Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

Š 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

phinokkAvatar border
TS
phinokk
Masa Kelamku (Inspirasi: Last Child~Diary Depresiku)
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarokatuh😗

Hay guys, kali ini Phi bawa cerpen buat kalian. Cerpen ini terinspirasi dari lagu Diary Depresiku (Last Child).

Okay, Happy Reading guys😉

Baca juha cerita Phi yang lain ya guys😁

Ku Pendam Rasaku Demi Bahagiamu
Al-Qur'an Perantara Cintaku
Sekedar Humor (Anjirrr)

Masa Kelamku (Inspirasi: Last Child~Diary Depresiku)


  Rintik air hujan membasahi bumi, mengingatkanku akan masa-masa itu. Masa kelam yang hampir setiap hari kualami. Masa yang merenggut kebahagiaan masa kecilku. Merenggut keharmonisan keluargaku. Kehangatan cinta, kasih sayang, dan semua waktu berharga yang pernah kulalui. Yah. Inilah kisahku.

*****

   "Andin bangun!" ucap ibu membangunkanku dari mimpi indahku.

   "Hmmm" sahutku dengan mata masih terpejam.

   "Bangunn, kamu gak sekolah apa?" katanya lagi kali ini dengan mengguncang bahuku.

   "Jam berapa sih buk?" tanyaku sambil mengucek mataku.

   "Jam tujuh." jawab ibu asal.

   "Apa??" akupun langsung terbangun dan bergegas ke kamar mandi.

Selesai mandi aku melirik jam di nakasku. 05:40. Luar biasa! Lagi-lagi aku tertipu oleh ibu. Aku segera bersiap dengan seragam cantikku. "Perfect!" kataku di depan cermin jahatku.

   "Selamat pagi!" ucapku pada ayah dan ibuku yang sudah menunggu di ruang makan.

Yah. Aku memang anak tunggal. Ayahku seorang manager di sebuah perusahaan swasta, dan ibuku adalah bidadari dapur. Aku menyebutnya begitu karena masakannya begitu lezat.

   "Selamat pagi sayang!"

   "Selamat pagi cantik!" jawab ibu dan ayah hampir bersamaan.

Aku lalu duduk dan sarapan bersama ayah dan ibuku. Pagi ini ibu masak nasi goreng kesukaanku. Dan tentu saja rasanya sangat lezat.

   "Hidung kamu kenapa Din?" tanya ayah tiba-tiba.

   "Kenapa yah?" tanyaku panik sambil memegang hidungku.

   "Pesek. Hahahahah" jawab ayah lalu tertawa diikuti ibu.

   "Ih ayah nyebelin." kesalku cemberut sambil melanjutkan sarapanku.

Yah, memang candaan kecil. Tapi hal seperti inilah yang membuatku betah di rumah. Keharmonisan keluarga.

Usai sarapan akupun berangkat ke sekolah bersama ayah. Sekolahku dan kantor ayah memang searah.

   "Hati-hati yah!" ucapku tersenyum setelah turun dari mobil.

   "Siap bos." jawab ayah hormat padaku.

   "Daaahhh yah." kataku melambaikan tangan saat mobil ayah mulai berjalan.

Aku lalu memasuki gerbang sekolah dan berjalan menuju kelasku.

   "Hay Din!" sapa Lusi, teman sekelasku. Kami memang akrab tapi Lusi pergaulannya terlalu bebas. Jadi aku tidak terlalu dekat dengannya.

   "Hay Lus!" balasku menyapanya.

   "Ntar malem ikut gue yuk!" katanya.

   "Kemana?" tanyaku.

   "Party temen gue. Mau kan?" bujuknya.

   "Emm sory Lus. Gue gak boleh keluar malem." jawabku hati-hati agar Lusi tidak marah padaku.

   "Hmm, ya udah deh nggak papa kok." jawabnya lalu tersenyum.

~skip~
Diubah oleh phinokk 18-08-2020 16:14
Fedi.prast
sitinur200
eja2112
eja2112 dan 6 lainnya memberi reputasi
5
2.5K
25
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Tampilkan semua post
phinokkAvatar border
TS
phinokk
#6
   Ini malam kedua aku tinggal di rumah Siska. 22:57. Mataku tidak mau terpejam. Aku tidak bisa tidur. Aku menoleh ke samping kiriku. Dan ternyata sama. Lusi pun belum tidur.

   "Lus." panggilku.

   "Iya?" katanya menoleh.

   "Gue gak bisa tidur." ucapku.

