanjutkan.
Sarah menggeleng. "Belom.. Aneh ya?"
Gue ketawa, "Hahaha, ko aneh? Wajar koo.." Ucap gue menenangkan dia.
Sarah menghela nafasnya, kemudian mengenggam erat tangan gue.
"Yaudah, ler.. Ayo.." Ucapnya kemudian.
=============================
"Emangnya kamu belom pernah?" Tanya gue lagi sebelom melanjutkan.
Sarah menggeleng. "Belom.. Aneh ya?"
Gue ketawa, "Hahaha, ko aneh? Wajar koo.." Ucap gue menenangkan dia.
Sarah menghela nafasnya, kemudian mengenggam erat tangan gue.
"Yaudah, ler.. Ayo.." Ucapnya kemudian.
=============================
Lirikan mata anak anak kampus yang kenal sama gue hampir semuanya mengarah ke gue. Mereka seperti melihat ada yang aneh dengan diri gue.
Err.. Tepatnya yang gue gandeng sih.
Karena si Sarah sekarang lagi nemenin gue dalam perjalanan menuju kelas Hukum Perjanjian Internasional.
Kelasnya berlokasi di pojok kanan gedung persegi kampus gue, saat masuk di pintu utama, kita harus melewati lorong panjang dimana kiri dan kanannya terdapat kelas - kelas mata kuliah yang selesainya hampir berbarengan. Lorong panjang yang lebarnya tidak sampai empat meter ini dalam sekejab langsung disesaki oleh mahasiswa dan mahasiswi yang pengen keluar dari kelas menuju ke peradaban. Istilah populer di kampus gue untuk menggambarkan betapa terpencilnya kita dari segala hiruk pikuk dunia ketika sedang mengikuti kuliah di kelas, sehingga keluar dari kelas menuju ke kantin kampus atau kemanapun selain kelas dan lorong panjang itu adalah peradaban buat kita. Lorong panjang yang sekarang bagaikan tempat antrian sembako terpanjang dan tersesak di Indonesia.
Alhasil gue dan Sarah lumayan jadi pusat perhatian. Jadi pusat perhatian karena beberapa alasan, pertama, karena banyak yang kenal sama gue. Kedua, Style Sarah itu berbeda banget sama Style anak kampus gue yang sangat nyantai mau itu cowo atau cewe sekalipun, Sarah dateng ke Kampus dengan gaya yang bisa disamakan dengan Asisten Dosen, sangat resmi. Dia bilang, outfit seperti inilah yang biasa dia gunakan setiap kali ke kampus . Dan ketiga, banyak juga yang penasaran sama cewe yang gue bawa ini.. Apalagi ada beberapa anak geng eksis yang menyoraki gue.. "Cie beler sama siapa tuhh? Bawa lah ke tongkrongan! Kenalin ke kita kita" Sorak gerombolan mereka saat gue dan Sarah lagi berjalan berlawanan menghindari arus anak anak kampus yang ingin keluar. Gue mencoba sebisa gue untuk ga menggubris mereka.
Mungkin karena gue dan Sarah melawan arus ini juga yang membuat perhatian semua orang tertuju sama gue dan Sarah. Disaat orang orang ingin keluar, gue berdua justru menuju ke ujung lorong untuk masuk ke kelas sebelum mata kuliahnya dimulai.. Gila juga sih kalo dipikir, seumur umur gue kuliah disini, gue ga pernah dateng ke kelas tepat waktu. Eh sekarang? Belom jamnya aja gue udah masuk. Kalo aja ada Yully disini, gue yakin dia akan bela belain 'tepuk tangan' dengan kedua kakinya saking salut ngeliat gue bisa dateng secepat ini. Lagi lagi ini semua karena Sarah bersikeras nemenin gue masuk kelas sebelum jam nya dimulai.
