Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

kiocatra919Avatar border
TS
kiocatra919
Hidup itu Sruput Kopi
Diubah oleh kiocatra919 17-08-2023 11:55
snovian
mahyu7997
nona212
nona212 dan 18 lainnya memberi reputasi
19
3.3K
25
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
kiocatra919Avatar border
TS
kiocatra919
#23
Hidup itu Sruput Kopi 15
TOLONG RUDI OM !!! 15

"asalamualaikum om " dari seberang suara kudengar
"waalaikumsalam , iya " jawabku...
"om, Dewi sama Rudi terima kasih banyak ya om, bilang ke bulik dewi sering ngrepotin om dan bulik "
"iya sama sama "
" om dewi alhamdulillah banget om, sama si om dibantu, jadi Rudi bisa sembuh "
" ya mbak. Sama sama, jaga kesehatan selama dirumah , nggak usah jalan jalan atau kerja dulu, dirumah aja istirahat..."
" makan dan minum dijaga ya "
"iya om, dewi ama rudi pamit, asalamualaikum "
"waalaikum salam "
Krek...telp ditutup...
Situasi normal lagi...
Aku lagi mikir ternyata tak semenakutkan membantu orang itu, dicoba dengam ikhlas sudah lebih dari cukup....
Lama sudah kulupa cerita tentang mereka itu, eh tiba tiba suatu malam, kayaknya sudah masuk romadhon waktu itu...
"om dewi ini om " kata dewi setelah uluk salam kepadaku...
"iya, gimana sehat ?"
"sehat om "
"om dewi sama rudi kan semprot semprot rumah dari pakai air om itu " katanya terburu buru...
"iya "
"trus tadi dapat ular gede banget dari dalam rumah 3 yang dua ketangkap dimasukin ke karung ama rudi dan bapak , Rudi manggil anak anak untuk dijual katanya , biasa om tambah duit "
" ya ularnya dibunuh aja, eh knapa nggak dari dulu setelah sampai dirumah disemprotnya ?"
"anu om belum beli alat semprot baru sekarang kebeli om. Maaf om "
" jangan dijual lah bunuh aja "
"itu Ular berbisa ya om ?"
"nghak tau aku "
"lha trus ular apa om ?"
"ya nggak tau aku..."
"om dewi boleh cerita nggak ?"
"iya silahkan saja "
" itu yang ngerjain rudi katanya mau cerai om "
"lha kok tau siapa yang ngerjain ?"
"ya tau om, kan om yang ngasih tau "
"lho kapan ?"
"ya kira kira aja sih, om dewi minta maaf kalo ngrepoti om dan bulik ya ?"
" ya nggak papa "
" Ya udah om dewi pamit ya salam buat bulik "
"iya, waalikumsalam..."
Selepas isya dan tarawih, aku duduk di teras rumahku, sebatang mild dan teh anget aku siapkan di teras beratap galvalum di rumah kecilku itu...
Jam udah menunjukkan sepuluhan malam...
Hapeku berddering....
"asalamualaikum om "
"waalaikumsalam " jawabku memegang hape yang tergeletak di teras rumah sebelahan teh dan rokok plus korek gas...
"om, ularnya dua ekor tadi ngilang semua "
"paling dijual rudi buat makan makan ama temennya di pengkolan situ, kan biasanya anak muda pada hobi nongkrong to ?"
"enggak om. Tadi mau dijual ama rudi , ular dah dimasukkan karung dan diikat kok, bapak yang ngikat karungnya, mau dijual malah ilang... Itu ular ghaib ya om ?"
" ya nggak tau mbak "
"om marah ama dewi dan rudi ya om ?"
"lho emang kenapa ?"
" karena nggak nurut ama om ?"
"enggak tuh, knapa emang ?" kataku balas tanya..
" anu, om dewi minta maaf ya om "
"iya, sama sama "
"ya udah om, asalamualaikum "
"waalaikum salam "

hadis Nabi seperti dalam hadis riwayat Abu Dawud:

"Sesungguhnya ular hitam itu dari jin, barangsiapa melihatnya dalam rumah hendaklah dia memintanya keluar tiga kali, dan jika tetap berada di rumah maka hendaklah membunuhnya karena itu adalah setan."

Abu Lubabah menyatakan : “Rasulullah tidak memperbolehkan jin di dalam rumah dibunuh kecuali ular berbisa dengan ekor pendek dan garis hitam di punggung karena ular itu bisa merusak penglihatan mata dan menggugurkan kandungan.”