   "Sama." jawabnya. "Ikut gue yuk!" ajaknya kemudian.

   "Kemana?" tanyaku.

   "Udah ikut aja."

   "Oke deh."

Baru kali ini aku menerima ajakan Lusi keluar malam. Dia mengajakku ke sebuah club malam.

   "Ini tempat apa?" tanyaku ketika baru memasuki bar.

Lusi tidak menjawab. Dia menggandengku dan mengajakku duduk. Lalu ia memesan sebotol bir. Menuangkannya kedalam gelas, dan memberikannya padaku.

   "Apaan?" tanyaku saat Lusi menyodorkan segelas minuman padaku.

   "Bir." jawabnya santai.

   "Gak ah. Gak berani." tolakku.

   "Udah minum aja." Lusi mengambil tanganku lalu meletakkan gelas itu ditanganku.

Aku mencium aroma minuman itu. Lusi melihatku lalu tertawa.

   "Ahahaha. Udah minum aja." Katanya lagi.

Akupun meneguknya. Rasanya pahit. Aneh. Lusi menertawakanku lagi saat melihat ekspresiku.

   "Cewek" ucap seorang cowok yang setengah mabuk menghampiri Lusi.

   "Apaan." jawab Lusi tanpa menoleh.

   "Cium dong." kata laki-laki itu.

   "Idih. Ogah." kata Lusi acuh.

'Plakkk' laki-laki itu tiba-tiba menampar Lusi.

Tiba-tiba terngiang bayangan saat ayah menampar ibu.

'Pyarr klenting' kupukul kepala laki-laki itu dengan botol hingga botol itu pecah.

Laki-laki itu menatapku tajam. Persis seperti tatapan ayah waktu itu. Lalu beberapa orang mengusir kami keluar karena membuat keributan. Laki-laki itu diajak pergi temannya. Aku dan Lusi pun pergi dari tempat itu.

Kini kami sedang berjalan di trotoar. Sebuah mobil berlalu. Di dalamnya tampak seoramg laki-laki dan seorang perampuan sedang tertawa. Yap. Itu ayah! Ayah dan tante Dewi.

Lusi meneteskan air matanya. Aku teringat kejadian malam itu lagi. Malam yang merenggut kebahagiaanku. Aku menggoreskan beling pecahan botol tadi di lenganku. Aku benar benar depresi. Aku sangat ingin melupakan semua masalahku. Kisah hidupku yang teramat kelam.

   "Dinn apa yang lo lakuin" kata Lusi panik.

Pandanganku mulai kabur. Dan aku tidak ingat apa-apa lagi.

~skip~

    Aku membuka mataku di pagi hari. Mengingat apa yang terjadi semalam. Semua terngiang. Terlintas dalam benakku.

   "Ayah jahat! Ayah jahat! Ayah jahat! Aku banci ayah!" tanpa sadar aku berteriak.

Semua orang masuk kamarku karena mendengar teeiakanku.

   "Andin kenapa?" tanya tante Indah cemas.

   "Lo kenapa Din?" tanya Siska juga cemas.

   "Udah gausah diinget-inget. Lupain. Ikhlasin. Relain." cletuk Lusi yang benar-benarenerti masalahku. Yah. Tentu saja karena kita berada pada posisi yang sama. Tapi dia lebih tegar.

   "Yaudah kita sarapan aja yuk." ajak om Doni.

Sekarang kami duduk di meja makan.

   "Oh iya Din, besok lo udah bisa sekolah lagi." kata Siska antusias.

   "Tante sama om biayain sekolah lo." jawab Lusi seakan tahu apa yang akan kutanyakan.

   "Beneran??" tanyaku masih tidak percaya.

   "Iya. Jawab om Doni mengangguk tersenyum.

   "Makasih banyak om, tante." kataku menatap om Doni dan tante Indah bergantian.

   "Panggil ibu sama ayah aja." kata Siska.

Aku lalu menoleh padanya. Dan dibalas anggukan juga senyuman. Dari keluarga ini aku baru mengerti. Betapa indah dan bahagianya mendapat kasih sayang keluarga lagi.

~tamat~






Titimangsa: Bojonegoro, 9 Juni 2019.

Ok guys. makasih yang udah mampir di cerita Phi😁 smoga kalian suka yah😊 jangan lupa rate & cendol ya😉

Sekian dari thread Phi kali ini.

Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh😘
irwin173
eja2112
eja2112 dan irwin173 memberi reputasi
2
Tutup