Di tengah perjalanan melintasi lorong, gue nengok ke Sarah untuk melihat bagaimana respon dia ditengah kerumunan ini. Dia terlihat biasa aja, ga mengeluh ataupun canggung meski tak terhitung berapa pasang mata yang kini sedang melirik dia. Sepertinya dia ga peduli meskipun dia bukan anak kampus gue. Dia juga kaya ga masalah tuh meskipun keringetan saking sesaknya lorong panjang ini. Bulir bulir keringat membasahi dahinya.
"Ga papa kan, Sar?" Tanya gue setengah teriak supaya suara gue ga tenggelam diantara suara suara kerumunan ini. Sarah tersenyum manis dan menggelengkan kepalanya
"I'm finee" ucapnya mengangguk dan penuh senyuman.
Akhirnya gue dan Sarah tiba di ujung lorong dimana kerumunan anak kampus udah berkurang drastis. Pintu kelasnya masih tertutup rapat. Gue buka kelas itu dan melihat sudah ada beberapa orang yang duduk duduk di bangku kelas. Tipikal orang orang pinter nih, gumam gue dalam hati.
Dinginnya AC langsung menyambar gue dan Sarah yang sedikit kaget akan perubahan temperature ruangan dari lorong yang sesak dan gerah ke ruangan dingin.
Seperti biasa gue langsung bergerak menuju ke belakang kelas, namun Sarah mencegah gue. "Ga mau duduk disini aja?" Usulnya sambil menunjuk area depan kelas.
Mata gue langsung terbelalak dan spontan menolak usulannya. Alergi gue duduk di depan.. Takut ditanya dosen dan ga bisa tiduran adalah dua alasan gue ga mau duduk di depan. Alasan standar penghuni belakang kelas laahh.
Sambil menggelengkan kepala gue langsung menuntun Sarah ke belakang kelas dan duduk di pojok. Tempat favorit gue. Bisa nyender ke tembok.
"Gimana kamu mau cepet lulus kalo gini caranya.." Ucapnya setengah bercanda setengah nyindir saat kita duduk..
Gue tersenyum. "Yaaa kan yang penting lulus.. " ucap gue santai sambil nyenderin kepala gue ke tembok disamping gue.
Sarah menggelengkan kepalanya. "Dasaarr.. Terserah kamuu.. Yang penting aku nemenin kamu kuliah deehh.." Ucapnya pasrah.
Yep. Sarah hari ini niat banget nemenin gue kuliah. Berhubung hari ini dia emang ga ada kelas juga sih. Dan berhubung semenjak deket sama dia, dia selalu ngeliat gue ga pernah ngampus. "Aku ga mau ah gara gara aku kuliah kamu berantakan.. " begitu katanya waktu gue lagi jemput dia pas mau jalan. Kalimat itu kemudian dilanjutkan dengan idenya untuk menemani gue kuliah. Gue sih ga mau argumen.. Gue cuma mau deket sama dia kapanpun gue bisa. Kalo dia mau nemenin gue kuliah? Ya bagus.. Gue gausah cabut kelas kan..
Sepanjang kuliah berjalan, Sarah gue perhatiin mencoba mendengarkan kuliah yang diberikan sama dosen gue. Kadang dia membaca novel yang dia bawa untuk nemenin gue. Dan kadang, dia negur gue yang hanya setengah merhatiin kuliah gue. Kebanyakan gue hanya bercanda sama temen kelas gue yang duduk di depan gue. Ataupun nyenderin kepala di tembok berharap tertidur.
Sebenernya sih gue mau ngobrol sama Sarah.. Tapi ngeliat dia yang begitu antusias sama mata kuliah gue, jadinya gue urungkan niat ini.
"Beneran ga mau dengerin kuliahnya ya kamu?" Tanya Sarah pelan waktu gue lagi nyoret nyoret satu satunya buku kuliah yang ada di tas gue.
"Dengerin kok.. " ucap gue santai kemudian natap dia.
"Huuu dasaarr.. Aku kan nemenin kamu biar kamu ga cabut kuliah.. Ini mah sama aja boong kalo kamu ga dengerin kuliahnya" kata Sarah sedikit kecewa.
