Kaskus

Hobby

Pengaturan

Mode Malambeta
Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

cherleviAvatar border
TS
cherlevi
Berpetualang ke Pasar Setan Salak, Gunung Salak
Assalammualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,

Sebelum saya meninggal pada bulan Mei 2021, saya ingin berbagi semua pengalaman gaib saya selama ini. Pasar Setan Salak ternyata memang benar ada. Selain menjual kebutuhan hidup, di pasar ini juga diperjualbelikan wanita-wanita siluman yang siap dijadikan isteri oleh manusia.

Nama Gunung Salak memang kalah tenar dibandingkan Gunung Gede dan Pangrango. Soal keangkeran, Gunung Salak ternyata tidak dapat dipandang remeh. Di gunung ini terdapat tujuh puncak, yang puncak tertingginya bernama Puncak Salak 1. Kawasan ini jarang dikunjungi orang karena diyakini sangat angker.

Keangkeran tempat itu konon karena adanya sebuah makam keramat di puncak gunung yang diyakini sebagai makamnya Mbah Gunung Salak. Makam lain pendukung keangkeran Gunung Salak adalah makam Pangeran Santri. Bila turun dari puncak menuju Desa Girijaya atau mulai mendaki dari desa tersebut, maka akan melewati kompleks makam Pangeran Santri.

Lokasinya yang tinggi di lereng gunung dengan susunan pepohonan menjulang rapat semakin menjadikan tempat tersebut sunyi senyap. Tidak ada suara kehidupan manusia selain dua orang juru kunci dan binatang hutan yang ada di sekitar makam tersebut.

Satu hal lagi yang menjadikan gunung ini angker, yakni tentang adanya pasar setan yang lokasinya berada di puncak. Sebenarnya tujuan utama saya yakni hendak nyekar ke makan Mbah Gunung Salak dan melakukan penarikan benda ghaib disana. Tetapi ibarat pepatah mengatakan, sekali mendayung dua tiga pulau terlampaui. Sambil berziarah, saya pun memutuskan untuk menelusuri keberadaan Pasar Setan Salak yang menghebohkan.

Pada tanggal 10 November 2019, bertepatan dengan peringatan Hari Pahlawan, rombongan kami berangkat. Selain saya, juga ikut dalam rombongan, murid saya sebanyak dua orang. Saat matahari terbit di ufuk langit Timur, kami telah sampai di kaki Gunung Salak. Alhamdulillah perjalanan berlangsung lancar tanpa aral melintang. Sebagai langkah pertama, kami mulai beradaptasi dengan penduduk di sekitar kaki gunung yang sebagian besar masih memegang teguh adat tradisi Sunda Wiwitan.

Maksud tujuan kami beradaptasi yang terutama adalah untuk mengetahui informasi seluk beluk tentang kepercayaan adanya pasar setan di puncak Salak. Sayangnya, tak banyak hal yang berhasil kami sadap berkaitan dengan informasi mitos tersebut. Namun, apapun hasil informasi itu sedikit banyak dapat dijadikan pegangan untuk membuat rencana pendakian.

Sambil menyusun rencana pendakian, kami memutuskan untuk melepas lelah dan beristirahat. Baru pada esok paginya kami mulai mendaki. Ketika kami sampai di sebuah area yang menurut warga setempat angker, kami menemui kejadian yang ganjil. Kenyataan ini membuat kami sangat penasaran.

Ketika berada di area ini, kami bertemu dengan seorang wanita cantik mengenakan kain kebaya. Sebuah pemandangan yang tidak biasa. Siapa dan darimana wanita cantik itu berasal? Apalagi letak wilayahnya sudah berada di lereng gunung. Atau mungkin dia salah seorang penduduk desa yang sedang mencari kayu bakar. Semua pertanyaan itu terlintas di pikiran murid-murid saya. Tetapi, kami serombongan dapat dengan jelas melihatnya.