Mengapa sihir itu ?
Dan Mengapa dengan Sihir ?
Lawanlah para pelakunya, karena siapa melakukan sihir dia kafir...

Sebenarnya sihir itu dimulai dari hati yang penuh dengki, sifat dengki yang akhirnya merugikan orang lain. Tak perduli orang sedih asal dia bahagia, semua cara digunakan, tak perduli taruhan nyawa didunia, tak perduli akhirat brani digadaikan...

Apa yang disebut sifat dengki?
“Menginginkan hilangnya kenikmatan dari orang lain/pemiliknya, baik kenikmatan (yang berhubungan dengan) agama maupun dunia.”

Di antara kekalahan-kekalahan pendengki adalah sebagai berikut:

Pertama, kegagalan dalam perjuangan.
Perilaku pendengki sering tidak terkendali. Dia bisa terjebak dalam tindakan merusak nama baik, mendeskreditkan, dan menghinakan orang yang didengkinya. Dengan cara itu ia membayangkan akan merusak citra, kredibelitas, dan daya tarik orang yang didengkinya dan sebaliknya mengangkat citra, nama baik, dan kredibelitas pihaknya. Namun kehendak Allah tidaklah demikian.

Rasulullah saw. bersabda:
Dari Jabir dan Abu Ayyub al-Anshari, mereka mengatakan bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Tidak ada seorang pun yang menghinakan seorang Muslim di satu tempat yang padanya ia dinodai harga dirinya dan dirusak kehormatannya melainkan Allah akan menghinakan orang (yang menghina) itu di tempat yang ia inginkan pertolongan-Nya. Dan tidak seorang pun yang membela seorang Muslim di tempat yang padanya ia dinodai harga dirinya dan dirusak kehormatannya melainkan Allah akan membela orang (yang membela) itu di tempat yang ia menginginkan pembelaan-Nya.” (H.R. Ahmad, Abu Dawud, dan Ath-Thabrani)

Kedua, melumat habis kebaikan.
Rasulullah saw. bersabda, “Hindarilah dengki karena dengki itu memakan (menghancurkan) kebaikan sebagaimana api memakan (menghancurkan) kayu bakar.” (H.R. Abu Dawud).
Makna memakan kebaikan dijelaskan dalam kitab ‘Aunul Ma’bud, “Memusnahkan dan menghilangkan (nilai) ketaatan pendengki sebagaimana api membakar kayu bakar. Sebab kedengkian akan mengantarkan pengidapnya menggunjing orang yang didengki dan perbuatan buruk lainnya. Maka berpindahlah kebaikan si pendengki itu pada kehormatan orang yang didengki. Maka bertambahlah pada orang yang didengki kenikmatan demi kenikmatan sedangkan si pendengki bertambah kerugian demi kerugian. Sebagaimana yang Allah firmankan, ‘Ia merugi dunia dan akhirat’.” (‘Aunul-Ma’bud juz 13:168)

Ketiga, tidak produktif dengan kebajikan.
Rasulullah saw. bersabda, “Menjalar kepada kalian penyakit umat-umat(terdahulu): kedengkian dan kebencian. Itulah penyakit yang akan mencukur gundul. Aku tidak mengatakan bahwa penyakit itu mencukur rambut melainkan mencukur agama.” (H.R. At-Tirmidzi)

Islam yang rahmatan lil-‘alamin yang dibawa oleh orang yang di dadanya memendam kedengkian tidak akan dapat dirasakan nikmatnya oleh orang lain. Bahkan pendengki itu tidak mampu untuk sekadar memberi senyum atau, mengucapkan kata ‘selamat’, atau melambaikan tangan bagi saudaranya yang mendapat sukses, baik dalam urusan dunia maupun terkait dengan sukses dalam perjuangan. Apa lagi untuk membantu dan mendukung saudaranya yang mendapat sukses itu. Dengan demikian Islam yang dibawanya tidak membawa kebaikan alias gundul.

