Mimpi desolate land kmaren menghadirkan suasana dulu dijakarta. Ada satu jalan yg biasa dilewati warga komplek dulu dijakarta jika ingin kluar ke arah balai rakyat. Jika liwat depan gapura gang maka akan ribet muter dipasar. Ada semacam jalan kecil di belakang komplek. Hanya cukup satu sepeda motor. Jd kudu gantian liwat sini. Pintasan ini nanti melewati komplek pertanian, lalu tembus liwat jalan kampung.

Disini saya sebut desolate land. Karena tiap saya merasa sumpek maka saya pasti keluar dr rumah. Lalu jalan menyusuri jalan komplek dibelakang dan melalui jalur ini. Setiap belok ke arah jalur ini saya merasa seperti sedang ada di desolate land. Artinya no mans land. Tanah yg gersang, seolah tidak ada kehidupan. Tentu itu hanya sebuah peribahasa saja. Karena disana banyak rumah berjajar2 dan rapat. Khas jakarta malah. Walo tidak sampai serapat dalam gang. Tp tetap penuh.

Saya sebut demikian karena saya merasa tidak ada harapan sama sekali. Terdampar ditanah asing yg saya sama sekali tidak paham. Bahkan sampai 12 thn saya tidak bisa sepenuhnya beradaptasi disana. Melelahkan. Setiap liwat sana selalu terasa bahwa setiap semangat ahirnya pupus tak berdaya. Gila bagaimana rusaknya batin ini selama 12 thn disiksa seperti itu. Mungkin fisik gemuk seperti kucing rumahan. Tp mungkin batin sudah compang camping tidak berbentuk.

Kenangan akan desolate land, no mans land. Hahahaha