Saat murid-murid saya sedang terpesona oleh kecantikan wanita itu, saya pun menepuk pundak murid saya satu per satu. Sadarlah...!!! itu bukan manusia. Dia itu jin yang sedang menyamar menjadi wanita cantik. Tujuannya hanya hendak menyampaikan salam selamat datang kepada kita. Saya telah melakukan kontak batin dengan wanita cantik itu. Entah apa jadinya jika saya tidak melakukan kontak batin terlebih dahulu. Mungkin ada diantara murid saya yang langsung terjerat kecantikan palsu jin itu. Jin itu biasanya memang begitu. Setiap ada yang datang ke wilayahnya selalu mencoba mengganggu dengan mengubah wujudnya menjadi wanita cantik. Tujuannya kalau yang datang itu tidak hati-hati dia akan langsung mudah terjerumus.

Sempat terlintas di pikiran murid saya untuk batal sampai ke pasar setan. Alasannya, belum sampai ke lokasi saja sudah banyak godaannya. Bagaimana nantinya setelah sampai disana. Tentu kejadian mistiknya akan lebih dahsyat lagi. Namanya juga pasar. Tentu yang hadir disitu bukan satu atau dua jin saja. Bisa puluhan, ratusan atau bahkan ribuan jin. Tergantung besar dan kecilnya pasar.

Tetapi, setelah dimusyawarahkan, pendakian ke pasar setan tetap dilanjutkan. Kami berpegang pada prinsip awal, bahwa kedatangan kami ke Gunung Salak bukan dengan tujuan tidak baik, apalagi ingin berbuat onar. Dan yang pasti, kami sepakat untuk selalu mengingat pesan-pesan oleh salah seorang tetua warga yang kami temui di lereng kemarin, bahwa sepatah katapun kami tidak boleh berkata yang berbau melecehkan keadaan setempat. Juga diperingatkan agar bila bertemu atau menjumpai apapun kami diminta diam, tak perlu banyak komentar apalagi menduga yang tidak-tidak.

Bismillah!!! Akhirnya, kami melanjutkan pendakian. Beberapa jam kemudian kami sampai di Tanjakan Setan. Di tempat ini lebih mencekam lagi, mana kala kami beristirahat dan merebahkan tubuh kami di bawah tenda. Keputusan beristirahat ini kami ambl karena hari telah memasuki senja. Malam hari, sebuah kejadian aneh kembali berlangsung. Persis pada tengah malam, Murid saya Ibnu Usman yang terjaga dari tidur mengaku melihat ada sepuluh bocah kecil berkepala plontos berlarian mengitari tenda tempat kami berkemah.

Ibnu Usman pelan-pelan membangunkan saya dan Ahmad. Namun apa yang terjadi, manakala kami semua telah bangun, ke sepuluh bocah mirip tuyul itu pun lenyap. Tapi saya sendiri sempat melihatnya. Pagi harinya dari Tanjakan Setan, kami mencoba membidikkan kamera untuk merekam alam sekitar Salak. Setelah itu kami pun mulai melanjutkan perjalanan menuju Pasar Setan.

Di tengah-tengah perjalanan, murid saya Ahmad yang telah saya peringatkan agar tidak memakai baju hijau, rupanya nekad memakai baju terlarang itu. Ujung-ujungnya, Ahmad kesasar ketika hendak membuang air kecil di dekat salah satu pohon. Dia kesasar sekitar 100 meter lebih. Dia baru datang hampir sejam lamanya setelah kami duluan sampai di Pasar Setan.

Tak terasa, kami telah sampai di Pasar Setan. Sebenarnya tidak ada yang istimewa dengan tempat bernama menyeramkan ini, terutama pada siang hari. Secara kasat mata semuanya biasa-biasa saja. Hanya bentangan perbukitan dengan pohon-pohon besar dan kecil, juga semak belukar yang merimbun. Namun, ketika malam hari tiba, semuanya berubah. Perubahan tersebut terjadi pada suhu udara yang mendadak sangat dingin, begitupun keadaan di tenda-tenda kami yang tak jauh dari titik lokasi. Sekitar 300 meter. Dan malam itu, sepertinya kami mendengar sebuah keramaian.

Kami berusaha memastikan arah keramaian tersebut. Ternyata setelah kami lihat dari atas, terlihat di bawah kami nampak suasana sebuah pasar, tepatnya berada di Tanjakan Setan yang telah kami lewati senja tadi.