Ah damn.. Denger nada dia yang kecewa gitu bikin hati gue aga ga enak. Setelah gue pikir lagi, kayanya gue harus menghargai usaha dia yang udah care sama urusan kuliah gue. Meskipun sebenernya sih ini bukan urusan dia juga.. Tapi ya dengan dia care sama kuliah gue, secara ga langsung berarti dia care sama gue..
Hmm.. Gue tutup buku kuliah gue dan gue taruh pulpennya diatas buku ini.
"Oke oke, maaf.. Aku dengerin deh sekarang.." Ucap gue kepadanya. Sarah mengangguk senang. Kemudian gue ikutin kuliah itu hingga di sisa waktu kelas itu. Dan gue cukup kaget sih, ternyata kelas itu cukup seru juga belajarnya..
Begitu kuliah selesai, Sarah langsung mendekap lengan gue dan berkata, "Seneng deh aku bisa nemenin kamu kuliah!"
"Iyaa.. Makasih ya udah nemenin aku!" Ucap gue sambil beresin perlengkapan gue ke dalam tas. "Udah siap balik ke peradaban?" Tanya gue ke Sarah. Dia tampak berpikir sejenak dan ga lama kemudian mengerti maksud gue dan tertawa sambil mengangguk.
"Siap!" Jawabnya sambil bergaya meregangkan leher dan tangannya.
"Ya ga pemanasan juga doongg.. " Ucap gue ketawa melihat tingkah nya. Dia langsung tertawa.
Kita lalu keluar dari kelas dan seperti biasa lorong itu sedang disesaki anak anak. Sarah terlihat enjoy menikmati pengalaman berjalan menuju peradaban dari kampus gue.
Setelah melewati lorong dimana gue bertemu dengan anak geng eksis, gue dan Sarah diajak nongkrong dulu ke kandang. Gue tau banget anak anak ini pada penasaran sama Sarah. Gue nyoba nolak tapi tetep dipaksa dan lagipula Sarah sepertinya ga masalah juga. Dia belom tau aja gimana buasnya anak anak geng eksis. Dengan sedikit was was gue menuruti permintaan anak anak eksis. Gue ajak Sarah ke Kandang Macan.
"Kandang macan?" Tanya Sarah ga percaya dengan apa yang dia dengar.
"Panjang deh ceritanya.. Pokoknya yang boleh nongkrong disitu cuman Macan Kampusaja.. "Jawab gue singkat.
"Hehe.. Keren ga?" Jawab gue nyengir dan sedikit bangga.
"Mmm.. Agak norak sih sebenernya, hehe.. " Respon Sarah.
"Idiihh Belerrr! Abis masuk kelas lo?" Ucap salah satu anak eksis ketika gue dan Sarah baru aja dateng ke kandang. Disitu udah lumayan rame anak anak lagi duduk duduk.
"Yoi.. Mau tau kabar kampus gimana.. Baik baik aja ternyata" canda gue kepada mereka. Mereka semua tertawa mendengar candaan gue tadi.
"Woiy woiy minggir woiy ada cewe nih.. Kasih duduk laahh!" Ucap mereka satu sama lain sambil memberikan tempat duduk mereka ke Sarah. "Kok ga pernah ngeliat ya? Angkatan berapa?" tanya salah satu dari mereka. Sok sok nanya aja mereka, padahal mah mereka tau banget klo Sarah bukan anak kampus.
"Woiy lo tau ye dia bukan anak sini.. Gue hajar lo yee!" Teriak gue bercanda setelah mendengar pertanyaan itu. Mereka semua ketawa lagi. Kampret lah.. Gue yakin banget ini Sarah pasti ga nyaman nih. Tapi dia keliatan berusaha tenang dan meladeni candaan anak anak eksis.
