Musik EDM bercampur dengan rap ala anak millenial serta dicampur unsur budaya Indonesia perlahan mulai menarik perhatian dari youtuber dunia yang menjaring rezeki dengan reaksi musik yang berasal dari Indonesia.

Bukan rahasia lagi youtuber luar negeri paham kalau membahas tentang Indonesia maka akan banyak netizen Indonesia berkomentar dan viewsnya merekapun cukup tinggi, sebuah trik dengan cara yang simple untuk menjaring subscribe. Itu terjadi karena jumlah penduduk Indonesia yang banyak, ditambah lagi kaum rebahan dirumah dari golongan anak kecil hingga emak-emak perkasa. Semuanya kini beralih ke applikasi digital, yup... saat ini menonton tv apalagi mendengar radio bisa dikatakan sudah ketinggalan zaman.



Media sosial menjadi sarana untuk membunuh waktu dikala lagi gabut, apalagi kalau ada konten yang pantas di buli tangan jahil langsung ngetik dan berkomentar yang lucu-lucu. Tapi bagi konten yang diserang bisa jadi itu anugrah terindah karena dapat uang dari pihak platform yang bersangkutan.

Eits... nanti dulu! Tidak semua netizen suka membuli ada juga yang overproud, ini bisa menjadi manfaat tersendiri untuk konten yang bagus agar di reaksi oleh masyarakat di negara lain. Tentu saja konten yang baru lahirnya tidak dilirik oleh mata netizen, saat ini mulai ada perkembangan signifikan semua berkat algoritma youtube saat ini lebih baik. Konten bermanfaat akan mendapatkan prioritas dan mendapatkan promosi sebuah kabar menarik untuk kreator kreatif yang berkelana di dunia youtube tentunya, maka ini akan mengundang konten kreatif yang dimiliki bangsa ini agar terus berkarya.



Seperti konten Orang Hutan Squad, musisi yang menampilkan keindahan Aceh dengan bermacam bahasa yang dimiliki Aceh mulai direaksi banyak orang di dunia. Padahal grup ini terbentuk sudah lama, setahun lalu pun sudah memberikan karya terbaiknya hingga menelurkan 3 lagu terbaik genre tradisional modern yaitu Saleum, Prang Sabi, dan Meuseuraya.

Di maret 2020 mereka merilis Keudonya, yang sangat memukau bagi saya dan makin bangga terhadap negara ini. Tanah lahirku memang banyak orang bisu dan buta akan ketidak adilan tapi bukan berarti kita tak mencintai negeri ini. Terlebih saya juga pernah berada di Aceh ini membuat rasa nasionalis dalam diri ikut terbakar.



Lagu Keudonya dinyanyikan dengan beragam bahasa Aceh, dari Bahasa Aceh sendiri , lalu Bahasa Gayo, Bahasa Alas, Bahasa Aceh Tamiang, Bahasa Suku Singkil, Bahasa Sigulai Simeuleu, Bahasa Aneuk Jamee, dan Bahasa kebangsaan kita sendiri yaitu Bahasa Indonesia.

Mari bangun budaya Indonesia yang dipadukan dengan musik modern, itu akan sangat menjual untuk pariwisata kita kedepannya.

Menarik bukan, Indonesia memiliki ragam Bahasa sebuah hal yang harus kita tunjukkan pada dunia luar bahwa negeri ini sebenarnya bisa menjadi Raja ditanahnya sendiri. Asal sang Raja mau?



Untuk itu support terus karya anak bangsa, Aku Cinta Indonesia bukan slogan semata tapi tunjukkan bahwa sebenarnya kita "Bisa". Bangunlah putera puteri ibu perttiwi, dari Sabang hingga Merauke. Setelah itu kita berjanji, esok hari atau lusa nanti Indonesia akan jaya. Salam, saya c4punk see u next thread.