Keempat, menghancurkan harga diri.
Ketika seseorang melampiaskan kebencian dan kedengkian dengan melakukan propaganda busuk, hasutan, kepada pihak lain, jangan berangan bahwa semua orang akan terpengaruh olehnya. Yang terpengaruh hanyalah orang-orang yang tidak membuka mata terhadap realitas/kenyataan, tidak dapat berpikir objektif, atau memang sudah “satu watak” dengan si pendengki. Akan tetapi banyak pula yang mencoba melakukan tabayyun, mencari informasi pembanding, dan berusaha berpikir objektif. Nah, semakin hebat gempuran kedengkian dan kebencian itu, bagi orang yang berpikir objektif justru akan semakin tahu kebusukan hati si pendengki. Orang yang memiliki hati nurani ternyata tidak senang dengan fitnah, isu murahan. Di mata mereka orang-orang yang bermental kerdil itu tidaklah simpatik dan tidak mengundang keberpihakan.
Orang yang banyak melakukan provokasi dan hanya bisa menjelek-jelekkan pihak lain juga akan terlihat di mata orang banyak sebagai orang yang tidak punya program dalam hidupnya. Dia tampil sebagai orang yang tidak dapat menampilkan sesuatu yang positif untuk “dijual”. Maka jalan pintasnya adalah mengorek-ngorek apa yang ia anggap sebagai kesalahan. Bahkan sesuatu yang baik di mata pendengki bisa disulap menjadi keburukan. Nah, mana ada orang yang sehat akalnya suka cara-cara seperti itu?

Kelima, menyerupai orang munafik.
Di antara perilaku orang munafik adalah selalu mencerca dan mencaci apa yang dilakukan oran lain terutama yang didengkinya. Jangankan yang tampak buruk, yang nyata-nyata baik pun akan dikecam dan dianggap buruk. Allah swt. menggambarkan prilaku itu sebagai prilaku orang munafik. Abi Mas’ud al-Anshari r.a. mengatakan, saat turun ayat tentang infaq para sahabat mulai memberikan infaq. Ketika ada orang Muslim yang memberi infaq dalam jumlah besar, orang-orang munafik mengatakan bahwa dia riya. Dan ketika ada orang Muslim yang berinfak dalam jumlah kecil, mereka mengatakan bahwa Allah tidak butuh dengan infak yang kecil itu. Maka turunlah ayat 79 At-Taubah. (Al-Bukhari dan Muslim)

Keenam, gelap mata dan tidak termotivasi untuk memperbaiki diri.
Pendengki biasanya sulit melihat kelemahan dan kekurangan diri sendiri dan tidak dapat melihat kelebihan pada pihak lain. Akibatnya pula jalan kebenaran yang terang benderang menjadi kelam tertutup mendung kedengkian. Apa pun yang dikatakan, apa pun yang dilakukan dan apa pun yang datang dari orang yang dibenci dan didengkinya adalah salah dan tidak baik. Akhirnya dia tidak dapat melaksanakan perintah Allah swt. sebagaimana yang disebutkan dalam ayat, “Orang-orang yang mendengarkan perkataan lalu mengikuti apa yang paling baik di antaranya. Mereka itulah orang-orang yang telah diberi Allah petunjuk dan mereka itulah orang-orang yang mempunyai akal.” (Q.S. Az-Zumar 39: 18)

Di sisi lain, pendengki —manakala mengalami kekalahan dan kegagalan dalam perjuangan— cenderung mencari kambing hitam. Ia menuduh pihak luar sebagai biang kegagalan dan bukannya melakukan muhasabah (introspeksi). Semakin larut dalam mencari-cari kesalahan pihak lain akan semakin habis waktunya dan semakin terkuras potensinya hingga tak mampu memperbaiki diri. Dan tentu saja sikap ini hanya akan menambah keterpurukan dan sama sekali tidak dapat memberikan manfaat sedikit pun untuk mewujudkan kemenangan yang didambakannya.

Ketujuh, membebani diri sendiri.
Iri dengki adalah beban berat. Bayangkan, setiap melihat orang yang didengkinya dengan segala kesuksesannya, mukanya akan menjadi tertekuk, lidahnya mengeluarkan sumpah serapah, bibirnya berat untuk tersenyum, dan yang lebih bahaya hatinya semakin penuh dengan marah, benci, curiga, kesal, kecewa, resah, dan perasaan-perasaan negatif lainnya. Nikmatkah kehidupan yang penuh dengan perasaan itu? Seperti layaknya penyakit, ketika dipelihara akan mendatangkan penyakit lainnya. Demikian pula penyakit hati yang bernama iri dengki. “Di dalam hati mereka ada penyakit maka Allah tambahkan kepada mereka penyakit (lainnya).” (Q.S. Al Baqarah 2: 10) (sang kyai 58)
cos44rm
mahyu7997
MFriza85
MFriza85 dan 3 lainnya memberi reputasi
4