"Heh udah udaahh.. suka norak deh lo semua kadang kadang" Tiba tiba Yully membentak mereka ketika datang ke kandang. Thank God ada Yully! Di kandang, anak anak cewe adalah pemimpin tidak resmi disini. Karena anak anak cewe geng eksis itu cantik cantik sih.. Jadinya pasti anak cowo pada nurut semuanya. Apalagi sama Yully..
"Nah lo dengerin deh tuh kata Tuan Putri!" Ucap gue lega.
Mereka tampak kecewa. "Ah ganggu aja lo, Yul.. Lagi seru juga.. " Ucap salah satu dari mereka yang kemudian menyingkir dari meja gue dan Sarah kemudian duduk di meja samping. Anak anak eksis terus melanjutkan obrolan mereka lagi dan membiarkan gue dan Sarah duduk bersama Yully.
Yully kemudian duduk di samping Sarah dan menyapa dia. "Pesen makan yuk, Sar?" Ajak Yully. "Kalian udah makan?" Tanya dia kemudian.
"Belom sih.. Yang enak apaan nih disini?" Tanya Sarah melihat ke tukang makanan apa saja yang berdagang disitu.
Gue langsung bangkit berdiri dan memesankan makanan yang Sarah dan Yully mau. Gue mesen Batagor, Yully mesen Siomay, dan Sarah mesen Nasi Soto. Baru gue tinggal sesaat buat mesen, begitu balik gue ngeliat Sarah dan Yully lagi asik ngobrol.
Baguslah.. Sarah bisa akrab sama Yully. Pertanda yang baik!
Gue menghampiri mereka sambil membawa sepiring siomay dan batagor. "Nanti nasi soto kamu dibawain.. Belom jadi soalnya" Ucap gue sebelum Sarah nanya kenapa pesanannya belom ada.
Gue langsung duduk dan melahap batagor gue. Begitupun Yully yang melahap siomaynya sambil ngobrol sama Sarah.
"Enak ga batagornya?" Tanya Sarah yang sepertinya ngiler juga liat batagor gue.
Gue mengangguk doang karena mulut gue masih penuh sama batagor, kemudian menyodorkan sesendok batagor untuk gue suapin. Jirr pede banget gue main nyuapin dia aja.. Kalo dia bilang ambil sendiri gue malu juga nih..
Eh untungnya Sarah mau gue suapin. Duuhh berasa pacaran aja ini sih.. Hahahaa..
"Hadeehh kebiasaan nih si mang siomaynya ga banyak ngasih bumbu kacangnya.. " Gerutu Yully sambil melihat piring siomaynya. "Gue ke mang siomaynya dulu yaa.. Minta bumbu kacang lagi.. " ucap Yully lalu berdiri dan pergi. Perasaan Yully ga masalah sama bumbu kacang mau banyak apa dikit.. Tumben tumbenan..
"Uuhh enaakk!" Seru Sarah. Ia nampak menikmati batagor yang sedang ia kunyah. "Tau gtu aku mesen batagor deehh!" Katanya lagi.
"Yaudah kamu mau? Makan aja sama akuu.. " tawar gue. Sepiring berdua, biar romantis.
"Terus nanti nasi soto aku gimana?" Tanya Sarah ragu.
"gampaaangg.. Nanti juga ada yang makan nih pasukan bodrex ini.." Ucapku sambil menengok ke meja belakang dimana anak anak cowo geng eksis lagi asik bercanda.
"Siap lah kita klo soal makanan!" Ucap salah satu dari mereka.
"Yaudah klo gtuu.. Aku mau bagi yaahh!" Kata Sarah senang.
"Tapi ada syaratnyaa.." Gue menahan sendok dan piring gue. Sarah tampak bingung.
"Apa?" Tanya dia menaikkan alisnya.
"Gantian kamu suapin aku!" Ceplos gue sambil nyengir.
"Dasaarr.. Kirain apaa.." Jawab Sarah sambil tersipu malu. "Iyaa nanti aku suapin deehh.. " ucapnya kemudian.