Astaghfirullah!!! Bagaimana bisa kenyataan ini terjadi dalam kebenaran yang sesungguhnya??? Kami hanya bisa diam seribu bahasa. Kami berkeinginan memberanikan diri memasuki Pasar Setan itu. Tapi, untuk menuju kesana pada malam hari jelas tidak mungkin. Disamping medannya yang cukup berat, juga kemungkinan adanya resiko gaib yang tidak terduga sebelumnya. Akhirnya kami hanya bisa memandangi Pasar Setan dari kejauhan.

Sekitar 20 menit kami kembali ke tenda masing-masing. Suara keramaian pasar tersebut tidak kedengaran lagi manakala kami menyalakan api unggun selang waktu 1 jam. Tiba-tiba suara keramaian itu hilang begitu saja.

Pagi harinya, karena penasaran dengan keadaan semalam, kami turun dan mendatangi lokasi Pasar Setan tersebut. Sesampainya di tempat tersebut, kami tidak menemukan apapun. Jangankan bekas sampah dari berbagai jenis makanan yang mereka jual, gubuk dan gerobaknya pun tidak ada. Padahal, semalam kami melihat pasar tersebut sangat lengkap. Ada yang jualan es, penjual bakso, penjual soto, penjual sayuran, penjual buah, dan lainnya.

Menurut keterangan warga setempat, keberadaan Pasar Setan tersebut memang ada. Dan ini sudah tidak asing lagi bagi warga yang bermukim di lereng Salak. Sementara itu, menyangkut sepuluh bocah tuyul dan wanita cantik berkebaya hijau merupakan bukti kalau sebenarnya di Pasar Setan itu sering menelan korban. Namun kejadian tesebut sengaja dirahasiakan oleh warga setempat. Karena bila mereka membocorkan rahasia tersebut, pasti akan menerima musibah. Entah sakit, entah meninggal. Makanya mereka lebih menyayangi nyawa mereka daripada membocorkan rahasia.

Konon, kebanyakan korban menimpa pada orang yang bermaksud mencari pesugihan, atau orang yang tidak izin ketika hendak memasuki Pasar Setan. Makanya warga selalu mengingatkan para pendatang, pendaki, atau pencari pesugihan, agar sebelum memasuki lokasi Salak harus memberi salam terlebih dahulu.

Setumpuk kisah mistis yang dialami oleh banyak orang di gunung ini membuat kawasan Salak dikeramatkan. Bahkan konon dipercaya sangat angker. Kawasan ini banyak yang mempercayai dihuni oleh ribuan bahkan jutaan makhluk halus. Saya sendiri melihat pemimpinnya adalah seorang ratu berwujud Siluman Ular, beliau bernama Nyai Ayu Manunggal Jagad. Namun dalam wujud sehari-harinya, siluman ular ini justru berbentuk seorang puteri cantik jelita yang sangat memikat hati lelaki manapun.

Selain menjual berbagai kebutuhan hidup bangsa Jin, termasuk emas dan berlian, di pasar ini juga konon diperdagangkan wanita-wanita cantik dari bangsa jin dan siluman. Yang dapat dibeli oleh bangsa jin maupun manusia yang membutuhkannya. Wanita-wanita jin ini umumnya masih berusia belia dan tentu saja berwajah cantik dan berbodi aduhai.

Mahar rata-rata untuk satu jin wanita berkisar mencapai angka Rp 100 juta. Angka yang lumayan tinggi. Tetapi akan menjadi sangat murah karena sistem pembayaran di Pasar Setan ini cenderung menggunakan barter, entah itu emas, berlian, batu mulia. Siluman atau Jin Wanita tersebut dapat dibawa pulang dan dimiliki untuk dijadikan isteri selamanya. Tapi semua itu bukan tujuan kami datang ke Gunung Salak. Kami hanya berniat membuktikan mitos yang selama ini ramai diperbincangkan masyarakat.

Wassalam.

zeze6986
5ilent4ngel
ryansr15
ryansr15 dan 3 lainnya memberi reputasi
4
2.3K
13
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Tampilkan semua post
rotenzzAvatar border
rotenzz
#4
yg pasarnya ditengah hutan, yg pembelinya muka pucet semua dan tidak ada daun kupingnya, yg jika ditanya harga diam saja hanya beritahu lewat isyrat tangan tp begitu dpt barang yg diinginkan ucapkan selamat tinggal pada dunia
0
Tutup