Pilkada 2015 menyisakan konflik yg berkepanjangan. Salah satu efeknya adalah pak walikota yg ditangkap kpk. Dan kini kampung halaman hanya dipimpin wakil walikota.

Salah satu yg membuat kecurigaan hilangnya mbak2 penjual sate dan penjual jamu tadi adalah karena dibatasinya pedagang kaki lima semenjak kemenangan walikota baru thn 2015.

Pembangunan dikebut sangat kencang menghasilnya banyak sekali icon2 baru seperti perbaikan gor, perbaikan stadion dan seputarnya, perbaikan trotoar diseluruh pelosok, dan juga perbaikan alun2.

Tapi pedagang kaki lima dibatasi dengan keras. Isunya karena ada intrik dengan walikota sebelumnya. Karena walikota lama terkenal cenderung membebaskan pedagang kaki lima. Sehingga dijamannya, pojok2 kota selalu rame ada pedagang.

Peraturan baru membatasi pedagang kali lima. Menekankan kebersihan dan ketertiban. Sehingga cenderung membikin sepi pedagang di trotoar2. Satpol pp juga sempat menjaga dengan ketat selama bbrp waktu.

Skarang cafe2 yg berkembang dengan pesat. Banyak cafe2 jual kopi2 kemasan modern kaya di mall2. Kopi kekinian dengan gelas plastik modern. Juga banyak otlet2 cabang restoran dr luar kota yg masuk.

Ada untung ruginya
Tak terasa dah hampir pilkada lg
Yup 2020 ini aslinya jadwal pilkada lg
Entah ada corona diundur apa tidak?