Gue dan Sarah akhirnya saling suap menyuap hingga batagor itu ludes. Aahh gilaa.. Sifat dia yang tenang namun riang bener bener membuat gue merasa nyaman sama dia. Bener bener ngerasa kaya menemukan pengganti Sisi.
Udah gitu Sarah ini bisa ngobrol sama anak anak pula.. Gue ngeliat anak anak cowo juga nyambung dan ga kaku untuk ngobrol sama Sarah, padahal belum ada sejam kenalan. Bahkan Sisi aja ga secepet ini untuk nyambung sama mereka. Sarah juga beberapa kali ngobrol sama Yully dan temen temen cewenya saat gue bercanda dengan anak anak cowo. Harus gue akui, sama sekali ga nyangka cewe yang tadinya cuma iseng kenalan doang, ternyata hampir sesempurna ini.
Udah lama ngobrol ngobrol dan makan, gue baru nyadar, nasi soto yang gue pesen buat Sarah ga dateng dateng. Tadinya gue pikir anak anak udah ngambil duluan, ternyata belum, malahan mereka yang nanya ke gue mana nasi sotonya. Gue putuskan untuk cancel aja kalo begitu. Segera gw permisi sebentar ke Sarah dan menuju tukang soto.
Disana ada Nasha, temennya Yully yang hampir ml sama gue dulu pas awal putus dari Rara, dia lagi nungguin soto juga. Gue sama dia udah santai sih.. Dia masih jadian sama senior, dan gue juga nganggep dia sebagai temen aja.
"Ciyee.. Pacarnya sukses dikenalin ke anak anak.." Ucap Nasha waktu gue berada di samping dia.
Gue tersipu malu, "Sha, masih gebetan itu belom jadian gue!" Ucap gue sambil nginti Sarah dari jauh. Terlihat beberapa anak cowo lagi bercanda bareng Sarah.
"Haa? Serius? Kirain udah.. Ko blom lo tembak?" Tanya Nasha.
"Beloom.. Gue masih blom yakin dia mau nerima gue apa engga.. Lagian baru semingguan lebih gue deketin dia.." Jawab gue.
Nasha langsung nyubit gue. "Ih elo gimana deh! Itu cewe udah niat nemenin lo dan kenalan sama temen temen loo! Kalo dia ga mau jadian sama lo, buat apa dia mau nemenin lo kesini? Suka ga ngerti gue sama jalan pemikiran loo!" Kata Nasha dengan ketus. Emang begitu gaya dia kalo ngomong.. Dan sialan, bener juga yang dibilang Nasha.
"Iya juga sih, Sha.." Ucap gue bimbang.
"Astajiimm.. Nih gue ajarin, besok kan valentine, lo cari coklat deh, terus lo tembak pas valentine! Ga mungkin dia nolak!" Perintah Nasha. "Dan lo ngapain kesini? Mau mesen soto?" Tanya dia.
"Eiya lupa.. Mas! Tadi nasi soto yang saya pesen ga jadi deh.. Udah mau pulang!" Ucap gue ke tukang soto.
"Astaghfirullah lupa a!" Kata si tukang soto sambil menepok jidatnya. "Iya iya a ga jadi.. Maaf yah kelupaan.. Tadi lagi rame.." Katanya meminta maaf.
"Siip laahh!" Ucap gue ke tukang soto, kemudian gue nengok ke Nasha dan ngomong, "Sha, tengkyu yaa! Gue kesana duluan!"
Nasha mengangguk aja dan gue segera kembali ke Sarah yang masih terlibat pembicaraan dengan anak anak cowo.
Ga lama kemudian gue dan Sarah pamit balik karena dia harus ikutan rapat acara kampus dia dan gue sendiri jadwal main futsal sama anak kosan gue. Jadilah gue nganterin Sarah ke kampus dan nemenin dia sebentar nunggu rapatnya mulai, kemudian gue balik dan malamnya siap siap futsal.
Diubah oleh belerlah 27-07-2020 19:37
Dewi777299 dan 15 lainnya memberi reputasi
16
Kutip
Balas
Tutup